• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tekanan darah Sebelum Senam Lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tekanan darah Sebelum Senam Lansia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada 2021

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

USIA LANJUT

Rika Widayanti1, Siti Mardiyah, S. Kep., Ns., M. Kep2

1Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada

2Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta Email : [email protected]

ABSTRAK : Lanjut usia adalah keadaan dimana seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun, lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia terdapat focus pelayanan Kesehatan yang meliputi: disabilitas fungsional meningkat, gangguan mobilitas fisik, kekuatan dan fungsi fisik menghilang, layanan perawatan dalam jangka Panjang, pemberian asuhan keperawatan, isolasi sosial, berduka, gangguan kognitif, serta penyakit kronik seperti hipertensi. Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Senam lansia merupakan suatu Tindakan non farmakologis yang efektif untuk menurunkan tekanan darah pada lansia tanpa menimbulkan suatu bahaya. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut. Jenis penelitian ini adalah diskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan pada kasus ini adalah suatu keluarga pada tahap perkembangan usia lanjut. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada keluarha usia lanjut hipertensi dengan masalah managemen Kesehatan tidak efektif yang dilakukan Tindakan senam lansia selama 3 hari didapatkan hasil terjadinya penurunan tekanan darah lansia hipertensi dari 170/110 mmHg menjadi 170/100 mmHg.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan Keluarga, Hipertensi, Senam Lansia

ABSTRACT : Elderly is a condition where a person who has an age of more than or equal to 55 years, the elderly is the final stage of the aging process. Nursing for families with the elderly has a focus on health services which include: increased functional disability, impaired physical mobility, lost physical strength and function, long-term care services, nursing, social isolation, grieving, cognitive impairment, and chronic diseases such as hypertension. Hypertension is a condition in which a person has a systolic blood pressure of more than 140 mmHg and a diastolic blood pressure of more than 90 mmHg. Elderly exercise is an effective non-pharmacological action to reduce blood pressure in the elderly without causing a danger. The purpose of this case study is to describe the description of family nursing care at the stage of development of elderly families. This type of research

(2)

is descriptive using a case study approach. The subject used in this case was a family at an advanced stage of development. The results of the case study showed that the management of nursing care in elderly hypertensive families with health management problems is not effective. The elderly exercise for 3 days showed a decrease in blood pressure in the elderly with hypertension from 170/110 mmHg to 170/100 mmHg.

Key words : Family Nursing, Hypertension, Elderly Gymnastics

PENDAHULUAN

Menurut badan kesehatan dunia (WHO) hipertensi adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah yang tinggi (tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg) yang menetap.

Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan pada dinding arteri saat darah diangkut ke seluruh tubuh oleh jantung. Semakin tinggi teknan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO, 2013).

Menurut (Tulak & Umar 2017) dalam jurnal yang berjudul “ Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Di Puskesmas Wara Palopo” pada lansia penderita hipertensi diberikan Tindakan senam lansia yang memiliki pengaruh efektif untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hasil penelitian dari jurnal tersebut didukung oleh penelitian dari Maryam ( 2018) yang menyetakan bahwa dengan Latihan fisik atau senam dapat membantu kekuatan pompa jantung bertambah, sehingga aliran darah bisa Kembali lancar dan bisa digunakan sebagai penanganan non farmakologis terhadap lansia penderita hioertensi.

Tujuan pada studi kasus ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut dengan masalah hipertensi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain studi kasus, subjek yang digunakan studi kasus ini adalah suatu keluarga pada tahap perkembangan keluarga dengan usia lanjut yang memiliki masalah hipertensi di wilayah Gondangrejo Karanganyar dan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2021 sampai 25 Februari 2021 dengan 4 kali kunjungan. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik serta studi kasus ini menggunakan lembar observasi sebelum Tindakan dan setelah hari ke empat.

