• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tampilan Pengaruh Pelatihan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tampilan Pengaruh Pelatihan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Journal Scientific Solutem Vol. 2 No.1JanuariJuni 2019 p-ISSN : 2620-7702 e-ISSN : 2621-136X journal homepage: http://ejurnal.akperbinainsan.ac.id

Pengaruh Pelatihan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Tentang Keselamatan Pasien

Silvana Evi Linda

Akademi Keperawatan Bina Insan Jakarta e-mail: silvana.evilinda@gmail.com

Abstrak

Keselamatan pasien di dalam setiap fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat merupakan hal yang paling utama yang dikondisikan oleh tenaga kesehatan. Setiap pasien mempunyai hak akan hal ini. Berbagai upaya jaminan kesehatan dituangkan dalam sasaran keselamatan pasien yang merupakan suatu bagian dari standar akreditasi fasilitas kesehatan salah satunya adalah rumah sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap kader kesehatan tentang keselamatan pasien. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain one group pre dan post eksperiment. Peneliti menggunakan satu kelompok yang diukur tingkat pengetahuan dan sikapnya kemudian diberi pelatihan tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien kemudian setelah itu diukur kembali tingkat pengetahuan dan sikapnya.

Hasilnya dianalisis dengan menggunakan Mann-Whitney Test dengan Wilcoxon Signed Test . Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pelatihan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap kader tentang keselamatan pasien.

Kata Kunci : Pelatihan. Pengetahuan, Sikap, Keselamatan Pasien Abstract

Patient safety in each of the existing health facilities in the community is the main thing that is conditioned by health workers. Every patient has the right to this.

Various healthcare efforts poured in patient safety goals which is a part of the health facilities accreditation standards one of which was the hospital. This research aims to know the influence of training towards the improvement of the knowledge and attitude of health cadres about patient safety.The type of research used quasi experimental design is one group pre and post alphabets experiment.

Researchers using a single group that measured the level of knowledge and his attitude was then given training on matters related to the safety of the patients measured back then after that level of knowledge and his attitude.The results were analyzed by menggunakan Mann-Whitney Test with Wilcoxon Signed Test. The results showed there is the influence of training towards the level of knowledge and attitude of cadres about patient safety.

Key Words: Training. Knowledge, Attitudes, Patient Safety

(2)

Pendahuluan

Permenkes no:11 tahun 2017 , pasal 5 ayat 1 setiap pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan keselamatan pasien.

Penyelenggaraan menerapkan standard keselamatan pasien. Agar standar keselamatan pasien tersebut tercapai, perlu upaya pemenuhan sasaran keselamatan pasien yang meluputi tercapainya enam hal (Sutoto, 2017) yaitu: Sasasaran I Ketepatan Identifikasi Pasien, Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif, Sasaran III Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert), Sasaran IV Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi, Sasaran V Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan, Sasaran VI Pengurangan Resiko Pasien Jatuh.

Keselamatan pasein merupakan bagian keselamatan di RS yang membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem keselamatan pasien di RS mencakup pertimbangan resiko, identifikasi dan penyelidikan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden serta kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut serta implementasi solusi untuk meminimalisir timbulnya resiko.

Kejadian tidak diharapkan dalam pelayanan kesehatan bisa mengakibatkan cedera pada pasien, dapat berupa cedera ringan , cedera sedang (Reversible), cedera berat (Irreversible) bahkan kematian. Hasil penelitian kejadian tidak diharapkan yang dilakukan Utarini dkk, terhadap 4500 dokumen medik pasien rawat inap pada 15 rumah sakit, diperoleh hasil bahwa angka kejadian tidak diharapkan yang bervariasi antara 8,0% sampai 98,2%.

Meningkatnya perkembangan teknologi memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan berbagai informasi termasuk juga informasi tentang hal kesehatan, sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semakin bertambah. Masyarakat semakin jeli dan kritis untuk memperjuangkan hak – haknya terhadap jaminan dan pelayanan peningkatan

kesehatan. Tentunya hal ini harus didukung oleh seluruh jajaran fasilitas kesehatan, stake holder serta aparat masyarakat dan tatanan pemerintahan.

Kader kesehatan merupakan perpanjangan tangan petugas kesehatan dalam suatu wilayah kerja Puskesmas.

Dalam melaksanakan tugasnya para kader kesehatan harus memiliki pengetahuan yang cukup, mereka harus tahu, memiki sikap yang baik dan trampil dalam menggantikan petugas kesehatan yang dilimpahkan kepadanya, terutama yang terkait dengan keselamatan pasien. Sementara hasil penelitian Linda Evi Silvana (2017) menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap para kader kesehatan masing–masing masih menunjukkan kurang baik. Dengan demikian diperlukan tambahan pengetahuan dan sikap daripada para kader tentang keselamatan pasien. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan –pelatihan terkait konteks tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pelatihan terhadapa peningkatan pengetahuan dan sikap kader kesehatan tentang keselamatan pasien.

Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan desain One Group Pre dan Post Eksperiment. Peneliti menggunakan satu kelompok yang diukur tingkat pengetahuan dan sikapnya, kemudian diberi pelatihan tentang hal – hal terkait dengan keselamatan pasien, kemudian setelah itu diukur kembali tingkat pengetahuan dan sikapnya.

Hasilnya dianalisis dengan menggunakan Mann – Whitney Test dengan Wilcoxon Signed Test dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.

Populasi penelitian ini adalah kader kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Semper Barat I. Sempel ditetapkan total sampling yaitu 27 orang.

Pengukuran pengetahuan dan sikap kader kesehatan sebelum perlakuan diperoleh melalui kuesioner yang berisi

(3)

daftar pertanyaan – pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian.

Data tersebut kemudian dianalisis dan disajikan secara deskriptif. Setelah itu dilakukan pelantikan pada kader yang pengetahuan dan sikapnya yang kurang , setelah pelantikan kemudian diukur lagi pengetahuan dan sikapnya dengan alat yang sama. Data diolah dan dianalisis menggunakan Mann – Whitney Test dengan Wilcoxon Signed Test.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengelolaan data maka berikut ini akan disajikan analisis data sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

Distribusi frekuensi berdasarkan umur.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di wilayah kerja Puskesmas Semper Barat I Jakarta Timur

Variabl e

Mean SD Minimal- Maksima l

95%

CI Umur 48,67 6,7

9

38-60 45,98- 51,37 Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 1 hasil analisis didapatkan rata-rata umur responden adalah 48,67 Tahun dengan standar deviasi 6,79 Tahun. Umur termuda 38 Tahun dan umur tertua 60 Tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata- rata umur responden adalah antara 45,98 sampai dengan 51,37 Tahun.

Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Semper Barat I Jakarta Timur

Pendidikan Frekuensi (n)

Persentase (%)

SMP 6 22,3

SMA 20 74,1

D3 1 3,7

Total 27 100

Sumber: Data Primer 2018

2. Pengetahuan

Distibusi frekuensi Responden berdasarkan tingkat pengetahuan sebelum diberikan Pelatihan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat pengetahuan sebelum diberikan pelatihan di wilayah kerja Puskesmas Semper Barat I Jakarta Timur

Tingkat Pengetahuan

Pre Test

n (%)

Kurang 20 74,07

Cukup 7 25,92

Baik Total

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 3, menggambarkan bahwa dari 27 responden sebelum dilakukan pemberian pelatihan terdapat 20 (74,07%) responden yang tingkat pengetahuan kurang , dan ada 7 (25,92 %) yang memiliki pengetahuan cukup .

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat pengetahuan Sesudah diberikan Pelatihan di wilayah kerja Puskesmas Semper Barat I Jakarta Timur

Tingkat pengetahuan Post Test

N (%)

Baik Kurang Baik

27 0

100 0

Total 27 100,0

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 4. menggambarkan bahwa dari 27 responden didapatkan hasil persentasi sesudah diberikan pelatihan sebanyak 27 orang (100%) berubah pengetahuannya menjadi pengetahuan baik.

3. Sikap

Distribusi frekwensi responden berdasarkan sikap sebelum diberi pelatihan.

(4)

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan sikap sebelum diberikan Pelatihan di wilayah kerja Puskesmas Semper Barat I Jakarta Timur

Sikap Pre Test

n (%)

Kurang Baik Cukup

17 10

62,96 37,03

Total 27 100,0

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.5, menggambarkan bahwa dari 27 responden sebelum dilakukan pemberian pelatihan terdapat 17 (63%) responden yang sikapnya kurang baik, dan ada 10 (37%) yang memiliki sikap cukup baik dan tidak ada responden yang bersikap baik (0%).

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sesudah diberikan Pelatihan di wilayah kerja Puskesmas Semper Barat I Jakarta Timur

Sikap Post Test

n (%)

Baik Kurang Baik

27 0

100 0

Total 27 100,0

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.6.

menggambarkan bahwa dari 27 responden didapatkan hasil persentasi sesudah diberikan pelatihan sebanyak 27orang (100% ) berubah sikapnya menjadi baik.

