• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMPAT SAMPAH PINTAR BERBASIS ATMEGA328 MENGGUNAKAN SENSOR ULRASONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "TEMPAT SAMPAH PINTAR BERBASIS ATMEGA328 MENGGUNAKAN SENSOR ULRASONIK "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TEMPAT SAMPAH PINTAR BERBASIS ATMEGA328 MENGGUNAKAN SENSOR ULRASONIK

PIR DAN MODUL GSM

Annita1) Ricky Firmansyah2) Rizal Rachman3)

1) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No.1-6 Antapani, Bandung

http://universitas.bsi.ac.id annita.nita95@gmail.com

2) Fakultas Teknik Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Bandung

http://universitas.bsi.ac.id rickyapr@gmail.com

3) Fakultas Teknik Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Bandung

http://universitas.bsi.ac.id rizal.rzc@bsi.ac.id

ABSTRAK

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penyebab gangguan dan ketidak seimbangan lingkungan. Sampah yang dibiarkan menumpuk ataupun berserakan menimbulkan kesan kotor dan kumuh. Tempat sampah yang kotor menyebabkan orang membuang sampah sembarangan karena mereka malas untuk membuka tutup tempat sampah tersebut. Tempat sampah pintar adalah tempat sampah yang dapat membuka tutup secara otomatis serta dilengkapi pendeteksi kapasitas tempat sampah. Penelitian ini fokus pada perancangan tempat sampah pintar dengan media transmisi menggunakan sensor ultrasonik, sensor PIR, sistem minimum mikrokontroler ATmega328 sebagai rangkaian pengendali input dan output. Jika objek mendekati sensor ultrasonik dan sensor PIR dengan jarak kurang dari 60cm maka motor servo akan bergerak membuka tutup tempat sampah secara otomatis, setelah delay 5 detik motor servo akan menutup kembali tempat sampah. Modul ISD 1820 akan mengeluarkan suara “terima kasih” dan ketika tempat sampah penuh tutup tempat sampah tidak akan terbuka dan modul GSM akan mengirim pesan kepada petugas.

Kata Kunci:ATmega328, Modul GSM, Modul ISD 1820, Motor Servo, Sensor, Tempat sampah.

1. PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memotivasi manusia untuk berusaha mengatasi masalah yang timbul disekitarnya.

Selama ini banyak orang membuang sampah tidak pada tempatnya, karena hampir kebanyakan orang merasa malas ketika ingin membuang sampah pada tempatnya. Rasa malas muncul karena jika ingin membuang sampah pada bak sampah harus terlebih dahulu membuka tutup tong sampah, itulah yang membuat malas karena tutup tong sampah sangat kotor dan bau (Setiawan et al., 2014).

Masyarakat sering membuang sampah sembarangan dikarenakan beberapa faktor seperti kurang banyaknya tempat sampah yang tersedia sehingga membuat orang lebih memilih membuang sampah sembarangan dari pada harus mencari tempat sampah yang

kemungkinan jaraknya agak jauh (Ardaisi, 2017).

Banyak orang di kalangan masyarakat yang menganggap sampah sebagai sesuatu hal yang sepele. Padahal jika sampah yang kita hasilkan setiap harinya itu dibiarkan begitu saja dan menjadi menumpuk dimana-mana, maka akan mengakibatkan banyak dampak negatif yang kelak akan merugikan diri kita sendiri.

Penumpukan sampah yang terjadi ini disebabkan karena perilaku manusia yang kurang peduli terhadap lingkungan dan kurangnya budaya hidup sehat di masyarakat.

Hal ini menjadikan banyak orang memiliki perilaku yang kurang baik dengan membuang sampah sembarangan (Ernawati, 2016)

Sampah telah menjadi ancaman besar bagi manusia. Dengan adanya dampak yang begitu besarnya, perilaku membuang sampah

(2)

sembarangan harusnya segera dibenahi.

Kebiasaan ini terjadi karena dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada lingkungannya yang menyebabkan kondisi lingkungan alam semakin hari semakin memprihatinkan. Hal lain yang sering ditemui adalah petugas jarang mengambil bak sampah ketika sampah pada lingkungan atau rumah- rumah sudah penuh.

.Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk merancang sebuah sistem pembuka penutup tempat sampah secara otomatis serta pendeteksi kapasitas tempat sampah jika tempat sampah penuh maka tutup tempat sampah tidak akan terbuka secara otomatis dan informasi akan dikirim ke petugas melalui SMS.

2. LANDASAN TEORI

Perancangan dan pembuatan alat membutuhkan beberapa komponen yang mendukung sehingga alat tersebut berfungsi dengan baik pada ketika dioperasikan oleh pengguna. Adapun beberapa komponen yang dibutuhkan dalam perancangan dan pembuatan alat yang penulis buat adalah:

2.1. Ultrasonik

Sensor ultrasonik merupakan sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya yang dikonversi menjadi jarak. Cara kerja sensor ini memanfaatkan prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menghitung jarak suatu benda dengan frekuensi tertentu sesuai dengan sumber oscilator. Disebut sebagai sensor ultrasonik dikarenakan sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik.

Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik bisa merambat melalui zat padat, cair dan gas.

Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa (Pratiwi, 2017).

2.2. PIR (Passive Infra Red)

Sensor gerak PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang berfungsi untuk pendeteksi gerakan yang bekerja dengan cara mendeteksi adanya perbedaan/perubahan suhu sekarang dan sebelumnya. Sensor gerak menggunakan

keluaran modul adalah LOW. Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan berubah menjadi HIGH. Adapun lebar pulsa HIGH adalah ±0,5 detik. Sensitifitas Modul PIR yang mampu mendeteksi adanya gerakan pada jarak 5 meter memungkinkan kita membuat suatu alat pendeteksi gerak dengan keberhasilan lebih besar.

Dengan output yang hanya memberikan 2 logika High dan Low ini kita dapat membuat aplikasi sensor gerak yang berfariasi. Misal kita ingin langsung aplikasikan pada alarm, kita tinggal membuat rangkaian driver untuk mengaktifkan alarm tersebut. Atau misal ingin digunakan untuk mengaktifkan lampu, maka tinggal di buat driver untuk memberikan sumber tegangan ke lampu.

2.3. Saklar

Saklar merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan dua titik atau lebih dalam suatu rangkaian elektronika. Salah satu jenis saklar adalah saklar Push ON yaitu saklar yang hanya akan menghubungkan dua titik atau lebih pada saat tombolnya ditekan dan pada saat tombolnya tidak ditekan maka akan memutuskan dua titik atau lebih dalam suatu rangkaian elektronika (Purnama, 2012).

2.4. Motor Servo

Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motor servo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, variabel resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol.

Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis) motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo.

Motor servo (standar) mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180° sedangkan motor servo (continuous) mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu) (Purnama, 2012).

2.5. Modul ISD 1820

Modul yang dapat merekam suara selama beberapa detik dan dapat memutarnya berulang ulang tanpa harus takut suaranya berubah

(3)

Modul GSM adalah bagian yang berfungsi untuk berkomunikasi antara pemantau utama dengan handphone. ATCommand adalah perintah yang dapat diberikan modem GSM/CDMA seperti untuk mengirim dan menerima data berbasis GSM/GPRS, atau mengirim dan menerima SMS (Robot, 2014).

2.7. Mikrokontroler/Interfacing

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya yang fleksibel (Purnama, 2012).

ATmega328 adalah mikrokontroler keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer). Mikrokontroller ATmega328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism. Instruksi - instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi-instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU (Arithmatic Logic unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data.

Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ). Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16- bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register- register ini menempati memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh (Nebath et al., 2014:68).

Gambar II.1. ATmega328

Sumber: http://www.protostack.com

3. PERENCANAAN DAN PEMBUATAN Rangkaian diagram tempat sampah pintar yang dibuat ini menjelaskan alur dari komponen yang sedang digunakan seperti sensor ultrasonik, sensor PIR, motor servo, modul GSM, dan modul ISD 1820 yang didalamnya sudah diprogram menggunakan mikrokontroler Atmega328.

