Lima Karakteristik Islam Berkemajuan
Oleh : Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni
LIMA KARAKTERISTIK ISLAM BERKEMAJUAN (al-Khasha’ish al-Khams li al-Islam al-Taqaddumi)
1. BERLANDASKAN PADA TAUHID (al-Mabni ‘ala al-Tauhid).
a. Tauhid adalah keyakinan bahwa Allah adalah tuhan yang esa, yang menciptakan dan memelihara alam semesta, dan bahwa hanya Allah yang patut disembah.
b. Tauhid bermuara pada pembebasan manusia dari faham kemusyrikan, percampuran akidah, dan kenisbian agama.
c. Tauhid bermuara pada pembebasan manusia dari belenggu ketidakadilan, penghisapan antarmanusia, dan penderitaan, karena semua manusia pada hakekatnya adalah satu makhluk yang mulia, dan karena itu harus dimuliakan.
2. BERSUMBER PADA AL-QIR’AN DAN AL-SUNNAH (al-Ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah).
a. Al-Qur’an dan al-Sunnah adalah referensi (marja’) utama bagi worldview (pandangan dunia) Muslim.
b. Al-Qur’an dan al-Sunnah adalah sumber utama keyakinan, pengetahuan, hukum, norma, moral dan inspirasi sepanjang zaman.
c. Sunnah Rasul menggambarkan diri Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang harus dicontoh.
d. Dalam memahami dua sumber tersebut, diperlukan pengkajian terhadap teks- teks, pemikiran yang luas, serta akal, ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Di dalam dua sumber tersebut terdapat nilai-nilai dasar yang tetap (tsawabit) dan ajaran yang mungkin berubah (imkan al-taghayyur) karena perubahan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.
f. Mazhab-mazhab adalah perkembangan pasca wahyu
3. MENGHIDUPAN IJTIHAD DAN TAJDID (Ihya’ al-Ijtihad wa al-Tajdid).
a. Konsep ijtihad dan tajdid
b. Ijtihad dihidupkan melalui pemanfatan akal dan ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terus-menerus agar melahirkan pemahaman yang sesuai dengan tujuan agama dan yang sesuai dengan problem-problem yang dihadapi oleh umat manusia.
c. Tajdid adalah upaya pemurnian akidah dan ibadah, serta dinamisasi muamalah dalam mewujudkan cita-cita kemajuan dalam semua segi kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan.
d. Ijtihad dan tajdid adalah usaha terus-menerus
4. MENGEMBANGKAN WASATHIYAH (Tanmiyat al-Wasathiyah).
a. Asal-usul wasathiyah: Ummatan wasathan, khayru al-umur awsathuha, iyyakum wa al-ghuluw, la taghlu fi dinikum, wa kana baynaa dzalika qawama.
b. Islam adalah agama wasathiyah
c. Wasathiyah bermakna moderasi yang menolak ekstremisme dalam beragama baik dalam bentuk sikap berlebih-lebihan (ghuluww) maupun sikap pengabaian (tafrith)
d. Wasathiyah juga bermakna posisi tengah di antara dua kutub, yakni ultra- konservatisme dan ultra-liberalisme dalam beragama.
e. Wasathiyah bukan berarti sekularisme politik atau permisivisme moral, tetapi sikap seimbang (tawazun) antara kehidupan personal dan sosial, serta duniawi dan ukhrawi.
f. Karena Islam merupakan agama wasathiyah, maka ia harus menjadi ciri yang menonjol dalam berfikir dan bersikap umat Islam.
5. MEWUJUDKAN RAHMAT BAGI SELURUH ALAM (Tahqiq al-Rahmah li al-
‘Alamin).
a. Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi semesta alam.
b. Setiap Muslim berkewajiban untuk mewujudkan kerahmatan itu dalam kehidupan nyata.
c. Misi kerahmatan itu bukan saja penting bagi kemaslahatan umat manusia, tetapi juga bagi kemaslahatan seluruh makhluk ciptaan Allah di muka bumi ini, seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, lingkungan dan sumber daya alam.
d. Kehidupan ideal bercirikan keadamaian, keadilan, kemasalahatan, kesejahteraan, dan kesetaraan.