• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Sukses Faktor Wirausaha Wanita Di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo - Repository UM Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Model Sukses Faktor Wirausaha Wanita Di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo - Repository UM Jember"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wirausaha adalah sumber daya manusia yang mempunyai keahlian, kemampuan, dan mampu menghadapi tantangan serta resiko usaha yang ada kedepannya (Eddy Cahyono Sugiarto, 2021). Peran wirausaha sangat berpengaruh signifikan pada tingkat ke majuan dan daya saing sebuah negara untuk pengembangan ekonomi, serta idealnya negara memiliki 5 persen wirausahawan dari seluruh jumlah penduduk. Pertumbuhan ekonomi umumnya meningkat karena bertambahnya jumlah wirausaha sebagai upaya mendorong penguatan perkonomian negara. Selain itu, hal tersebut didukung dengan penelitian Anna Marganingsih dan Emilia Dewiwati Pelipa (2018) tertulis adanya pernyataan dari PBB yang mengatakan bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2 persen dari penduduknya. Jadi, jika sebuah negara berpenduduk 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus lebih kurang 4 juta jiwa. Dan dapat dihitung jika semua wirausahawan di Indonesia mulai dari pedagang kecil sampai pedagang besar sebanyak 3 juta, tentu sebagian besarnya merupakan kelompok kecil yang belum terjamin mutunya dan belum terjamin kelangsungan hidupnya.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2022 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 5,31 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2021 pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 3,70 persen saja. Peningkatan yang terjadi di tahun 2022 ini tidak hanya melewati presentase di tahun 2021 tetapi juga merupakan pencapaian tertinggi setelah 8 tahun mengalami penurunan sejak tahun 2013 sebesar 5,56 persen. Hal yang mempengaruhi tingginya presentase pada tahun 2022 adalah adanya peningkatan ekspor (16,28 persen) dan impor (14,75 persen).

Perekonomian Indonesia pada tahun 2022 ini dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan dasar harga mencapai Rp. 19.588,4 triliun dan PDB per kapita yang mencapai Rp. 71,0 juta atau sebesar US$ 4.783,9. Sejak tahun 2016 pertumbuhan PDB di indonesia terjadi perubahan harga berupa kenaikan maupun penurunan nilai harga itu sendiri yang diakibatkan oleh mekanisme pasar (fluktuatif). Kemudian meningkat pada tahun 2017 sebesar 5,07 persen, lalu tahun 2018 dengan 5,17 persen, dan terjadi penurunan di tahun 2019 sehingga pertumbuhan ekonomi hanya 5,02 persen. Pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang sangat tajam dikarenakan di Indonesia ada penyebaran virus pandemi Covid-19 serta kemudian diberlakukannya pembatasan sosial yang mempengaruhi aktivitas ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, di tahun tersebut pertumbuhan ekonomi di indonesia hanya sebesar 2,07 persen saja, akan tetapi di tahun berikutnya yaitu tahun 2021 kondisi mulai membaik dengan peningkatan sebesar 3,70 persen.

Di era saat ini perkembangan bisnis menjadikan peluang bagi masyarakat luas untuk membuka suatu usaha yang sesuai dengan bidang yang mereka inginkan. Seiring pertumbuhan ini, upaya menjadi seorang wirausahawan tidak hanya dilakukan oleh pria, akan tetapi kalangan wanita pun bisa membuka wirausaha dengan tersedianya pengetahuan, informasi dan juga keahlian minat dalam berwirausaha. Merupakan sebuah kesempatan membuka wirausaha disekitar masyarakat, karena sangat berperan penting dengan tersedianya

(2)

barang atau jasa sebagai penunjang kebutuhan serta bisa dijadikan peluang memberi pekerjaan bagi setiap orang yang memiliki keinginan bekerja. Dalam meningkatkan kesejahteraan berumah tangga tentu saja perlu adanya sumber pemasukan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, salah satunya dengan cara berwirausaha untuk meminimalisir kemiskinan (Yuridistya Primadhita dkk. 2021).