Gambar III.1. Skema Rangkaian Diagram Tempat Sampah Pintar

3.1. Rangkaian Mikrokontroler

Pada perancangan mikrokontroler penulis menggunakan IC ATmega328 sebagai pusat kontrol mulai dari input, proses dan output.

Mikrokontroler ATmega328 merupakan mikrokontroler yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer). ATmega328 terdiri dari 1 KB memori EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory), data dapat dibaca dari memori apabila catu daya dimatikan, data terakhir yang ditulis pada memori EEPROM masih tersimpan pada memori (nonvolatile). Pada perancangan dan pembuatan tempat sampah pintar ini dibuat sebuah rangkaian mikrokontroler dimana dirangkaian ini terdiri dari komponen-komponen yang digunakan untuk pembuatan tempat sampah pintar.

(4)

Gambar III.2. Rangkaian Mikrokontroler Tempat Sampah Pintar

3.2. Rangkaian Catudaya

Sumber tegangan atau catu daya sangat diperlukan untuk peralatan elektronika karena berfungsi untuk memberikan supply tegangan ke rangkaian. Tempat sampah pintar yang penulis buat tidak akan bekerja tanpa adanya catu daya, maka penulis menggunakan catu daya adaptor DC (Direct Current) 9V dari sumber listrik PLN sebagai sumber tegangan listrik utama.

Oleh karena itu alat yang penulis butuhkan untuk menjalankan alat tersebut adalah sebesar tegangan 5V, untuk merubah tegangan sebesar 9V menjadi 5V maka rangkaian penurun tegangan yang penulis buat tersebut menggunakan komponen-komponen sebagai berikut:

1. Adaptor 9V 2. Transformator 3. Dioda 1N4004 4. Elco/Capasitor 100uf 5. IC Regulator LM7805 6. Resistor 330 KΩ 7. Led

Gambar III.3. Skema Rangkaian Catu Daya 3.3. Rangkaian Keseluruhan

Pada rangkaian ini akan menjelaskan tentang keseluruhan alat yang dibuat mulai dari input, proses, output dan cara kerja alat.

Rangkaian ini merupakan keseluruhan dari rancangan tempat sampah pintar berbasis Atmega328 menggunakan sensor ultrasonik, PIR, modul GSM, dan modul ISD 1820.

Gambar III.4. Rangkaian Keseluruhan Tempat Sampah Pintar

Cara kerja tempat sampah pintar yang penulis buat ini akan bekerja jika diberikan inputan dari sensor ultrasonik1 dan sensor PIR.

Sensor ultrasonik1 jika tidak diberi inputan dari sensor PIR maka sensor tidak akan bekerja atau memproses alat. Sensor ultrasonik1 dan sensor PIR memberikan input kepada mikrokontroler berupa perintah High maka akan diproses pada rangkaian mikrokontroler ATmega328. Setelah itu rangkaian mikrokontroler Atmega328 akan bekerja untuk menghidupkan motor servo yang bekerja untuk menggerakkan tutup tempat sampah dan memproses modul ISD 1820 yang berfungsi untuk mengeluarkan suara yang telah direkam dan di proses melalui speaker. Sensor ultrasonik2 akan memberikan input kepada mikrokontroler berupa perintah High, kemudian mikrokontroler akan memproses modul GSM yang akan mengirimkan informasi berupa pesan atau SMS kepada petugas.

3.4. Perencanaan Program

Pada perencanaan program ini akan menjelaskan tentang penggunaan flowchart program dan kontruksi program (Coding) pada tempat sampah pintar.

Pada perancangan dan pembuatan tempat sampah pintar flowchart dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Flowchart Tutup Tempat Sampah Pintar

(5)

Flowchart tersebut menjelaskan tentang proses tutup tempat sampah pintar, apabila sensor Ultrasonik1 dan PIR mendeteksi pergerakan tangan kurang dari 60 cm maka motor servo bergerak untuk membuka tutup tempat sampah selama 5 detik kemudian motor servo akan bergerak ke posisi semula sehingga tutup tempat sampah akan menutup kembali dan modul isd 1820 akan mengucapkan “terima kasih”.

