• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMPLATE DISKUSI KELOMPOK 1 - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "TEMPLATE DISKUSI KELOMPOK 1 - Spada UNS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DISKUSI KELOMPOK 1 (PERTEMUAN KE-13)

KELAS : C

KELOMPOK : 1

NAMA (NIM) : 1. Annisa Fitri H0919015 2. Jasmine Veldina G. H0919055 3. Mahardika Aria K H0919061

4. M Naufal S H0919068

5. Sumayyah Hanaani H0919097

RESUME APLIKASI PENGAWETAN DENGAN BAHAN ALAMI

KETERANGAN MAHASISWA 1 MAHASISWA 2 MAHASISWA 3 MAHASISWA 4 MAHASISWA 5 Bahan alami Ampas Tebu dan

Tempurung Kelapa

Buah kecombrang (flavonoid,

saponin, alkaloid)

Daun serai Bunga Rosella Kitosan dari Sisik Ikan

Mekanisme pengawetan dari bahan alami

Komponen fenol pada asap cair akan merusak membran

sitoplasma bakteri sehingga

menyebabkan kebocoran membran

Flavonoid:

menghambat fungsi membran sel dengan cara membentuk

senyawa

kompleks dari protein

ekstraseluler

Mekanisme

kandungan aktif pada serai seperti flavonoid,

alkoloid, tanin, dan polifenol serta saponin dalam menghambat pertumbuhan

Flavonoid

berperan menjadi antioksidan yang dapat menjadi bahan pengawet.

Bahan tersebut memiliki

kemampuan dalam

Gugus amoni yang bermuatan positif pada kitosan dapat mengikat muatan negatif dari protein membran sel. Selain berikatan dengan protein

(2)

metabolit yang menginaktifkan sistem enzim bakteri sehingga dapat

mengganggu pertumbuhan bahkan kematian bakteri.

Disamping itu,

fenol juga

berperan sebagai antioksidan yang dapat

menghambat kerusakan pangan dengan

mendonorkan hidrogennya untuk menghambat

sehingga merusak membran sel bakteri dan senyawa

intraseluler keluar;

menghambat metabolisme energi.

Saponin:

menurunkan tegangan

permukaan sel sehingga merusak sifat permeabilitas sel dan sel mati.

Alkaloid:

menghambat

enzim yang

berperan dalam replikasi DNA

bakteri melalui pembentukan ikatan kompleks pada dinding sel dan merusak membran sel dengan

menginduksi enzim yang dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga mengganggu stabilitas

membran sel bakteri sehingga mengalami lisis

memperlambat pertumbuhan jamur, bakteri atau parasit. Senyawa flavonoid tersebut secara in vitro menunjukkan efek antimikroba.

Diduga kematian bakteri karena ekstrak kelopak bunga

rosella yang disebabkan

flavonoid karena terbentuknya kompleks

flavonoid dengan struktur tertentu pada dinding sel

membraner, kitosan juga berikatan dengan fosfolipid

membraner, terutama fosfatidilkolin, sehingga meningkatkan permeabilitas inner membran (IM). Naiknya permeabilitas IM akan

mempermudah keluarnya cairan sel yang akan mengakibatkan sel lisis.

(3)

autooksidasi lemak.

Asam organik pada asap cair menyebabkan jaringan di dalam bakteri dehidrasi, sehingga sel bakteri akan kering dan mati.

bakteri sehingga

tidak bisa

memperbanyak diri

bakteri, seperti adhesin,

polipeptida dan enzim.

Metode aplikasi bahan alami

1. Preparasi ampas tebu dan tempurung kelapa

2. Pirolisis untuk mendapatkan asap cair ampas tebu sebanyak 2200

Metode yang digunakan adalah dengan cara menambah ekstrak buah kecombrang ke nugget ayam.

Tahapan dimulai dari pembuatan ekstrak buah

Metode yang digunakan yaitu mengekstraksi daun serai menjadi bentuk cair dengan jumlah bahan 50g/l air, 100g/l air, 150g/l air, 200g/l air, dan

Metode yang dilakukan adalah dengan

mengekstraksi kelopak bunga rosella dalam bentuk cair sebanyak 0%, 0,5%, 1% dan

Perendaman ikan asap dalam larutan kitosan selama 5 menit dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10%.

(4)

ml dan asap cair

tempurung kelapa 2600 ml

3. Pemurnian asap cair untuk memisahkan senyawa fenol dan asam dari zat pengotor (tar dan zeolit aktif) yang masih

terkandung dalam asap cair sehingga dihasilkan asap cair food grade

kecombrang, kemudian membuat formulasi

pengawet alami.

Formulasi dibuat dengan cara menambahkan

CMC, bahan

pengisi yaitu gelatin dan siklodekstrin yang dihomogenkan selama 15 menit ke ekstrak buah kecombrang.

Setelah itu suspensi

dikecilkan

ukurannya dengan

250g/l air.

Kemudian

ekstraksi bahan akan direndamkan pada tahu selama 120 menit lalu diamati perubahan yang terjadi pada hari ke-0, hari ke-1, hari ke-2, dan hari ke-3.

1,5%. Kemudian disimpan dengan suhu refrigerator selama 0, 5 dan 10 hari.

