Apabila di kemudian hari ternyata skripsi ini merupakan hasil plagiarisme, maka saya siap digugat ke Pengadilan dan mencabut gelar sarjana (Sarjana Hukum) yang penulis terima. Bapak Mahmud Fauzi S.H yang telah memberikan bimbingan dan semangat serta membagi ilmunya kepada penulis untuk mendukung penelitian skripsi ini.
Latar Belakang Masalah
Rapat Umum Pemegang Saham merupakan suatu mekanisme yang dilakukan perseroan sehubungan dengan perubahan anggaran dasar perseroan. Untuk perubahan Statuta (perubahan pasal) merupakan bagian dari UU 40 Tahun 2007 yang terdiri dari pasal 19-28. Perubahan undang-undang tersebut sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan masing-masing dalam Pasal 1320 KUH Perdata.
Adapun mengenai perubahan anggaran dasar mengenai hal-hal tertentu diatur dan diuraikan dalam Pasal 21 ayat 2 sebagai berikut. Klasifikasi kedua mengenai perubahan anggaran dasar selain perubahan anggaran dasar tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007. Apabila risalah rapat memuat keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengubah anggaran dasar tidak dicantumkan dalam akta berita.
Demikian pula halnya dengan perubahan anggaran dasar perseroan, untuk itu diperlukan pula akta otentik dari Notaris. Akta otentik yang dibuat oleh notaris ini juga akan menjadi bukti sahnya perubahan anggaran dasar. Klasifikasi kedua mengenai perubahan anggaran dasar selain perubahan anggaran dasar tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) UUPT.
Perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapat persetujuan Menteri dalam bentuk surat keputusan (pasal 21 ayat 1 UUPT 2007). Sebab, dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 disebutkan bahwa perubahan anggaran dasar harus dituangkan dan/atau dituangkan dalam akta notaris dalam bahasa Indonesia.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui keabsahan akta PKR RUPS Perseroan Terbatas yang tidak didaftarkan dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal AHU. Untuk mengetahui pertanggungjawaban Notaris mengenai akta PKR RUPS Perseroan Terbatas yang tidak didaftarkan dan dilaporkan kepada DIRJEN AHU.
Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis
Manfaat Teoritis
Memberikan masukan dan pengetahuan bagi peranan Notaris sehubungan dengan tanggung jawabnya dalam menjalankan jabatannya dalam membuat akta autentik.
Kajian Pustaka
Dalam fungsinya, Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT 2007) secara tidak langsung mengatur tentang keterlibatan Notaris dalam proses pendirian perseroan dan perubahan Anggaran Dasar perseroan. Bahwa perubahan anggaran dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, ketentuan ini ditegaskan dalam Pasal 19 Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas Tahun 2007. Berdasarkan ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, perubahan anggaran dasar tersebut undang-undang. dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Perubahan anggaran dasar harus dimuat atau dituangkan dalam akta notaris sebagaimana tercantum dalam pasal 20 ayat 4 yaitu. Bab ini berisi tentang keabsahan akta RUPS yang tidak didaftarkan dan laporan perubahan anggaran dasar yang dibuat oleh notaris. Misalnya, perubahan anggaran dasar yang berkaitan dengan perubahan nama pemegang saham dan domisili suatu perseroan dapat dilakukan sewaktu-waktu.
Artinya secara tidak langsung UU No. 40 Tahun 2007 menyatakan bahwa Notaris mempunyai kedudukan sentral dalam setiap perubahan anggaran dasar. Untuk penggolongan perubahan anggaran dasar di luar anggaran dasar tertentu, cukup dilaporkan kepada Menteri (Pasal 21 ayat 3 UUPT 2007. 39 Peranan Notaris dalam Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas, Amalia , Topik Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia hal.40.
Kewenangan tersebut tercermin ketika Notaris menjalankan kewenangannya dalam pembuatan akta otentik perjanjian persekutuan, yang merupakan kewenangan berdasarkan hukum korporasi. Kewenangan tersebut salah satunya tercermin dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Pembuatan Akta Pendirian Perseroan dan Akta Perubahan Anggaran Dasar yang dibuat oleh Notaris.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Tipe Penelitian
Sama halnya dengan jenis penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, jenis penelitian dalam artikel ini adalah menggunakan jenis penelitian hukum normatif dengan tujuan untuk mengkaji ketentuan-ketentuan hukum positif yang berlaku di Indonesia, dan instrumen-instrumen hukum positif yang diteliti secara normatif akan digunakan sebagai sumber bahan hukum sesuai dengan topik yang dibahas yaitu konsep hukum keabsahan akta keputusan rapat (PKR) yang belum didaftarkan dan dilaporkan kepada DIREKTUR JENDERAL AHU dan tanggung jawab Notaris sehubungan dengan hal tersebut. terhadap akta pernyataan keputusan rapat (PKR) yang belum didaftarkan dan dilaporkan kepada DIR Jenderal AHU.