2. Flowchart Kapasitas Tempat Sampah

Gambar III.6. Flowchart Kapasitas Tempat Sampah

Flowchart tersebut menjelaskan tentang kapasitas tempat sampah, apabila sensor ultrasonik2 mendeteksi sampah penuh maka tutup tempat sampah tidak akan terbuka dan modul GSM SIM900A akan mengirimkan pesan “Tempat Sampah Penuh!!!” untuk diambil.

4. PENGUJIAN DAN ANALISA

Pengujian alat ini digunakan untuk mengetahui kondisi alat dalam keadaan baik, memastikan sistem dari alat yang dibuat berjalan dengan benar sesuai perencanaan, mengetahui keluaran yang dihasilkan dari masing-masing rangkaian, baik rangkaian catu daya, input, proses maupun output.

4.1. Langkah Pengujian

Langkah-langkah dalam pengujian tempat sampah pintar ini meliputi beberapa rangkaian yang harus dilakukan pengujian dengan menggunakan AVO meter. Adapun langkah yang perlu di uji yaitu:

1. Pemeriksaan peralatan yang digunakan untuk memastikan bahwa alat tersebut dalam kondisi baik.

2. Pastikan bahwa rangkaian telah terhubung dengan sumber tegangan pada power supply.

3. Kalibrasi alat besi yang digunakan untuk mengukur rangkaian sehingga mendapatkan hasil yang akurat.

4. Cek sensor ultrasonik apakah sudah berfungsi dengan baik.

5. Cek sensor PIR apakah sudah berfungsi sesuai yang direncanakan.

6. Pengujian rangkaian keseluruhan tempat sampah pintar untuk mengetahui apakah rangkaian keseluruhan berjalan sesuai program yang direncakan atau tidak.

7. Catat semua hasil tahapan pengujian dari masing-masing bagian.

4.2. Pengujian Catu Daya

Pengujian catu daya dilakukan untuk mengetahui berapa output yang dihasilkan dari rangkaian catu daya dan berapa besar tegangan yang dibutuhkan oleh alat yang dibuat agar berfungsi dengan baik. Berikut adalah data hasil pengujian dan pengukuran catu daya yang dilakukan penulis:

Tabel IV.1.

Pengujian Catu Daya

4.3. Pengujian Sensor Ultrasonik1 dan PIR Pengujian sensor ultrasonik1 dan sensor PIR ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sensor ultrasonik1 dan sensor PIR yaitu untuk membaca jarak dan pergerakan tubuh pada manusia. Pengujian dilakukan dengan simulasi nyata pada tempat sampah dan pengujian dilakukan secara berulang-ulang. Berikut adalah hasil dari pengujian sensor ultrasonik1 dan sensor PIR yang ditunjukan pada tabel dibawah ini:

Tabel IV.2.

Pengujian Jarak Sensor Ultrasonik1 No.

Sumber Tegangan

/Input

Hasil Pengujian/

Output

Keterangan 1. Adaptor

9V / 1A

5Volt / 1A Baik

No. Jarak Status

1. 10 cm Terhubung

2. 20 cm Terhubung

3. 30 cm Terhubung

4. 40 cm Terhubung

5. 50 cm Terhubung

6. 60 cm Terhubung

7. > 60 cm Tidak Terhubung

(6)

Tabel IV.3.

Pengujian Sensor PIR

No. Jarak Status

1. 1 Meter Terhubung

2. 2 Meter Terhubung

3. 3 Meter Terhubung

4. 4 Meter Terhubung

5. 4,5 Meter Terhubung 6. > 4,5 Meter Tidak Terhubung

Kesimpulan dari hasil pengujian sensor ultrasonik1 dan PIR ini yaitu sensor ultrasonik1 dapat terhubung apabila sensor membaca jarak dibawah 60 cm dan tidak akan terhubung jika jarak diatas 60 cm sedangkan sensor PIR dapat terhubung apabila ada pergerakan dari manusia dengan jarak dibawah 4,5 Meter dan tidak akan terhubung jika jarak lebih dari 4,5 Meter.

