• Tidak ada hasil yang ditemukan

tata kelola dinas pendidikan di masa pandemi covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "tata kelola dinas pendidikan di masa pandemi covid-19"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan pelayanan pendidikan pada masa pandemi Covid-19 dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Jeneponto. Partisipasi Berkenaan dengan partisipasi, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, dalam rangka mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai pelaksanaan pembelajaran di rumah, Kementerian Pendidikan melakukan suatu inovasi, dimana inovasi tersebut ditujukan untuk guru dan siswa sama-sama. Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan hidayah Allah SWT sehingga skripsi yang berjudul “Tata Kelola Pelayanan Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19 Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Jeneponto” dapat terselesaikan.

Gambar 2.1 Konsep kerangka pikir .....................................................................
Gambar 2.1 Konsep kerangka pikir .....................................................................

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengelolaan layanan pendidikan pada masa pandemi Covid-19 untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah.

Mutiaro (2019), dengan judul penelitian Upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Pati Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pasca Sertifikasi Guru Profesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Pati meningkatkan kinerja guru bersertifikat melalui kegiatan dan program KKG/MGMP, seminar, workshop yang diselenggarakan langsung oleh Dinas Pendidikan. Analisis penelitian yang akan saya lakukan lebih fokus pada pengelolaan pelayanan pendidikan pada masa Covid-19 dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Jeneponto.

Tata Kelola Pemerintahan

Beberapa bentuk atau indikator penting dalam tata kelola pemerintahan yang perlu diperhatikan untuk menjadi tata kelola pemerintahan yang baik. Dari ketiga sektor tersebut, kewenangan pemerintah kemudian digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat melalui tata kelola pemerintahan yang baik. Selain itu, tata kelola pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut good governance juga memiliki beberapa indikator yang digolongkan menjadi 4 bagian dalam mengukur tata kelola, antara lain indikator-indikator tersebut:

Pemerintah Daerah

Mengingat wilayah Indonesia sangat luas dengan jangkauan geografis yang luas dan kondisi sosial budaya yang beragam, maka UUD 1945 mengatur perlunya suatu pemerintahan daerah. Dengan demikian, dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, keberadaan pemerintahan daerah merupakan suatu ketentuan konstitusi yang wajib dilaksanakan. Pemerintahan daerah juga mempunyai pengertian pemerintahan, antara lain pengertian pemerintahan adalah suatu sistem pelaksanaan wewenang dan kekuasaan dalam mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya.

Pemerintah merupakan suatu badan atau sarana pelengkap, jika dilihat dalam arti sempit maka pemerintah hanyalah lembaga eksekutif. Sedangkan governance dalam arti sempit adalah seluruh kegiatan badan publik yang hanya mencakup kekuasaan eksekutif. Pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh lembaga-lembaga untuk mencapai tujuan negara.

Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan terorganisir yang timbul dari kedaulatan dan kemerdekaan, berdasarkan atas dasar negara, rakyat, atau jumlah penduduk dan wilayah negara untuk mencapai tujuan negara. Pemerintah Daerah dan DPRD merupakan penyelenggara pemerintahan daerah sesuai dengan prinsip otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintahan daerah adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pemerintah daerah dapat diartikan sebagai perangkat daerah yang melaksanakan, mengatur, dan mengurus penyelenggaraan pemerintahan, sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No.

Mutu Pendidikan

Dari beberapa pengertian mutu yang disajikan secara sederhana, dapat dipahami bahwa mutu pendidikan adalah kemampuan sistem pendidikan dalam mengelola dan mengolah pendidikan secara kualitatif dan efektif untuk meningkatkan nilai tambah guna menghasilkan mutu. . produksi. Jadi, mutu pendidikan bukanlah suatu konsep yang berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Manajemen mutu pendidikan merupakan alat yang dapat digunakan oleh para profesional pendidikan untuk memperbaiki sistem pendidikan negara kita.

Pendidik harus membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di dunia global. Mutu pendidikan dapat ditingkatkan apabila penyelenggara, guru, pegawai, pengawas dan kepala Dinas Pendidikan Nasional mengembangkan sikap yang menitikberatkan pada kepemimpinan, kerjasama tim, kerjasama, akuntabilitas dan pengakuan. Kunci terpenting dalam peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen terhadap perubahan, jika seluruh guru dan staf sekolah mempunyai komitmen terhadap perubahan tersebut.