(5)

4. Pengaplikasian asap cair ampas tebu dan tempurung kelapa pada tahu yang telah dipotong ukuran 2x2 cm dengan

perendaman pada suhu ruang

tokebi lalu dikeringkan dengan freeze dryer. Setelah itu, bubuk

nanoenkapsulasi buah kecombrang dicampurkan ke adonan nugget ayam

Produk yang diawetkan

Produk yang akan diawetkan yaitu Tahu

Nugget ayam Tahu Jelly Ikan asap

Penyebab kerusakan

produk yang diawetkan

Aktivitas

mikroorganisme pembusuk,

penyimpanan pada suhu ruang, kadar

Aktivitas mikroba pembusuk,

ketersediaan nutrisi untuk mikroba

Penyebab

kerusakan produk yang diawetkan adalah tingginya

Mikroba

pembusuk dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan

Kandungan air yang tinggi pada ikan asap yang dapat memicu

(6)

air dan protein yang tinggi

kadar air tahu yang mencapai 84-88% yang dapat digunakan untuk

pertumbuhan mikroorganisme sehingga bahan

akan cepat

mengalami kerusakan.

Kerusakan

tersebut akan mempengaruhi masa simpan tahu sehingga hanya tahan dalam kurun waktu satu hari jika tidak ada penambahan

nutrisi pada produk serta membuat bentuk fisik produk hancur.

pertumbuhan mikroba

(7)

bahan pengawet

dan tanpa

penyimpanan suhu tinggi. Kerusakan tahu disebabkan oleh adanya bakteri Eschericia

coli dan

Salmonella yang dapat

menimbulkan bau busuk, rasa asam, dan permukaan

tahu yang

berlendir.

Proses

terbaik/terpilih untuk

pengawetan produk

Perendaman tahu dalam larutan asap cair tempurung kelapa 2%

Persentase ekstrak buah kecombrang 3% (konsentrasi tertinggi)

Hasil terbaik terdapat pada perlakuan

konsentrasi daun

Hasil terbaik didapat dari perlakuan

penambahan ekstrak bunga

Perendaman ikan asap dalam larutan kitosan 10%

(8)

serai dibawah 200 g/l air.

rosella sebanyak 1,5%.

Alasan pemilihan proses

terbaik/terpilih

Karena pada perendaman asap cair tempurung kelapa 2%, tahu dapat bertahan hingga 4 hari pada suhu ruang, serta perubahan tekstur dan warna lebih rendah

dibandingkan perendaman tahu dengan asap cair ampas tebu dan perendaman pada air saja.

Total mikroba sampel nugget ayam dengan ekstrak

nanoenkapsulasi buah kecombrang 3% memiliki nilai total mikroba paling rendah hingga hari ke-2 pengamatan, serta memiliki sifat kimia dan sensoris

yang baik

sehingga bisa diterima oleh konsumen.

Karena pada konsentrasi

dibawah 200 g/l

air sifat

organoleptic tahu tidak berubah dan sesuai dengan standar mutu tahu yakni berwarna putih tidak berlendir dan tidak berjamur serta tak beraroma asing atau beraroma normal khas tahu.

Karena pada ekstrak 1,5%

dapat menurunkan jumlah

kapang-khamir pada jelly paling tinggi dan hasil tersebut sudah sesuai standar SNI.

Organoleptik rasa dan tekstur ikan asap dengan perendaman pada larutan kitosan 10% memenuhi standar SNI pada penyimpanan hari ke 2, serta dapat memperpanjang umur simpan ikan asap hingga 2-3 hari

(9)

Link sumber referensi

http://e-repository.

unsyiah.ac.id/JIPI/a rticle/view/12743

https://jurnal.unej.

ac.id/index.php/JA GT/article/view/2 799/2246

https://www.acade mia.edu/download /59763188/SKRIP SI_FULL2019061 7-80420-1lupqed.

pdf

http://jurnal.untag- sby.ac.id/index.ph p/HEURISTIC/art icle/view/617

https://jurnalairaha .org/index.php/air aha/article/view/2 46

RESUME APLIKASI PENGAWETAN SECARA MIKROBIOLOGIS

KETERANGAN MAHASISWA 1 MAHASISWA 2 MAHASISWA 3 MAHASISWA 4 MAHASISWA 5 Produk yang

diawetkan Penyebab

kerusakan produk yang diawetkan Metode aplikasi pengawetan

secara

mikrobiologis

(10)

Mekanisme pengawetan secara

mikrobiologis Mikroba yang digunakan/terlibat Proses

terbaik/terpilih untuk pengawetan produk

Alasan pemilihan proses

terbaik/terpilih Link sumber referensi

(11)

PEMBAHASAN

A. Kelompok 1, 2, 3

- Menentukan 1 produk yang akan diawetkan menggunakan bahan alami disertai alasan produk dan penyebab kerusakan produk

- Menentukan bahan alami yang akan digunakan sebagai bahan pengawet dari produk yang telah dipilih sebelumnya disertai alasan dan mekanisme pengawetan dari bahan alami tersebut

B. Kelompok 4, 5, 6

- Menentukan 1 produk yang akan diawetkan secara mikrobiologis disertai alasan produk dan penyebab kerusakan produk

- Menentukan proses pengawetan mikrobiologis produk yang telah dipilih sebelumnya disertai alasan dan mekanisme pengawetan dari bahan alami tersebut

(12)

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait