• Tidak ada hasil yang ditemukan

TDK 2 AJ

N/A
N/A
Bendahara Materil

Academic year: 2023

Membagikan "TDK 2 AJ"

Copied!
310
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Persyaratan Kurikulum Akademik Program Studi Teknik Perkapalan Strata Satu (S1)

Di Susun Oleh : AHMAD JUNAYDIN

2019310009

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA 2022

(2)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal i

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,rahmat dan hidayah-Nya. Dapat menyelesaikan Tugas Desain Kapal II ini hingga selesai. Tugas Desain Kapal ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan 2 ( dua ) sks Tugas Desain Kapal II, agar dapat mencapai gelar strata I ( S-1 ) di Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada.

Selama proses penyelesaian Tugas Desain Kapal II berlangsung dari mulai hingga terlesesaikan-nya tugas ini, banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun materil. Untuk itu diucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan, rahmat,berkat dan hidayah- Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

2. Orang Tua dan keluarga, yang senantiasa memberikan doa, motivasi dan kepercayaan yang besar.

3. Bapak Ir. Y. Arya Dewanto, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada.

4. Ibu Shanty Manullang, S.Pi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada dan Penasihat Akademik.

5. Bapak Arif Fadillah, S.T.,M.Eng.,Ph.D. selaku dosen pembimbing Tugas Desain Kapal II, yang telah membimbing dan memberi pengarahan selama proses pengerjaan Tugas Desain Kapal II selesai.

6. Para Dosen Muda Fakultas Teknologi Kelautan yang selalu membantu selama proses pengerjaan Tugas Desain Kapal II.

7. Seluruh teman - teman angkatan 2019 yang banyak membantu dan memberi semangat.

8. Rekan - rekan Mahasiswa Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada.

Pada Tugas Desain Kapal II ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu diharapkan kritik serta saran dari semua pihak. Agar dapat dijadikan pembelajaran untuk ke depannya. serta

(3)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal ii

diharapkan semoga Tugas Desain Kapal II ini dapat memberikan banyak manfaat bagi semua pihak.

Akhir kata,diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Desain Kapal II ini, rekan – rekan angkatan 2019, dosen - dosen beserta staf di Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada.

Jakarta, Agustus 2022

Ahmad Junaydin (2019310009)

(4)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... v

Daftar Tabel ... ix

BAB V. RENCANA UMUM ... 1

5.1. PENDAHULUAN ... 1

5.1.1. Pengertian Rencana Umum...1

5.1.2. Maksud dan Tujuan...1

5.1.3. Karakteristik Kapal...2

5.1.4. Prinsip dan Metode Perancangan...2

5.1.5. Pembatasan Masalah...3

5.2. DATA AWAL PERENCANAAN ... 3

5.2.1. Kebutuhan Tangki – Tangki...5

5.2.2. Perencanaan Anak Buah Kapal...13

5.2.3. Perencanaan Frame Space, Sekat, dan Double Bottom...14

5.2.4. Floodable Length ...21

5.2.5. Lambung Timbul ...26

5.2.6. Capacity Plan... ...39

5.2.7. Akomodasi... 68

5.3. PERLENGKAPAN KAPAL ... 89

5.3.1. Peralatan Tambat ... 89

5.3.2. Peralatan Navigasi dan Komunikasi ...96

5.3.3. Peralatan Keselamatan...107

5.3.4 Peralatan Pencegah Kebakaran...116

5.3.5 Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)...123

5.3.6 Perlengkapan Sirkulasi Udara...130

5.3.7 Peralatan Permesinan dan Manuvering...134

5.3.8 Peralatan Pencegah Pencemaran...142

5.3.9 Peralatan Bongkar Muat...149

5.3.10 Peralatan Medis...153

5.3.11 Penanganan Muatan...156

5.4. KELISTRIKAN KAPAL ... 169

5.4.1. Kebutuhan Listrik Untuk Lampu (Penerangan)... 169

5.4.2. Kebutuhan Listrik Untuk Pompa dan Permesinan Kapal...172

5.4.3. Analisa Kebutuhan Listrik... 173

5.4.4. Alat – Alat Kelistrikan Kapal... 174

(5)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal iv

5.5 GRT DAN NRT...179

BAB VI KONSTRUKSI... 187

6.1 PENGERTIAN KONSTRUKSI KAPAL... 187

6.2 PERHITUNGAN KONSTRUKSI KAPAL... 188

6.2.1 Perhitungan Kekuatan Kapal... 189

6.2.2 Longitudinal Beam... .194

6.2.3 Longitudinal... 206

6.2.4 Web Transverse...219

6.2.5 Transverse Frame (Ordinary Frame)...228

6.2.6 Bottom Structures... 237

6.2.7 Perhitungan Pelat Kapal... 242

6.2.8 Pillars... 255

6.2.9 Bracket...262

6.2.10 Bulkhead Arrangement... 264

6.2.11 Longitudinal Bulkhead Arrangement...267.

6.2.12 Hatch Cover Arrangement...270

BAB VII. PENUTUP...288

7.1 KESIMPULAN... 288

7.2 SARAN... 290

DAFTAR PUSTAKA... 292

LAMPIRAN... 295

(6)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Mesin Osmosis ... 8

Gambar 5.2 Kebutuhan Sarat Air...10

Gambar 5.3 Kebutuhan Berat Air Ballast Pada sarat air 5,25 m ... 10

Gambar 5.4 Kurva Stabilitas Kapal Rancangan ... 11

Gambar 5.5 Transverse Frame Spacing ... 15

Gambar 5.6 Longitudinal Frame Spacing ... 15

Gambar 5.7 Sketsa Jarak Frame Space Melintang ... 16

Gambar 5.8 Sekat Buritan ... 17

Gambar 5.9 Sketsa Ruang Steering Gear & Tween Deck ... 17

Gambar 5.10 Sketsa Ruang PoopDeck ... 17

Gambar 5.11 Sketsa Ruang Mesin Tampak Samping ... 18

Gambar 5.12 Sketsa Ruang Mesing Tampak Samping ... 19

Gambar 5.13 Sketsa Posisi Mesin utama ... 19

Gambar 5.14 Sekat Tubrukan ... 20

Gambar 5.15 Sketsa Windlass Deck ... 20

Gambar 5.16 Sketsa Ruangan Cargo ... 21

Gambar 5.17 Sketsa Double Bottom... 21

Gambar 5.18 Garis Margin line ... 22

Gambar 5.19 Floodable Length ... 25

Gambar 5.20 Lambung Timbul Metode ICCL'66 ... 32

Gambar 5.21 Lambung Timbul Metode NCVS 2009 ... 37

Gambar 5.21 Tangki No.1 FOT…... 41

Gambar 5.22 Tangki No.2 FOT…... 42

Gambar 5.23 Letak Tangki LOT…... 42

Gambar 5.24 Letak tangki FWT…... 43

Gambar 5.25 Letak Tangki ROT... 44

Gambar 5.26 Letak Sludge Tank ... 44

Gambar 5.27 Letak Seawage Tank ... 45

Gambar 5.28 Engine Cooling Tank ... 45

Gambar 5.29 Letak Water Ballast Tank Double Bottom ... 56

Gambar 5.30 Letak Water Ballast Tank Double Hull ... 58

Gambar 5.31 Letak Water Ballast Trim ... 59

Gambar 5.32 Grafik Capacity Scale FOT No.1 ... 62

Gambar 5.33 Grafik Capacity Scale FOT No.2 ... 63

Gambar 5.34 Grafik Capacity Scale LOT ... 64

Gambar 5.35 Grafik Capacity Scale Sludge Tank ... 65

Gambar 5.36 Grafik Capacity Scale FWT …... 66

Gambar 5.37 Grafik Capacity Scale ROT …... 66

Gambar 5.38 Grafik Capacity Scale Seawage Tank …... 67

Gambar 5.39 Ruang Kemudi …... 68

Gambar 5.40 Ruang Peta …... 69

Gambar 5.41 Navigation Deck …... 70

Gambar 5.42 Sport Center …... 70

Gambar 5.43 Office Deck …... 71

Gambar 5.44 Captain Deck …... 73

Gambar 5.45 Crew’s Deck …... 75

Gambar 5.46 Laundy Room …... 77

Gambar 5.47 Poopdeck …... 78

Gambar 5.48 Ruang Dapur ... 79

Gambar 5.49 Ruang Makan Awak Kapal …... 80

Gambar 5.50 Hospital …... 81

(7)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal vi

Gambar 5.51 Main Deck …... 82

Gambar 5.52 Tangga Geladak …... 83

Gambar 5.53 Tangga Akomodasi ... 83

Gambar 5.54 Pintu Kedap Cuaca …... 84

Gambar 5.55 Jendela Wheel House …... 85

Gambar 5.56 Mesin Utama ... 86

Gambar 5.57 Spesifikasi Mesin Utama …... 86

Gambar 5.58 Mesin Bantu …... 87

Gambar 5.59 Spesifikasi Mesin Bantu …... 87

Gambar 5.60 Ruang Mesin …... 87

Gambar 5.61 Sketsa Posisi Mesin …... 88

Gambar 5.62 Ruang Steering Gear …... 88

Gambar 5.63 Jangkar …... 90

Gambar 5.64 Rantai jangkar ... 90

Gambar 5.65 Tali – Temali …... 91

Gambar 5.66 Bak Rantai Jangkar …... 92

Gambar 5.67 Hawse Pipe …... 93

Gambar 5.68 Windlass …... 93

Gambar 5.69 Capstan …... 94

Gambar 5.70 Bollard ... 95

Gambar 5.71 Fairlead …... 95

Gambar 5.72 Rope Store ... 96

Gambar 5.73 Jarak Visibilitas …... 96

Gambar 5.74 Lampu Tiang …... 97

Gambar 5.75 Lampu Samping …... 98

Gambar 5.76 Lampu Buritan …... 99

Gambar 5.77 Lampu jangkar …... 99

Gambar 5.78 Radio …... 101

Gambar 5.79 EPIRB …... 101

Gambar 5.80 SART …... 102

Gambar 5.81 Peta …... 102

Gambar 5.82 Kompas …... 103

Gambar 5.83 Pedoman Gyro …... 103

Gambar 5.84 Radar …... 104

Gambar 5.85 Voyage Data Recorder …... 104

Gambar 5.86 Peralatan AIS …... 105

Gambar 5.87 Sistem Operasi LRIT …... 105

Gambar 5.88 GPS …... 106

Gambar 5.89 Echo Sounder …... 106

Gambar 5.90 GMDSS ... 107

Gambar 5.91 Survival Craft …... 108

Gambar 5.92 Lifeboat …... 109

Gambar 5.93 Lifebuoys …... 110

Gambar 5.94 Rescue bout ... 110

Gambar 5.95 Life Jacket Light …... 111

Gambar 5.96 Immersion Suit ... 112

Gambar 5.97 Perangkat peluncuran …... 113

Gambar 5.98 Rocket Parachute Flares …... 113

Gambar 5.99 Hand Flares ... 114

Gambar 5.100 Bouyant Smoke Signal …... 114

Gambar 5.101 General Emergency Alarm System …... 115

Gambar 5.102 Public Addres System …... 115

(8)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal vii

Gambar 5.103 Line Throwing Appliances …...116

Gambar 5.104 Fire Extinguisher …... 117

Gambar 5.105 Fire Hose Box …... 118

Gambar 5.106 Fire hose …... 118

Gambar 5.107 Springkler System …... 119

Gambar 5.108 Hydrant …... 120

Gambar 5.109 International Shore Connection ... 121

Gambar 5.110 CO2 Room …... 123

Gambar 5.111 Wearpack …... 124

Gambar 5.112 Thermal Protection Aid …... 125

Gambar 5.113 Immersion Suit …... 125

Gambar 5.114 Chemical Suit …... 126

Gambar 5.115 Safety Helmet …... 126

Gambar 5.116 Safety Shoes …... 127

Gambar 5.117 Safety Gloves …... 128

Gambar 5.118 Goggles …... 128

Gambar 5.119 Ear Plug …... 129

Gambar 5.120 Safety Harness …... 129

Gambar 5.121 Welding Perisai …... 130

Gambar 5.122 Side Scuttle …... 131

Gambar 5.123 Rectangular Window …... 131

Gambar 5.124 Ventilator …... 132

Gambar 5.125 Air Conditioning System …... 133

Gambar 5.126 Exhaust Fan …... 134

Gambar 5.127 Kompressor …... 134

Gambar 5.128 Botol Angin …... 135

Gambar 5.129 Bow Thruster …... 136

Gambar 5.130 Steering Gear …... 136

Gambar 5.131 Rudder …... 141

Gambar 5.132 Engine Cooling System …... 142

Gambar 5.133 Oil-water Separator …... 143

Gambar 5.134 Tempat Sampah …... 145

Gambar 5.135 Insinerator …... 145

Gambar 5.136 SOPEP …... 146

Gambar 5.137 Oil Record Book …... 148

Gambar 5.138 Seawage Treatment Plan …... 149

Gambar 5.139 Container Crane …... 150

Gambar 5.140 RTG Crane …... 151

Gambar 5.141 Side Lifter …... 151

Gambar 5.142 Reach Stacker …... 152

Gambar 5.143 Spreader …... 152

Gambar 5.144 Kotak P3K …... 156

Gambar 5.145 General Purpose (Dry) Container 20 & 40 ft …... 156

Gambar 5.146 Reefer Container 20 & 40 ft …... 157

Gambar 5.147 Cargo Hold …... 157