Staf pengajar kurang memiliki pengetahuan dan keahlian untuk mempersiapkan siswa memasuki pasar tenaga kerja global. Program peningkatan mutu di sektor komersial tidak dapat digunakan secara langsung dalam pendidikan, namun memerlukan adaptasi dan perbaikan. Penggunaan sistem pengukuran memungkinkan para profesional pendidikan untuk menunjukkan dan mendokumentasikan nilai tambah dari pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan, baik bagi siswa, orang tua, dan masyarakat.

Masyarakat dan manajemen pendidikan hendaknya menjauhkan diri dari kebiasaan menggunakan “program pendek”, peningkatan mutu dapat dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan, bukan program pendek (Nana Syaodih Sukmadinata et al., 2006).

Kebijakan Pendidikan Dimasa Pandemi Covid-19

Di sinilah letak langkah selanjutnya dalam proses adaptasi pembelajaran. Siswa yang sebelumnya cenderung berkomunikasi secara langsung saat belajar akan memerlukan berbagai jenis penyesuaian pembelajaran dan memahami proses pembelajaran yang dimodelkan dalam jaringan, sehingga kebijakan yang diberikan dapat menyebabkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran menjadi menurun. mandek. Perlu diketahui bahwa perubahan pembelajaran daring secara tidak langsung mempengaruhi daya serap siswa (Dewi, W.A.F: 2020). Oleh karena itu, siswa harus didasarkan pada pengalaman belajar yang berbeda sehingga pembelajaran online menjadi lebih fleksibel (Zapalska, A. dan Brozik, D. 2006).

Permasalahan utama bagi siswa adalah adanya perubahan lingkungan pembelajaran dari offline ke online, sehingga diperlukan hal-hal yang dapat menarik minat siswa terhadap pembelajaran online dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif; membangun komunitas belajar; memberikan umpan balik yang konsisten pada waktu yang tepat;.

Kerangka Pikir

Pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan internal (tenaga kependidikan) dan pelanggan eksternal (siswa, orang tua, masyarakat dan pengguna lulusan). Permasalahan yang terjadi saat ini di lingkungan pendidikan adalah menurunnya sistem pembelajaran siswa di era pandemi Covid-19. Melihat permasalahan tersebut, pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto berupaya meningkatkan mutu pendidikan di era Covid-19.

Untuk mengetahui bagaimana upaya pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam meningkatkan mutu pendidikan, menggunakan teori tata kelola dengan indikator transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan koordinasi.

Gambar 2.1   Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Fokus Penelitian

Akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap peraturan yang telah dibuat, sekaligus menguji kualitas seorang pemimpin atau suatu kebijakan yang tidak berpihak pada kelompok tertentu. Pengambil keputusan di pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada publik melalui lembaga “Stakeholder”. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang diambil, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi. Koordinasi merupakan suatu mekanisme yang dapat memastikan bahwa seluruh kebijakan yang disepakati mempunyai kepentingan bersama dan juga mempunyai kesamaan pandangan.

Kesepakatan pandangan ini dapat diwujudkan dengan mengintegrasikan visi dan misi masing-masing lembaga.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Jenis dan Tipe Penelitian

Sumber Data

Informan Penelitian

Teknik Analisis Data

Keabsahan Data

Menggali sumber yang sama dengan teknik berbeda dan menentukan waktu (tempat) berbeda.

Deskripsi Obyek Penelitian

  • Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto a. Gambaran Umum Perangkat Daerah

Kepala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas membantu Bupati Jeneponto dalam mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh tugas penyelenggaraan kewenangan daerah pada bidang pendidikan sekolah dasar (SD), bidang pendidikan sekolah menengah (SMP). ), sektor PAUD dan Dikmas, sektor pengembangan ketenagakerjaan, dan sektor kebudayaan. Tugas Sekretariat adalah melaksanakan kegiatan pelayanan administrasi di bidang manajemen umum dan kepegawaian, perencanaan keuangan dan administrasi pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tugas bidang pendidikan menengah adalah merumuskan kebijakan dan pedoman bagi pengembangan kegiatan di bidang pendidikan menengah, menyusun rencana, memberikan tugas, petunjuk, menilai pelaksanaan tugas bawahan di bidang pendidikan menengah. . pendidikan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar pada satuan pendidikan sekolah Sekolah Menengah Pertama, baik sekolah negeri maupun swasta, termasuk pembinaan dan pengembangan kurikulum, pengembangan siswa, serta kelembagaan dan prasarana.

