• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)

N/A
N/A
dian

Academic year: 2024

Membagikan "TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)

Famili: Leguminosae/Fabaceae (kacang-kacangan)

Nama Daerah: Kacang Hijau (umum), brengkes (Aceh), kacang ijo (Sunda), kacang hijau (Jawa), kacang tenger (Madura), kacang ijo (Bali), kacang merah (Kalimantan), kacang arang (Sulawesi), kacang hijau (Maluku), kacang ijoh (Papua).

Nama Asing : kacang hijau adalah "Mung Bean" dalam bahasa Inggris.

A. Asal Usul

Tanaman kacang hijau berasal dari Asia Selatan dan Timur. Sejarah penanaman kacang hijau sudah dimulai sejak 2.500 SM di India. Peningkatan popularitasnya kemudian menyebar ke China dan wilayah Asia Tenggara.

B. Jenis dan Varietas Unggul: Jenis kacang hijau yang umumnya dikenal adalah Vigna radiata, tetapi ada juga Vigna mungo yang sering disebut sebagai kacang hitam.

Beberapa varietas unggul kacang hijau antara lain: Kacang Hijau IPB 3, IPB 4, Kacang Hijau Slamet, dan Kacang Hijau Kutilang.

C. Deskripsi:

Kacang hijau, atau yang dikenal dengan nama ilmiah Vigna radiata, merupakan salah satu tanaman pangan penting yang telah lama dikenal dan dikonsumsi di berbagai belahan dunia. Berasal dari Asia, tanaman ini memiliki banyak kegunaan dan manfaat dalam aspek pangan, gizi, dan pertanian.

1. Tanaman kacang hijau termasuk tanaman semusim yang cepat tumbuh.

2. Batangnya tegak dengan tinggi mencapai 30-90 cm.

3. Daunnya berbentuk bulat dan tersusun secara majemuk.

4. Bunga kacang hijau berwarna kuning dan terdapat pada ketiak daun.

5. Kacang hijau memiliki akar serabut yang membantu dalam penyerapan nutrisi.

6. Kacang hijau memiliki biji yang bulat dan berwarna hijau muda.

D. Agroekologi:

E. Kacang hijau dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian hingga 1.500 meter dari permukaan laut.Tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan optimal. Kacang hijau dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asalkan memiliki drainase yang baik.

F. Pada umumnya, kacang hijau dapat ditanam di musim hujan maupun musim kemarau.

(2)

G. E. Sentra Produksi:

H. Sentra produksi kacang hijau terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat merupakan produsen utama kacang hijau di Indonesia.

I. F. Pemanfaatan:

J. Kacang hijau sering digunakan sebagai bahan pangan, baik dalam bentuk biji kering maupun sprout (toge). Biji kacang hijau dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti bubur, kue, dan es kacang hijau. Kacang hijau juga memiliki nilai gizi tinggi,

mengandung protein, serat, dan sejumlah vitamin dan mineral.

K. G. Perbanyakan:

L. Perbanyakan kacang hijau dapat dilakukan melalui biji. Biji kacang hijau direndam dalam air selama beberapa jam sebelum disemai. Setelah direndam, biji ditanam dalam media tanam yang cocok.

M. H. Penanaman:

N. Penanaman kacang hijau dapat dilakukan pada lahan dengan sinar matahari cukup dan drainase baik.

O. Jarak tanam antarbaris dan antarbibit disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Pemeliharaan Tanaman:

1. Pemberian air secara teratur penting untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau.

2. Pemupukan yang seimbang juga dapat meningkatkan hasil produksi.

3. Pengendalian gulma dan hama perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman.

4.

I. PANEN DAN PASCAPANEN Panen:

1. Waktu Panen:

2.

3. Panen kacang hijau dilakukan dengan memperhatikan waktu yang tepat, biasanya ketika biji telah mencapai tahap kematangan penuh.