Gambar 5.148 Cargo Hold Tier 1 …... 157

Gambar 5.149 Cargo Hold Tier 2 …... 157

Gambar 5.150 Cargo Hold Tier 3 …... 158

Gambar 5.151 Cargo Hold Tier 4 …... 158

Gambar 5.152 Cargo Hold Tier 5 …... 158

Gambar 5.153 Cargo Hold Tier 6 …... 159

Gambar 5.154 Cargo Hold Tier 7 …... 159

Gambar 5.155 Pengikatan Metode A ... 160

(9)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal viii

Gambar 5.156 Pengikatan Metode B …... 161

Gambar 5.157 Pengikatan Metode C …... 161

Gambar 5.158 Penomoran Peti Kemas ISO …... 162

Gambar 5.159 Penomoran Stack/Row dan Tier ISO …... 162

Gambar 5.160 Lashing Element Design Load …... 163

Gambar 5.161 Pengikatan peti Kemas Tipe Paired & Cross Lash …... 164

Gambar 5.162 Pengikatan peti Kemas Tipe Kombinasi …... 165

Gambar 5.163 Side Lashing …... 166

Gambar 5.164 Raised Lashing Platform …... 166

Gambar 5.165 Metode Pengikatan …... 167

Gambar 5.166 Letak Foundation & Fitting …... 167

Gambar 5.167 Lashing Point …... 168

Gambar 5.169 Mesin Bantu …... 174

Gambar 5.170 Spesifikasi Mesin Bantu …... 175

Gambar 5.171 Motor Listrik …... 175

Gambar 5.172 Relay …... 176

Gambar 5.173 Transformator …... 177

Gambar 5.174 Main Switch Board …... 177

Gambar 5.175 Circuit Breaker …... 178

Gambar 5.176 Kabel …... 178

Gambar 6.1 Konstruksi Kapal ... 187

Gambar 6.2 Mesin Utama …... 188

Gambar 6.3 Katalog Steel Plate Raja Paksi …... 189

Gambar 6.4 Faktor Distribusi F1 …... 191

Gambar 6.5 Faktor Distribusi F2 …... 192

Gambar 6.6 Sketsa Letak Longitudinal Beam ... 194

Gambar 6.7 Profil Longitudinal Beam Bottom & Inner Bottom …... 195

Gambar 6.8 Profil Longitudinal Beam Double Hull …... 196

Gambar 6.9 Profil Longitudinal Beam Freeboard deck ... 197

Gambar 6.10 Profil Longitudinal Beam 2nd Deck …... 198

Gambar 6.11 Profil Longitudinal Beam Main Deck …... 198

Gambar 6.12 Profil Longitudinal Beam Poopdeck …... 199

Gambar 6.13 Profil Longitudibal Crew’s Deck …... 200

Gambar 6.14 Profil Longitudinal Beam Captain Deck …... 201

Gambar 6.15 Profil Longitudinal Beam Office Deck …... 201

Gambar 6.16 Profil Longitudinal Beam Navigation Deck …... 202

Gambar 6.17 Profil Longitudinal Beam Compass Deck …... 203

Gambar 6.18 Profil Longitudibal Thruster Deck …... 204

Gambar 6.19 Profil Longitudinal Beam Forecastle Deck …... 205

Gambar 6.20 Profil Longitudinal Beam Forecastle Deck (2nd Tier) …... 205

Gambar 6.21 Profil Bottom Longitudinal …... 206

Gambar 6.22 Profil Longitudinal Inner Bottom …... 207

Gambar 6.23 Pembagian Longitudinal Frame Double Hull …... 207

Gambar 6.24 Profil Longitudinal Double Hull (0,75 L AP) …... 208

Gambar 6.25 Profil Longitudinal Double Hull (0,25 FP) …... 209

Gambar 6.26 Profil Longitudinal 2nd Deck …... 210

Gambar 6.27 Profil Longitudinal Freeboard Deck 0,875 L AP …... 210

Gambar 6.28 Profil Longitudibal Freeboard Deck 0,125 L FP …... 211

Gambar 6.29 Profil Longitudinal Main Deck …... 212

Gambar 6.30 Profil Longitudinal Poopdeck …... 212

Gambar 6.31 Profil Longitudinal Crew’s Deck …... 213

Gambar 6.32 Profil Longitudinal Captain Deck …... 214

Gambar 6.33 Profil Longitudibal Office Deck …... 215

(10)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal ix

Gambar 6.34 Profil Longitudinal Navigation Deck …... 215

Gambar 6.35 Profil Longitudinal Compass Deck …... 216

Gambar 6.36 Profil Longitudinal Thruster Deck …... 217

Gambar 6.37 Profil Longitudinal Forescastle Deck …...218

Gambar 6.38 Profil Longitudibal Forecastle Deck (2nd tier) …... 219

Gambar 6.39 Profil Web Frame 0,875 L AP …... 220

Gambar 6.40 Profil Web Frame 0,125 L FP …... 220

Gambar 6.41 Profil Web Frame Poopdeck …... 221

Gambar 6.42 Profil Web Frame Crew’s Deck …... 222

Gambar 6.43 Profil Web Frame Captain Deck …... 223

Gambar 6.44 Profil Wrb Frame Office Deck …... 224

Gambar 6.45 Profil Web Frame Navigation Deck …... 224

Gambar 6.46 Profil Web Frame Compass Deck …... 225

Gambar 6.47 Profil Web Frame 2nd Deck …... 226

Gambar 6.48 Profil Side Stringer AFT …... 227

Gambar 6.49 Profil Side Stringer Fore …... 227

Gambar 6.50 Pembagian Transverse Frame Double Hull …... 228

Gambar 6.51 Profil Transverse After Peak …... 228

Gambar 6.52 Profil Transverse Midship …... 229

Gambar 6.53 Profil Transverse Fore Peak …... 230

Gambar 6.54 Profil Transverse Poopdeck …... 231

Gambar 6.55 Profil Transverse Crew’s Deck …... 232

Gambar 6.56 Profil Transverse Captain Deck …... 233

Gambar 6.57 Profil Transverse Office deck …... 234

Gambar 6.58 Profil Transverse Navigation Deck …... 235

Gambar 6.59 Profil Transverse Compass Deck …... 236

Gambar 6.60 Profil Transverse 2nd Deck …... 237

Gambar 6.61 Pembagian Center Girder …... 237

Gambar 6.62 Open Floor …... 240

Gambar 6.63 Manholes …... 241

Gambar 6.64 Lightening Holes …... 241

Gambar 6.65 Pembagian Pelat Kapal …... 242

Gambar 6.66 Bottom Shell Plating …... 243

Gambar 6.67 Area Immersed Bow Plating …... 244

Gambar 6.68 Pelat Lunas …... 244

Gambar 6.69 Bilge Plating …... 245

Gambar 6.70 Inner Bottom Plating …... 246

Gambar 6.71 Side Shell Plating …... 247

Gambar 6.72 Sheer Strake Plating …... 248

Gambar 6.73 Deck Girder ... 254

Gambar 6.74 Plating …... 255

Gambar 6.75 Pillars …... 262

Gambar 6.76 Bracket …... 264

Gambar 6.77 Stiffeners …... 265

Gambar 6.78 Bulkhead Girder & Web …... 266

Gambar 6.79 Bulkhead Arrangements …... 266

Gambar 6.80 Longitudinal Bulkhead Beam …... 267

Gambar 6.81 Longitudinal Bulkhead …... 268

Gambar 6.82 Standar Stringer …... 269

Gambar 6.83 Fore Stringer …... 269

Gambar 6.84 Longitudinal Hatch Cover …... 270

Gambar 6.85 Transverse Hatch Cover …... 271

Gambar 6.86 Hatch Cover …...272

(11)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal x

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Koreksi Stabilitas...11

Tabel 5.2 Data kebutuhan Tangki...12

Tabel 5.3 Jarak Frame Space...14

Tabel 5.4 Ketentuan Jumlah Bulkhead...16

Tabel 5.5 Tabel Webster untuk menemukan "m" dan "a"...24

Tabel 5.6 Letak Lambung timbul...31

Tabel 5.7 Nilai Koreksi Bangunan Atas...34

Tabel 5.8 Letak Lambung Timbul NCVS 2009... 36

Tabel 5.9 perbandingan Metode ICLL dan NCVS... 38

Tabel 5.10 Kebutuhan Tangki Kapal... 39

Tabel 5.11 Perhitungan Volume FOT No.1... 40

Tabel 5.12 No.8 Ballast Tank... 46

Tabel 5.13 No.7 Ballast Tank ... 47

Tabel 5.14 No.6 Ballast Tank ... 48

Tabel 5.15 No.5 Ballast Tank ... 50

Tabel 5.16 No.4 Ballast Tank ... 51

Tabel 5.17 No.3 Ballast Tank …... 52

Tabel 5.18 No.2 Ballast Tank ... 53

Tabel 5.19 No.1 Ballast Tank ... 54

Tabel 5.20 Total Water Ballast Tank Double Bottom (P&S)... 55

Tabel 5.21 Kapasitas Water Ballast Tank Port Side... 57

Tabel 5.22 Kapasitas Water Ballast Tank Starboard Side... 57

Tabel 5.23 Total Water Ballast Tank Kapal Rancangan ... 59

Tabel 5.24 Aplikasi Tangki Pada Kapal ... 60

Tabel 5.25 Capacity Scale Cargo Hold No.1 ... 60

Tabel 5.26 Capacity Scale cargo Hold No. 2 ... 60

Tabel 5.27 Capacity Scale Cargo Hold No.3 ... 61

Tabel 5.28 Capacity Scale Cargo Hold No.4 ... 61

Tabel 5.29 Capacity Scale Cargo Hold No. 5 ... 61

Tabel 5.30 Capacity Scale Cargo Hold No.6 ... 62

Tabel 5.31 Capacity scale FOT No. 1 ... 62

Tabel 5.32 Capacity Scale FOT No.2 ... 63

Tabel 5.33 Capacity Scale LOT ... 64

Tabel 5.34 Capacity Scale Sludge Tank ... 64

Tabel 5.35 Capacity Scale FWT ... 65

Tabel 5.36 Capacity Scale ROT ... 66

Tabel 5.37 Capacity Scale Seawage Tank ... 67

Tabel 5.38 Spesifikasi Mesin Jangkar ... 93

Tabel 5.39 Spesifikasi Mesin Tambat ... 94

Tabel 5.40 Spesifikasi Fairlead ... 95

Tabel 5.41 Spesifikasi Survival Craft ... 108

Tabel 5.42 Spesifikasi Lifeboat ... 109

Tabel 5.43 Ketentuan Jumlah Lifebuoys ... 109

Tabel 5.44 Jenis Fire Extinguisher ... 116

Tabel 5.45 Dimensi International Shore Connection ... 121

Tabel 5.46 Ketentuan Dimensi WO Separator ... 143

Tabel 5.47 Ketentuan Sampah ... 144

Tabel 5.48 Perlengkapan Medis …... 153

Tabel 5.49 Isi Kotak P3K …... 154

(12)

PERENCANAAN FULL CONTAINER 860 TEUS Hal xi

Tabel 5.50 Ukuran Peti Kemas …... 156

Tabel 5.51 Jumlah Muatan Dalam Lambung (TEUS) …... 158

Tabel 5.52 Jumlah Muatan Di Luar Lambung (TEUS) …... 159

Tabel 5.53 Kebutuhan Pencahayaan …... 169

Tabel 5.54 Kebutuhan Daya Permesianan …... 172

Tabel 5.55 Analisa Kebutuhan Listrik Kapal …... 173

Tabel 6.1 Resume Perhitungan Konstruksi …... 274

(13)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 1

BAB V

RENCANA UMUM

5.1 PENDAHULUAN

5.1.1 Pengertian Rencana Umum

Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat, kamar mesin dan akomodasi. Selain dari itu juga dalam penentuan dan perencanaan jumlah awak kapal, alat keselamatan, alat bongkar muat, alat navigasi dan telekomunikasi serta segala peralatan yang diperlukan yang khusus untuk kapal rancangan tersebut.

Desain rencana umum harus mempertimbangkan kesesuaian dengan rencana garis yang telah dikembangkan, kesesuaian terhadap DWT, kapasitas dan kecepatan yang dibutuhkan. Rencana umum digunakan untuk beberapa kegunaan, tidak hanya sekedar menunjukan jenis kapal dan feature nya , Galangan kapal juga menggunakan untuk membuat kalkulasi awal biaya pembangunan kapal serta sebagai dasar untuk membuat detail drawing.

5.1.2 Maksud dan Tujuan

1. Melanjutkan Tugas Desain Kapal I ke Tugas Desain Kapal II sebagai syarat kuliah Tugas Desain Kapal.

2. Merencanakan penataan muatan kapal rancangan agar sesuai dengan perencanaan awal.

3. Dapat merancang tangki-tangki yang sesuai dengan kebutuhan pada kapal rancangan.

4. Dapat menentukan lokasi dan setting ruangan-ruangan yang dibutuhkan pada kapal rancangan.

5. Merancang kapal Full Container dengan peralatan keamanan dan keselamatan yang dibutuhkan pada kapal rancangan.

6. Dapat merancang kontruksi kapal sesuai ketentuan dari klasifikasi dan peraturan-peraturan yang berlaku.

(14)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 2

5.1.3 Karakteristik Kapal

Secara umum, kapal peti kemas dapat diartikan sebagai kapal khusus untuk mengangkut muatan peti kemas. Peti kemas sendiri merupakan salah satu cara pengemasan barang dengan memasukkannya ke dalam box yang khusus di desain untuk memudahkan proses pengemasan dan pengiriman barang. Oleh karena itu kapal peti kemas harus memiliki pelabuhan khusus yang memiliki alat bongkar muat berupa Crane, selain itu konstruksi kapal juga harus dapat mengakomodasi kebutuhan muatan seperti perencanaan awal.

Tujuan utama sebuah kapal dibangun yaitu untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan yang dilakukan oleh kapal tersebut, sehingga efektifitas, daya muat, dan perencanaan konstruksi kapal harus direncanakan secara matang agar kapal yang telah dibangun dapat bekerja optimal.

5.1.4 Prinsip dan Metode Perancangan Dalam perencanaan kapal akan mengacu pada :

1. Biro Klasifikasi

Biro klasifikasi yang dipakai adalah American Bureau of Shipping (ABS), sehingga perhitungan konstruksi dan segala hal yang berkaitan mengacu pada klas tersebut.

2. Sistem Keselamatan kapal

Aturan yang dipakai adalah Safety Of Life As Sea (SOLAS) edisi 2014, Marine Pollution (MARPOL) 73/78, dan Life Saving Appliance (LSA) Edisi 2010.

3. Penanganan Muatan

Untuk penanganan muatan digunakan aturan IMO Res A.714 (17) Code of safe Practice For Cargo Stowage And Securing, klas American Bureau of Shipping (ABS) mencakup metode pengikatan (Lashing System) dan Stack Foundation, kemudian untuk batas muat kapal digunakan peraturan International Load Line Convention (ICLL)1966.

4. Aturan Lain

Perencanaan akan menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, selain itu digunakan Non-Convention Vessel Standar Indonesian Flagged (NCVS) edisi 2009 sebagai bahan komparasi dan Container ISO Codes, International Labour Organization, Maritime Labour Convention 2006, dan International Convention on Tonnage Measurement 1969.

(15)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 3

5.1.5 Pembatasan Masalah 1. Rencana Umum

2. Perhitungan Floodable Length & Lambung Timbul 3. Perlengkapan dan Penggambaran Rencana Umum 4. Perhitungan Konstruksi Scantling

5. Gambar Midship Construction 6. Gambar Shell Expansion 7. Gambar Construction Profile 5.2 Data Awal Perencanaan

Berikut ini data umum kapal rancangan :

 Jenis Kapal = Full Container Ship

 Muatan = 860 TEUS

 Rute Pelayaran = Pelabuhan Singapure– Pelabuhan Tanjung Priok – Pelabuhan Tanjung Perak

 Radius Pelayaran = ± 1.100 mil

 Kecepatan Dinas = 13 Knots

 Klasifikasi = American Bureau of Shipping (ABS)

 Notasi Klas = Penjelasan Notasi Klass :

= Lambung kapal sesuai dengan persyaratan konstruksi American Bureau of Shipping

= Kapal khusus memuat peti kemas

= Peralatan Jangkar dan Rantai Jangkar sesuai dengan persyaratan konstruksi American Bureau of Shipping

= Instalasi Mesin dan Boiler sesuai dengan persyaratan konstruksi American Bureau of Shipping

= Instalasi Kontrol dan Monitor Ruang Mesin Propulsi dari dek Navigasi maupun Pusat Kendali ke Ruang Mesin sesuai dengan persyaratan konstruksi American Bureau of Shipping.

= Instalasi Thruster untuk membantu manuver kapal sesuai persyaratan konstruksi American Bureau of Shipping.

Data Kapal Rancangan

(16)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 4

Length Over All ( LOA ) = 133,60 m

Length Water Line ( LWL ) = 126,40 m

Length Between Perpendicullar ( LBP ) =123,90 m

Breadth ( B ) = 29,50 m

Draft ( T ) = 8,20 m

Height ( H ) = 12,30 m

Freeboard ( f ) = 4,10 m

Coefficient Block ( Cb ) = 0,85

Coefficient Midship ( Cm ) = 0,998

Coefficient Prismatic ( Cp ) = 0,851

Coefficient Waterline ( Cw ) = 0,895

Displacement ( ) =20877,598 Ton

Volume Displacement ( ) = 20713,555 m³

Velocity Speed ( Vs ) = 13 Knots

Radius of Bilge ( R ) = 3,55 m

Camber = 0,64 m

Main Engine

Merk = Hyundai HIMSEN

Type = H25/33P

Power = 2030 KW/2722,27 HP

Cylinders = 7

 Jumlah = 1 unit

 Putaran mesin = 900 rpm

 SFOC = 181 g/KWh

 Dimensi (P x L x T) = 4618 x 1810 x 3569 (mm) Auxiliary Engine

Merk = Hyundai HIMSEN

Type = 5H17/28

Power = 1442,94 HP/1614 KW (538X3)

SFOC = 188 g/KWh

 Putaran mesin = 900 rpm

 Jumlah = 3 unit

(17)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 5

 Dimensi (P x L x T) = 4991 x 1495 x 2314 (mm) Reduction Gear

Merk = Hyundai HIMSEN

Type = FPGV-610

Gear Ratio = 1 : 4,524

 Dimensi (P x L x T) = 1800 x 1500 x 1800 5.2.1 Kebutuhan Tangki – Tangki

Karena mesin utama dan mesin bantu berubah, maka dilakukan perhitungan : 1) Berat Bahan Bakar Mesin Induk (WFO)

