• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tampilan Peran Generasi Z dalam Memeperthankan Budaya Tradisional dalam Transisi Era Society 5.0

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tampilan Peran Generasi Z dalam Memeperthankan Budaya Tradisional dalam Transisi Era Society 5.0"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

214

Peran Generasi Z dalam Memeperthankan Budaya Tradisional dalam Transisi Era Society 5.0

Ni Kadek Trisna Dewi1, Ni Made Meisa priyanti2, Ni Made Lantari3, Ni Komang Ratih Kumala Dewi, S.H.M.H.4

Falkutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar

ratih_kumala2001@yahoo.co.id

Abstract

This research is an effort to foster a love for traditional culture by maintaining and preserving traditional arts in order to create cultural resilience. The method used in this research is a qualitative method with a literature study method. The purpose of this study is to analyze the causes of the disappearance of traditional culture which is influenced by the times, as well as how Generation Z maintains traditional culture by utilizing existing technology.

Keyword: traditional cultur, kultural preservation, the role of technology in preserving cuture

Abstrak

Penelitian ini sebagai upaya dalam memumbuhkan kecintaan pada budaya tradisional dengan mempertahankan dan melestaikan kesenian tradisional demi mewujudkan ketahanan budaya. Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan metode studi pustaka. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis penyebab lunturnya budaya tradisional yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman, serta bagaimana cara generasi Z dalam mempertahankan budaya tradisional dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

(2)

215

Kata kunci: kebudayaan tradisional, pelestarian budaya, peran teknologi dalam pelestarian budaya

Pendahuluan

Budaya berasal dari bahasa Sanksekerta yaitu Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari budhi, diartikan sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, budaya disebut culture, yang berasal dari bahasa latin colere, yaitu mengelola atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengelola tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai ‘cultur’ dalam bahasa indonesia.

Kebudayaan erat hubungannya dengan masyarakat. Antropolog Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski dalam buku Man and His Woeks (1948), mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural Determinism. Herscovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang tutun temurun dari generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink , kebudayaan mengandung keseluluran pengertian nilai sosial, religius, dan lain – lain, serta segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnnet Tylo, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan kepercayaan , kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan – kmampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kenudayaan adalah hasil karya, rasa, dan, cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa budaya atau kebudayaan adalah suatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat

(3)

216

daam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari – hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda – benda yang bersifat nyata, misalnya pola – pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain – lain, yang kesemuanya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Budaya tradisional adalah budaya yang dibentuk oleh suku – suku bangsa yang ada di Indonesia yang mempunyai ciri khas masing – masing karena adanya pengaruh kebiasaan, sejahtera, dan adat istiadat seacara keseluruhan jumlah suku bangsa Indonesia. Budaya tradisional juga dapat diartikan sebagai identitas dan jati diri bangsa Indonesia yang dapat dimanfaatkan secara ekonomi deme kmajuan dan kesejahteraan masyarakat. Nudaya tradisional merupakan suatu karya intelektual yang harus dilindungi.

Seiring majunya perkembangan zaman, di era socisty 5.0 ini mengakibatkan banyaknya perubahan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasayarat yang berpengaruh terhadap kebudayaan masyarat itu sendiri. Hal ini menyebabkan budaya tradisional semakin luntur dan terlupakan. Banyak dari kalangan masyarakat saat ini tidak mengetahui kebudayaan yang mereka miliki jika adapun yang mengetahui tapi mereka enggan untuk melestarikannya pada dunia.

Maka dari itu kita sebagai generasi z harus bisa mempertahankan buadaya tradisional dengan menfaatkan teknologi untuk mempromisikan budaya kita, sehingga masyarakat indonesia bahkan luar negeri dapat mempelajari dan mengenal perbedaan dan keunikan buddaya tradisional yang ada di Indonesia. Pelestarian budaya tradisional ini sangat penting ditanamkan pada masyarakat dan calon generasi bangsa yang maju. Bangsa yang maju adalah bangsa yang kental akan kebudayaan.

Metode

(4)

217

Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan metode studi pustaka karena bersifat alamiah serta memiliki kearifan local dan keunikan tersendiri. Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari referensi – referensi buku, artikel, dan browsing internet, serta literature rivew yang perhubungan dengan analisis sistem. Pengumpulan data dengan memanfaatkan daftar pustaka ini adalah agar dapat lebih mendukung objek suatu penelitian dengan perbandingan perbandingan yang ada di sumber data.

Menurut Ramdhani (2019) menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif tidak tibatasi oleh katagori - katagori tertentu dalam pengumpulan datanya sehingga membuat peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi data, karena proses pengumpulan data dilakikan secara natural.

