• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA

N/A
N/A
Nuraulia Haya Maghfirah

Academic year: 2023

Membagikan "TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA DI KELURAHAN

BUNGA EJA BARU

Kelompok 2

(2)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1. MUH ILHAM (D131201002)

2. SALWA NURSHAFITRI HIDAYAT (D131201004)

3. NURAULIA HAYA MAGHFIRAH (D131201010)

4. SITTI NUR ASFANI RIFAI (D131201042)

5. AINUN KHAIRUNNISA (D131201078)

(3)

PROFIL

KELURAHA

N

Kelurahan Bunga Eja Beru termasuk dalam Wilayah Kecamatan Tallo Kota Makassar, Kelurahan ini juga dikenal dengan Kandea, Kelurahan Bunga Eja Beru terdiri dari 5 RW dan 30 RT dengan luas wilayah 0.30 Km2 Kelurahan Bunga Eja Beru memiliki jumlah penduduk 9.013 jiwa yang terdiri dari 4.444 laki-laki dan 4.569 perempuan.

(4)

PERMASALAH AN YANG DIHADAPI

Pada Kelurahan Bunga Eja Beru

permasalahan yang paling menonjol

yaitu persoalan sampah terutama

sampah organik dimana sampah-

sampah tersebut langsung dibuang

dan diangkut ke TPA tanpa dilakukan

pemilahan terlebih dahulu yang

menyebabkan timbulnya bau,

kurangnya estetika lingkungan, dan

terganggunya kegiatan masyarakat

seperti terhalangnya jalan oleh

keberadaan tumpukan sampah-

sampah tersebut.

(5)

PENILAIAN ASPEK KONDISI KEKUMUHAN

Total Nilai Aspek Fisik Bunga Eja Beru

Kondisi Bangunan 11

Kondisi Jalan Lingkungan 2

Kondisi Penyediaan Air Minum 2

Kondisi Drainase Lingkungan 4

Pengelolaan Persampahan 6

Kondisi Pengelolaan Air Limbah 10

Kondisi Proteksi Kebakaran 10

Total 45

(6)

Setelah melakukan identifikasi di kawasan kumuh Bunga Eja Beru dapat ditarik kesimpulan bahwa kawasan kumuh Bunga Eja Beru tergolong dalam kawasan kumuh sedang.

46 – 75 : Kumuh Berat 16 – 45 : Kumuh Sedang

0 – 15 : Kumuh Ringan

Adapun hasil akhir dari penjumlahan seluruh skoring setiap indikator kemudian dijumlahkan dengan klasifikasi:

(7)

Permasalahan yang menonjol

secara langsung

(8)

TEKNOLOGI YANG

DITAWARKAN

(9)

1. TAKAKURA

Metode Takakura ini merupakan metoda komposting yang

mengutamakan kebersihan higienis serta tanpa menimbulkan bau dalam

proses pengomposan. Metode ini sangat sederhana yang dapat mengolah mengolah 1,5 kg sampah organik perhari dan bisa diterapkan

pada skala rumah tangga baik di wilayah perkotaan yang terkendala

persoalan lahan maupun di pedesaan.

Metode ini dilakukan dengan menggunakan keranjang sampah

Takakura dan proses kompos berlangsung secara aerob sehingga

tidak menimbulkan bau. Hasil dari proses pengomposan secara aerobic

berupa CO2, H2O, dan humus.

Pengomposa Takakura hanya membutuhkan satu hingga dua

minggu.

(10)

VERMICOMPOSTING

Vermikompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang dihasilkan dari proses pencernaan dalam tubuh cacing,

yaitu berupa kotoran yang telah terfermentasi. Salah satu spesies cacing

tanah yang biasa digunakan dalam vermicomposting adalah cacing tanah

(Lumbricus Rubellus). Cacing ini mempunyai banyak kelebihan dibanding cacing jenis lain. Kelebihan dari cacing ini

adalah tidak berbau, cepat berkembang biak, tumbuh subur, mempunyai ketahanan hidup yang tinggi, mudah beradaptasi dengan berbagai media yang

dipergunakan, dan sangat mudah dibudidaya.