WFO = [(PbME x bME)]x S/Vs x 10−6 x (1,3~1,5) Dimana :

Wfo = Berat bahan bakar PbME = M/E = 2030 KW

bME = Koefisien pemakaian BBM = 181 g/KWh S = Radius Pelayaran = 1100 NM

Vs = 13 knots

C = (1,3 ~1,5) nilai koefisien diambil 1,5 Maka :

WFO = [(2030 x 181)] x (1100/13) x 10−6 x 1,5

= 127,187 ton

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga 𝐖𝐅𝐎 = 128 ton 2) Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (WFB)

Dimana :

WFO = [(PbAE x bAE)]x S/Vs x 10−6 x (1,3~1,5) Dimana :

Wfo = Berat bahan bakar

PbMb = A/E = 538 KW x 2 = 1076 KW bMb = Koefisien pemakaian BBM = 188 g/KWh S = Radius Pelayaran = 1100 NM

Vs = 13 knots

C = (1,3 ~1,5) nilai koefisien diambil 1,5 Maka :

WFb = [(1076 x 188)] x (1100/13) x 10−6 x 1,5

(18)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 6

= 61,17 ton

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga Wfb = 62 ton 3) Berat Minyak Pelumas Mesin Utama (WLO)

WLO= [(PbME x bLO)]x S

Vs x 10−6 x (1,3~1,5) Dimana :

WLO = Berat minyak pelumas

bLO = koefisien pemakain oli = 0,6 g/KWh PbME = 2030 KW

Maka :

WLO = [2030 x 0.6]x 110013 x 10−6 x 1,5

= 0,42 ton

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga 𝐖𝐋𝐎 = 0,42 ton

4) Berat Minyak Pelumas Mesin Bantu(WLb) WLb= [(PbMb x bLO)]x S

Vs x 10−6 x (1,3~1,5) Dimana :

WLb = Berat minyak pelumas

bLb = koefisien pemakain oli = 0,6 g/KWh PbMb = 1076 KW

Maka :

W𝐿b = [1076 x 0.6]x 1100

13 x 10−6 x 1,5

= 0,081 ton

Dari perhitungan diatas ditetapkan harga 𝐖𝐋𝐛 = 0.081 ton 5) Berat Air Bersih dan tawar (Weight Of Fresh Water (𝑾𝑭𝑾)

Dimana :

 Jumlah penumpang dan ABK Z = 22 Orang

Drinking Water DW = 10-20 kg/org/hari

Washing water + Bathing Room WW+BR= 70 kg/org/hari

Boilet Feed Water BFW = 0,14 kg/KWh

Addition For Tank Volume Add = 3% - 4%

(19)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 7

Dalam perhitungan Fresh Water akan dibuat dua jenis perhitungan yaitu perhitungan Fresh Water yang diambil dari Pelabuhan yang akan digunakan untuk minum dan memasak dan Fresh Water yang diambil dengan cara osmosis untuk kebutuhan lainnya. Dengan adanya Fresh Water Osmosis bertujuan untuk efisiensi biaya Fresh Water Pelabuhan dan untuk efisiensi Panjang ruang mesin Kapal rancangan.

Perhitungan Fresh Water:

𝑊𝐹𝑊 = [𝐷𝑊 × 𝑍] × 𝑠 𝑉𝑠× 1

24+ 𝐴𝑑𝑑 = [20 × 22] ×1100

13 × 1

24+ 4%

= 1551,3220 kg

= 1,551 Ton

Ditetapkan berat Fresh Water adalah 1,551 Ton Perhitungan Fresh Water Osmosis:

𝑊𝐹𝑊𝑜𝑠 = [((𝑊𝑊 + 𝐵𝑅) × 𝑍) + (𝐵𝐹𝑊 × (𝑃𝑏𝑀𝐸+ 𝑃𝑏𝐴𝐸) × 24)] × 𝑠 𝑉𝑠× 1

24+ 𝐴𝑑𝑑 = [(70 × 22) + (0,14 × (2030 + 1076) × 24)] ×1100

13 × 1

24+ 4%

=36794,193 kg = 367,942 Ton

Ditetapkan berat Fresh Water Osmosis adalah 367,942 Ton Sistematika Fresh Water Osmosis

 Pemakaian Harian Osmosis : WFWos

Lama Pelayaran

: 367,942

5 hari = 73,588 Ton/Hari

 Rincian Pemakaian Harian Osmosis:

1. Cuci & Mandi : 3 Ton 2. Pendingin Mesin : 70,588 Ton

 Volume Tangki Osmosis : WFWos Harian × ρ air tawar : 73,588 × 1,00

: 73,588 m3

Maka ditetapkan volume tangki osmosis 73,588 m3

 Maka Pemilihan Mesin osmosis adalah:

(20)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 8 Gambar 5.1 Mesin Osmosis

Sumber: Katalog SWI Series

1. Merk : SWI Series

2. Type : SW-16K-1480

3. Debit : 61 m3/Jam

4. Daya : 19 KW

5. Dimensi L×B×T : 4953 mm × 1524 mm × 1829 mm 6) Tangki Oli Kotor (Sludge Tank)

P.M nomor 29 tahun 2014 tentang pencegahan pencemaran lingkungan maritim halaman 11

V1 = K1 C D (m3) K1 = 0,005 Bahan bakar HSD

C = konsumsi bahan bakar harian (m3) (39,24 m3) D = waktu pelayaran (5 hari)

Maka,

V1 = 0,005 x 39,24 x 5

= 1,37 m3

Kebutuhan tangki oli kotor (Sludge Tank) adalah 1,37 m3 7) Tangki Penampung Kotoran (Seawage Tank)

P.M nomor 29 tahun 2014 tentang pencegahan pencemaran lingkungan maritim halaman 34. Kapal harus memiliki tempat penampungan kotoran minimum (Ct)

Ct > Cr Dimana : Cr = A Np Da Dimana :

Ct = kapasitas tangki penampungan yang ada di kapal (m3) Cr = kapasitas tangki penampungan yang disyaratkan (m3)

(21)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 9

A = 0,06 (m3/orang/hari) selain kapal penumpang Np = jumlah awak (22 orang)

Da = lama kapal berlayar (5 hari), digunakan system pengurasan tiap hari maka ditetapkan Da= 1 hari

Maka,

Cr = A Np Da Cr = 0,06 x 22 x 1

= 1,32 m3

Kebutuhan tangki penampung kotoran (Seawage Tank) adalah 1,32 m3 8) Tangki Ballast (Ballast Tank)

Di dalam buku Global Maritime Transport and Ballast Water Management variasi mengenai kapasitas tangki ballast pada kapal adalah 30 % - 50 % dari Deadweight tonnage kapal.

Penentuan kebutuhan tangki ballast sangat beragam menurut jenis dan muatan kapal, adapun perhitungan tangki ballast secara utama didasarkan pada faktor berikut :

a. Propeller di anjurkan untuk tenggelam kedalam air secara keseluruhan, kondisi ini untuk menjaga daya pakai propeller, dan secara tidak langsung memperpanjang umur pemakaian as dan mesin utama.

b. Tangki ballast untuk menjaga Stabilitas kapal, sehingga perencanaan kebutuhan tangki ini menurut stabilitas kapal.

Karena kedua faktor diatas, perhitungan didasarkan pada perencanaan kurva hidrostatik kapal, yaitu dengan menentukan berat (ton) yang dibutuhkan untuk menenggelamkan propeller pada saat kapal dalam keadaan kosong tanpa muatan.

a. Penentuan air ballast agar propeller tenggelam

 Berat kapal kosong (LWT) = 5112,094 ton

Berikut ini merupakan kebutuhan sarat air agar merendam keseluruhan propeller dengan menggunakan data Hydrostatic Curve kapal rancangan.