HASIL PENELITIAN 1. Pengkajian

Hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga Ny.S pada pengkajian didapatkan data berdasarkan data subyektif Ny.S mengatakan menderita hipertensi sudah tiga tahun Ny.S mengatakan pusing dibagian tengkuk, keluarga mengatakan tidak mengetahui cara/ strategi yang digunakan utuk merawat Ny.S. Sedangkan data obyektif

(3)

dari klien didapatkan tekanan darah klien 150/120 mmHg, klien tidak mengenali masalah dengan baik, serta dalam mengontrol hipertensi dari Ny.S hanya membiarkan saja dan hanya membeli obat di warung.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang sesuai dengan data pengkajian tersebut adalah managemen Kesehatan tidak efektif (D.0116) dengan hasil skoring 4 yaitu kemungkinan masalah dapat diubah Sebagian dengan skor 1 bobot 2, Kemungkinan masalah dapat dicegah Tinggi dengan skor bobot 3 bobot 1, menonjolnya masalah masalah yang dirasakan dan harus segera ditangani dengan skor 2 bobot 1.

Intervensi Keperawatan Intervensi dilakukan selama 4 kali kunjungan dengan mengacu 5 fungsi keluarga diharapkan keluarga mampu mengenal masalah dengan kriteria hasil : keluarga mampu mengenal masalah pada anggota keluarga ( pengetahuan manajemen hipertensi ), Intervensi ( pengajaran individu ) Bimbing Sistem Kesehatan (I. 12360) yaitu identifikasi masalah kesehatan individu dan keluarga. Keluarga mampu mengambil keputusan sesuai informasi yang tepat, intervensi (pengajaran mandiri) Dukungan pengambilan keputusan (I.09265) Identifikasi persepsi masalah dan informasi yang memicu konflik, yaitu menentukan perbedaan antara pandangan pasien dan keluarga mengenai kondisi pasien, bantu pasien untuk mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari setiap persepsi dengan cara yang jelas ( senam lansia).

Keluarga dapat memahami penanganan penyakit dan perubahan Kesehatan keluarga intervensi Pelibatan Keluarga (I.14525) yaitu identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan. Keluarga

dapat memahami sumber

ketidaknyamanan yang berasal lingkungan, intervensi (pengajaran

individu) Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I. 12472) yaitu anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari yaitu dengan mengajarkan senam lansia yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien. keluarga dapat memahami pemenuhan kebutuhan kesehatan individu intervensi Edukasi Program Pengobatan(I. 12441) yaitu Informasikan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan selama pengobatan.

3. Intervensi Keperawatan

Implementasi yang pertama dilakukan untuk diagnosa utama yaitu manajemen kesehatan tidak efektif, implementasi berdasarkan tujuan khusus yang pertama yaitu bimbing sistem kesehatan yaitu Mengidentifikasi masalah kesehatan individu dan keluarga, menentukan pasien dan keluarga mengenai senam lansia. Pada kunjungan pertama pada tanggal 19 Februari 2021 dilakukan pengkajian terhadap Ny.S mengenai masalah kesehatan yang sering muncul serta mengkaji pola hidup keluarga Ny.S, Kunjungan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2021 dilakukan tindakan pengukuran tekanan darah serta mengajarkan senam lansia untuk menurunkan tekanan darah. Kunjungan ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2021 dengan melakukan pengukuran tekanan darah dan senam lansia.

Kunjungan keempat dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2021 dengan melakukan pengukuran tekanan darah dan mengajarkan senam lansia.

4. Evaluasi Keperawatan

0 100 200

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4

Tekanan darah Sebelum Senam Lansia

Sistole Diastole

(4)

Berdasarkan hasil evaluasi sumatif pada keluarga di hari terakhir pada 25 februari 2021 dapat diketahui bahwa setelah dilakukan intervensi keperawatan didapatkan Data subyektif : Pasien mengatakan sudah mengetahui hipertensi dan memahami hipertensi, keluarga mengatakan bersedia memberikan dukungan kepada pasien, pasien mengatakan mau berobat ke pusat kesehatan terdekat Pasien mengatakan bersedia melakukan senam lansia Pasien mengatakan paham manfaat senam lansia. Data Obyektif : Terjadi perubahan tekanan darah pada kunjungan kedua yaitu dari 150/120 mmHg menjadi 145/110 mmHg pada kunjungan ketiga mengalami penurunan tekanan darah dari 160/120 mmHg menjadi 150/110 mmHg dan pada kunjungan keempat mengalami penurunan tekanan darah dari 170/110mmHg menjadi 165/ 100 mmHg Assesment : pasien dan keluarga sudah mampu mencapai lima fungsi keluarga. Planning : Kolaborasi keluarga untuk senam lansia. Hasil tekanan darah dapat dilihat pada diagram 4.1 dan 4.2berikut ini:

PEMBAHASAN

Pada pengkajian didapatkan bahwa

klien Ny.S yangberusia 60 tahun mengalami hipertensi dengan hasil pemeriksaan tanda tanda vital tekanan darah 150/120 mmHg, Nadi 89x/menit, RR:

21x/menit. Dari data tersebut diketehui Ny.S memiliki tekanan darah melebihi

batas normal Ny.S mengatakan menderita hipertensi sudah tiga tahun Ny.S mengatakan pusing dibagian tengkuk. Dari data pengkajian ini diketehui bahwa data yang sesuai dengan pendapat badan kesehatan dunia (WHO)yang menyatakan bahwa hipertensi suatu keadaan dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah yang tinggi (tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg) yang menetap.

Setelah melakukan pengkajian terkait dengan managemen Kesehatan tidak efektif , dilakukan intervensi utama keperawatan dengan memberikan Tindakan senam lansia selama 4 hari untuk menurunkan tekanan darah. Senam lansia merupakan suatu bentuk olahraga aerobic yang bermanfaat bagi para lanjut usia. senam SKJ lansia dilakukan sesuai dengan gerakan sehari- hari yang melibatkan sebagian besar otot tubuh manusia dan gerakan untuk menahan berat badan dengan cara menyeimbangkan beban antara kiri dan kanan untuk memperlancar aliran darah dan menurunkan kejadian hipertensi pada lansia (Tulak & Umar 2017).

Berdasarkan hasil tersebut maka penulis melakukan intervensi dengan memberikan senam lansia untuk menurunkan tekanan darah klien dengan melibatkan peran keluarga sehingga keluarga mampu melakukan tindakan senam lansia secara mandiri.

Tindakan keperawatan yang dilakuakn oleh penulis pada Ny.S dengan kunjungan 4 kalidan didapatkan hasil klien mamp memahami mengenai masalah hipertensi dan cara merawat keluarga hipertensi . Setelah dilakukan pemberian tindakan non farmakologis senam lansia selama 3 hari berturut turut selama 30 menit, hasil yang didapatkan yaitu tekanan darah menurun dari 170/110 mmHg menjadi 170/100mmHg. Pada saat implementasi dilakukan keluarga kooperatif dan mampu mempraktikkan senam lansiasecara mandiri dirumah.

0 200

Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4

Tekanan Darah Setelah Senam Lansia

Sistole Diastole Column1

(5)

Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup sang penderita ( Barbara,2013). Penatalaksanaan non farmakologi adalah salah satunya senam lansia senam SKJ lansia dilakukan sesuai dengan gerakan sehari-hari yang melibatkan sebagian besar otot tubuh manusia dan gerakan untuk menahan berat badan dengan cara menyeimbangkan beban antara kiri dan kanan untuk memperlancar aliran darah dan menurunkan kejadian hipertensi pada lansia maka perlu dilakukan latihan fisik atau olah raga, salah satunya senam lansia. Dilihat dari manfaat senam bagi lansia yaitu memperlancar peredaran darah dan merangsang saraf yang lemah, maka lansia wajib melakukan senam bagi lansia (Tulak & Umar, 2017).

Berdasarkan evaluasi akhir pemberian senam lansia selama 3 hari berturut turut dapat menurunkan tekanan darah dari 170/110 mmHg menjadi 170/100 mmHg.

Pengaruh senam SKJ lansia terhadap penurunan tekanan darah pada penderita tekanan darah lansia disebabkan oleh gerakan atau aktivitas berupa senam lansia yang dilakukan lansia merangsang kekuatan pompa jantung untuk meningkatkan dan menstimulasi vasodilatasi pembuluh darah, sehingga memperlancar aliran darah dan menurunkan tekanan darah (Tulak & Umar, 2017)

KESMPULAN

Pengelolaan asuhan keperawatan keluarga lansia hipertensi dengan masalah managemen Kesehatan tidak efektif Tindakan yang dilakukan adalah pemberian senam lansia selama 3 hari berturut turut selama 30 menit didapatkan penurunan tekanan darah dari 170/110 mmHg menjadi 170/100 mmHg.