Dengan majunya teknologi dapat memudahkan bagi pewirausaha wanita karena dapat dilakukan baik menjadi seorang ibu rumah tangga pada ranah domestik ataupun pelaku ekonomi pada ranah publik. Untuk meningkatkan sebuah penjualan peran teknologi yang berkembang ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai pemasaran digital yang berdampak positif pada penjualan. Hal ini dapat diperhatikan dengan bertambahnya jumlah wirausahawan wanita khususnya di setor UMKM. Dalam mewujudkan peluang membuka bisnis, selagi orang tersebut bisa memanfaatkan peluang dan bisa memaksimalkan potensinya maka mereka berhasil menjalankan bisnisnya tanpa harus melihat dari usia, pendidikan, dan jenis kelamin. Oleh karena itu, tak banyak dari wirausaha yang bertambah dan berkembang hingga kini banyak dari kalangan wanita yang terlibat demi mencukupi kehidupan ekonomi dan juga sebagai bentuk kemandirian (Hayu Afian, 2022).

Disamping semua itu, masih banyak dari wirausaha wanita yang mengalami keterbatasan dalam manajerial usahanya, lalu rata-rata wirausaha wanita mengelola usahanya hanya mayoritas berstatus informal, dan berdiri dengan skala kecil. Bersumber dari Ayush Chauhan,dkk (2021) dalam laporan UNICEF, untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dibutuhkan solusi yang bisa membuat inovasi demi meningkatkan produktivitas ekonomi dari terbentuknya kewirausahaan masyarakat. Namun, setiap wirausaha pasti ada hambatan yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha, terutama wirausaha wanita di Asia Tenggara yang harus mengalami deskriminatif gender, kurangnya sumber dana, terbatasnya untuk mengambangkan kompetensi diri, dan kurang tersedianya mentor dalam jaringan kewirausahaan serta kesejahteraan individu. Dari adanya keterbatasan tersebut membuat banyak wanita sulit mengembangkan usahanya untuk membuat perubahan dilingkungan masyarakat. Sebagai upaya penguatan kapasitas dalam menjalankan wirausaha mutlak memerlukan pencapaian usaha yang mempunyai daya saing dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Sebuah kesuksesan wanita berwirausaha dapat berpengaruh positif dalam keberhasilan dimasa yang akan datang bagi wanita yang berkeinginan menjalankan wirausaha.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil,Menengah, terjadi peningkatan jumlah pengusaha di Indonesia, dan tidak hanya secara keseluruhan, tetapi juga terdapat peningkatan yang signifikan pada jumlah wirausaha wanita di Indonesia. Saat ini, sekitar 37 juta dari total pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia adalah wanita, menurut data tersebut. Bank Indonesia juga mencatat bahwa lebih dari 60 persen UMKM di Indonesia dikelola oleh wanita. Meskipun partisipasi wanita dalam mendukung perekonomian Indonesia sangat signifikan, kontribusi UMKM yang dikelola oleh wirausaha wanita baru mencapai 9,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan 5 persen terhadap ekspor. Hal ini sebagian disebabkan oleh terbatasnya akses pemberdayaan wanita.

(3)

Sebagian besar wirausaha wanita di Indonesia lebih memilih menjalankan usaha di sektor informal atau semi formal, yang disebabkan oleh kesulitan untuk masuk ke sektor formal.

Data juga menunjukkan bahwa 62,4 persen wirausaha wanita memulai usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Upaya untuk mengembangkan kewirausahaan bagi wanita dapat dilakukan dengan membangun nilai-nilai yang terbentuk dari lingkungan dan pribadi wanita.

Motivasi berwirausaha bagi wanita dapat dipicu oleh pengembangan kewirausahaan dalam menciptakan daya saing bisnis. Keberhasilan bisnis dalam menciptakan nilai dapat meningkatkan kontinuitas bisnis.

