• Tidak ada hasil yang ditemukan

TASAWUF DI MASYARAKAT BANJAR Kesinambungan dan Perubahan Tradisi Keagamaan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "TASAWUF DI MASYARAKAT BANJAR Kesinambungan dan Perubahan Tradisi Keagamaan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Berdasarkan sumber-sumber yang ada (yang memadai meskipun tidak komprehensif), kajian artikel ini menunjukkan bahwa tasawuf sebagai tradisi keagamaan masyarakat Banjar, baik dari segi ajaran maupun praktik, menunjukkan kesinambungan yang kuat, yang akarnya dapat ditelusuri kembali ke abad 19 dan 18. Pada saat yang sama, perubahan sosial-politik dari era kolonial, perang revolusi, era kemerdekaan hingga era reformasi saat ini juga berkontribusi pada munculnya beberapa elemen tradisi tasawwuf. . Nampaknya Islamisasi masyarakat Banjari benar-benar dilakukan secara intensif baru pada abad ke-18, tepatnya setelah kembalinya Muhammad Arsyad al-Banjari dari Mekkah, tempat ia sebelumnya tinggal dan belajar agama selama lebih dari 30 tahun. Dengan segala keterbatasan sumber-sumber sejarah di atas, dapat disimpulkan bahwa sejak akhir abad ke-18 tasawuf juga dikenal orang Banjar.

Pada abad berikutnya, yaitu abad ke-19, tasawuf tampaknya berkembang pesat tidak hanya di masyarakat Banjar tetapi juga di kalangan Dayak Bakumpai (dikenal sebagai Dayak Muslim di wilayah Kalimantan Selatan) seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Ahmad Syadzali tentang perkembangan agama. Tarekat Syadziliyah di daerah Marabahan. 11. Satu hal yang sangat menonjol dalam masyarakat Banjar pada abad ke-19 adalah gerakan keagamaan bernama Beratib Beamal, yang menjadi organisasi perlawanan militan terhadap kekuasaan Belanda. Apalagi, pada abad ke-19, tepatnya tahun 1859, muncul gerakan mistik yang berorientasi politik pada masyarakat Banjar di bawah pimpinan Aling.26 Gerakan di bawah pimpinan Aling ini berpusat di Desa Kambayou yang terletak di daerah Muning.

Untuk melihat kesinambungan dan perubahan yang terjadi dalam perkembangan tasawuf di Kalimantan Selatan pada abad ke-20, pembahasan di sini akan dibatasi hanya pada dua sumber, yaitu narasi pengalaman pribadi Idham Chalid dan hasil penelitian para mahasiswa dan dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari pada tajwid tasawwuf pada Seminar Kalimantan Selatan tahun 1985. Empat Poin Penting Perkembangan Tasawuf di Kalimantan Selatan Apa yang telah dipaparkan di atas terkait dengan beberapa contoh perkembangan tasawuf di Kalimantan Selatan dari Abad ke-18 hingga ke-20 menunjukkan kepada kita beberapa poin penting. Kasus Alinga yang terjadi pada abad ke-19 menunjukkan adanya semacam ajaran mistik yang memadukan unsur Tasawwuf Islam dan kepercayaan Hindu-Budha yang telah ada lebih dahulu pada masyarakat Banjar.

Tidak jauh dari kepercayaan ini ialah kepercayaan kepada khasiat azimat dan wafaq yang telah wujud sejak sekian lama, sekurang-kurangnya sejak abad ke-19 seperti yang disebutkan di atas. 35. Kes-kes gerakan penentangan Beratib Beamal dan gerakan Aling pada abad ke-19 jelas dicetuskan oleh krisis politik yang timbul di Kesultanan Banjar. Kesemua kajian ini dilakukan pada dekad awal abad ke-21, tetapi topik yang dibincangkan sebenarnya adalah klasik dalam tradisi tasawuf di Kalsel.

Hal ini sekali lagi menunjukkan bahwa tasawuf gaya nusantara abad ke-17 dan ke-18, yang menggabungkan orientasi etis-metafisik, tampaknya masih bertahan. Gerakan Aling pada abad ke-19 dan para guru tasawuf yang mengaku menerima ilmu Laduni, seperti yang dilaporkan dalam kajian tahun 1985 di atas, menunjukkan bahwa tilawah tasawuf heterodoks memang telah ada di daerah tersebut sejak zaman dahulu. Kita dapat melihat bahwa wacana tasawuf yang dianggap ortodoks, seperti yang diwariskan oleh para ulama Nusantara abad ke-17 yang menggabungkan tasawuf etis al-Ghazali dan tasawuf metafisik Ibn Arabi, tetap menjadi tradisi yang kuat di masyarakat Banjar, antara lain karena terus-menerus diciptakan dan disebarkan oleh ulama berpengaruh melalui karya dan bacaan yang mereka lakukan.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan tasawuf masyarakat Banjar mengalami dinamika kesinambungan dan perubahan dari abad ke-18 hingga abad ke-21. Tasawuf yang berkembang pada abad ke-18 dan cenderung mengkombinasikan, bukan mengkontraskan, tasawuf etis al-Ghazali dengan tasawuf metafisik Ibnu Arabi terus eksis hingga saat ini. Nyatanya, semakin banyak pendeta Banjar yang menulis manakib dan manakib sejak awal abad ke-21.

Pada abad ke-19, gerakan tasawuf berubah menjadi gerakan sosial berupa gerakan tarekat yang ikut serta dalam perjuangan melawan Belanda.

DAFTAR RUJUKAN

Bagaimana pandangan tasawuf dominan berinteraksi dengan pandangan lain, atau bahkan pandangan anti tasawuf yang juga ada di masyarakat Banjar? Kajian Kembali Tempat Al-Hallaj dalam Perkembangan Islam Asia Tenggara” Bijdragen tot de Taal-, Land end Ethnology Vol.154 No.4, 1998. Esensi Tauhid dalam Tasawuf Syekh Muhammad Nafis al-Banjari ( Kajian terhadap kitab al-Durr al-Nafis). Tesis Magister PPS IAIN Arraniry Banda Aceh, 1993.

Kajian tasawuf di Kalimantan Selatan” dalam Panitia Seminar, “Laporan Seminar Kajian Tasawuf di Kalimantan Selatan” Banjarmasin: Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari, 1985. Sarjana Besar Kalimantan Shech Muhammad Arsjad al-Bandjari Maratapura: Jajasa Arjach Muhammad - Bandjari, 1968. Menjadi Banjar: Identitas dan Etnisitas di Kalimantan Selatan” The Asia Pacific Journal of Anthropology Vol.1 No.1, 2000.

Peran Tasawuf dalam Penyebaran Islam ke Malaya dan Indonesia” Journal of the Pakistan Historical Society Vol. Khāriq al-'dah, Anekdot dan Representasi Karāmāt: Hagiografi Tertulis dan Lisan dalam Islam" History of Religions Vol. Kesimpulan pandangan Majelis Ulama Indonesia Hulu Sungai Utara terhadap buku 'Ad-Durrun Nafis' karya Syekh Muhammad Nafis bin Idris al-Banjari.” 2010.

Manakib Syekh Abdul Hamid Abulung (Telaah Sufi stik Wali dan Karamah).” Thesis Master, PPS IAIN Antasari, 2009. Other thoughts on the anthropology of Islam or how to make sense of big plans in everyday life.” Working materials of ZMO no.2.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan agama Islam bagi masyarakat Banjar merupakan hal yang sangat penting karena ajaran Islam telah mengakar di dalam kehidupan mereka, Islam bagi masyarakat