4. Waktu panen yang ideal adalah ketika biji sudah memperoleh warna yang khas, yaitu hijau tua hingga kuning.

5. Cara Panen:

6.

(3)

7. Panen dapat dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan alat tajam seperti sabit atau mesin pemotong.

8. Alternatifnya, panen juga bisa dilakukan secara bertahap dengan mencabut tangkai yang sudah matang, memberikan fleksibilitas dalam manajemen waktu dan tenaga.

9. Pengumpulan dan Penyimpanan:

10.

11. Tanaman kacang hijau yang telah dipanen dikumpulkan dan diatur secara rapi untuk memudahkan proses selanjutnya.

12. Tempat pengumpulan harus bersih, kering, dan bebas dari kelembaban untuk mencegah perkembangan mikroorganisme yang dapat merusak biji.

13. Pascapanen:

14.

1. Perontokan:

2.

3. Setelah pengumpulan, biji kacang hijau perlu dipisahkan dari tangkai dan daunnya.

Proses ini dikenal sebagai perontokan.

4. Perontokan dapat dilakukan secara tradisional dengan cara dibanting, atau menggunakan mesin perontok (thresher) untuk skala produksi yang lebih besar.

5. Pembersihan dan Sortasi:

6.

7. Biji kacang hijau yang telah terlepas dari tangkai perlu dibersihkan dari benda-benda asing seperti daun, batang, dan potongan tanaman lainnya.

8. Proses sortasi dilakukan untuk memisahkan biji yang cacat atau busuk yang dapat mempengaruhi kualitas produk akhir.

9. Pengeringan:

10.

11. Biji kacang hijau yang telah dibersihkan dikeringkan untuk mengurangi kadar air hingga mencapai tingkat penyimpanan yang aman (biasanya sekitar 14%).

12. Pengeringan dapat dilakukan di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan mesin pengering.

13. Pengemasan:

14.

15. Biji kacang hijau yang sudah bersih dan kering siap untuk dikemas dalam kemasan yang sesuai.

(4)

16. Kemasan harus bersifat kedap udara, tahan air, dan bersih untuk menjaga kualitas biji selama penyimpanan dan distribusi.

17. Penyimpanan:

18.

19. Biji kacang hijau yang sudah dikemas disimpan dalam tempat yang kering dan sejuk.

20. Lingkungan penyimpanan harus terhindar dari hama dan kelembaban yang dapat menyebabkan penurunan kualitas biji.

21. Pemasaran:

22.

23. Produk kacang hijau yang sudah siap dikonsumsi atau diolah lebih lanjut dapat dipasarkan ke pasar lokal atau melalui saluran distribusi yang telah ditetapkan.

24. Pengemasan yang menarik dan informasi yang jelas mengenai produk dapat meningkatkan daya tarik konsumen.

25. Pengolahan Lanjutan:

26.

27. Selain dijual sebagai biji kering, kacang hijau juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk seperti tepung, bubuk, atau bahan baku makanan lainnya, memberikan nilai tambah pada hasil panen.

28. Kualitas:

29.

30. Pemantauan rutin terhadap kualitas biji kacang hijau yang disimpan diperlukan untuk memastikan bahwa produk tetap berkualitas baik dan aman untuk konsumsi.

31. Tes kualitas seperti uji kelembaban dan pengamatan visual dapat dilakukan secara periodik.

Dengan melakukan proses panen dan pascapanen dengan baik, petani kacang hijau dapat memastikan bahwa hasil panen mereka memiliki nilai gizi yang tinggi, kualitas yang baik, dan dapat diterima oleh pasar dengan baik.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

https://pertanian.kulonprogokab.go.id/detil/1081/mengenal-kacang-hijau

Sutarto, D., & Widodo, S. (2020). Budidaya Kacang Hijau: Panduan Lengkap dari Penanaman hingga Panen. Penerbit Agromedia Group.

Referensi

Dokumen terkait