Tantangan Program
Dedieselisas i
Kelompok
• YANUAR ADI PUTRANTO 202211546
• RIZKY AKBAR PRATAMA 202211551
• BIMA ADITAMA PUTRA 202211566
PLTD masih menjadi tulang punggung pasokan kelistrikan untuk daerah-daerah
terpencil di Indonesia
• Banyaknya jumlah unit, yakni 5.200 pembangkit listrik tenaga diesel atau PLTD yang tersebar di
2.130 lokasi, menjadi salah satu tantangan dalam
dedieselisasi atau konversi ke pembangkit yang
rendah emisi.
• PLTD sejak lama jadi cara termudah dalam
menyediakan elektrifikasi
di daerah-daerah terpencil.
• Transisi energi dari fosil ke energi terbarukan,
bagaimanapun, sudah menjadi keharusan, sesuai dengan
komitmen Indonesia dalam Persetujuan Paris (Paris
Agreement). Oleh karena itu,
program dedieselisasi atau
konversi dari pembangkit
diesel ke energi terbarukan
terus diupayakan pemerintah.
Skema
Program Dediselisa si
• Dikutip dari laman Kementerian ESDM, program dedieselisasi pada 5.200 unit PLTD di 2.130 lokasi dengan total
kapasitas 2,37 gigawatt (GW) dilakukan pada tiga skema. Pertama ialah konversi menjadi pembangit listrik energi
terbarukan berkapasitas 500 megawatt (MW). Kedua, konversi ke gas dengan kapasitas 598 MW. Ketiga, perluasan sistem jaringan kelistrikan ke wilayah isolasi untuk meniadakan PLTD dengan kapasitas 1.070 MW.
• Sebagai negara berkembang, kita fokus
tiga hal dalam penyediaan energi, yakni
ketersediaan akses, keamanan energi,
dan keterjangkauan.
Pemerintah juga mendorong
pengembangan energi yang
terpusat pada masyarakat.
• Di antaranya ialah pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) yang bisa
beroperasi selama 24 jam. Selain
untuk keperluan rumah tangga, listrik yang dihasilkan juga membantu para petani untuk memproses produk hasil pertanian mereka.
• Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah menentukan pembangunan sejumlah pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dan program dedieselisasi. Direktur
Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN
Evy Haryadi mengatakan, PLN telah
merancang program jangka pendek
dan panjang untuk mencapai target
emisi nol bersih (NZE) pada 2060.
PLTS Paiton
• Paiton Energy membangun pembangkit listrik yenaga surya (PLTS) untuk mendukung
penyediaan sumber energi terbarukan.
Perusahaan membangun PLTS dari stasiun Photovoltaic (PV) untuk keperluan konsumsi sendiri dengan total kapasitas terpasang 1.013 kW dengan Sistem Tenaga Surya on-Grid.
Proyek PLTS ini dipasang di area pembangkit Paiton (689 kW), atap gedung administrasi (65 kW), dan atap balai rekreasi di perumahan Paiton (289 kW). Listrik yang dihasilkan ini juga digunakan untuk mengisi daya bus listrik yang berfungsi sebagai transportasi karyawan
sehari-hari. Hal itu dilakukan untuk menekan penggunaan batubara.
• Salah satu program jangka pendek yang tengah dilakukan adalah proyek dedieselisasi
pembangkit berbahan bakar fosil sebesar 1 GW
dan menggantinya dengan pembangkit tenaga
surya (PLTS).
Tantangan utama program dedieselisasi ialah banyaknya
pembangkit yang tersebar di daerah- daerah terpencil. Oleh karena itu, perlu strategi tepat, baik dari sisi ekonomi maupun teknologi. Untuk fase pertama, PLN berencana
membangun 0,2 GW PLTS di 94 lokasi berbeda, yang akan
membutuhkan investasi sebesar 0,7
miliar dollar AS.
Interkoneksi
• Executive Vice President of Energy Transition and
Sustainability PLN Kamia Handayani dalam diskusi pada ISEW, Kamis, menuturkan, ke depan, smart grid
(jaringan listrik cerdas) dan super grid (jaringan listrik super) akan memegang peranan penting. Artinya, bagaimana agar sistem kelistrikan ke depan dapat mengevakuasi sumber-sumber energi terbarukan dari sumbernya ke pusat-pusat permintaan (demand).
• Saat ini, yang sudah terkoneksi adalah Jawa-Bali. ”Pusat demand di Indonesia itu Jawa-Bali, yakni 75 persen dari konsumsi listrik nasional. Nanti, sumber (kelistrikan) energi terbarukan di Jawa-Bali, khususnya yang
baseload (andal), seperti panas bumi dan hidro akan
habis, sehingga akan dibutuhkan evakuasi (listrik) dari
luar Pulau Jawa,” ujar Kamia.
PLTP
• Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang di
Kabupaten Bandung, Kamis
(30/9/2021). Dari tiga PLTP yang dikelola PT Indonesia Power ini mampu menghasilkan listrik 140 MW yang memasok jaringan
listrik interkoneksi Jawa, Bali, dan Madura. PLTP pertama di Indonesia yang beroperasi sejak 1982 ini menjadi contoh
pemanfaatan sumber energi
baru dan terbarukan.