4.4. Pengujian Sensor Ultrasonik2

Pengujian sensor ultrasonik2 ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sensor ultrasonik2 yaitu membaca jarak pada suatu objek atau sampah yang berada dalam tempat sampah apakah sampah sudah terdeksi sesuai rencana. Adapun jarak sampah yang terdeteksi bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.4.

Pengujian Jarak Sensor Ultrasonik2

No. Jarak Status

1. 1 cm Terhubung

2. 2 cm Terhubung

3. 3 cm Terhubung

4. 4 cm Terhubung

5. 5 cm Terhubung

6. 6 cm Terhubung

7. 7 cm Terhubung

8. 8 cm Terhubung

9. 9 cm Terhubung

10. 10 cm Terhubung

11. > 10 cm Tidak Terhubung Kesimpulan dari hasil pengujian sensor ultrasonik2 ini adalah sensor ultrasonik2 dapat terhubung apabila sampah terdeteksi pada jarak kurang dari 10 cm.

4.5. Pengujian Proses

Proses pengujian dilakukan pada rangkaian Mikrokontroler ATmega328.

Tabel IV.5.

Pengujian Led Indikator

No. Led Indikator Status Keterangan 1. Catu daya Menyala Baik 2. Mikrokontroler Menyala Baik

Tabel IV.6.

Pengujian Tegangan Keluar Masuk pada Mikrokontroler ATmega328

Kesimpulan dari hasil pengujian ini adalah bahwa semua pin yang digunakan berjalan sesuai yang direncanakan.

4.6. Pengujian Motor Servo

Pengujian motor servo ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari motor servo dalam menggerakkan tutup tempat sampah yang merupakan output dari sistem kerja tempat sampah pintar. Apabila sensor ultrasonik1 dan sensor PIR mendeteksi adanya pergerakan dari manusia maka motor servo akan bekerja menggerakan tutup tempat sampah.

Tabel IV.7.

Pengujian Motor Servo

No. Pin

Mikrokontroler

Hasil Pengukuran

Keterangan

1. Pin 7 (VCC) 5 Volt Baik 2. Pin 8 (GND) 0 Volt Baik 3. Pin 4 (Output) 5 Volt Baik 4. Pin 5 (Output) 5 Volt Baik 5. Pin 6 (Output) 5 Volt Baik 6. Pin 11 (Input) 0 Volt Baik 7. Pin 12 (Input) 0 Volt Baik 8. Pin 13 (Input) 0 Volt Baik 9. Pin 14 (Input) 0 Volt Baik 10. Pin 15 (Input) 0 Volt Baik 11. Pin 16 (Output) 5 Volt Baik

No. Pengujian Hasil Keterangan 1. Sensor

ultrasonik1 dan sensor PIR

mendeteksi adanya pergerakan manusia.

Tutup tempat sampah terbuka

Baik

2. Sensor ultrasonik1 dan sensor PIR tidak mendeteksi

Tutup tempat sampah tertutup

Baik

(7)

4.7. Pengujian Modul GSM SIM900A

Pengujian modul GSM SIM900A ini bertujuan untuk memastikan bahwa tempat sampah pintar dapat mengirim SMS ke perangkat selular yang dikirim oleh modul SIM900A yang digunakan untuk pemberitahuan ketika tempat sampah sudah penuh.

Tabel IV.8.

Pengujian Modul GSM SIM900A

No. Pengujian Hasil Keterangan 1. Terdeteksi

sampah penuh

Modul GSM mengirim pesan

Baik

4.8. Pengujian Modul ISD 1820

Pengujian modul ISD 1820 dilakukan dengan memberikan inputan dari sensor ultrasonik1 dan sensor PIR melalui rangkaian mikrokontroler setelah mikrokontroler memproses motor servo yang akan bekerja menutup tempat sampah maka modul ISD 1820 akan mengeluarkan suara yang telah direkam dan diproses melalui speaker.

Tabel IV.9.