Hasil dan pembahasan

Budaya adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Negara Indonesia disebut Negara maritim karena dikelilingi oleh banyak pulau, bahasa dan adat kebudayaan Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Karena keanekaragaman tersebutlah Indonesia menjadi daya tarik bangsa lain dari belahan dunia, bahkan mereka juga mempelajarinya karena selain beraneka ragam, budaya Indonesia dikenal sangat unik dan menarik perhatian wisatawan asing untuk melihat keaneragaman budaya kita.

Namun, kebudayaan Indonesia semakin luntur ditelan zaman. Di era society 5.0 ini teknologi semakin berkembang, hal ini membuat budaya banyak dilupakan dan ditinggalkan oleh kalangan remaja.

Berbicara mengenai teknologi di era society 5.0 saat ini, teknologi sangat mempengaruhi kehidupan, teknologi dapat menjadikan kehidupan kita menjadi lebih baik dan sebagai alat komunikasi jarak

(5)

218

jauh. Dengan adanya teknologi kita dapat melihat informasi dimanapun dan kapanpun kita berada, teknologi juga mempermudah kita untuk berinteraksi dengan satu sama lainnya. Tetapi, teknologi juga berdampak negatif pada generasi Z, dilihat dari sisi negatifnya, generasi Z saat ini cenderung cuek pada sosial budaya. Bahkan, teknologi juga dapat mengubah kebudayaan dengan cepat. Misalnya, pada umumnya manusia itu harus saling berinteraksi dan saling membutuhkan satu dengan lainnya. Namun, teknologi mampu mengubahnya dengan cepat.

Dengan teknologi, generasi Z cendreng terhadap individualis yang mengejar pola gaya hidup yang eksis di sosial media.

Kehadiran teknologi membuat generasi Z zaman sekarang meninggalkan nilai-nilai budaya dan agama, dengan adanya teknologi, nilai-nilai yang ditanam pada diri seorang anak akan ikut hilang mengikuti arus generasi milenial. Para pemuda dan anak-anak jarang sekali melestarikan budaya tradisional Indonesia, jarang sekali mereka mengenal lebih dekat dengan tarian serta alat musik tradisional.

Mungkin jika dihitung dari milyaran remaja di Indonesia, pasti cuma sedikit yang bisa memainkan alat musik tradisional. Peran orang tua juga sangat penting dalam mengembangkan budaya tradisional pada anak-anak saat ini, agar mereka tidak hanya bermain terus menerus dengan gadget, padahal permainan tradisional lebih seru jika dibandingkan dengan gadget. Tidak hanya itu saja, permainan tradisional juga bisa mengasah otak anak agar lebih berkembang dan kreatif untuk melakukan berbagai kegiatan yang berdampak bagi diri mereka sendiri. Mereka juga bisa lebih aktif dalam berbagai kegiatan.

Jika dibandingkan dengan teknologi atau permainan modern, itu sangat jauh sekali karena menurut saya gadget terlalu menguasai pola pikir anak, sehingga dapat membuat anak malas untuk belajar, mereka juga akan lebih mementingkan diri sendiri, mereka tidak peduli dengan keadaan sekitar.

Permainan tradisional banyak sekali yang ditinggalkan seperti permainan bola bekel, congklak, egrang, lompat tali, gobak sodor, gatrik

(6)

219

dan boi-boian. Jutaan remaja dan anak-anak sudah jarang sekali untuk memainkannya, mereka lebih memilih beralih pada gadget. Tak jarang orang tua pun lebih membiarkan anaknya untuk bermain gadget, padahal anak sebagai generasi penerus sangat berperan penting untuk melestarikan budaya indonesia yang mulai punah.

Saat ini jika kita memperkenalkan kembali alat musik tradisional maupun permainan tradisional pada generasi saat ini pasti mereka sangat asing dengan budaya tradisional karena mereka lebih mengenal budaya modern daripada tradisional. Jika permainan tradisional lebih dikembangkan dan lebih dilestarikan mungkin anak generasi Z sangat sulit memahami bagaimana cara untuk memainkan ataupun mengaplikasikannya. Butuh waktu untuk mengajari mereka agar lebih mengenal permainan tradisional. Jika kita bandingkan remaja zaman dahulu dengan generasi saat ini sangat jauh berbeda sekali, dulu teknologi sangat jarang, gadget sedikit yang punya. Bahkan, anak-anak jarang yang memiliki gadget, mereka lebih memilih permainan tradisional untuk meluangkan waktu bersama temannya. Tetapi remaja di era society saat ini sudah banyak kita jumpai anak-anak yang sudah memiliki gadget diusia yang sangat dini, mereka sudah mengenal gadget diusia itu, bahkan menurut mereka gadget adalah dunianya, mereka tidak bisa melakukan kegiatan tanpa gadget. Jadi mereka jarang sekali berpikir mengenai, apa itu budaya tradisional ? Jika dilihat saat ini, alat musik tradisional, tarian tradisioanl sudah jarang terekspos. Bahkan lagu anak-anak pun sudah jarang dinyanyikan, jika ditanya berapa jumlah anak yang bisa menyanyikan lagu anak ? Pasti jawabannya cuma sedikit dari jutaan anak di Indonesia. Buku dongeng anak-anak juga jarang dikembangkan. Padahal dongeng untuk anak sangat penting juga, agar mereka bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Lunturnya budaya tradisional juga dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin canggih, permainan modern juga lebih menarik