Pentingnya peran wirausaha wanita terlihat dalam dominasinya dalam ekonomi industri kreatif. Wirausaha wanita memiliki peran dan kontribusi yang sangat strategis dalam membangun bangsa, dan dapat diantisipasi bahwa keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional dapat ditentukan oleh peran kunci wirausaha wanita. Seperti halnya perkembangan kewirausaha yang ada di Kecamatan Kraksaan, dimana yang merupakan daerah memiliki potensi wirausaha yang signifikan. Sesuai data yang tercantum pada data Kantor Kecamatan Kraksaan yang diolah oleh bidang ekonomi (Seksi Pendataan dan Pemberdayaan UMKM) menunjukkan bahwa dari tahun 2020 hingga 2022 terdapat total 2.672 unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah Kraksaan. Data tersebut mencakup informasi tentang nama, jenis kelamin, dan jenis usaha dari setiap wirausaha, serta pembagian mereka di setiap desa. Namun, data tersebut tidak memberikan informasi tentang peningkatan atau penurunan jumlah wirausaha di Kraksaan dari waktu ke waktu. Meskipun demikian, terdapat keseimbangan yang cukup antara jumlah wirausaha pria dan wanita di wilayah tersebut, dengan 1.468 wirausaha pria dan 1.204 wirausaha wanita. Untuk mendorong perkembangan UMKM sebagai pendorong ekonomi, penting untuk memberikan peluang yang luas bagi wanita untuk terlibat dalam kewirausahaan.

Gambar 1. 1Jumlah Wirausaha di Kecamatan Kraksaan pada tahun 2020-2022 Sumber : Diolah oleh Kantor Kecamatan Kraksaan pada bagian bidang ekonomi (Seksi

Pendataan dan Pemberdayaan UMKM)

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jumlah wirausaha di Kecamatan Kraksaan hampir setara satu sama lain dan hanya memiliki sedikit selisih. Dapat dilihat juga bahwa wirausaha pria memiliki sekitar 55 persen usaha yang dijalankan dan 45 persen bagi wirausaha wanita memiliki usaha di Kecamatan Kraksaan. Meskipun demikian, hal ini tidak menunjukkan bahwa wanita tidak berpotensi menjadi wirausaha yang sukses. Bahkan, semakin banyak wanita yang mengambil langkah untuk memulai usaha mereka sendiri dan berkontribusi pada perekonomian. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari berbagai

45% 55%

JUMLAH WIRAUSAHA

PRIA WANITA

(4)

pihak untuk membantu meningkatkan jumlah wirausaha wanita. Dengan begitu, diharapkan akan semakin banyak wanita yang memiliki keberanian dan kemampuan untuk menjadi wirausaha yang sukses dan berkontribusi pada perekonomian.

Terdapat beberapa faktor yang menjadikan perbedaan dinamika wirausaha lokal tersebut cukup kecil atau hanya berkisar sepuluh persen saja antara wirausaha wanita dan pria. Salah satunya adalah perubahan sosial yang mendorong wanita untuk lebih aktif terlibat dalam dunia bisnis. Kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender telah membuat lebih banyak wanita merasa didukung untuk memulai bisnis mereka sendiri. Selain itu, faktor ketersediaan peluang juga memengaruhi perbedaan ini. Jika lingkungan bisnis di daerah ini lebih mendukung bagi kedua jenis kelamin dengan beragam peluang, maka perbedaan jumlah wirausaha wanita dan pria akan lebih kecil. Dukungan keluarga, tingkat pendidikan, kondisi ekonomi lokal, kebijakan dan program dukungan, serta norma sosial juga memainkan peran dalam menciptakan perbedaan ini. Terus mendorong inklusi dan memberikan kesempatan yang lebih merata bagi wirausaha wanita dapat membantu mengurangi perbedaan ini dan mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih beragam di Kecamatan Kraksaan.

Di samping informasi yang telah disebutkan, berikut adalah hasil prasurvei yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 36 responden, yakni wirausaha wanita yang memenuhi kriteria sebagai pemilik usaha di Kecamatan Kraksaan. Rincian hasil survei ini dapat diakses pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. 1 Prasurvei Penelitian

No. Item Pernyataan Tidak

Setuju Presentase Setuju Presentase Total Responden Modal Usaha

1.

Modal awal yang saya gunakan untuk membangun usaha ini adalah modal dari saya sendiri atau pribadi

3 8% 33 92% 36

2.

Saya menggunakan modal pinjaman untuk

mengembangkan usaha

14 39% 22 61% 36

3.