Pendekatan Masalah
Sumber Bahan Hukum
Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum
Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
SISTEMATIKA PENULISAN
Bab ini memuat aspek tanggung jawab Notaris apabila ia tidak memenuhi fungsi dan wewenangnya untuk mendaftarkan dan melaporkan akta RUPS yang dikuasakan kepadanya. Bab ini merupakan penutup skripsi yang akan menjelaskan kesimpulan dan saran bagi pengembangan ilmu hukum yang dapat dimanfaatkan oleh para praktisi dan masyarakat pada umumnya.
Perubahan Anggaran Dasar
- Perseroan Terbatas
 - Anggaran Dasar
 - Jenis-jenis Rapat Umum Pemegang Saham
 - Perubahan Anggaran Dasar Ditetapkan oleh RUPS
 - Kedudukan Notaris Dalam RUPS Perubahan Anggaran Dasar
 
Menurut Penjelasan 21 ayat 5, akta notaris harus dipahami berupa akta pernyataan keputusan rapat atau akta perubahan anggaran dasar. Persetujuan perubahan anggaran dasar terbagi atas perubahan anggaran dasar yang mendapat persetujuan menteri dan diberitahukan khusus kepada menteri. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tidak mengatur secara spesifik siapa yang berwenang atau wajib menyampaikan persetujuan badan hukum, permintaan persetujuan dan/atau pemberitahuan perubahan anggaran dasar dan perubahan rincian Perseroan.
Anggaran dasar perusahaan memuat beberapa hal, seperti ketentuan pasal 15 ayat 1 undang-undang no. 40 Tahun 2007 untuk perseroan terbatas, yang menegaskan bahwa setidaknya dalam undang-undang memuat hal-hal tersebut. Dari ketentuan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, hal tersebut merupakan persoalan mendasar yang harus dimasukkan dalam anggaran dasar perseroan. Ketentuan Pasal 15 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2007 sungguh merupakan sebuah landmark yang menjadi hal pokok dalam suatu undang-undang.
Setiap pemegang saham dalam perseroan mempunyai hak untuk mengeluarkan suara sesuai dengan saham yang dimilikinya, yaitu untuk dapat ikut serta dan memberikan suara dalam rapat umum mengenai perubahan anggaran dasar. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Pasal 21 ayat 4, merupakan perubahan anggaran dasar, baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 2 dan 3, dimuat atau ditunjukkan dalam suatu akta notaris berbahasa Indonesia atau dikenal dengan risalah rapat. Apabila diadakan rapat umum mengenai perubahan anggaran dasar tanpa kehadiran notaris disebut juga rapat umum tertutup.
Keabsahan Akta PKR Yang Tidak Didaftarkan dan Dilaporkan Ke
- Keabsahan Perjanjian Perubahan Anggaran
 - Akta PKR Sebagai Akta Otentik Yang Dibuat Oleh
 
Hubungan tersebut tercermin dalam sahnya unsur-unsur perjanjian yang tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata mengenai akta perubahan anggaran dasar perseroan terbatas, yang penulis uraikan sebagai berikut. Pengambilan keputusan mengenai perubahan anggaran dasar ditentukan melalui rapat umum yang merupakan sarana bagi para pemegang saham untuk berunding, menyepakati dan memutuskan apa maksud dan tujuan perseroan di masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 21 ayat 5 Undang-Undang Perseroan Tahun 2007, yang nampaknya perubahan anggaran dasar yang belum dibuat dalam risalah rapat notaris harus dimuat dalam akta notaris paling lambat 30 hari sejak tanggal keputusan rapat.
Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang no. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT 2007) pasal 19 bahwa perubahan anggaran dasar perseroan ditetapkan dengan SPSH dan harus dicantumkan kejelasan mengenai agenda rapat dalam pemanggilan RUPS. Sebaliknya apabila risalah rapat yang memuat keputusan RUPS dimuat dalam Risalah Rapat yang dibuat oleh Notaris, maka keputusan RUPS mengenai perubahan anggaran dasar perseroan dengan sendirinya akan dinyatakan dalam akta notaris. . Menurut penulis, keabsahan perubahan piagam yang ditetapkan melalui RUPS adalah sah apabila unsur-unsurnya terpenuhi.
Keabsahan akta PKR yang tidak didaftarkan atau diberitahukan kepada Menteri sehubungan dengan perubahan perjanjian kemitraan tertentu atau perubahan perjanjian kemitraan.
