• Tidak ada hasil yang ditemukan

study object nature coast oysters ulakan tapakis district of

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "study object nature coast oysters ulakan tapakis district of"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STUDY OBJECT NATURE COAST OYSTERS ULAKAN TAPAKIS DISTRICT OF PADANG PARIAMAN

By:

Delfi Saputra* Edi Suarto**Nefilinda**

Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*

Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**

ABSTRACT

This study aims to get the data, process, analyze, and discuss Oysters Coast Nature of Ulakan Tapakis District Padang Pariaman which review in terms : 1) Openness Management, 2) Sapta Pesona Conditions.

The type of this research is qualitative, research informants was taken with purposive sampling technique, with Department of Tourism, as subjects or respondent of the research, the Community and Visitor attractions located around the Oyster Beach. Data were collected through observation, interviews and documentation. The data collected is about the study of natural tourist attraction oysters coast Ulakan Tapakis District Padang Pariaman which reviewed from the terms and conditions of the management charm sapta.

The results showed: 1) oysters Coast Attractions was governance by the people who were around the attraction with the government facilitation Department of Tourism in the form of infrastructural such as bins, public toilets, and places of worship, the management system is quite good, but still a lot of facilities needs to be added for the progress attraction Oyster Beach. 2) The condition Sapta charm as security, order, cleanliness, hospitality, beauty attraction Oyster Beach has been good, but in terms of coolness given by oyster beach is only derived from any sea breeze while the trees are still lacking, and still there are places that can be planted with trees. Memories are given still lack.

Keynote : Nature, Management and Sapta Pesona PENDAHULUAN

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan perekonomian nasional. Negara ini mempunyai begitu banyak pulau, baik besar maupun kecil memiliki berbagai keindahan baik darat maupun laut yang sangat menarik untuk dinikmati. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam juga memiliki keanekaragaman kesenian dan kebudayaan disetiap daerah membuat suatu daerah mempunyai suatu ciri khas yang dapat dipamerkan kedaerah-daerah lain bahkan ke mancanegara. Ciri khas yang dimiliki suatu daerah tersebut dijadikan sebagai tempat wisata yang menarik (Nurman, 2013).

Menurut Susanto dalam Fitriani (2010) pariwisata adalah kegiatan

melaksanakan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat. Sedangkan wisatawan adalah orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan itu.

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu tempat wisata di Indonesia, kekuatan pariwisata Sumatera Barat terletak pada tiga aspek yaitu objek wisata alam, wisata budaya, objek wisata olah raga dan wisata kuliner. wisata alam yang ada di Provinsi Sumatera Barat terutama yang terletak di Kabupaten Padang Pariaman maupun Kota Pariaman merupakan salah satu tujuan wisata yang memiliki beragam objek wisata, baik wisata alam, maupun wisata budaya, keberagaman objek wisata yang dimiliki ini, tak terlepas dari karakteristik

(3)

wilayah Kabupaten Padang Pariaman yang terletak di daerah dataran rendah yang disebelah barat terdapat hamparan pantai.

Objek wisata alam yang dimiliki Kabupaten Padang Pariaman di antaranya adalah Pantai Kata, Pantai Arta, Pantai Tiram yang indah, lubuk bonta yang merupakan pemandian alam yang berbentuk bundar, dan Tabuik yang merupakan salah satu tradisi yang masih mempertahankan kelestariaan budaya yang selalu diadakan setiap awal tahun Muharam.

Pantai Tiram terletak di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Berjarak kurang lebih 12 kilometer di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Bila kita keluar dari BIM, cukup belok kiri setelah pintu masuk menuju pantai Ketaping, kita akan sampai di Pantai Tiram.

Pengembangan kepariwisataan tentu harus didukung oleh segenap lapisan, baik itu pemerintah, kalangan swasta maupun masyarakat, dan didukung oleh sarana prasarana di objek wisata Pantai Tiram.

Kehadiran Pantai Tiram merupakan objek wisata alam yang cukup indah, kita dapat menikmati pemandangan indah dengan hembusan angin yang sejuk dan pada sore hari kita dapat melihat dan merasakan suasana matahari terbenam, selain itu di pantai ini juga menjadi tempat tujuan favorit wisatawan yang ingin berwisata kuliner.

Berdasarkan hasil observasi wawancara awal pada tanggal 20 November 2014 yang penulis lakukan dengan Kepala Dinas Pariwisata bahwa objek wisata Pantai Tiram tidak mampu dikelola oleh Dinas Pariwisata, namun Dinas Pariwisata meminta kerjasama kepada masyarakat untuk mengelola objek wisata Pantai Tiram tersebut, maka berdasarkan observasi inilah penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Studi Objek Wisata Alam Pantai Tiram Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman”.

METODOLOGI PENEITIAN

Penelitian kualitatif adalah sebuah metode yang berlandaskan kepada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai sumber kunci yang

akan melakukan pengambilan data tertentu demi kelancaran sebuah penelitian Sugiyono (2012).

Jenis penelitian kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk menceritakan dan menggambarkan kajian Studi Objek Wisata Alam Pantai Tiram di Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman yang dapat dilihat dari segi sistem pengelolaan dan sapta pesona.

Penelitian ini dilakukan di Pantai Tiram Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman dengan subjek penelitian yaitu Pemerintah, Masyarakat dan Pengunjung dengan

informan penelitan yang diambil secara Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Maksudnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan (dalam Sugiyono 2012).

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan informan penelitian, serta dilihat dari fokus masalah penelitian yaitu tentang sistem pengelolaan dan kondisi sapta pesona objek wisata alam Pantai Tiram Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.

