• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Over Temperature Notification on IoT-Based 100 Wp Polycrystalline Photovoltaic Using the Thinger.io Application

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Over Temperature Notification on IoT-Based 100 Wp Polycrystalline Photovoltaic Using the Thinger.io Application"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E- ISSN 2503-2933 47

Notifikasi Temperatur Lebih Pada Photovoltaic Polycrystalline 100 WP Berbasis IoT Menggunakan

Aplikasi Thinger.io

Kimena Rizki Andini1, Armin Sofijan*2, Hairul Alwani3

1,2,3

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Palembang e-mail: 1[email protected], *2[email protected],

3[email protected]

Abstrak

Photovoltaic (PV) polycrystalline 100 Wp merupakan pembangkit listrik yang mengubah radiasi matahari menjadi energi listrik melalui photovoltaic effect, dimana proses produksi energi listrik dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu peningkatan temperatur yang berlebihan. Peningkatan temperatur yang berlebihan melampui limit menyebabkan penurunan efisiensi PV. Notifikasi monitoring temperatur lebih sangat dibutuhkan untuk menjaga kinerja PV, pengukuran temperatur lebih secara konvensional terkendala jarak, real time, automatically merupakan ide awal penulis untuk menggunakan Internet of Things (IoT) dengan aplikasi thinger.io berbasis internet yang memiliki fasilitas jarak yang tidak dibatasi. Thinger.io merupakan platform open source dalam IoT yang digunakan sebagai user interface atau tampilan data saat dilakukan monitoring. Monitoring pada penelitian untuk mendeteksi temperatur lebih, parameter tegangan, arus, radiasi matahari dengan aplikasi thinger.io berbasis IoT dibandingkan pengukuran konvensional menggunakan data logger dalam persentase error. Hasil penelitian menunjukkan bahwa notifikasi temperatur lebih hanya terlihat ketika temperatur PV sama atau lebih dari 450C dan berulang apabila temperatur turun di bawah 450C kemudian naik lagi melebihi 450C, rata-rata persentase error sebesar 0.016%, 0.107%, 0.006%, dan 0.008%.

Kata kunci— Internet of things, Photovolatic effect, Persentase error, Thinger.io

Abstract

Photovoltaic (PV) is a power plant that converts solar radiation into electrical energy through the photovoltaic effect, where the process of generating electrical energy is affected by one factor, that is, an increase in temperature exceed. Excessive temperature rise leads to reduced PV efficiency. More temperature monitoring is required to maintain PV performance, typically, more temperature measurements are constrained by distance, in real time, automatically. The original idea of the author was to use IoT with thinger.io internet application with unlimited remote installation. Thinger.io is an open source platform in IoT used as a user interface or data visualization during monitoring. The monitoring in this study will detect excessive temperature, as well as voltage, current, and solar radiation parameters using an IoT-based application compared to conventional measurements using data loggers.

have error rate. The results show that the overheating message only appears when the PV temperature is equal to or above 450C and repeats when the temperature decrease below 450C and then increase again to exceed 450C, the average percentage error is 0.016%, 0.107%, 0.006% and 0.008%.

Keywords— Internet of things, Photovolatic effect, Percentage error, Thinger.io

(2)

48 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E-ISSN 2503-2933

1. PENDAHULUAN

hotovoltaic adalah kumpulan sel surya yang berfungsi sebagai alat pengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik berdasarkan photovoltaic effect, apabila cahaya matahari dalam bentuk radiasi matahari mengenai permukaan sel surya, terjadi proses pembentukan pole positif dan negatif yang membangkitkan arus Direct Current (DC)[1][2]. PV merupakan salah satu terobosan teknologi renewable energy yang dimanfaatkan untuk mendukung program konservasi energi yaitu peningkatan efisiensi energi, pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, dan peningkatan sumber energi yang ramah lingkungan[3]. Sel PV bekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti material PV, intensitas cahaya matahari, dan temperatur permukaan PV. Temperatur permukaan yang berlebihan akibat dari panas matahari dan suhu lingkungan tinggi dapat mengurangi efisiensi dan luaran daya PV[4].

