tari lenggang nyai betawi
DISUSUN OLEH : DANANG ADZAN ROMADHON
Tari Lenggang Nyai merupakan tarian yang
diciptakan oleh Wiwiek Widiyastuti pada tahun 2002 terdiri dari 32 ragam gerak. Ide penciptaan Tari
Lenggang Nyai merupakan cerita rakyat Nyai
Dasimah. Tari Lenggang Nyai memiliki 2 nilai dan 3 fungsi yang merupakan hal positif bagi penikmat seni. Tari Lenggang Nyai memiliki 2 nilai yang terdiri dari nilai moral dan estetika, nilai moral pada Tari Lenggang Nyai berupa: kebingungan, kesedihan, malu, keyakinan, bahagia, percaya diri, keberanian, dan cinta sejati. Sedangkan pada Nilai Estetika bisa dilihat dari berbagai unsur seperti wiraga, wirama, wirasa, wirupa. Fungsi yang ada pada Tari Lenggang Nyai yaitu sebagai hiburan, seni pertunjukan dan sebagai media pendidikan. Saran dari hasil
penelitian, diperuntukan para seniman supaya menyampaikan isi dari tarian agar penari bisa
menghayati nilai-nilai yang ada di dalam isi tarian.
PENDAHULUAN
Lenggang Nyai merupakan tari kreasi baru
berasal dari Betawi yang diciptakan pada tahun 2002 oleh Wiwiek Widiyastuti. Tari ini mulanya
diciptakan hanya untuk menambah karya tari Wiwiek Widiyastuti. Beliau selalu membuat tarian rutin satu tahun minimal satu sampai dua tarian khususnya tari Betawi. Pada tahun 2002, Wiwiek
Widyastuti mendapat kesempatan untuk membuat tari massal dalam acara LIGA MANDIRI (Liga
Mandiri) yang diadakan oleh PSSI di Stadion Gelora Bung Karno. PSSI meminta Wiwiek
Widiyastuti untuk membuat satu tarian yang akan dibawakan oleh 400 penari se-Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta sebagai pembuka acara LIGA MANDIRI. Empat ratus penari ini berasal dari 20 sanggar tari di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang mencakup seluruh daerah baik dari bagian timur, selatan, barat, pusat dan utara Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
SEJARAH
1. Busana Penari
Penari tarian ini mengenakan busana yang unik karena terdapat perpaduan dari unsur Betawi dan Tiongkok.
Umumnya, para penari mengenakan busana dengan warna yang terang, seperti merah dan hijau. Kemudian, baju yang dikenakan penari biasanya berukuran besar.
2. Aksesoris
Ada beberapa aksesoris yang dikenakan oleh penari, mulai dari atas kepala hingga ujung kaki. Adapun aksesoris yang dipakai oleh penari tarian ini yaitu
sebagai berikut: Mahkota, Konde Cepol, Kace, Pending Apok, Ampreng, Toka-Toka.
3. Iringan Musik
Tarian yang satu ini termasuk tarian yang meriah karena adanya iringan musik yang menyertainya.
Iringan musik juga memberikan suasana yang lebih hidup pada penampilan tarian ini.
Untuk tarian ini, iringan musik yang digunakan adalah gambang kromong, yaitu alat musik khas Betawi.
BUSANA TARI LENGGANG NYAI
GERAKAN TARI LENGGANG NYAI
• Gerak selut nyai, gerak tumpeng kepe, dan gerak ngegnjot geblak adalah gerakan yang menyiratkan fase kebingungan Nyai Dasimah untuk memilih laki- laki pilihannya.
• Klunter, palang tiga, dan puter geong, yaitu
menyiratkan kesedihan Nyai Dasimah terhadap
sikap suaminya yang kerap kali mengganggu dirinya.
• Miwir ampok yaitu menceritakan bagaimana Nyai Dasimah malu karena menjadi istri kedua dan kerap kali dicemooh masyarakat sekitar.
• Gunung ukel, palang miwir, dan giving, yaitu gerakan yang menyiratkan bagaimana Nyai Dasimah sudah yakin dan mantap berpisah dengan Edward William dan memilih Samiun agar hidupnya menjadi lebih bahagia dan tidak terkekang.
• Tusuk Wiwiek Widyastuti adalah gerak yang menceritakan bagaimana Nyai Dasimah sudah bahagia atas pilihannya sendiri dan dirinya sudah bebas.
FUNGSI TARI LENGGANG NYAI
1. Kepentingan Upacara
Ada banyak acara khusus yang menampilkan tarian ini, misalnya yakni upacara penyambutan tamu, baik tamu dalam ranah lokal maupun internasional.
2. Sarana Hiburan
Fungsi lainnya dari tarian ini yakni sebagai sarana
hiburan. Walaupun tarian ini berdurasi pendek, namun tetap memikat perhatian para penonton.
3. Seni Pertunjukan
Penari maupun semua orang yang terlibat didalamnya membutuhkan persiapan khusus.
4. Media Pendidikan
Adanya nilai moral serta nilai estetik menjadikan tarian ini dapat berfungsi sebagai media pendidikan.