(22)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 10 Gambar 5.2 Kebutuhan Sarat Air

Sumber : Rencana Garis Kapal Rancangan

Sumber : Grafik Hidrostatik Kapal Rancangan

Dari pembacaan kurva hidrostatik, pada sarat air 5,25 m diperlukan beban sebanyak 12861,92 ton, dan diasumsikan bahan bakar tidak selalu dalam kondisi penuh (100%) sehingga :

 Berat kapal kosong (LWT) + 20% Wfo + 20% Wfb + 100% Wlo + 100 % Wlb + 25% Wfw + 20% Wprov + 100% Wp+l

Dimana :

Berat kapal kosong (LWT) = 5112,094 ton 20 % Berat bahan bakar mesin utama (Wfo) = 25,6 ton 20% Berat bahan bakar mesin bantu (Wfb) = 12,4 ton 100% Berat pelumas mesin utama (Wlo) = 0,42 ton 100 %Berat pelumas mesin bantu (Wlb) = 0,081 ton

Gambar 5.3 Kebutuhan Berat Air Ballast Pada sarat air 5,25 m

(23)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 11

25 % Berat air tawar (Wfw) = 18,397 ton 20% Berat makanan (Wprov) = 0,23 ton 100% Berat ABK dan akomodasi (Wp+l) = 3,52 ton

Sehingga :

Berat kapal = 5112,094 ton + 25,6 ton + 12,14 ton + 0,42 ton + 0,081 ton + 18,397 ton + 0,23 ton + 3,52 = 5172,482 ton

Maka kebutuhan air ballast :

Ballast = 12861,92 ton – 5172,482 ton

= 7689,438 ton

Ditentukan kebutuhan air ballast adalah 7689,438 ton dengan pertimbangan ketersediaan tangki pada kapal.

b. Penentuan air ballast dengan memperhatikan stabilitas

Setelah dilakukan perhitungan mengenai stabilitas kapal, di dapat parameter sebagai berikut :

a. GM > 0,15 m

Dimana GM = 7,593 m > 0,15 m ... memenuhi b. GZ – 30o > 0,20 m

Dimana GZ kapal rancangan pada titik 30o = 3,584 m ... memenuhi c. ∆GZ-30o > 0,055 m – rad

Dimana ∆GZ-30o kapal rancangan = 1,053 m – rad ... memenuhi

Gambar 5.4 Kurva Stabilitas Kapal Rancangan Sumber : Perhitungan Stabilitas Kapal

(24)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 12

Tabel 5.1 Koreksi Stabilitas

No Item Standar Kapal Rancangan Hasil

1 GM > 0,15 m 7,593 m Memenuhi

2 GZ-300 > 0,20 m 3,584 m Memenuhi

3 ∆GZ-300 0,055 m – rad 1,053 m – rad Memenuhi Sumber : Perhitungan Tugas Desain Kapal I

9) Tangki Air Reverse Osmosis (RO)

Perencanaan tangki RO pada kebutuhan tabel 5.1 sangat besar, untuk itu pengoperasian peralatan RO berjalan secara berkala agar kebutuhan air tetap terpenuhi dan ukuran tangki bisa diperkecil, sehingga pembagaian tangki-tangki pada kapal dapat efisien. Perencanaan yang diambil adalah 20 m3. Sistem air tawar berfungsi untuk memenuhi semua kebutuhan air tawar dikapal yang mana air tawar digunakan khusus untuk minum dan keperluan para abk kapal. Air yang digunakan adalah air yang baik, bersih dan menyehatkan. Selama beberapa dekade terakhir, proses teknologi memberan desalinasi, ditetapkan sebagai biaya rendah solusi yang fleksibel untuk produksi minuman dan proses air dari laut atau air payau menjadi air tawar.

Air laut Reverse Osmosis (SWRO) biasanya modal dan solusi termurah karna kemudahan pembuatan kontruksi. Cara kerjanya dengan pompa bertekanan tinggi, bertekanan air garam dialirkan kesistim modul.

Tabel 5.2 Data kebutuhan Tangki

No Item Berat (Ton) Massa Jenis

(Ton/Meter3)

Volume (meter3)

1 Bahan Bakar M/E dan A/E 373 0,86 433,72

2 Pelumas M/E dan A/E 1,2 0,88 1,36

3 Air Bersih 4,23 1,0 4,23

4 Air RO 20 1,0 20

5 Dirty Oil Tank - - 2

6 Seawage Tank - - 1,32

7 Ballast Tank 6000 1,025 5853,66

Sumber : Perhitungan Kebutuhan Tangki Kapal

(25)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 13

5.2.2 Perencanaan Anak Buah Kapal

Jumlah ABK yang akan direncanakan didapat dari hasil dari persamaan berikut : Zc = Cst [𝐶𝑑𝑘 (𝐶𝑁/1000)1/6+ 𝐶𝑒𝑛𝑔 ( 𝐵𝐻𝑃/1000)1/3] + 𝐶𝑎𝑑𝑒𝑡𝑠 Dimana :

Cst = koefisien steward deck (1,2 – 1,33) Cdk = koefisien deck department (11,5 – 14,5) Ceng = koefisien engine department (8,5 – 11,0) BHP = tenaga mesin (KW) = 2030 KW

Cadets = perwira tambahan/tamu = 1 orang

CN = (L.B.H) / 1000 = ((123,90 x 29,50 x 12,30)/1000) = 41 Maka jumlah ABK kapal rancangan adalah :

Zc = 1,2 [11,5 (41/1000)1/6+ 8,5 ( 2030/1000)1/3] + 1 = 22 Sehingga Jumlah ABK untuk kapal rancangan berjumlah 22 orang, dengan susunan sebagai berikut :

Captain = 1 orang

1st Officer ( Mualim I ) = 1 orang 2nd Officer ( Mualim II ) = 1 orang 3rd Officer ( Mualim III ) = 1 orang Chief Engineer (Kepala Kamar Mesin) = 1 orang 1st Engineer (Masinis I) = 1 orang 2nd Engineer (Masinis II) = 1 orang 3rd Engineer (Masinis III) = 1 orang

Doctor = 1 orang

Boatswain = 1 orang

Engine Supervisor = 1 orang

Electrician man = 3 orang

Oiler = 3 orang

Quarter Master (Juru Mudi) = 3 orang

Kepala koki = 1 orang

Asisten koki = 1 orang

Total Crew = 22 orang

(26)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 14

5.2.3 Perencanaan Frame Space, Sekat, dan Double Bottom

Perencanaan frame space, sekat, dan double bottom dilakukan untuk menentukan posisi gading pada kapal dan berperan dalam kekuatan kapal. Sebagai acuan dalam perencanaan, akan mengikuti aturan dari Biro Klasifikasi American Bureau of Shipping.

1. Frame Spacing

a. Transversal Frame Spacing

ABS Part 3, Chapter 2, Section 5, halaman 107 Ketentuan jarak frame adalah sebagai berikut :

Frame space engine room = ≤ 600 mm

Frame space cargo hold = Perhitungan jarak frame standar

Frame space Fore End (0,125 L) = ≤ 600 mm Sehingga :

Frame spacing engine room kapal pembanding sebesar 600 mm

Frame spacing engine room ditentukan sebesar 600 mm

 Jarak Frame Cargo hold

S = 2.08 L + 438 mm untuk L< 270 m Dimana,

S = Standard Frame Spacing (mm) L = LBP (m)

Sehingga

S = 2.08 (123,90) + 438 mm S = 695 mm

Frame spacing cargo hold kapal pembanding sebesar 620 mm

Frame spacing Fore End (0,125 L) ditentukan 600 mm

Frame spacing Fore End kapal pembanding sebesar 600 mm Dari perhitungan diatas ditentukan frame spacing kapal sebagai berikut :

Tabel 5.3 Jarak Frame Space

Jenis Frame Jarak Frame

Frame space engine room 600 mm

Frame space cargo hold 670 mm

Frame space Fore End (0,125 L) 600 mm

(27)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 15

Sumber : Perhitungan Frame Kapal

Gambar 5.5 Transverse Frame Spacing Sumber : Pribadi

b. Longitudinal Frame Spacing

 ABS Part 3, Chapter 2, Section 5, halaman 107 S = 2.08 L + 438 mm untuk L< 270 m Dimana,

S = Standard Frame Spacing (mm) L = LBP (m)

Sehingga

S = 2.08 (123,90) + 438 mm S = 695 mm

Dari perhitungan diatas ditetapkan Longitudinal frame space adalah 600 mm

Gambar 5.6 Longitudinal Frame Spacing Sumber : Pribadi

(28)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 16 Gambar 5.7 Sketsa Jarak Frame Space Melintang

Sumber : Pribadi 2. Pembagian Sekat Kapal

IACS Part 1, Chapter 2, Section 2, halaman 70

Jumlah minimum bulkhead untuk kapal adalah sebagai berikut : Tabel 5.4 Ketentuan Jumlah Bulkhead

Sumber : IACS

Dari ketentuan diatas kapal rancangan dengan panjang 123,90 m harus memiliki minimal 5 sekat kedap air.

c. Sekat Buritan

ABS Part 3, Chapter 2, Section 9, halaman 148

 Jarak minimum sekat buritan dari stern tube adalah 3 x frame spacing.