Saya mengalami kesulitan dalam melakukan proses pengajuan dan persetujuan ke pihak bank

28 78% 8 22% 36

4.

Dengan modal tambahan yang saya terima dapat membuat usaha saya berkembang signifikan

7 19% 29 81% 36

Motivasi

1.

Saya merasa sangat

bertanggung jawab terhadap hasil dan kualitas pekerjaan yang saya lakukan

2 6% 34 94% 36

2. Saya sudah puas dengan 7 19% 29 81% 36

(5)

pencapaian usaha saya beberapa bulan terakhir

3.

Saya sering terlibat dalam kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saya

4 11% 32 89% 36

4.

Saya cenderung sangat setuju bahwa saya dapat mengatasi tantangan dan mengambil inisiatif tanpa bantuan atau dorongan dari orang lain

18 50% 18 50% 36

Kualitas Hidup

1.

Saya merasa bisa mengatur waktu kerja dan istirahat dengan seimbang dalam menjalankan aktivitas usaha

5 14% 31 86% 36

2.

Saya mampu mengatasi stress dalam menghadapi tantangan dan risiko yang muncul dalam menjalankan usaha

8 22% 28 78% 36

3.

Saya mendapatkan dukungan dan bantuan dari orang-orang terdekat (keluarga, teman, rekan bisnis) dalam menjalankan usaha

3 8% 33 92% 36

4.

Saya merasa bahwa

lingkungan bisnis tempat saya beroperasi mendukung pertumbuhan dan

perkembangan usaha saya

4 11% 32 89% 36

Faktor Sukses Wirausaha

1.

Saya merasa yakin bahwa saya memiliki pengetahuan yang cukup tentang strategi dan keahlian yang diperlukan dalam menjalankan jenis usaha yang akan saya pilih

8 22% 28 78% 36

2.

Saya memiliki pengetahuan yang memadai tentang peran dan tanggung jawab seorang wirausaha terhadap

keberhasilan bisnis, karyawan, masyarakat sekitar, dan lingkungan

8 22% 28 78% 36

3. Saya yakin bahwa saya

memiliki kemampuan yang 4 11% 32 89% 36

(6)

memadai untuk berkomunikasi secara efektif dan membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak terkait dalam konteks bisnis

4.

Saya merasa memiliki pemahaman yang memadai tentang pengelolaan sumber daya manusia dalam menjalankan usaha

5 14% 31 86% 36

Sumber : Prasurvei Peneliti (2023)

Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa pada modal usaha, mayoritas pelaku usaha umum telah memanfaatkan modal pribadi sebagai modal awal untuk mendirikan usahanya.

Meskipun demikian, untuk memperluas dan mengembangkan usaha, sebagian kecil wirausaha masih memilih menggunakan modal pribadi, sudah banyak dari mereka beralih ke modal pinjaman dari bank. Proses perolehan pinjaman di bank dinilai cukup mudah, memberikan peluang bagi wirausaha untuk mendapatkan dukungan finansial yang diperlukan. Dengan memperoleh pinjaman, pelaku usaha memiliki peluang untuk memperluas dan meningkatkan skala bisnis mereka, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan pertumbuhan usaha.

Pemanfaatan modal pinjaman dianggap sebagai strategi yang efektif untuk mengatasi kebutuhan pengembangan usaha tanpa harus terlalu bergantung pada modal pribadi yang terkadang terbatas. Didukung oleh penelitian Arniati Iasoma (2021), menyatakan bahwa semakin besar modal, semakin berkembang usaha. Mayoritas pelaku usaha mikro biasanya memulai dan mengembangkan usaha dengan modal pribadi. Usaha mikro, sebagai usaha terkecil, sangat dipengaruhi oleh besarnya modal yang dimiliki untuk berkembang.