SARAN

1. Bagi Perawat

Sebagai seorang perawat hendaknya memiliki keterampilan yang baik dan memiliki tanggung jawab dan selalu berkoordinasi dengan tim untuk

memberikan asuhan keperawatan khusunya kepada lansia dengan hipertensi

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas sehingga dapat menciptakan perawat yang profesional, inovatif, terampil dan bermutu dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

3. Bagi Pasien

Pasien dapat mengenali bagaimana tanda gejala hipertensi dan mampu melakukan perawatan senam lansia untuk menurunkan tekanan darah serta keluarga mampu merawat anggota keluarga lain yang mengalami masalah hipertensi.

4. Bagi Rumah Sakit

Dapat meningkatkan pemberian layanan pendidikan kesehatan maupun promosi kesehatan terhadap keluarga, terurtama Intervensi dilakukan selama 4 kali kunjungan dengan mengacu 5 fungsi keluarga diharapkan keluarga mampu mengenal masalah dengan kriteria hasil : keluarga mampu mengenal masalah pada anggota keluarga ( pengetahuan manajemen hipertensi ), Intervensi ( pengajaran individu ) Bimbing Sistem Kesehatan (I. 12360) yaitu identifikasi masalah kesehatan individu dan keluarga. Keluarga mampu mengambil keputusan sesuai informasi yang tepat, intervensi (pengajaran mandiri) Dukungan pengambilan keputusan (I.09265) Identifikasi persepsi masalah dan informasi yang memicu konflik, yaitu menentukan perbedaan antara pandangan pasien dan keluarga mengenai kondisi pasien, bantu pasien untuk mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari setiap persepsi dengan cara yang jelas ( senam lansia). Keluarga dapat memahami penanganan penyakit dan perubahan Kesehatan keluarga intervensi Pelibatan Keluarga (I.14525) yaitu identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan.

Keluarga dapat memahami sumber

(6)

ketidaknyamanan yang berasal lingkungan, intervensi (pengajaran individu) Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I. 12472) yaitu anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari yaitu dengan mengajarkan senam lansia yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien. keluarga dapat memahami pemenuhan kebutuhan kesehatan individu intervensi Edukasi Program Pengobatan(I. 12441) yaitu Informasikan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan selama pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Nasir, Abdul Muhith, Ideputri.

(2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogjakarta : Mulia Medika

Achjar, Komang Ayu Henny. 2010.

Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga Cetakan I.

Jakarta: Sagung Seto

Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta:

Trans Info Media

Bakri, M,H . 2017.Asuhan Keperawatan Keluarga, Pustaka Mahardika, Yogyakarta.

Barbara, K . 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik edisi VII Volume I. Jakarta : EGC.

Darmojo, Boedhi. 2015. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).

Jakarta : FKUI

Departemen Kesehatan RI, 2014.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5.

Jakarta: Depkes RI, p441-448 Friedman. 2013. Keperawatan Keluarga.

Yogyakarta: Gosyen Publishing

Friedman, Marilyn M,2010. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik:

Yogyakarta: Gosyen Publishing Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho.

2014. Panduan praktis penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Pustaka Media Kholifah, S.N. (2016). Modul Bahan Ajar

Cetak Keperawatan Gerontik.

Jakarta : Kemenkes RI Pusdik SDM Kesehatan

Kholifah, Siti Nur dan Wahyu, Widagdo.

2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta Selatan:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing Notoatmodjo,S. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Salemba Medika.

Referensi

Dokumen terkait

The study results indicate that the direction of the 2013 curriculum development policy is aimed at strengthening learning that leads to integrative thematic learning, a scientific

After being verified/concluded, the discussion was carried out through an anthropolinguistics approach to find the meaning and values contained in Nandong and the results of interviews