Dari segi sistem pengelolaan objek wisata alam Pantai Tiram di kelola oleh masyarakat yang berada di sekitar objek wisata, dengan di fasilitasi oleh pemerintah berupa infrastruktur- infrastruktur yang akan menunjang perkembangan objek wisata itu sendiri.

Suatu pengembangan objek wisata

pemerintah mempunyai peranan yang

sangat besar sekali, karena suatu

daerah yang masih dalam usaha

mencapai kesejahteraan itu tidak

terlepas dari dorongan pemerintah

setempat. Sistem pengelolaan objek

wisata Pantai Tiram ini sudah cukup

baik, akan tetapi masih perlu bantuan

dan dukungan dari pemerintah seperti

(4)

pembangunan sarana dan prasarana di objek wisata.

Menurut Pitana dan Diarta (2009) pengelolaan adalah merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut, selain itu Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal.

2.

Kondisi sapta pesona objek wisata alam Pantai Tiram yaitu:

a. Keamanan di objek wisata alam Pantai Tiram sudah aman bagi pengunjung, karena sampai saat ini belum ada keluhan-keluhan dari pengunjung tentang berita kehilangan motor atau barang- barang berharga lainnya.

b. Ketertiban di objek wisata alam Pantai Tiram sudah tertib baik dari segi pedagang maupun pengunjung, bentuk ketertiban di Pantai Tiram ini yaitu bagi setiap pengunjung hanya boleh berkunjung sampai jam 18:00 WIB atau jam 6 sore, apabila ada pengunjung yang masih berkeliaran disekitar Pantai Tiram akan ditegur oleh pemuda dan masyarakat setempat, karena takut terjadi hal- hal yang tidak di inginkan.

c. Kebersihan di objek wisata alam Pantai Tiram sudah bersih karena selain keindahan pantainya, pantai Tiram juga dikenal dengan wisata kuliner untuk itu kebersihan merupakan hal yang paling di utamakan di objek wisata alam Pantai Tiram.

d. Kesejukan di objek wisata alam Pantai Tiram masih kurang karena pepohonannya masih kurang, kesejukan yang diberikan hanya berasal dari angin laut saja.

e. Keindahan di objek wisata alam Pantai Tiram ini indah, para pengunjung bisa menikmati wisata kuliner dan melihat keindahan laut.

f. Keramahtamahan yang diberikan oleh masyarakat Pantai Tiram kepada pengunjung sangat ramah.

g. Kenangan yang ada di objek wisata alam Pantai Tiram masih kurang perlu ditingkatkan lagi, karena kenangan yang diberikan hanya berupa keindahan dan makanan khas yang ada di Pantai Tiram, akan lebih baik kalau kenangan yang diberikan berupa souvenir- souvenir tentang Pantai Tiram dan adanya arena bermain bagi pengunjung.

Bakaruddin (2009) pada dasarnya ada 7 unsur daya tarik wisatawan yang dapat mempengaruhi keinginan berkunjung wisatawan yang membuatnya betah tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata dengan sapta pesona yang aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramahtamah dan kenangan dari objek wisata itu sendiri.

KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas sehubungan dengan studi objek wisata alam pantai tiram kecamatan ulakan tapakis kabupaten padang pariaman dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Objek wisata Pantai Tiram di kelola oleh masyarakat setempat dengan di bantu oleh pemerintah Dinas Pariwisata berupa infrastruktur- infrastruktur yang akan menunjang perkembangan objek wisata Pantai Tiram itu sendiri.

2. Sapta pesona seperti keamanan,

ketertiban, kebersihan, keramah-

tamahan, keindahan di objek wisata

Pantai Tiram ini sudah baik, akan

tetapi dari segi kesejukan yang

diberikan oleh pantai tiram ini hanya

berasal dari angin laut saja sedangkan

pepohonan masih kurang, dan masih

ada tempat-tempat yang bisa ditanami

(5)

pepohonan, dan kenangan yang diberikan masih kurang.

Saran

Berdasasrkan data yang diperoleh maka saran dari penulis adalah sebagai berikut:

1. Kepada pengelola di sarankan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang seluruh aktivitas wisata yang akan dilakukan oleh wisatawan, dan menjadikan objek wisata sebagai daerah wisata yang potensial, dalam meningkatkan promosi wisata yang lebih inovatif dan kreatif melalui pemanfaatan media cetak maupun elektronik, mengadakan even-even pameran kepariwisataan secara periodik serta melakukan kerjasama antar pemerintah dan daerah lain.

2. Kepada pemerintah Dinas Pariwisata di sarankan untuk mengembangkan seluruh sumberdaya wisata, memperlancar aksesbilitas menuju lokasi wisata, menyediakan transportasi umum, menyediakan tempat penginapan atau akomodasi di lokasi wisata, serta meningkatkan infrastruktur yang ada.

3. Kepada masyarakat di sarankan untuk membuat cindera mata khas pantai tiram dan karya-karya lainnya, agar objek wisata Pantai Tiram dapat di kenang oleh para pengunjung dan pesona yang sudah baik terjaga hendaknya pengelola mempertahankan dan ditingkatkan, agar menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Bakarudin. 2009. Perkembangan Permasalahan Kepariwisataan. Padang:

UNP Press.

Bakarudin. 2008. Perkembangan Permasalahan Kepariwisataan. Padang:

UNP Press.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pitana, I Gede dan Diarta I Ketut Surya. 2009.

Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:

Andi Offset.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009. 2010. Kepariwisataan.

Bandung: Citra Umbara.

Referensi

Dokumen terkait

Then, positive discourse analysis purposes by Martin (2004) and contextual analysis were used to describe how the social change represented in both