Dari hasil survei motivasi terhadap wirausaha wanita, meskipun terdapat beberapa perbedaan pendapat, hampir semua pelaku usaha setuju bahwa mereka memiliki tanggung jawab terhadap hasil dan kualitas pekerjaan yang mereka lakukan. Sebagian besar dari mereka merasa puas dengan pencapaian yang telah mereka raih dalam beberapa bulan terakhir. Tak sedikit pula di antara pelaku usaha yang memiliki motivasi internal untuk terus mengembangkan diri. Mereka secara aktif mengikuti kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan mengembangkan usaha mereka. Dari pandangan ini, terlihat terjadi keseimbangan antara pelaku usaha yang dapat mengatasi tantangan wirausaha secara mandiri dengan mereka yang masih perlu mengambil inisiatif dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Hal ini didukung dengan penelitian Joshua Laurens (2021), motivasi sangat berpengaruh dalam kesuksesan usaha. Motivasi mendorong pedagang untuk mengelola usahanya dengan manajemen yang baik, yang pada akhirnya menghasilkan omset atau pendapatan maksimal. Dengan demikian, motivasi dianggap sebagai kunci keberhasilan usaha yang diharapkan oleh semua pihak, termasuk pengusaha dan pedagang.

Dalam hal pemenuhan kualitas hidup wirausaha wanita merasa mampu mengelola waktu kerja dan istirahat dengan seimbang saat menjalankan aktivitas usaha mereka. Hal ini disertai dengan kemampuan mereka dalam mengatasi stres yang timbul akibat tantangan dan risiko yang muncul dalam berwirausaha. Selain itu, dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, dan rekan bisnis, turut memberikan kontribusi positif dalam

(7)

menjalankan usaha. Kemampuan mengatur waktu dengan seimbang menjadi kunci bagi wirausaha wanita untuk menjalankan usaha dengan efisien tanpa mengorbankan keseimbangan kehidupan pribadi. Dalam menghadapi tantangan dan risiko bisnis, kemampuan untuk mengelola stres sangat penting agar dapat tetap fokus dan produktif. Selain itu, persepsi positif terhadap lingkungan bisnis tempat usaha beroperasi memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan usaha. Ketika wirausaha wanita merasa bahwa lingkungan bisnis mendukung, mereka cenderung lebih termotivasi untuk mengembangkan ide-ide kreatif, menjalin kerjasama, dan mengoptimalkan peluang bisnis yang ada. Menurut Anton A.P. Sinaga tahun (2016), UKM tidak hanya berfokus pada penguatan individu di masyarakat, tetapi juga pada pranata-pranatanya. Pendekatan ini melibatkan penanaman nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, tanggung jawab, dan aspek lainnya sebagai bagian esensial dari usaha untuk mengembangkan UKM.

Hasil dari survei menunjukkan bahwa hampir semua wirausaha setuju dengan pernyataan indikator yang ada, menegaskan keyakinan mereka terhadap faktor-faktor kunci kesuksesan dalam berwirausaha. Pertama-tama, wirausaha merasa yakin bahwa mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang strategi dan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan jenis usaha yang mereka pilih. Keyakinan ini merupakan fondasi penting karena pengetahuan yang memadai menjadi landasan bagi pengambilan keputusan yang cerdas dan efektif dalam mengelola bisnis. Selanjutnya, wirausaha juga mengakui pentingnya pengetahuan mengenai peran dan tanggung jawab mereka terhadap keberhasilan bisnis, karyawan, masyarakat sekitar, dan lingkungan. Pemahaman ini mencakup aspek sosial dan lingkungan, menunjukkan kesadaran mereka terhadap dampak bisnisnya terhadap berbagai pihak terkait.

Kesadaran ini menjadi kunci dalam membentuk bisnis yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan lingkungan. Sehubungan dengan itu, didukung oleh penelitian Khurrotu Aini (2022), mengatakan pengetahuan dalam bidang kewirausahaan memiliki keterkaitan yang erat dengan keberhasilan usaha, yang dapat diukur melalui peningkatan pendapatan, pertambahan jumlah pelanggan, dan peningkatan keuntungan.

Kesuksesan usaha diukur oleh pencapaian ini, dan pemahaman kewirausahaan mendorong pengusaha untuk terus mengembangkan usahanya, menciptakan dorongan yang kuat untuk meraih kesuksesan yang lebih baik dari sebelumnya.

Gambar 1. 2 Data jumlah UMKM di Kecamatan Kraksaan Sumber : Kantor Kecamatan Kraksaan bidang ekonomi

0 100 200 300 400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 JUMLAH DESA

DATA JUMLAH UMKM DI KECAMATAN KRAKSAAN

MENENGAH KECIL MIKRO

(8)

Berdasarkan data grafik diatas menunjukkan jumlah UMKM di Kecamatan Kraksaan yang dikelola oleh Ibu Leli Seksi Pendataan dan Pemberdayaan UMKM, dengan usaha mikro mendominasi jumlah wirausaha yang lebih banyak dibandingkan dengan usaha kecil dan menengah. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemudahan dalam memulai usaha mikro, yang tidak memerlukan modal besar atau keterampilan khusus untuk memulai. Meskipun demikian, jumlah UMKM dari ketiga jenis usaha ini penting bagi perekonomian negara, karena kontribusinya dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pemasukan, dan mempromosikan pengembangan ekonomi lokal. Selain itu, usaha mikro juga lebih fleksibel dan dapat dijalankan dengan sumber daya yang terbatas, sehingga mudah diakses oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah.

Disisi lain, dapat diketahui bahwa di wilayah Kecamatan Kraksaan terdapat beragam jenis usaha yang memberikan warna dan dinamika ekonomi lokal yang dijalankan oleh para wirausahawan. Salah satu jenis usaha yang umum dijumpai adalah toko kelontong, yang menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti makanan, minuman, dan barang-barang rumah tangga. Selain itu, ada juga toko aksesoris yang menyediakan berbagai macam perhiasan dan aksesori fashion meliputi jilbab, topi, dll bagi para pengunjung yang ingin tampil modis. Untuk pilihan kuliner, adanya warung nasi yang menyajikan hidangan khas Indonesia, dan bakso yang merupakan hidangan favorit banyak orang. Serta juga banyak tersebar kaki lima yang menjual bebagai jenis makanan ringan untuk dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Di samping itu, ada juga usaha produksi kue yang menyajikan berbagai macam kue untuk keperluan acara-acara khusus atau sebagai camilan sehari-hari. Lalu, adapun produksi tahu yang dilakukan oleh para produsen lokal yang menghasilkan berbagai jenis produk tahu yang lezat dan berkualitas. Dengan beragam jenis usaha ini, Kecamatan Kraksaan menjadi pusat aktivitas ekonomi yang beragam, memberikan pilihan dan peluang bagi warga setempat serta memberikan kontribusi penting bagi perkembangan ekonomi daerah.

Beberapa usaha yang dimiliki wirausaha salah satunya adalah toko pakaian telah mengalami perkembangan yang signifikan, baik dari segi peningkatan koleksi maupun peningkatan pelayanan pelanggan. Dengan berfokus pada kualitas produk dan hubungan yang baik dengan pelanggan, mereka telah mampu mempertahankan popularitas dan keberlanjutan usaha mereka. Dan tentu adapun toko grosir peralatan rumah tangga atau pecah belah.

Meskipun awalnya hanya memiliki sedikit barang dalam stok, sekarang toko tersebut telah berkembang dengan penambahan banyak jenis barang yang dijual. Pemilik toko ini memiliki keyakinan yang kuat bahwa dengan menjaga keseimbangan yang baik antara pendapatan dan pengeluaran dari produk yang dijual, bisnisnya akan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Ia menyadari bahwa menjaga keuntungan dan mengelola biaya operasional dengan bijak adalah kunci keberhasilan jangka panjang. Dalam pandangan pemilik toko, ini adalah strategi yang tepat untuk menjaga kelangsungan bisnis hingga bertahun-tahun mendatang.

Terkait dengan situasi ini, perlu dicermati bahwa kondisi usaha UMKM di Kecamatan Kraksaan tidak selalu mengalami keberhasilan dan pertumbuhan yang signifikan. Meskipun beberapa pelaku usaha mungkin mampu mempertahankan usahanya, namun sebagian besar menghadapi kesulitan dalam mengembangkan bisnis mereka. Terdapat beberapa usaha yang hanya dapat bertahan dalam waktu yang singkat. Banyak pelaku yang awalnya penuh

(9)

semangat, namun seiring berjalannya waktu, semangat usaha tersebut mengalami penurunan.

Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor internal yang melekat pada para pelaku UMKM di Kraksaan. Faktor-faktor tersebut mencakup akses permodalan, baik yang berasal dari kekayaan pemilik usaha maupun pinjaman eksternal, kemampuan berwirausaha, tingkat pengetahuan dan keterampilan, pemahaman dalam pengelolaan keuangan, motivasi diri untuk berusaha mempertahankan usaha, strategi pemasaran yang diterapkan, dan juga kualitas hidup yang kurang memadai dapat menghambat perkembangan individu dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari serta lokasi tempat usaha beroperasi.

Menurut teori kewirausahaan berbasis sumber daya menjelaskan bahwa teori yang menekankan pentingnya sumber daya dalam kesuksesan pengusaha. Dalam teori ini, pengusaha perlu memiliki akses dan kemampuan untuk memanfaatkan berbagai jenis sumber daya, seperti modal finansial, jaringan sosial, pengetahuan, dan kompetensi manusia, untuk menciptakan bisnis yang unggul. Pencapaian dalam memenuhi kebutuhan tersebut akan secara positif meningkatkan kualitas hidup atau kesejahteraan masyarakat dalam aspek pemenuhan kebutuhan manusia secara objektif. Dengan teori ini membantu pengusaha memahami bagaimana mengidentifikasi, mengelola, dan mengalokasikan sumber daya secara efektif dalam bisnis mereka. Selain itu, aspek kompetensi manusia ini juga dipengaruhi motivasi yang akan sangat berpengaruh, karena individu yang memiliki motivasi tinggi cenderung memiliki dorongan internal yang kuat untuk belajar, berkembang, mencapai tujuan, dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan mereka. Sejalan dengan hal tersebut, penting untuk mengkaji keterkaitan antara salah satu pemanfaatan sumber daya yaitu modal dengan menggabungkan motivasi dan kualitas hidup dapat memberikan pengaruh menyeluruh terhadap kesuksesan atau keberhasilan berwirausaha (Kumparan, 2023).

Dari penelitian Ni Gusti Putu Ayu Pertami Yanti dan Kadek Rai Suwena (2022), menyimpulkan mengenai hubungan antara modal usaha dan keberhasilan usaha. Analisis regresi menunjukkan bahwa hubungan antara modal usaha dan keberhasilan usaha memiliki koefisien positif, yang berarti bahwa modal usaha dan keberhasilan usaha bergerak seiringan.

Dengan peningkatan modal usaha, keberhasilan usaha juga meningkat. Modal usaha tidak hanya digunakan untuk memperluas skala penjualan dan menjangkau pasar, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan bisnis dengan memenuhi kebutuhan yang esensial. Tujuan dari modal usaha adalah untuk memenuhi kebutuhan yang timbul dalam usaha dan menghindari terjadinya hutang. Dengan ketersediaan modal usaha yang memadai, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan usaha secara efektif dan efisien. Ketika kebutuhan usaha terpenuhi, maka kemungkinan tercapainya keberhasilan usaha meningkat.

Oleh karena itu, penting bagi modal usaha digunakan sesuai dengan proporsi dan kebutuhan yang ada, sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan keberhasilan usaha.

Selain itu, motivasi awal dalam memulai bisnis memiliki dampak yang signifikan terhadap performa usaha, terutama dalam hal ekspansi atau aktivitas inovasi yang menunjukkan pertumbuhan. Implikasi kebijakan dari temuan ini sangat penting, karena dalam analisis menunjukkan bahwa motivasi awal merupakan faktor kunci dalam pertumbuhan usaha. Oleh karena itu, dalam merancang kebijakan untuk mendukung bisnis baru maupun lama, perlu memperhatikan motivasi yang mendorong individu dalam keputusan mereka

(10)

untuk menjadi seorang wirausaha, tanpa memandang apakah mereka memulai bisnis setelah mengalami pengangguran atau tidak (Marco Caliendo, 2022).