Hasil akhir dari vermicomposting adalah biomassa cacing dan kotoran cacing (Kascing). Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro dan

mikro. Vermicomposting berlangsung selama 15 hari.

(11)

3. OPEN WINDROW COMPOSTING

Metode pengomposan open windrow merupakan cara pembuatan kompos ditempat terbuka beratap tanpa komposter dan menggunakan aerasi alamiah. Menurut istilah, windrow artinya gundukan-gundukan material yang memanjang. Oleh karena itu biasanya tumpukan kompos dibentuk seperti gundukan yang memanjang dan diberi celah untuk pertukaran udara. Dengan sistem

pengomposan windrow, sampah organik yang

dikomposkan akan mendapatkan aerasi yang cukup

sehingga kompos lebih cepat matang

(12)

PENILAIAN PEMILIHAN TEKNOLOGI

Indikator

Takakura

Vermicompos ting

Open windrow Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Keterkaitan pengolahan

terhadap peraturan yang ada 5

480

5

460

5

400 Bagaimana pengoperasian

oleh instansi pemerintah ataupun swasta

5 5 3

Biaya pengadaan teknologi

dan pemeliharaan 5 5 5

Kemudahan pengerjaan, pengoperasian dan

pemeliharaan teknologi

4 3 4

Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam

pengolahan ini

5 5 3

(13)

Dari hasil metode skoring, teknologi yang akan digunakan untuk

pengolahan sampah adalah Takakura. Pada aspek hukum pengolahan

sampah metode takakura sudah diatur dalam beberapa peraturan,

seperti SNI 19-7030-2004 tentang spesifikasi kompos dari sampah

organik, UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, dan PP No. 06 tahun 2022 tentang sistem informasi

pengelolaan sampah nasional, pada aspek kelembagaan metode ini

dapat dioperasikan oleh instansi pemerintah atau swasta. Instansi

pemerintah yang biasanya bertanggung jawab atas pengolahan adalah

Dinas Lingkungan Hidup atau Badan Pengelola Lingkungan Hidup,

aspek biaya yaitu biaya investasi untuk membangun biodegradasi

murah, aspek teknis metode takakura mengandalkan fermentasi untuk

mengurai. Bahan kompos ini terdiri dari sampah yang mengandung

karbon (sampah coklat) sebagai sumber energi serta bahan yang

mengandung mikroba dan nitrogen (sampah hijau), dan aspek peran

serta masyarakat yaitu masyarakat dapat berperan dalam membuat

teknologi takakura karena dapat dikembangkan berbasis rumahan. 

(14)

Kesimpulan

■Permasalahan lingkungan Kelurahan Bunga Eja Beru terbagi menjadi tiga yaitu permasalahan air bersih, permasalahan air limbah, dan permasalaha

persampahan yang paling menonjol.

■Teknologi yang kami tawarkan yaitu Komposting secaraTakakura

■Kelebihan dan kekurangan teknologi Takakura ialah:

Kelebihan :

Lebih praktis karena sangat cocok untuk skala rumah tangga

Dapat ditempatkan di mana saja sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan Sederhana dan relatif murah

Proses dekomposisi yang cepat Tidak berbau

Kekurangan :

Menggunakan bakteri EM4 yang dapat menimbulkan rasa gatal jika terkena kulit

Memiliki kandungan mikronutrien Fe dan Mn

(15)

Kesimpulan

■ Penerapan teknologi lingkungan tepat guna yang ditawarkan jika ditinjau dalam 5 aspek (hukum,

kelembagaan, biaya, teknis, dan peran masyarakat) Kelurahan Bunga Eja Beru berdasarkan metode Takakura ialah:

Hukum:

Pengolahan sampah metode takakura sudah diatur dalam beberapa peraturan, seperti SNI 19-7030-2004 tentang spesifikasi kompos dari sampah organik, UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan PP No. 06 tahun 2022 tentang sistem informasi pengelolaan sampah nasional

Kelembagaan:

Metode Takakura dapat dioperasikan oleh masyarakat. Instansi pemerintah yang biasanya bertanggung jawab atas pengolahan air limbah adalah Dinas Lingkungan Hidup atau Badan Pengelola Lingkungan Hidup

Biaya:

Biaya investasi untuk membuat teknologi Takakura murah.