Pengukuran intensitas radiasi matahari dan temperatur PV guna mencegah kenaikan temperatur lebih yang diakibatkan panas matahari, Tatang Mulyana, dkk dengan melakukan pengukuran radiasi matahari menggunakan solar power meter. Namun, pengukuran menggunakan solar power meter tidak dapat menghasilkan data secara real time karena penggunaan alat yang masih manual[5][6]. Pengukuran temperatur permukaan PV secara real time menggunakan sensor suhu DS18B20 yang direkam menggunakan data logger berbasis arduino mega 2560 memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya karena pengukuran data tidak secara manual, tetapi telah memanfaatkan berbagai sensor yang hasil pengukurannya bebas dari human error, tetapi jarak pengukuran masih sangat terbatas dikarenakan perangkat masih menggunakan sistem cabling[7]. Jarak pengukuran dan sistem monitoring yang relatif jauh tidak memungkinkan menggunakan sistem cabling, alternatif teknologi informasi yang dapat memonitoring dari jarak jauh sering disebut Internet of Things (IoT).

Internet of Things (IoT) menjadi solusi atas permasalahan jarak pengukuran dan monitoring yang selama ini menggunakan solar power meter dan data logger terasa kurang efisien dimana, IoT merupakan jaringan konektivitas yang dapat menghubungkan objek sehari- hari dengan jaringan internet berupa smart device yang diidentifikasi oleh label Radio Frequency Identification (RFID) atau Internet Protocol (IP) yang terhubung kode produk jaringan elektronik atau tempat tesimpannya sensor yang kemudian dihubungkan ke jaringan nirkabel[8]. IoT memanfaatkan NodeMCU ESP8266 sebagai komponen utama dalam koneksi ke jaringan internet. NodeMCU terdiri dari wifi ESP8266 yang dikembangkan oleh Espressif Systems dengan protokol Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP), yang mana merupakan standar komunikasi data dalam proses saling bertukar data dari satu komputer ke komputer lain[9]. NodeMCU ESP8266 menggunakan bahasa pemrograman Lua atau Arduino Integrated Development Environment (IDE) untuk membuat program IoT agar menjadi lebih mudah digunakan dan dipelajari[10].

Sistem monitoring berbasis IoT memerlukan aplikasi sebagai user interface atau tampilan data ketika dilakukan monitoring. Peneliti terdahulu T. Sutikno, dkk melakukan monitoring arus, tegangan, dan temperatur PV menggunakan aplikasi ThingSpeak[11].

Monitoring tersebut dapat dilakukan dari jarak jauh, namun pemantauan dari jarak jauh hanya sebatas monitoring tanpa notifikasi peringatan temperatur lebih pada PV. Selanjutnya, H.

Isyanto dkk mulai merancang suatu alat pendeteksi temperatur berlebih untuk menjaga kinerja modul PV berbasis IoT aplikasi blynk yang diharapkan dapat membantu memantau peringatan temperatur lebih dan memantau parameter modul PV dari jarak jauh, penggunaan aplikasi ini tidak dapat digunakan tanpa registrasi dan membayar biaya operasional bulanan secara rutin[12]. Salah satu aplikasi IoT yang tidak berbayar seperti thinger.io pernah diteliti oleh Win Sandar Aung, dkk pada smart green house untuk memantau kondisi lingkungan sekitar rumah,

P

(3)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E- ISSN 2503-2933 49

Kimena Rizki Andini, et., al [Notifikasi Temperatur Lebih pada Photovoltaic Polycrystalline 100 WP Berbasis IoT Menggunakan Aplikasi Thinger.io

antara lain temperatur, kelembaban, dan intensitas cahaya serta mengontrol parameter lingkungan untuk tanaman kecil atau bunga seperti tanaman anggrek dalam hal meningkatkan studi analitis tentang tanaman dan bunga di bidang bioteknologi[13].