(7)

220

dan lebih asik dikalangan remaja. Gadget saat ini lebih menarik perhatian anak generasi Z daripada budaya tradisional, justru kita sebagai para pemuda dan anak-anak seharusnya bisa melestarikan budaya tradisional agar tidak dijajah dan dicuri oleh negara tetangga.

Sudah banyak sekali kasus bahwa budaya kita banyak yang dicuri karena ketidakpedulian generasi penerus. Tetapi masyarakat kita kini sudah banyak meninggalkan nilai-nilai tersebut, padahal inilah identitas budaya kita. Jangan sampai kita terjajah oleh budaya luar bukan hanya kebudayaan kita tetapi cara berbicara kita pun sudah mulai terjajah. Kita lancar berbahasa inggris atau bahasa luar lainnya tetapi mengapa kita tidak tahu bahkan tidak bisa berbicara bahasa daerah kita sendiri. Setelah adanya kesadaran akan hal tersebut, kita juga semestinya berusaha menerapkan hal itu dengan menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Teknologi saat ini sudah sangat canggih, kita bisa melestarikan budaya tradisional melalui teknologi, kita bisa memperkenalkan budaya kita kepada dunia internasional bahwa budaya kita sangat beragam, budaya kita sangat berharga, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk kegiatan yang bermanfaat bagi negara kita.

Melestarikannya adalah dengan cara:

1. Memiliki antusias yang tinggi terhadap budaya Indonesia dengan bergabung di salah satu sanggar khusus kebudayaan Indonesia;

2. Menampilkan seperti apa kebudayaan kita dengan menarikan tarian-tarian tradisional Indonesia;

3. Memperkenalkan kepada dunia tentang asyik nya mempelajari kebudayaan Indonesia, salah satunya melalui jejaring sosial, dll;

4. Menunjukkan rasa ketertarikan yang tinggi terhadap kebudayaan Indonesia di depan negara lain.

Serta masih banyak cara kita untuk melestarikan kebudayaan Indonesia agar negara lain tahu, bahwa negara Indonesia mempunyai banyak

(8)

221

sekali kepulauan, daerah, bahasa serta kebudayaan yang layak untuk dilihat oleh dunia internasional.

Kesimpulan

Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa, kebudayaan merupakan warisan nenek moyang yang turun temurun dari generasi ke generasi lain dan harus dijaga, kita sebagai generasi penerus harus ikut serta dalam melestarikan dan mempertahankan budaya yang kita miliki agar tidak hilang karena perubahan zaman. Apalagi di era society 5.0 ini kita dapat memanfaatkan teknologi dengan mudah untuk melestarikan budaya tradisional agar dapat diketahui dan dipelajari oleh masyarakat khususnya di Indonesia.

Ucapan Terimakasih

Artikel yang berjudul Peran Generasi Z dalam Memeperthankan Budaya Tradisional dalam Transisi Era Society 5.0 terwujudnya artikel ilmiah ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Universitas Mahasarawati Denpasar, karena telah mengadakan kegiatan program kerja pekan ilmiah pelajar (PILAR) Ix unit kegitan mahasiswa kelompok ilmiah mahasiswa ( UKM KIM ) 2. Penitia pelaksana pekan ilmiah pelajar ( PILAR)

Daftar pustaka

Anonim. 2019. pengertian budaya menurut para ahli. URL:

https://m.liputan6.com/citizen6/read/3868276/pengertian-budaya- menurut-para-ahli-jangan-keliru-memaknainya. Diakses tanggal 16 januari 2022

(9)

222

Diyonyulis. 2016. Budaya tradisional. URL:

http://kukerjakanprmu.blogspot.com/2016/03/budaya- tradisional.html?m=1. Diakses tanggal 13 januari 2022

Supriyanto, H. 2019. Lunturnya budaya tradisional di era digital. URL:

https://www.harianbhirawa.co.id/lunturnya-budaya-tradisional-di- era-digital/. Diakses tangga 13 Januari 2022

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Dan Pembahasan Generasi Milineal dan pendidikan merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi memiliki keterkaitan yang saling mempenaruhi satu sama lain.Generasi Z adalah orang yang