Teknis:

Metode Takakura mengandalkan fermentasi untuk mengurai. Bahan kompos ini terdiri dari sampah yang mengandung karbon (sampah coklat) sebagai sumber energi serta bahan yang mengandung mikroba dan nitrogen (sampah hijau)

Peran serta masyarakat:

Masyarakat dapat berperan dalam membuat teknologi takakura karena dapat dikembangkan berbasis rumahan

(16)

Saran

Sebaiknya masyarakat pada Kelurahan Bunga Eja Beru menggunakan

tekonologi Takakura untuk mengatasi permasalahan persampahan di

wilayahnya karena berdasarkan beberapa aspek yang telah kami tinjau

dan analisa metode Takakura dapat diaplikasikan pada berbagai jenis

sampah organik, seperti limbah makanan, kertas, dan kotoran hewan

pada kawasan ini serta biaya yang di butuhkan tidak begitu besar yang

dominan di wilayah tersebut.

(17)

Hasil Kuisoioner

Nama : Dina

Pekerjaan : Pengangguran Jumlah anggota keluarga : 4

Permasalahan lingkungan : Bau sampah Pendidikan terakhir : SD

Penyakit biasa terjadi : Flu

Ada tempat sampah : Tidak ada Pengangkutan sampah : Setiap hari Pembuangan sampah : Diangkut Nama : Amel

Pekerjaan : Penyapu jalan Jumlah anggota keluarga : 6

Permasalahan lingkungan : Sampah menumpuk Pendidikan terakhir : SMP

Penyakit biasa terjadi : Batuk Ada tempat sampah : Tidak ada

Pengangkutan sampah : Dua hari sekali Pembuangan sampah : Diangkut

Nama : Sinta Pekerjaan : IRT

Jumlah anggota keluarga : 7

Permasalahan lingkungan : Bau sampah Pendidikan terakhir : SMP

Penyakit biasa terjadi : Flu Ada tempat sampah: Tidak ada

Pengangkutan sampah : Dua hari sekali Pembuangan sampah : Diangkut

Nama : Dimas Pekerjaan : Pedagang Jumlah anggota keluarga : 6

Permasalahan lingkungan : Sampah menumpuk Pendidikan terakhir : SMP

Penyakit biasa terjadi : Demam dan flu Ada tempat sampah: Ada

Pengangkutan sampah : Sehari sekali Pembuangan sampah : Diangkut

(18)

Hasil Kuisoioner

Nama : Indra

Pekerjaan : Sales

Jumlah anggota keluarga : 6 Permasalahan lingkungan : Air Pendidikan terakhir : SMA Penyakit biasa terjadi : Tidak ada Ada tempat sampah : Ada

Pengangkutan sampah : 2 hari sekali Pembuangan sampah : Ada yang ambil

Nama : Zuriah

Pekerjaan : IRT

Jumlah anggota keluarga : 7

Permasalahan lingkungan : Kurangnya air bersih (jam tertentu) Pendidikan terakhir : SD

Penyakit biasa terjadi : Flu karena cuaca Ada tempat sampah : Ada

Pengangkutan sampah : Setiap hari Pembuangan sampah : Diangkut

Nama : Kamaria

Pekerjaan : Pedagang Jumlah anggota keluarga : 9

Permasalahan lingkungan : Sampahnya bau Pendidikan terakhir : SMA

Penyakit biasa terjadi : Asam urat Ada tempat sampah: Ada

Pengangkutan sampah : 2 hari sekali

Pembuangan sampah : Di tempat sampah container

Nama : Bahar

Pekerjaan : Supir

Jumlah anggota keluarga : 4

Permasalahan lingkungan : Tidak ada Pendidikan terakhir : SMA

Penyakit biasa terjadi : Flu Ada tempat sampah: Ada

Pengangkutan sampah : Setiap hari

Pembuangan sampah : Diambil motor sampah

Referensi

Dokumen terkait

Effects of the different rates of urease and nitrification inhibitors on gaseous emissions of ammonia and nitrous oxide, nitrate leaching and pasture production from urine patches in