Pembahasan

Pengaruh Pelatihan terhadap tingkat pengetahuan

Hasil analisa menggunakan uji wilcoxon signed tes menunjukkan nilai tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan didapatkan nilai sign 0,025 yang berarti jika p<0,05 maka, hasil ini menunjukkan perbedaan yang signifikan karena rerata sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan selisih angka yang cukup tinggi

yaitu 0,00 menjadi 3,00 maka ada pengaruh pemberian pelatihan terhadap tingkat pengetahuan responden tentang keselamatan pasien

Dari hasil tersebut terjadi peningkatan pengetahuan pada pre tes dan post test. Pada pre test didapatkan nilai persentasi pengetahuan kurang sebanyak 20 (74,07 %) dan pengetahuan cukup sebanyak 7 (25,92 %). Sedangkan post test didapatkan nilai persentasi pengetahuan baik sebanyak 27 orang (100%)

Pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur yang sitematis dan terorganisir, merupakan perpaduan secara instruksional atau pengalaman dengan tujuan pengembangan pola tingkat laku seseorang dalam area pengetahuan, keahlian atau sikap untuk menjalankan perintah sesuai keinginan secara standar (Sudirman, 2001). Dengan demikian perlakuan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang, karena Pengetahuan merupakan resultan dari akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Proses pengindraan tersebut sebagian besar berasal dari penglihatan dan pendengaran.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba, khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap terbuka.

Sikap yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng. Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (belief), takhyul (superstition) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations) (Notoadmojo, 2007).

Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pelatihan sederhana terhadap kader kesehatan tentang keselamatan pasien dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya. Dengan modal

(5)

pengetahuan tersebut diharapkan dapat digunakan oleh para kader dalam melaksanakan tugasnya sebagai perpanjangan tangan para tenaga kesehatan.

Pengaruh pelatihan terhadap sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang tehadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap rangsangan. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

Berdasarkan tabel 5, menggambarkan bahwa dari 27 responden sebelum dilakukan pemberian pelatihan terdapat 17 (62,96%) responden yang sikapnya kurang baik , dan ada 10 (37,03 %) yang memiliki sikap cukup baik dan tidak ada responden yang bersikap baik (0%). Namun setelah diberikan pelatihan semua responden sikapnya berubah menjadi baik. Ini terlihat dari tabel 5.6. yang menggambarkan bahwa dari 27 responden didapatkan hasil persentasi sesudah diberikan pelatihan sebanyak 27 orang (100% ) berubah sikapnya menjadi baik.

Uji wilcoxon signed tes menunjukkan nilai sikap sebelum dan sesudah diberikan pelatihan didapatkan nilai sign 0,024 yang berarti jika p < 0,05 maka, hasil ini menunjukkan perbedaan yang signifikan karena rerata sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan selisih angka yang cukup tinggi yaitu 0,00 menjadi 3,00 maka ada pengaruh pemberian pelatihan sikap responden tentang keselamatan pasien.

Allport yang dikutip Notoatmojo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek

c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave)

Dengan demikian ketika seseorang telah memiliki keyakinan akan suatu hal maka kecendrungan untuk menanggapi sesuatu juga akan berubah. Ini juga ada kaitannya dengan pengetahuan , mereka yang memiliki pengetahuan yang baik

tentang sesuatu hal akan cenderung memiliki sikap yang positif untuk dirinya.

Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh pelatihan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap kader kesehatan tentang keselamatan pasien di wilayah kerja Puskesmas Semper Barat 1 Jakarta Timur, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1 Ada pengaruh pelatihan terhadap tingkat pengetahuan kader tentang keselamatan pasien

2 Ada pengaruh pelatihan terhadap sikap kader tentang keselamatan pasien

Saran

1 Bagi Puskesmas Semper Barat 1 Jakarta Timur, agar senantiasa secara terus menerus meningkatkan pengetahuan para kader melalui pelatihan-pelatihan yang serupa tentang materi-materi yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya.

2 Bagi peneliti selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya khususnya profesi perawat yang tertarik meneliti dengan variabel yang sama agar dapat menggunakan mengembangkan metoda pelatihan yang lebih baik.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan khususnya AKPER Bina Insan agar dapat mengembangkan kurikulum yang menunjang peningkatan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan kualitas mahasiswa sebagai calon perawat yang nantinya akan memberikan informasi kepada para kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Daftar Pustaka

[1] Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.

[2] Notoatmodjo,S (2005) Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT.

Rineke Cipta.

[3] Panesar dkk (2017), At a Glance Keselamatan Pasien Dan Peningkatan

(6)

Mutu Pelayanan Kesehatan, Erlangga:PT.Gelora Aksan.

[4] Permenkes No:11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien, diambil dari http://www.indonesia- publichealth.com/download-

permenkes-nomor-11-tahun-2017- tentang-keselamatan-pasien/

[5] Sugiyono (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeda, Bandung.

[6] Sutoto,(2017). KARS: Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit.

Edisi 1.

[7] Tim,(2010) UU RI No:36 Tahun 2005 Tentang Kesehatan.

[8] Utarini,Et.Al (2010) Pasien Dan Masyarakat Sebagai Mitra Menuju

Rumah Sakit Berstandar

Internasional

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian/Riset dengan judul “ANALISIS