 Jarak sekat buritan pada kapal pembanding dari stern tube adalah 3,6 m pada frame 8

 Ditentukan jarak sekat buritan kapal rancangan adalah 5 x frame spacing atau 5 x 600 mm = 3 meter dari stern tube. Pada frame 10

(29)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 17 Gambar 5.8 Sekat Buritan

Sumber : Pribadi

Gambar 5.9 Sketsa Ruang Steering Gear & Tween Deck Sumber : Pribadi(proses)

Gambar 5.10 Sketsa Ruang PoopDeck

Sumber : Pribadi

(30)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 18

d. Sekat Kamar Mesin

ABS Part 3, Chapter 2, Section 9, halaman 149

 Sekat kamar mesin didasarkan pada kebutuhan ruangan untuk kamar mesin.

 Panjang kamar mesin pada kapal pembanding adalah 11 % dari LBP 92,72

= 11% x 92,72 yaitu 10,20.

 Panjang kamar mesin kapal rancangan apabila 11% dari LBP = 11% x 123,90 =12,43 m, tetapi setelah dilakukan sketsa kamar mesin ketentuan tersebut tidak mengakomodasi keseluruhan mesin utama dan mesin bantu kapal, sehingga ditetapkan panjang kamar mesin 16,80 m dimana dengan dimensi tersebut dapat mengakomodasi mesin bantu dan mesin utama.

Gambar 5.11 Sketsa Ruang Mesin Tampak Samping

Sumber : Pribadi Base Line

(31)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 19 Gambar 5.12 Sketsa Ruang Mesing Tampak Samping

Sumber : Pribadi

Gambar 5.13 Sketsa Posisi Mesin utama Sumber : Pribadi

e. Sekat Tubrukan

ABS Part 3, Chapter 2, Section 9, halaman 148

 Ketentuan sekat tubrukan secara umum adalah 5 - 8% L dari FP.

 Jarak sekat tubrukan kapal pembanding adalah 4,92 m dari FP.

AUXILIARY

AUXILIARY AUXILIARY

AUXILIARY

(32)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 20

 Kelas ABS mensyaratkan sekat tubrukan berjarak :

 Minimum : 0,015 L = (0,015 x 123,90 = 1,695 m)

 Maksimum : 3 m.

 Perencanaan : 0,015 x (123,90 m) = 1,695 m dari FP, frame 172 (1,968 m)

Gambar 5.14 Sekat Tubrukan Sumber : pribadi

Gambar 5.15 Sketsa Windlass Deck Sumber :Pribadi

f. Sekat Kargo

ABS Part 3, Chapter 2, Section 9, halaman 150

Sekat kargo untuk kapal peti kemas maksimal 2 x 20 ft Container yang disesuaikan dengan kebutuhan jarak peti kemas untuk memudahkan dalam kegiatan bongkar muat. Panjang antar sekat kargo adalah 12316 mm dan terdapat space 150 mm.

(33)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 21 Gambar 5.16 Sketsa Ruangan Cargo

Sumber : Pribadi 3. Double Bottom

ABS Part 3, Chapter 2, Section 4, halaman 88

Ketentuan : dDB minimal 760 mm dan maksimal 2000 mm dDB = 32B + 190√d mm

dimana :

dDB = Tinggi double bottom (mm) B = Lebar Kapal (29,50 m) d = Sarat air (8,20 m) sehingga :

dDB = 32(29,50) + 190√8,20

= 1488 mm

Ditentukan dDB adalah 1500 mm, penentuan ini setelah melalui perhitungan koreksi kebutuhan kapasitas tangki pada kapal rancangan.

Gambar 5.17 Sketsa Double Bottom Sumber : Pribadi

5.2.4 Floodable Length

Untuk merancang atau merencanakan suatu kapal perlu diperhatikan faktor keselamatan atau keamanan dari kapal. Ada banyak hal yang mempengaruhi keselamatan kapal, salah satu faktornya adalah kebocoran pada lambung yang ada di bawah garis air. Bila kapal mengalami kebocoran, maka air akan masuk keseluruh ruangan dan kapal akan tenggelam, karena kapal tidak mempunyai daya apung cadangan lagi. Supaya kapal tidak tenggelam, maka air yang masuk kedalam

(34)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 22

ruangan harus dicegah oleh sekat-sekat melintang yang kedap air dan menerus sampai geladak sekat.

Untuk menentukan letak dan jarak maksimal dalam arah memanjang kapal dari masing-masing sekat melintang yang kedap ini dan kapal masih dapat terapung diperlukan grafik atau lengkungan panjang ketidaktenggelaman

Floodable Length atau panjang ketidaktenggelaman adalah lengkungan atau grafik dari letak dan panjang maksimal ruangan yang dibatasi oleh sekat kedap melintang, bila ruangan tersebut tergenang air (mengalami kebocoran) dan sarat air dari kapal tepat menyinggung garis batas tenggelam (margin line), dimana kapal masih tepat dapat terapung atau pada saat kapal akan tenggelam.

Garis batas tenggelam (margin line) adalah garis yang sejajar garis tepi geladak utama / geladak sekat pada jarak 76 mm ( 3 inch). Atau dengan kata lain, bila sarat air melebihi garis batas tenggelam maka kapal dianggap tenggelam

Gambar 5.18 Garis Margin line

Sumber : Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS. 2003.

Floodable Length Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan :

a. Lengkung Sekat Kedap Air (Floodable Length)

Lengkungan Sekat kedap air (Floodable Length) adalah lengkungan dari panjang maksimal ruangan yang dibatasi oleh sekat melintang, bila ruangan tersebut tergenang air dan sarat air dari kapal tepat menyinggung garis batas tenggelam (Margin Line) kapal masih dapat terapung atau pada saat kapal akan tenggelam.

b. Koefisien Permeabilitas (μ)

Adalah jumlah (%) dari air yang dapat masuk atau menggenangi ruangan tersebut.

μ = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 (%)

Volume air yang menggenangi ruangan selalu lebih kecil dari volume ruangan yang sebenarnya, hal ini dapat dijelaskan karena dalam ruangan – ruangan tersebut selalu

(35)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 23

ada barang yang mengurangi volume air yang masuk misalnya; muatan, mesin – mesin perlengkapan, bahkan adanya gading – gading dalam ruangan yang kosong

c. Faktor Pembagi Sekat

Adalah koefisien bervariasi antara 0,3 ~ 1 yang mana digunakan untuk menentukan panjang ruangan yang diperbolehkan.

g. Perhitungan Floodable Length

Untuk menghitung panjang genangan air, perhitungan dilakukan dengan metode Webster. Data kapal yang diperlukan untuk perhitungan ini adalah:

LBP = 123,90 m H = 12,30 m T = 8,20 m Cb = 0,85 H’ = H – ML Dimana :

H = Tinggi Kapal

ML = (Margin Line) batas dalam dari bulkhead = 76 mm = 0,076 m H’ = 12,30 – 0,076 = 12,224 m

Harga ratio untuk lambung timbul ( f ) f = 𝐹𝑏

𝐻’

Dimana :

Freeboard ( Fb ) = 4,10 m f = 4,10

12,224

= 0,36

Panjang genangan untuk ruangan : L’ = m ( a + f )

Dimana, m dan a = faktor perhitungan yang diperoleh dari tabel Webster sesuai dengan Cb kapal dan presentase panjang kapal sebagai fungsi ratio lambung timbul dan ratio sheer.