Thinger.io sebagai platform open source yang merupakan bagian dari sekian banyak software aplikasi IoT yang dapat digunakan dan diakses oleh umum secara gratis. Thinger.io dapat dihubungkan pada perangkat Arduino, Raspberry Pi, perangkat Sigfox, solusi Lora melalui gateway, atau perangkat Advanced RISC Machine (ARM)[14]. Platform ini menyediakan beberapa fitur out of the box seperti registri perangkat; komunikasi dua arah secara real time dan penyimpanan konfigurasi, sehingga dimungkinkan untuk menyimpan data deret waktu; Identity and Access Management (IAM)[15].

Peneliti telah melakukan studi eksperimental dari berbagai penelitian terdahulu yang merupakan state of the art penelitian ini yang membahas sistem monitoring temperatur lebih pada modul PV jenis polikristalin 100 WP menggunakan aplikasi thinger.io berbasis IoT yang dapat dimonitoring dari jarak jauh dan menampilkan notifikasi berupa peringatan temperatur lebih pada email smartphone ketika permukaan temperatur PV sama atau lebih dari 450C.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode riset studi eksperimental yang membahas tentang sistem monitoring pada photovoltaic jenis polikristalin dengan kapasitas 100 WP dengan menggunakan sistem sensor pencatatan data temperatur lebih untuk notifikasi peningkatan temperatur yang berlebihan guna menjaga photovoltaic performance yang sistem monitoring IoT-nya menggunakan aplikasi thinger.io dengan memanfaatkan fasilitas jaringan internet terhubung smartphone yang dapat dipantau pada jarak jauh di mana saja dan kapan saja, berikut langkah-langkah penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 1.

2.1 Flowchart Penelitian

(4)

50 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E-ISSN 2503-2933

Gambar 1. Flowchart Penelitian

Flowchart penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. yang menjelaskan langkah- langkah proses desain sistem, pengukuran parameter monitoring dan sistem pendeteksi temperatur lebih pada modul PV jenis polikristalin 100 WP secara konvensional dan aplikasi IoT menggunakan thinger.io, penelitian diawali studi literatur untuk menyusun state of the art riset dengan menyusun referensi dari penelitian terdahulu untuk mendapatkan one contribution for knowledge penelitian yang dilakukan secara ilmiah dengan eksperimental riset. Dilanjutkan mendesain sistem kerja perangkat IoT menggunakan NodeMCU ESP8266 sebagai akses ke internet dan aplikasi thinger.io dalam menghasilkan sistem monitoring berupa data tegangan, arus, temperatur, radiasi matahari serta pendeteksi temperatur lebih dengan menampilkan tampilan notifikasi pada smartphone ketika temperatur modul PV sama atau lebih dari 450C. Setelah didapatkan data monitoring maka dilanjutkan perhitungan persentase error parameter yang dihasilkan data logger yang telah didesain pada penelitian sebelumnya.

2.2 Diagram Blok Sistem IoT

(5)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E- ISSN 2503-2933 51

Kimena Rizki Andini, et., al [Notifikasi Temperatur Lebih pada Photovoltaic Polycrystalline 100 WP Berbasis IoT Menggunakan Aplikasi Thinger.io

Gambar 2. Diagram Blok Sistem IoT

Diagram blok sistem IoT seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. menunjukkan bahwa modul PV akan menghasilkan parameter seperti tegangan, arus, temperatur yang masing-masing diukur dari sensor arus ACS712, sensor tegangan VCC<25 V, dan sensor suhu DS18B20.

Selain parameter yang dihasilkan modul PV, parameter berupa radiasi matahari didapatkan dari sensor Light Intensity BH1750 yang kemudian seluruh parameter akan diolah pada arduino nano dan dihubungkan pada NodeMCU ESP8266 agar dapat dikoneksikan ke internet melalui pemprograman menggunakan software Arduino IDE dan thinger.io. Selanjutnya, thinger.io menghasilkan dua blok parameter ouput, blok yang pertama notifikasi temperatur lebih dan blok kedua adalah parameter monitoring berupa parameter arus, tegangan, temperatur, dan radiasi matahari.