Bidang Kebudayaan mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan pedoman pengembangan kebudayaan, pelestarian warisan budaya dan benda purbakala, pengembangan tenaga seni, penyusunan rencana, serta pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pendidikan dan kegiatan program. dan jasa kebudayaan di bidang pengembangan kebudayaan. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (DIKMAS) Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (DIKMAS) mempunyai tugas mempersiapkan, menyelenggarakan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan dan program kegiatan Masyarakat. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas). Bidang pengembangan personel mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan pedoman pengembangan guru dan tenaga kependidikan serta pelatihan peningkatan kompetensi guru, menyusun rencana, pemberian tugas, petunjuk, mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di bidang guru dan staf pendidikan.

Tata Kelola Dinas Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19 Dalan Meningkatkan Mutu Penedidikan Di Kab. Jeneponto

  • Transparansi
  • Partisipasi
  • Akuntabilitas
  • Koordinasi

Mengkaji dan mengetahui lebih jauh mengenai pengelolaan pelayanan pendidikan pada masa pandemi Covid-19 untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah. Hal serupa juga diungkapkan salah satu staf Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Jeneponto terkait transparansi pendidikan di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kepala dinas pendidikan dan olahraga terkait transparansi pendidikan sebagai berikut.

Hal senada diungkapkan salah satu pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto soal transparansi pendidikan. Sesuai dengan wawancara yang dilakukan bersama dengan kepala dinas pendidikan mengenai partisipasi, maka wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut. Bahkan salah satu pegawai Dinas Pendidikan mengungkapkan hal senada saat mengikuti wawancara sebagai berikut.

Proses ini dianggap sebagai bentuk partisipasi dinas pendidikan untuk memastikan sistem pendidikan di Kabupaten Joneponto berjalan dengan baik. Yang dilakukan dinas pendidikan adalah membentuk posisi mengajar. Dinas Pendidikan pada masa darurat COVID-19 dapat membentuk jabatan pengajar. Selain itu, Dinas Pendidikan juga dapat terus memantau sistem pendidikan yang ada dengan mendirikan Pos Pendidikan. Dinas Pendidikan dapat membentuk posko Pendidikan pada masa darurat COVID-19.

Posko pendidikan ini merupakan bagian dari Satgas COVID-19 daerah yang berkoordinasi secara daring dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Badan Pengembangan. Pusat/Pusat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP/BP-PAUD Dikmas) tentang pelaksanaan kebijakan BDR, Melakukan pendataan di daerah, Pemerintah daerah wajib melakukan pendataan pelaksanaan BDR sesuai format yang disediakan oleh Balai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui tautan http://data.spab.kemdikbud.go.id, Penyusunan dan penetapan kebijakan pendidikan pada masa darurat COVID-19 di daerah. Hal ini merupakan bentuk partisipasi yang dilakukan Kementerian Pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Berdasarkan diskusi yang dilakukan bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan tentang akuntabilitas, hasil perbincangan adalah sebagai berikut.

PENUTUP

Kesimpulan

Dinas Pendidikan tetap dapat memantau sistem pendidikan yang ada dengan membuat posko pendidikan, Dinas Pendidikan pada masa darurat COVID-19 dapat membuat posko pendidikan.

Saran

Muhardi, 2005 'Kontribusi pendidikan terhadap peningkatan kualitas bangsa Indonesia.

Serdamayanti, 2004. “Good Governance (Tata Kelola Pemerintahan yang Baik), Bagian Kedua: Membangun Sistem Kinerja untuk Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance,” Bandung: Mandar Maju.

Gambar

Gambar 2.1 Konsep kerangka pikir .....................................................................
Gambar 2.1   Kerangka Pikir
Tabel 3.1  Jumlah Informan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian toksisitas pada tikus dengan pemberian aqueous extract daun MO dosis 800 mg/kgBB hewan uji tidak menunjukkan efek negatif, seperti kejang, diare, ereksi ekor, atau