• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKS EKSPOSISI RUU OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

N/A
N/A
Arlingga Putra Nandaka

Academic year: 2023

Membagikan "TEKS EKSPOSISI RUU OMNIBUS LAW CIPTA KERJA"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

TEKS EKSPOSISI RUU OMNIBUS LAW CIPTA KERJA Arlingga Putra Nandaka

X-MIPA 4

‘tesis’

Akhir akhir ini sedang ramai di media sosial dan di masyarakat mengenau RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Hal ini terjadi dikarenakan point point dalam RUU Omnibus Law yang dianggap merugikan rakyat. Pertama tama kita aka membahas apa apa sih Omnibus Law itu. Omnibus Law sendiri adalah sebuah konsep yang menggabungkan secara resmi (amandemen) beberapa peraturan perundang- undangan menjadi satu bentuk undang-undang baru. Ini dilakukan untuk mengatasi tumpang tindih regulasi dan memangkas masalah dalam birokrasi, yang dinilai menghambat pelaksanaan dari kebijakan yang diperlukan. Konsep omnibus law atau juga dikenal dengan omnibus bill sendiri umumnya

digunakan di negara yang menganut sistem common law, seperti Amerika Serikat dalam membuat regulasi.

Dewan perwakilan rakyat ( DPR ) sudah mengesahkan RUU Omnibus Law ini pada tanggal 5 oktober 2020. Meski sudah disahkan oleh Anggota Dewan, RUU Omnibus Law Cipta Kerja ini harus melewati serangkaian proses untuk benar-benar menjadi Undang-Undang. Alurnya, ketika RUU disetujui DPR dan wakil pemerintah, selanjutnya diserahkan ke presiden untuk dibubuhkan tanda tangan dan terdapat keterangan pengesahan serta diundangkan dalam lembaga negara. Jika RUU tersebut tidak ditandatangani oleh presiden dalam kurun waktu paling lama 30 hari terhitung sejak RUU disetujui bersama, maka RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum-HAM).

‘argumen’

Tujuan pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja adalah untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi asing dan dalam negeri dengan mengurangi persyaratan peraturan untuk izin usaha dan pembebasan tanah. Tetapi RUU Omnibus Law Cipta Kerja ini menuai banyak kritikan karena dikhawatirkan dapat merugikan hak hak pekerja serta mengingkatkan penebangan hutan karena mengurangi perlindungan pada lingkungan. Hal ini menuai terjadinya demo mahasiswa dan buruh diseluruh indonesi, mereka menuntut untuk segera mencabut RUU Omnibus Law Cipta Kerja karen dianggap merugikan rakyat, dan karena pengesahan yang terlalu terburu buru tanpa adanya sosialisasi tentang RUU Omnibus Law Cipta Kerja ini oleh DPR kepada masyarakat.

RUU Omnibus Law terdiri atas 11 klaster pembahasan yaitu : 1. Penyederhanaan perizinan berusaha

2. Persyaratan investasi 3. Ketenagakerjaan

4. Kemudahan dan perlindungan UMKM 5. Kemudahan berusaha

6. Dukungan riset dan inovasi 7. Administrasi pemerintahan

(2)

8. Pengenaan sanksi 9. Pengadaan lahan

10. Investasi dan proyek pemerintahan 11. Kawasan ekonomi

Dan dari kesebelas klaster tersebut tentu terdapat ratusan pasal di RUU omnibus Law Cipta Kerja.

Dampak negatif yang di hasilkan dari point point RUU Omnibus Law Cipta Kerja yaitu : 1. Hilangnya upah minimum

2. Hilangnya pesangon

3. PHK sangat mudah dilakukan 4. Karyawan kontrak seumur hidup 5. Outsourcing seumur hidup 6. Jam kerja yang eksploitatif

7. TKA buruh kasar unskill worker berpoteni bebas masuk di Indonesia 8. Hilangnya jaminan social

9. Sanksi pidana hilang

Dibalik dampak negatif point point RUU Omnibus Law yang di rasa merugikan rakyat terdapat dampak positif nya, yaitu :

1. Penciptaan

2. lapangan kerja sebanyak ,7 – 3 juta per tahun

3. Peningkatan kompetensi pencari kerja dan kesejahteraan pekerja

4. Peningkatan produtivitas pekerja, yang berpengaruh pada peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.

5. Peningkatan investasi sebesar 6,6 – 7,0 %, untuk membangun usaha baru atau mengembangkan usaha.

6. Pemberdayaan UMKM dan Koperasi, yang mendukung peningkatan kontribusi UMKM dan koperasi.

7. Jaminan korban PHK

8. Urus perizinan kapal nelayan semakin mudah 9. Percepatan membangun rumah MBR

‘penegasan ulang’

RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang disahkan pada tanggal 5 oktober 2020, menuai banyak kontroversi, dikarenakan point point nya yang dianggap merugiakan rakyat, dan dianggap terlalu terburu buru dalam mengesahkannya dan mengejar kerja tayang. Dan dibalik hal itu terdapat pula sisi positif yang didapat dari RUU Omnibus Law Cipta Kerja ini, tetapi hal ini tidak dapay di lanjutkan karen point point didalamnya banyak pasal pasal yang merugikan rakyat.

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal ARISTO Sosial, Politik, Humaniora, merupakan salah satu terbitan jurnal, yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, untuk