2.3 Rangkaian Sistem Monitoring Berbasis IoT

Sistem monitoring berbasis IoT dapat dilihat pada Gambar 3. yang memiliki komponen rangkaian berupa sensor-sensor, mikrokontroler arduino nano, nodeMCU ESP8266, SD card, dan Real Time Clock (RTC), yang mana setiap komponennya memiliki korelasi satu sama lain menghasilkan data tegangan, arus, temperatur, dan radiasi matahari yang tercatat dan tersimpan secara real time oleh sd card.

(6)

52 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E-ISSN 2503-2933

Gambar 3. Rangkaian Sistem Monitoring Berbasis IoT

Rangkaian sistem monitoring berbasis IoT pada modul PV yang ditunjukkan pada Gambar 3. menampilkan 4 buah sensor, yaitu sensor arus ACS712 sebagai pengukur data arus, sensor tegangan VCC<25 V untuk mengukur data tegangan, sensor suhu DS18B20 berfungsi sebagai pengukur temperatur, serta sensor Light Intensity BH1750 sebagai pengukur radiasi matahari, juga terdapat dua buah mikrokontroler Arduino Nano dan NodeMCU ESP8266 sebagai fasilitas koneksi jaringan internet, kemudian modul SD card terdapat pada data logger yang berfungsi sebagai penyimpanan hasil pengukuran sensor-sensor yang telah diakses mikrokontroler dan Real Time Clock (RTC) guna pencatatan data hasil pengukuran secara real time.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menjelaskan kinerja perangkat sistem monitoring pendeteksi temperatur lebih menggunakan aplikasi thinger.io berupa pengukuran parameter luaran modul PV, yang kemudian dilakukan perhitungan persentase error untuk dibandingkan dengan data logger, serta tampilan notifikasi ketika temperatur permukaan modul PV sama atau lebih dari 450C.

3.1 Pengujian Sistem Monitoring

Pengambilan hasil tegangan, arus, temperatur modul PV, dan radiasi matahari memiliki tujuan untuk membandingkan hasil monitoring antara aplikasi thinger.io berbasis IoT dan data logger dengan menghitung persentase error. Dimana sistem monitoring menggunakan aplikasi thinger.io menampilkan hasil monitoring setiap satu detik sekali, sehingga peneliti dapat memantau kerja modul PV setiap detik tanpa harus mendownload hasil pengukuran terlebih dahulu. Tampilan hasil monitoring modul PV pada aplikasi thinger.io yang dilihat pada layar laptop atau smartphone seperti pada Gambar 4 berikut,

(7)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E- ISSN 2503-2933 53

Kimena Rizki Andini, et., al [Notifikasi Temperatur Lebih pada Photovoltaic Polycrystalline 100 WP Berbasis IoT Menggunakan Aplikasi Thinger.io

Gambar 4. Tampilan Hasil Monitoring Dengan Aplikasi Thinger.io

Tampilan hasil monitoring menggunakan aplikasi thinger.io pada modul PV yang ditunjukkan Gambar 4. memperlihatkan nilai atau besaran hasil pengukuran otomatis pada layar laptop maupun smartphone, fasilitas layar monitor memungkinkan menggunakan lebih dari satu modul PV sedangkan penelitian ini hanya menggunakan satu modul PV sehingga tampilan layar berupa keterangan suhu1, arus1, tegangan1, dan radiasi matahari. Tampilan layar di atas menerangkan pengambilan data pada pukul 08.00 WIB tersebut menghasilkan temperatur PV sebesar 36°C, arus sebesar 1.05 A, tegangan sebesar 12.93 V, dan radiasi matahari sebesar 597.58 W/m2.