Serta dalam penelitian yang dilakukan oleh Wininatin Khamimah (2021), kewirausahaan dipilih sebagai cara hidup karena percaya bahwa pengusaha berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup individu, masyarakat, dan negara. Dalam teori integrasi kualitas hidup, kualitas hidup dianggap memiliki dimensi objektif dan subjektif. Dimensi objektif kualitas hidup mencakup pemenuhan kebutuhan biologis, kebutuhan dasar, dan potensi pribadi yang dapat dikembangkan sesuai dengan norma-norma budaya di tempat tinggal individu. Sementara itu, dimensi subjektif kualitas hidup mencakup persepsi individu terhadap makna kehidupan, kebahagiaan, kepuasan, dan kesejahteraan yang dirasakannya.

Sedangkan menurut Johan Wiklund (2019) menyatakan bahwa, secara umum penelitian tentang kesejahteraan atau kualitas hidup dalam kewirausahaan masih terbatas dan belum ada pengukuran yang memadai untuk menggambarkan pengalaman subjektif para pengusaha.

Pendekatan sebelumnya yang lebih umum tidak mampu secara akurat menggambarkan kesejahteraan dalam kewirausahaan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih inklusif dan langsung dalam mengukur kesejahteraan dalam konteks ini. Penelitian tentang kewirausahaan umumnya menekankan hasil dan kinerja perusahaan, namun penting untuk memperhatikan pemenuhan dan kesejahteraan individu dalam kegiatan kewirausahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam meningkatkan kesejahteraan, penting untuk memiliki sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan adalah melalui berwirausaha. Membuka usaha di sekitar masyarakat memiliki kelebihan yang sangat penting, seperti menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan dan memberikan kesempatan kerja bagi mereka yang ingin bekerja. Kepentingan wirausaha dalam masyarakat tidak hanya sebatas menjadi alat untuk meningkatkan dan mengubah kualitas hidup, tetapi juga telah terbukti memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan kualitas individu masyarakat dan bangsa. Mencapai tingkat kemakmuran bukanlah hal yang mudah. Diperlukan perubahan, usaha, kerja keras yang fokus, dan sistematis dari negara, pemerintah, keluarga, terutama individu-individu masyarakat untuk mentransformasikan kondisi saat ini menjadi pengusaha.

Namun, setiap wirausaha tentu menghadapi tantangan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kesuksesan usahanya, terutama bagi wirausaha wanita. Keterbatasan- keterbatasan ini menyebabkan banyak wanita mengalami kesulitan dalam mengembangkan usaha mereka dan menciptakan perubahan dalam lingkungan masyarakat. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan dalam berwirausaha, dapat diidentifikasi bahwa keterbatasan modal usaha, motivasi rendah, dan pengaruh kualitas hidup individu dapat menjadi latar belakang masalah dalam pengembangan kewirausahaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah modal usaha mempengaruhi faktor sukses wirausaha wanita di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo?

2. Apakah motivasi mempengaruhi faktor sukses wirausaha wanita di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo?

(11)

3. Apakah kualitas hidup mempengaruhi faktor sukses wirausaha wanita di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh modal usaha terhadap faktor sukses wirausaha wanita di Kecamatan Kraksaan

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap faktor sukses wirausaha wanita di Kecamatan Kraksaan

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas hidup terhadap faktor sukses wirausaha wanita di Kecamatan Kraksaan

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, diantaranya:

1. Bagi wirausaha

Diharapkan dengan penelitian ini dapat berguna bagi wirausaha khususnya wanita dalam memberikan kesempatan bagi wirausaha untuk mengevaluasi dan menyempurnakan model bisnis mereka. Mereka dapat melakukan penyesuaian berdasarkan faktor-faktor yang diidentifikasi sebagai kritis untuk kesuksesan.

2. Bagi praktisi

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan memberikan wawasan tentang faktor-faktor penting untuk kesuksesan wirausaha wanita. Hal ini dapat memberikan panduan bagi wanita yang ingin memulai bisnis, meningkatkan kesadaran tentang peran penting wanita dalam dunia bisnis, dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi melalui bisnis yang dijalankan oleh wanita.

3. Bagi akademisi

Dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bentuk masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam pengembangan teori di bidang akademik.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti, seperti meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan wirausaha wanita, serta meningkatkan keterampilan diri dalam melakukan penelitian. Serta diharapkan bisa dijadikan refernsi untuk dikembangkan lagi dari hasil penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait