• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subjective dan Psychological Well-Being

N/A
N/A
tyas anastasya

Academic year: 2023

Membagikan "Subjective dan Psychological Well-Being"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

GANESHA BAYUA PUTRA 112114153013

ASESMEN KUALITAS HIDUP DALAM ORGANISASI

TYAS ANASTASYA PRATIWI 112114153020

SUBJECTIVE DAN

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING

(2)

SUBJECTIVE

WELL-BEING

(3)

DEFINISI

Istilah SWB pertama kali diperkenalkan oleh Diener (1984) sebagai sarana untuk mencoba memahami penilaian orang terhadap kualitas hidup mereka, termasuk penilaian kognitif dan reaksi afektif mereka (Diener, Suh, & Oishi, 1997). Istilah ilmiah "subjective well-being" yang diperkenalkan oleh Diener (1984)

sering digunakan secara bergantian dengan, atau untuk menghindari makna ambigu dari, istilah

"kebahagiaan "

SWB sendiri merupakan proses evaluasi individu terkait dengan kondisi hidup mereka, baik penilaian kognitif maupun afektif terhadap kepuasan hidupnya (Diener & Lucas, 1999)

(4)

KEPUASAN HIDUP AFEKSI POSITIF AFEKSI NEGATIF

ASPEK-ASPEK

(5)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DUKUNGAN SOSIAL KEBERSYUKURAN FORGIVENESS

KEPRIBADIAN HARGA DIRI SPIRITUALITAS

(6)

SKALA

SATISFACTION WITH LIFE SCALE (DIENER ET AL., 1985)

POSITIVE AND NEGATIVE AFFECT SCHEDULE (WATSON, CLARK, &

TELLEGEN, 1988)

AFFECT BALANCE SCALE (BRADBURN, 1969)

POSITIVE AND NEGATIVE AFFECT SCHEDULE (PANAS)

THE SUBJECTIVE WELL-BEING INVENTORY

(7)

PSYCHOLOGICAL

WELL-BEING

(8)

DEFINISI

PWB didefinisikan sebagai suatu dorongan untuk menggali potensi diri individu secara keseluruhan (Ryff, 2008).

Dorongan tersebut menyebabkan seseorang menjadi pasrah terhadap keadaan yang

membuat psychological well being individu menjadi rendah atau berusaha untuk memperbaiki keadaan yang akan membuat psychological well being individu tersebut menjadi tinggi (Ryff &

Keyes, 1995).

(9)

PENERIMAAN DIRI HUBUNGAN POSITIF

DENGAN ORANG LAIN PERTUMBUHAN PRIBADI

TUJUAN HIDUP PENGUASAAN TERHADAP

LINGKUNGAN OTONOMI

ASPEK-ASPEK

Memanfaatkan peluang sekitar secara efektif

Memiliki determinasi diri dan independen Memiliki maksud dan tujuan hidup

Melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu Sikap positif terhadap diri sendiri Hubungan yang hangat dan saling

percaya dengan orang lain

(10)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DEMOGRAFIS KECERDASAN EMOSI

KEPRIBADIAN

RASA SYUKUR

(11)

SKALA

PWB SCALE (42 ITEM) PWB SCALE (18 ITEM)

autonomy, environmental mastery, personal growth, positive relations with others, purpose in life, and self- acceptance.

autonomy, environmental mastery, personal growth, positive relations with others, purpose in life, and self- acceptance.

Ryff (1989) Ryff & Keyes (1995)

Referensi

Dokumen terkait

Bila dilihat lebih dalam, Ryff (1989) dan Diener (1984) menjabarkan bahwa psychological well-being biasanya terkait dengan penerimaan diri, memiliki otonomi,

Pada penelitian yang lain mengenai “Subjective well-being pada wanita dewasa akhir yang hidup melajang” didapatkan hasil bahwa gambaran subjective well-being terlihat dari

individu merasakan afek negatif, berarti orang tersebut memiliki subjective well-being

Ryff (dalam Keyes, 1995), yang merupakan penggagas teori Psychological Well-Being menjelaskan istilah Psychological Well-Being sebagai pencapaian penuh dari

Tujuan terapi musik di Wilayah Puskesmas Modung meningkatkan subjective well-being pada lanjut usia Menurut (Ryff. C 2005) aspek subjective well- being terdiri dari:

Merujuk pada teori adaptasi tentang subjective well-being, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi eksternal atau kejadian hidup tidak berdampak langsung terhadap kebahagiaan seseorang,

Fakultas Kesehatan Masryarakat Universitas Nusa Cendana 55 | Diener 1997 explained that a person can be said to have high subjective well-being if he more often feels a positive affect

Table 1 Subjective Weil-Being Scales Study Scales Description Cantril, 1965 Self-Anchoring Ladder single item Gurin, Veroff, & Feld 1960 Gurin Scale single item Andrews & Withey