3.1.1 Pengujian Tegangan

Pengujian tegangan modul PV untuk mengetahui kinerja sensor tegangan VCC<25 V menggunakan thinger.io berbasis IoT dan data logger, kemudian membandingkan kedua alat tersebut dengan menghitung persentase error pada persamaan berikut.

Error (%)= | . |

100%

Analisis perhitungan persentase error tegangan ditampilkan menggunakan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 5 pada waktu bersamaan secara real time menjelaskan perbandingan selisih tegangan antara thinger.io dan data logger dibagi tegangan data logger dikalikan persentase.

(8)

54 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E-ISSN 2503-2933

Gambar 5. Grafik Tegangan PV Menggunakan Thinger.io dan Data Logger

Grafik pada Gambar 5. Menerangkan fungsi tegangan terhadap waktu yang dilakukan pencatatan otomatis per menit dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB tanggal 24 November 2022, hasil pengukuran menggunakan data logger dibandingkan pengukuran menggunakan aplikasi thinger.io terjadi persentase error terendah sebesar 0.05% pada pukul 09.46 WIB dengan tegangan PV pada thinger.io berbasis IoT sebesar 14 Volt dibandingkan dengan tegangan PV pada data logger sebesar 13.96 Volt dan error tertinggi sebesar 0.29% pada pukul 09.14 WIB dengan tegangan PV pada thinger.io berbasis IoT sebesar 19 Volt dibandingkan dengan tegangan PV pada data logger sebesar 18.99 Volt. Terjadi rata-rata persentase kesalahan atau error tegangan keluaran modul PV adalah sebesar 0.016%.

3.1.2 Pengujian Arus

Pengujian arus yang dihasilkan sensor ACS712 pada modul PV menggunakan thinger.io berbasis IoT dan data logger untuk mengetahui perbandingan yang dihasilkan kedua pengukuran tersebut melalui perhitungan persamaan berikut.

Error (%)= | . |

100%

Analisis perhitungan persentase error arus ditampilkan menggunakan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 6 pada waktu bersamaan secara real time menjelaskan perbandingan selisih arus antara thinger.io dan data logger dibagi arus data logger dikalikan persentase.

(9)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E- ISSN 2503-2933 55

Kimena Rizki Andini, et., al [Notifikasi Temperatur Lebih pada Photovoltaic Polycrystalline 100 WP Berbasis IoT Menggunakan Aplikasi Thinger.io

Gambar 6. Grafik arus PV Menggunakan Thinger.io dan Data Logger

Grafik pada Gambar 6. Menampilkan fungsi arus terhadap waktu yang dilakukan pencatatan otomatis per menit dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB tanggal 24 November 2022, hasil pengukuran menggunakan data logger dibandingkan pengukuran menggunakan aplikasi thinger.io terjadi persentase error terendah sebesar 0.33% pada pukul 11.58 WIB dengan arus PV pada thinger.io berbasis IoT sebesar 3.03 A dibandingkan dengan arus PV pada data logger sebesar 3.02 A dan error tertinggi sebesar 1.6% pada pukul 08.07 WIB dengan arus PV pada thinger.io berbasis IoT sebesar 1.27 A dibandingkan dengan arus PV pada data logger sebesar 1.25 A. Terjadi rata-rata persentase kesalahan atau error tegangan keluaran modul PV adalah sebesar 0.107%.

3.1.3 Pengujian Temperatur

Pengujian temperatur modul PV yang dihasilkan sensor suhu DS18B20 pada permukaan modul PV bertujuan untuk membandingkan temperatur yang dihasilkan pada kedua pengukuran, yaitu thinger.io berbasis IoT dan data logger dengan perhitungan persamaan berikut.

Error (%)= | . |

100%

Analisis perhitungan persentase error temperatur ditampilkan menggunakan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 7 pada waktu bersamaan secara real time menjelaskan perbandingan selisih temperatur antara thinger.io dan data logger dibagi temperatur data logger dikalikan persentase.