PLTP
• Program interkoneksi antarpulau diawali Sumatera-Jawa, yang nantinya juga akan ada interkoneksi dengan pulau- pulau lainnya. Smart grid dan super grid, kata Kamia, akan
dibutuhkan dalam menghadapi fluktuasi pasokan
kelistrikan dari pembangkit energi terbarukan yang variabel (cenderung bergantung cuaca/bersifat intermiten).
• Ia menambahkan, dari penilaian tingkat tinggi yang telah dilakukan PLN, diketahui bahwa super grid dan smart grid
mampu meningkatkan adopsi energi terbarukan berskala besar. Dengan penguatan grid, adopsi energi terbarukan
variabel bisa meningkat dari sebelumnya hanya 5 GW
menjadi 28 GW pada 2040.
Program
Dedieselisasi PLN Kunci Capai Net Zero Emission
• Untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan bauran energi bersih, PT PLN (Persero) melakukan program dedieselisasi atau konversi sekitar 5.200 pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang saat ini masih beroperasi di sejumlah wilayah, khususnya di wilayah terpencil. PLTD ini nantinya akan dikonversi ke
pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT), pembangkit gas, maupun integrasi dengan grid nasional.
• Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, menegaskan program dedieselisasi ini menjadi program kunci dalam peta jalan yang telah disusun oleh Kementerian ESDM untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK) untuk mencapai target Net Zero Emission 2060.
• Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara pada saat itu, Pahala N.
Mansyuri juga menilai program dedieselisasi sangat penting
untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi kekuatan ekonomi
terbesar kelima di dunia pada 2045. Untuk mencapai visi
tersebut, Indonesia harus mampu meningkatkan suplai energi
dengan tetap memenuhi target
dekarbonisasi yang dicanangkan.
Program untuk menghemat devisa negara
“Bagaimana kita harus tetap melanjutkan pertumbuhan secara berkelanjutan.
Dedieselisasi akan menunjukkan bagaimana Indonesia mampu meningkatkan kapabiltas energi nasional secara berkelanjutan,” tutur Pahala.
Di sisi lain, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan di tengah kenaikan harga minyak dunia, transisi energi dari energi berbasis impor ke energi domestik menjadi langkah strategis yang harus segera dilakukan.
Selain dapat menekan penggunaan BBM, program ini juga bisa menghemat
devisa negara. Program dedieselisasi pun menjadi langkah pertama dari PLN
dalam proses mengonversi sekitar 5.200 PLTD yang saat ini masih beroperasi.
Program Dediselisasi
• Dengan konversi ke PLTS dan baterai, maka kapasitas terpasang di tahap pertama ini bisa mencapai sekitar 350 MW. Sehingga bisa mendongkrak bauran energi terbarukan dan penambahan kapasitas terpasang pembangkit secara nasional.
• Dalam tahap dua, PLN akan mengkonversi PLTD sisanya sekitar 338 MW dengan
pembangkit EBT lainnya, sesuai dengan sumber daya alam yang menjadi unggulan di daerah tersebut dan keekonomian yang terbaik.
• “Program dedieselisasi ini bisa menghemat 67 ribu kiloliter BBM. Selain itu, pengurangan emisi yang dicapai bisa mencapai 0,3 juta metrik ton CO2 dan meningkatkan 0,15 persen bauran energi,” terangnya.
• Seiring dengan perkembangan teknologi, Darmawan meyakini biaya produksi pembangkit EBT di Indonesia bakal semakin kompetitif dibandingkan dengan pembangkit fosil.
• Hal ini bisa dilihat dari terus turunnya harga PLTS dan baterai. Pada tahun 2015 harga PLTS dipatok USD 25 sen per kilowatthour (kWh). Namun saat ini, harga PLTS mampu ditekan berkisar USD 5,8 sen per kWh, bahkan dengan tren saat ini dapat turun di bawah USD 4 sen per kWh.
Program Dediselisasi
• Sedangkan untuk baterai hari ini harganya mencapai USD 13 sen per kWh yang dulunya sempat di angka USD 50 sen per kWh. Artinya, ada penurunan biaya hampir 80 persen.
• “Perkembangan teknologi dan inovasi mampu menekan mengurangi harga dari pembangkit EBT. Ini menjawab dilema antara energi bersih tapi mahal atau energi kotor tapi murah. Ini bisa dijawab, bahwa dalam kurun waktu energi bersih dan murah bisa dicapai,” tegas Darmawan.
• Tak hanya konversi PLTD ke PLTS dan baterai, PLN juga telah bekerja sama dengan PT
Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk untuk melakukan konversi 33 PLTD menjadi berbasis gas, khususnya di wilayah terpencil.
• “Beberapa PLTD yang tahun ini juga digarap bersama PGN mengganti PLTD menjadi
pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU). Program gasifikasi ini menyasar daerah terpencil,”
ujar Darmawan.
• Dalam Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan (RKAP) PLN 2022, bauran energi dari
pembangkit gas di akhir tahun direncanakan menjadi sebesar 18,76 persen dari 18,1 persen pada Februari 2022. Penambahan ini masuk dari program dedieselisasi PLTD yang saat ini
masih mendominasi di wilayah Nusa Tenggara dengan porsi 65 persen, serta Maluku dan Papua dengan porsi 85,9 persen.