Menjalankan Kewenangan Jabatan Notaris
- Menjalankan Kewenangan Notaris
 - Kewajiban Notaris
 
Notaris sendiri adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta asli dan mempunyai wewenang sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini. Berdasarkan Undang-Undang tentang Jabatan Notaris, maka timbullah wewenang Notaris dan dilimpahkan oleh Undang-Undang tentang Jabatan Notaris itu sendiri (Atribusi)41. Untuk melaksanakan wewenang dan kewajiban Notaris, hal itu harus didasarkan pada apa yang tercantum dalam Undang-Undang Notaris Pasal 15 ayat 1 sampai para. 3 yang digabung dengan pasal 3 tentang kewajiban Notaris terhadap Kode Etik Profesi Notaris.
Sebenarnya terdapat kewenangan khusus lainnya yang dimiliki oleh Notaris, namun kewenangan tersebut termasuk dalam kewajiban yang harus dipenuhi oleh Notaris berdasarkan Akta Notaris sebagaimana tercantum dalam Pasal 16 ayat 3. Pasal 15 ayat 3 UU Notaris menyebutkan kewenangan Notaris dalam masa depan berdasarkan undang-undang lain. Oleh karena itu pelayanan kepada masyarakat harus diutamakan, sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Fungsi Notaris dan Kode Etik Notaris.
Notaris sebagai pejabat umum yang ditunjuk oleh undang-undang wajib melaksanakan apa yang diperolehnya baik karena kewenangan berdasarkan hukum perseroan (atributif) maupun atas keinginan pihak-pihak yang menginginkan jasa Notaris.
Kewenangan Notaris Sebagai Pemohon
- Pengaturan PERMENKUMHAM Nomor 1 tahun 2016
 - Kewajiban Melekat Kepada Notaris Sebagai Pemohon
 - Tanggung Jawab Notaris
 
Selain kewenangan Notaris dalam menghasilkan bukti-bukti otentik khususnya yang berkaitan dengan anggaran dasar, Notaris juga berwenang memproses pengajuan dan permohonan perubahan anggaran dasar perseroan kepada Menteri atau Direktur Jenderal AHU. sebagai pemohon. Karena kewenangan untuk mengusulkan dan mengumumkan perubahan statuta adalah milik Menteri, hanya Notaris yang berwenang dan karena hanya Notaris yang mempunyai akun untuk akses online kepada Menteri atau DIRJEN AHU melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH). ) sistem daring. Notaris wajib menjalankan kewenangannya sebagai pejabat umum yang berwenang sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang tentang Jabatan Notaris (UUJN).
Jadi, apabila perubahan piagam tersebut tidak dicantumkan dalam akta risalah rapat yang dibuat oleh Notaris, maka keputusan atau perubahan RUPS tersebut harus dituangkan dalam akta notaris. Berdasarkan akta pernyataan Notaris tersebut, Notaris juga bertindak sebagai pemohon dengan mengajukan kepada Menteri atau Direktur Jenderal AHU44 permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar. Kewenangan Notaris dalam membuat akta Pernyataan Keputusan Rapat (PKR) sebagai pejabat publik yang mempunyai kompetensi untuk itu, dalam melaksanakan tugasnya, diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang.
Untuk memperoleh persetujuan mengenai perubahan anggaran dasar oleh Menteri atau DIRJEN AHU, Notaris wajib mendaftarkan atau melaporkan akta pernyataan keputusan rapat (PKR) kepada Menteri atau DIRJEN AHU.
Sanksi
Karena Notaris sebagai pejabat publik yang melayani masyarakat harus menjadi contoh ketertiban hukum dan menghormati apa yang ditentukan oleh undang-undang yang berlaku. Akibat keikutsertaan Notaris yang bersangkutan dalam perbuatan hukum tertentu, maka Notaris yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi berupa ketentuan dalam Undang-Undang Notaris no. atas tidak dilaksanakannya, kewajiban dan wewenangnya sebagai pejabat umum, mengingat Notaris mempunyai kompetensi tersebut. Notaris dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat publik wajib ikut serta dalam pelaksanaan hukum sesuai dengan profesinya.
Sebagai pejabat yang dipercaya oleh masyarakat sebagai pemegang jabatan yang layak, oleh karena itu seorang Notaris harus mampu menjalankan kewajiban dan wewenangnya dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan segala ketentuan peraturan mengenai wewenang dan kewajibannya sebagai orang yang profesional untuk memenuhi dalam jabatannya. bidang hukum. sesuai dengan Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 dan Kode Etik Profesi Notaris. Akta PKR perubahan anggaran dasar harus disetujui dan diberitahukan oleh Menteri dalam waktu paling lama 30 hari setelah dinotariskan oleh Notaris. Seorang Notaris dalam menjalankan jabatannya sebagai pejabat publik wajib ikut serta dalam penerapan hukum sesuai dengan profesinya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Kedudukan Notaris Mengenai Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004.
DAFTAR PUSTAKA