Pengujian Modul ISD 1820

No. Pengujian Hasil Keterangan 1. Tempat

sampah tertutup

Modul ISD 1820 menyala

Baik

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semua output berjalan sesuai yang direncanakan.

4.9. Analisa Hasil

Hasil dari pengujian rangkaian keseluruhan mencakup catu daya, input, proses dan output semua berfungsi dengan baik seperti yang direncanakan. Berikut adalah tabel hasil analisa keselurahan:

Tabel IV.10.

Pengujian Analisa Hasil

No. Pengujian Hasil

1. Catu daya Baik

2. Sensor ultrasonik1 dan sensor PIR

Baik

3. Sensor ultrasonik2 Baik

4. Motor servo Baik

5. Modul GSM SIM900A Baik

6. Modul ISD 1820 Baik

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun beberapa hal yang dapat penulis simpulkan setelah dilakukannya pengujian dari alat yang sudah dibuat dan dalam pembuatan tempat sampah pintar ini belum sepenuhnya sempurna, karena keterbatasan yang ada dari segi keilmuan dan pengetahuan penulis. Maka dapat disimpulkan dan diusulkan beberapa saran sebagai berkiut:

A. Kesimpulan

1. Telah dirancang dan dibangunnya tempat sampah pintar yang dapat membuka tutup tempat sampah secara otomatis.

2. Dapat memberikan kemudahan dalam membuka atau menutup tempat sampah tanpa harus dibuka menggunakan tangan ataupun menginjak pedal, serta jika seseorang telah membuang sampah maka tempat sampah akan mengeluarkan suara seperti “terima kasih”.

3. Serta mempermudah petugas dalam pengambilan sampah karena jika tempat sampah penuh maka modul GSM akan secara otomatis mengirimkan SMS kepada petugas bahwa tempat sampah sudah penuh.

B. Saran

1. Dengan dirancang dan dibangunnya tempat sampah pintar, maka untuk pengembangan selanjutnya dapat menambahkan sistem monitoring agar volume sampah yang berada dalam tempat sampah selalu terpantau, serta tempat sampah yang dapat memilah sampah atau membedakan sampah organik dan unorganik.

2. Untuk penelitian selanjutnya tempat sampah pintar dapat dikembangkan dengan menambahkan tempat sampah yang mampu memproses sampah seperti penghancuran atau peleburan sampah, serta tempat sampah yang aman dari hujan.

3. Dan untuk pengembangan selanjutnya dapat mengirim pesan melalui media komunikasi digital seperti whatsapp, telegram dll.

6. DAFTAR PUSTAKA

Ardaisi, M. (2017). Aplikasi Sensor Infra Merah Pada Pembuatan Kotak Sampah Elektronis. Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 5, Nomor 1, Januari 2017, 27-38.

Arsana, A. D. (2013, 4 18). Modul Suara Ngandika. Retrieved from http://duwiarsana.com:

http://duwiarsana.com/modul- suara-ngandika/

(8)

Ernawati. (2016, 11 21). Sampah Kian Menggunung dan Memprihatinkan Kini Menjadi Ancaman.

Retrieved from kompasiana.com:

http://www.kompasiana.com/ernawati26/sa mpah-kian-menggunung-dan-

memprihatinkan-kini-menjadi-

ancaman_5833c1f663afbd2205213bb3 Pratiwi, R. (2017, 2 12). Tutorial Arduino mengakses

sensor Ultrasonic HC-SR04. Retrieved from elangsakti.com:

http://www.ngarep.net/tutorial-arduino- mengakses-sensor-ultrasonic-hc-sr04/

Purnama, A. (2012, 7 10). ELEKTRONIKA DASAR.

Retrieved from http://elektronika-

dasar.web.id: http://e-

belajarelektronika.com/chip-ic-regulator- tegangan-positif-lm78xx/

Robot, A. (2014, 10 11). Az-Robot Indonesia.

Retrieved from aisah-digital.com:

http://www.aisah-digital.com/2014/10/gsm- modul-sim900a.html#

Referensi

Dokumen terkait