Panjang genangan untuk setiap jenis ruangan yang berbeda akan berbeda juga sebagai dengan faktor Permeabilitas (μ) untuk masing – masing jenis ruangan tersebut :

(36)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 24

L = m ( a + f ) μ

Dengan :

μ = 100% (untuk kapal kosong)

= 85% (untuk ruangan muat)

= 63 % (untuk ruang mesin)

Maka didapat harga “m” dan “a” dan panjang genangan “L” Untuk Cb = 0,69.

Setelah diperoleh nilai “L”, selanjutnya akan didapat panjang genangan untuk tiap jenis ruangan (L’) dan akhirnya dapat digambarkan “Floodable Length Curve”.

Tabel 5.5 Tabel Webster untuk menemukan "m" dan "a"

% L Cb = 0,717 f L'

m a 100% 85% 63%

Gtb 39,90 0,225 0,36 23,34 27,46 37,05 15 53,20 0,046 0,36 21,60 25,41 34,28 20 53,00 0,036 0,36 20,99 24,69 33,31 30 62,90 0,038 0,36 25,03 29,45 39,74 40 91,50 0,012 0,36 34,04 40,04 54,03 45 105,20 -0,003 0,36 36,61 43,07 58,11 50 103,50 -0,001 0,36 37,16 43,71 58,98 60 78,40 0,025 0,36 30,18 35,51 47,91 70 56,90 0,050 0,36 23,33 27,46 37,03 80 52,00 0,005 0,36 18,98 22,33 30,13 85 56,40 0,082 0,36 24,93 29,33 39,57 Gth 38,80 0,324 0,36 26,54 31,22 42,13 Sumber : Tabel Webster

(37)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 25

Sumber : Pribadi

Gambar 5.2.19 Floodable Length

(38)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 26

5.2.5 Lambung Tmbul

ABS Part 1, Chapter 1, Appendix 1, halaman 35 Ketentuan penulisan lambung timbul seperti berikut

Lambung timbul adalah jarak vertikal yang diukur pada tengah kapal kearah bawah dari sisi atas geladak lambung timbul hingga sisi atas garis muat. Pada perhitungan lambung timbul akan mengikuti ketentuan – ketentuan konvensi internasional mengenai garis muat, ICLL (International Convention on Load Line) yang diadakan di London pada tahun 1966, dimana pedoman ini masih berlaku hingga saat ini.

(39)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 27

1. Kapal tipe A

 Didesain hanya untuk mengangkut kargo curah cair, atau

 Memiliki kekokohan tinggi pada geladak terbuka dengan alasan kenyataan bahwa tangki kargo hanya memiliki lubang akses yang kecil yang ditutup dengan penutup baja atau bahan lain dengan paking kedap air, dan

 Memiliki tingkat keselamatan yang tinggi terhadap banjir, sebagai akibat dari rendahnya permeabilitas ruang kargo yang terisi dan tingkat pembagian ruang kargo asalkan dalam hal suatu kapal dengan panjang melebihi 150 meter, tingkat keselamatan terhadap banjir tidak lebih rendah dari yang dinyatakan.

2. Kapal tipe B

 Adalah kapal selain tipe A 3. Kapal tidak termasuk

 Kapal militer dan pemerintah yang tidak digunakan untuk tujuan komersial.

 Kapal pesiar yang tidak untuk perdagangan.

 Suatu kapal yang beroperasi hanya berdasarkan jumlah maksimum penumpang yang diijinkan diangkut sebagai kapal perairan tenang atau kapal perairan tenang sebagian.

Dari uraian diatas, kapal Full container termasuk dalam kapal tipe B, sehingga untuk perhitungan lambung timbul mengikuti langkah – langkah berikut

 Metode International Conventiom on Load Line (ICLL) 1966 a. Lambung Timbul Awal (fb1)

Chapter 3, Regulation 28, halaman 55

Untuk Kapal L = 123,90 m, Freeaboard ditentukan 1543 m b. Penambahan Lambung Timbul (fb 2)

Chapter 3, Regulation 27, halaman 47

Untuk Kapal L = 123,90 m, penambahan Freeaboard sebesar 62 m

(40)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 28

c. Koreksi Koefisien Blok (Cb) Chapter 3, Regulation 30, halaman 59

Apabila nilai Cb > 0,68 maka harus dilakukan koreksi Koreksi Cb = 𝐶𝑏+0,68

1,36

=fb1 0,85+0,68

1,36

= 1584,97 mm d. Koreksi Tinggi Kapal (H)

Chapter 3, Regulation 31, halaman 59

Jika, H > L/15, koreksi ditambahkan (H – L/15)R mm, Dimana :

R = L/0.48 Sehingga :

H kapal = 12,3 m L/15 = 7,53 m

Dari perhitungan di atas H > L/15, maka dilakukan koreksi sebagai berikut : R = L/0,48

Dimana :

L = 123,90 m Sehingga :

R = 123,90/0,48

= 258,125 Maka,

Koreksi = (H – L/15)R Dimana :

H = 12,3 m L = 123,90 m R = 258,125 Sehingga:

Koreksi = (12,3 – 123,90/15) 258,125

= 1042,825 mm e. Koreksi Lengkung Kapal (Sa)

Chapter 3, Regulation 37, halaman 63 Koreksi lengkung ditetapkan sebagai berikut:

(41)

PERENCANAAN FULL CONTAINER SHIP 860 TEUS Page 29

B = 0,125 x 123,90 = 15,487 cm

A = 1/6 [2,5 (L+30) – 100 (Sf + Sa)] (0,75 – S/2L) (cm) Koreksi lengkung kapal ditetapkan sebagai berikut :

a. A lebih besar dari 0, koreksi ditetapkan = A cm

b. A lebih besar dari 0, dan harga mutlak A lebih besar dari B, koreksi ditetapkan = -B cm

c. A lebih kecil dari 0, dan harga mutlak A lebih kecil dari B, koreksi ditetapkan = A cm

Keterangan :

L = panjang kapal, dalam meter

Sf = tinggi lengkung pada posisi garis tegak depan ( FP ) dalam meter Sa = tinggi lengkung pada posisi garis tegak belakang ( AP ) dalam meter

S = panjang seluruh bangunan atas tertutup dalam meter.

Maka,

A = 1/6 [2,5 (123,90+30) –100 (0 + 0)] (0,75 – 8,5/2x123,90) cm

= 30,51 cm

Karena nilai A > 0, dan harga mutlak A > B, koreksi ditetapkan = -B atau -14,125 cm ( -141,25 mm)

f. Lambung Timbul Minimum Musim Panas (S)

1. Fb 1 = 1543,00 mm

2. Fb 2 = 62,00 mm

3. Koreksi Cb = 1584,97 mm

4. Koreksi Tinggi (H) = 1122,17 mm 5. Koreksi Sheer (Sa) = -141,25 mm +

= 4170,72 mm g. Tinggi linggi haluan minimum

Tinggi linggi haluan yang ditentukan sebagai jarak vertikal pada garis tegak depan antara garis air yang berimpit dengan lambung timbul musim panas dan tonggak tungging rancangan serta sebagian atas geladak yang terbuka tidak kurang dari nilai berikut :

• Untuk kapal dengan panjang lebih kecil dari 250 meter :

Referensi

Dokumen terkait

Pada pemeriksaan mukosa nasal pada siswa-siswi SD Inpres 10/73 Pandu, didapatkan hasil sebagian besar normal pada sampel dengan jumlah 16 anak (80,89%).. Keadaan Hiperemis pada

Berdasarkan grafik tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa pada bulan November merupakan masa dimana tingkat penggunaan bahan baku paling tinggi. Hal yang demikian