(10)

56 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E-ISSN 2503-2933

Gambar 7. Grafik Temperatur PV Menggunakan Thinger.io dan Data Logger

Grafik pada Gambar 7. Menunjukkan fungsi temperatur terhadap waktu yang dilakukan pencatatan otomatis per menit dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB tanggal 24 November 2022, hasil pengukuran menggunakan data logger dibandingkan pengukuran menggunakan aplikasi thinger.io terjadi persentase error terendah sebesar 0.02% pada pukul 08.18 WIB dengan temperatur PV pada thinger.io berbasis IoT sebesar 39.94°C dibandingkan dengan temperatur PV pada data logger sebesar 39.93°C dan error tertinggi sebesar 0.25% pada pukul 08.07 WIB dengan temperatur PV pada thinger.io berbasis IoT sebesar 44°C dibandingkan dengan temperatur PV pada data logger sebesar 43.89°C. Terjadi rata-rata persentase kesalahan atau error temperatur modul PV adalah sebesar 0.006%.

3.1.4 Pengujian Radiasi Matahari

Pengujian radiasi matahari untuk mengetahui kinerja sensor light intensity BH1750 menggunakan thinger.io berbasis IoT dan data logger untuk mengetahui perbandingkan antara kedua alat monitoring tersebut dengan menghitung persentase error dengan persamaan.

Error (%)= | . |

100%

Analisis perhitungan persentase error radiasi matahari ditampilkan menggunakan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 8 pada waktu bersamaan secara real time menjelaskan perbandingan selisih radiasi matahari antara thinger.io dan data logger dibagi radiasi matahari data logger dikalikan persentase.

(11)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E- ISSN 2503-2933 57

Kimena Rizki Andini, et., al [Notifikasi Temperatur Lebih pada Photovoltaic Polycrystalline 100 WP Berbasis IoT Menggunakan Aplikasi Thinger.io

Gambar 8. Grafik Radiasi Matahari Menggunakan Thinger.io dan Data Logger

Grafik pada Gambar 8. Menjelaskan fungsi radiasi matahari terhadap waktu yang dilakukan pencatatan otomatis per menit dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB tanggal 24 November 2022, hasil pengukuran menggunakan data logger dibandingkan pengukuran menggunakan aplikasi thinger.io terjadi persentase error terendah sebesar 0.01%

pada pukul 09.58 WIB dengan radiasi matahari pada thinger.io berbasis IoT sebesar 860 W/m2 dibandingkan dengan radiasi matahari pada data logger sebesar 859.89 W/m2 dan error tertinggi sebesar 0.12% pada pukul 15.49 WIB dengan radiasi matahari pada thinger.io berbasis IoT sebesar 850 W/m2 dibandingkan dengan radiasi matahari pada data logger sebesar 848.97 W/m2. Terjadi rata-rata persentase kesalahan atau error radiasi matahari adalah sebesar 0.008%.

3.2 Hasil Pendeteksi Temperatur Lebih

Pengujian pendeteksi temperatur lebih pada PV memiliki tujuan untuk mengirimkan notifikasi yang terdapat pada layar utama smartphone. Pada penelitian ini thinger.io akan mendeteksi temperatur pada PV ketika sama atau lebih dari 45°C. Jika temperatur PV sama atau lebih dari 45°C maka thinger.io akan menampilkan notifikasi pada smartphone melalui email.

Tampilan notifikasi peringatan temperatur ketika sama atau lebih dari 45°C pada PV dapat dilihat pada Gambar 9.

.

Gambar 9. Notifikasi Peringatan Temperatur Lebih

(12)

58 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E-ISSN 2503-2933

Analisis hasil pengujian pendeteksi temperatur lebih ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 10 untuk memudahkan dalam menganalisis kerja pendeteksi temperatur lebih melalui notifikasi peringatan temperatur lebih ketika temperatur permukaan modul PV sama atau lebih dari 45°C.

Gambar 10. Notifikasi Peringatan Temperatur Lebih

Notifikasi peringatan temperatur lebih yang ditunjukkan Gambar 10. Pada tanggal 28 November 2022 pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB menunjukkan perbandingan notifikasi peringatan temperatur lebih yang dihasilkan modul PV jenis polikristalin 100 WP yang mengalami kenaikan dan penurunan, sehingga menghasilkan notifikasi peringatan berupa N yang terlihat sebanyak 7 kali,

Tabel 1. Notifikasi Temperatur Lebih No. Pukul (WIB) Temperatur (0C)

1. 09.43 45.26

2. 10.01 45.12

3. 10.42 45.05

4. 10.57 45.31

5. 12.25 45.25

6. 13.53 45

7. 14.53 45.23

Pada Tabel 1. Notifikasi peringatan temperatur lebih yang pertama terlihat ketika temperatur 45.26°C pada pukul 09.43 WIB selanjutnya mengalami kenaikan hingga 46.93°C pada pukul 09.51 WIB, namun tidak terjadi notifikasi walaupun temperatur melebihi 45.26°C dikarenakan sistem coding di setting untuk mencegah spamming yang akan menyebabkan perangkat menjadi error. Notifikasi kedua kembali terlihat pada pukul 10.01 WIB dengan temperatur 45.12°C setelah terjadi penurunan temperatur menjadi 44.88°C pada pukul 09.59 WIB. Notifikasi peringatan ketiga temperatur lebih terlihat pada pukul 10.42 WIB dengan temperatur 45.05°C setelah sebelumnya terjadi penurunan menjadi 44.06°C pada pukul 10.33

(13)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E- ISSN 2503-2933 59

Kimena Rizki Andini, et., al [Notifikasi Temperatur Lebih pada Photovoltaic Polycrystalline 100 WP Berbasis IoT Menggunakan Aplikasi Thinger.io

WIB. Selanjutnya, notifikasi peringatan temperatur lebih kembali terlihat pada pukul 10.57 WIB dan 12.25 WIB dengan temperatur sebesar 45.31°C dan 45.25°C. Pada kedua jam tersebut, temperatur modul PV mengalami penurunan menjadi 44.68°C pukul 10.54 WIB dan 44.93°C untuk pukul 12.23 WIB. Seterusnya hingga notifikasi ke-7, pada pukul 14.53 WIB dengan temperatur sebesar 45.23°C.

4. KESIMPULAN

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem monitoring menggunakan aplikasi thinger.io berbasis IoT dan data logger pada photovoltaic jenis polikristalin 100 WP berhasil memonitor parameter luaran berupa tegangan, arus, temperatur permukaan PV, radiasi matahari terjadi perbedaan dan persamaan hasil yang tidak selalu sama, yaitu dengan rata-rata persentase kesalahan atau error tegangan, arus, temperatur, radiasi matahari sebesar 0.016%, 0.107%, 0.006%, dan 0.008% serta notifikasi temperatur lebih yang terdeteksi sebanyak 7 kali seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Melalui notifikasi email yang ditampilkan pada layar utama smartphone atau laptop.

5. SARAN

Adapun saran yang diberikan penulis dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan aplikasi IoT lainnya selain thinger.io dalam memonitoring parameter yang dihasilkan modul PV agar dapat membandingkan penggunaan thinger.io dari jenis-jenis aplikasi IoT lainnya.

2. Aplikasi sistem ini dapat digunakan untuk memonitoring topik penelitian lainnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Koordinator Laboratorium Riset Teknologi Energi, jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya yang telah banyak membantu fasilitas tempat penelitian dan izin penggunaan material photovoltaic serta bimbingan penulisan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Z. A. Darwish, H. A. Kazem, K. Sopian, M. A. Alghoul, and M. T. Chaichan, “Impact of Some Environmental Variables with Dust on Solar Photovoltaic ( PV ) Performance : Review and Research Status,” Vol. 7, No. 4, pp. 152–159, 2013.

[2] M. Zheng, S. Lin, Z. Tang, Y. Feng, and Z. L. Wang, “Photovoltaic Effect and Tribovoltaic Effect At Liquid-Semiconductor Interface,” Nano Energy, Vol. 83, No.

December 2020, p. 105810, 2021, doi: 10.1016/j.nanoen.2021.105810.

[3] W. Adipradana, A. Sofijan, Rahmawati, I. Bizzy, R. Sipahutar, and M. A. Fajri,

“Datalogger Experimental Analysis Based on Arduino Mega 2560 on a 100 Wp Monocrystalline Solar Panel Using Perforated Plate,” Proc. 4th Forum Res. Sci.

(14)

60 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 47-60 E-ISSN 2503-2933

Technol., Vol. 7, No. July, 2021, doi: 10.2991/ahe.k.210205.033.

[4] M. A. Rahul et al., “Automatic Cooling of Solar Panels,” No. 07, pp. 1062–1069, 2020.

[5] T. Mulyana and R. Ibrahim, “Digital Anemometer and Solar Power Meter Analysis Measurements For Installation of Wind and Solar Hybrid Power Plants,” J. Adv. Res.

Fluid Mech. Therm. Sci., Vol. 55, No. 1, pp. 119–125, 2019.

[6] F. Ardianto, Y. Ramaleno, B. Alfaresi, and Z. Saleh, “Intensitas Cahaya Matahari pada Panel Surya Terhadap Daya yang Dihasilkan,” pp. 414–417, 2021.

[7] Z. N. Armin Sofijan, Bhakti Y, “Efficiency Analysis of The Effect of Radiation and Temperature on Photovoltaic Monocrystalline, Polycrystalline, and Armophous Recorded By Data Logger Based on Arduino Mega 2560,” 2021, [Online]. Available:

http://solidstatetechnology.us/index.php/JSST/article/view/8034

[8] S. A. Ahmed, N. F. Alwan, and A. M. Ali, “Overview for Internet of Things : Basics , Components and Applications Overview for Internet of Things : Basics , Components and Applications,” No. April 2019, 2022, doi: 10.37652/juaps.2022.171846.

[9] Y. S. Parihar, “Internet of Things and Nodemcu,” Vol. 6, No. 6, pp. 1085–1088, 2019.

[10] S. Rahmat and A. Nurdiasari, “The Implementation of NodeMCU ESP8266 for Smart Lamp in The Cilacap State Polytechnic Campus Area,” Vol. 12, No. 2, pp. 95–99, 2022.

[11] T. Sutikno, H. S. Purnama, A. Pamungkas, A. Fadlil, I. M. Alsofyani, and M. H. Jopri,

“Internet of Things-Based Photovoltaics Parameter Monitoring System Using NodeMCU ESP8266,” Int. J. Electr. Comput. Eng., Vol. 11, No. 6, pp. 5578–5587, 2021, doi: 10.11591/ijece.v11i6.pp5578-5587.

[12] H. Isyanto and W. Ibrahim, “Design of Overheating Detection and Performance Monitoring of Solar Panel based on Internet of Things (IoT) using Smartphone,” First Int. Conf. Eng. Constr. Renew. Energy, Adv. Mater. (1ST ICECREAM), No. November, 2021.

[13] Win Sandar Aung | Saw Aung Nyein Oo, “Monitoring and Controlling Device for Smart Greenhouse by Using Thinger.io IoT Server,” Int. J. Trend Sci. Res. Dev., Vol. 3, No. 4, pp. 1651–1656, 2019, doi: https://doi.org/10.31142/ijtsrd25212.

[14] L. O. Aghenta and M. T. Iqbal, “Low-Cost , Open Source IoT-Based SCADA System Design Using Thinger . IO and ESP32 Thing,” pp. 1–24, 2019, doi:

10.3390/electronics8080822.

[15] A. L. Bustamante, M. A. Patricio, and J. M. Molina, “Thinger.io: An Open Source Platform For Deploying Data Fusion Applications in IoT Environments,” Sensors (Switzerland), Vol. 19, No. 5, 2019, doi: 10.3390/s19051044.

Referensi

Dokumen terkait