• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori keperawatan yang membahas peran perawat dala

N/A
N/A
Claudia Olivia

Academic year: 2023

Membagikan " Teori keperawatan yang membahas peran perawat dala"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Teori keperawatan yang membahas peran perawat dalam pencegahan infeksi dapat dijelaskan dengan berbagai sudut pandang oleh para ahli keperawatan. Berikut adalah beberapa teori yang relevan dengan peran perawat dalam mencegah infeksi:

.

Teori Keperawatan Florence Nightingale: Florence Nightingale adalah salah satu pelopor keperawatan modern. Dia menekankan pentingnya lingkungan dalam penyembuhan pasien. Menurut Nightingale, perawat memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan higienis untuk mencegah infeksi. Ia juga mengedepankan pentingnya pencatatan dan statistik dalam pemantauan infeksi.

. .

Teori Keperawatan Virginia Henderson: Henderson memandang perawat sebagai pengganti atau pelengkap pasien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Pencegahan infeksi termasuk dalam kebutuhan dasar, dan perawat harus memberikan perawatan yang tepat untuk mencegah infeksi.

. .

Teori Keperawatan Nola Pender: Nola Pender mengembangkan Teori Promosi Kesehatan yang menggambarkan perawat sebagai fasilitator dalam membantu pasien mengadopsi perilaku sehat, termasuk tindakan pencegahan infeksi. Perawat dapat memberikan edukasi, motivasi, dan dukungan untuk mendorong pasien menghindari faktor risiko infeksi.

. .

Teori Keperawatan Imogene King: Menurut Imogene King, perawat berperan dalam membantu pasien mencapai tujuan kesehatan mereka. Pencegahan infeksi adalah salah satu aspek dari tujuan kesehatan, dan perawat harus bekerja sama dengan pasien untuk merencanakan tindakan

pencegahan yang sesuai.

. .

Teori Keperawatan Martha Rogers: Rogers mengemukakan bahwa perawat harus menghargai dimensi holistik kesehatan pasien, termasuk aspek psikologis, sosial, dan lingkungan. Pencegahan infeksi dapat dipahami sebagai bagian dari perawatan yang holistik, di mana perawat memahami dampak psikologis dan sosial dari infeksi pada pasien.

.

Setiap teori keperawatan memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan peran perawat dalam pencegahan infeksi. Namun, umumnya, perawat dianggap sebagai anggota tim kesehatan yang penting dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola infeksi melalui tindakan seperti menjaga kebersihan, mengikuti prosedur aseptik, memberikan edukasi kepada pasien, dan berkolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya untuk meminimalkan risiko infeksi.

Teori Keperawatan Nola Pender adalah teori yang dikembangkan oleh Dr. Nola J. Pender, seorang ahli keperawatan terkenal. Teori ini dikenal sebagai "Health Promotion Model" atau Model Promosi Kesehatan. Teori ini fokus pada upaya untuk mendorong individu agar aktif berpartisipasi dalam perilaku kesehatan yang positif dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi keputusan mereka.

Beberapa konsep utama dalam teori ini termasuk:

.

Persepsi Individu: Individu harus memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan mereka sendiri dan risiko yang terkait dengan perilaku mereka.

. .

Perilaku Kesehatan: Teori ini mendorong individu untuk mengambil tindakan yang mendukung kesehatan mereka, seperti menjalani gaya hidup sehat, berolahraga, dan mengikuti anjuran medis.

(2)

. .

Faktor-faktor Penghalang dan Pendukung: Teori ini mengakui bahwa ada faktor-faktor yang bisa mendukung atau menghalangi individu dalam mengadopsi perilaku kesehatan positif.

. .

Interaksi Personal: Interaksi antara individu dan lingkungannya memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan kesehatan.

.

Teori ini telah digunakan dalam praktik keperawatan untuk merancang intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku kesehatan individu. Dalam konteks keperawatan, teori ini membantu perawat untuk bekerja sama dengan pasien dalam mencapai tujuan kesehatan mereka.

Teori sosial kognitif, juga dikenal sebagai teori kognitif sosial, adalah kerangka kerja psikologis yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Teori ini menekankan peran penting pemahaman individu tentang bagaimana mereka memahami, menginterpretasikan, dan merespons lingkungan sosial mereka.

Berikut adalah beberapa poin kunci tentang teori sosial kognitif:

.

Peran Kognisi: Teori ini menekankan peran pemikiran (kognisi) dalam pengembangan perilaku individu. Bandura berpendapat bahwa perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau faktor internal (seperti kecenderungan genetik), tetapi juga oleh bagaimana individu memproses informasi sosial.

. .

Pembelajaran oleh Observasi: Salah satu konsep utama dalam teori ini adalah pembelajaran melalui observasi atau pembelajaran sosial. Individu dapat belajar dari orang lain melalui observasi perilaku, hasilnya, dan konsekuensinya. Proses ini dikenal sebagai pembelajaran oleh model atau

"modeling."

. .

Self-Efficacy (Efikasi Diri): Self-efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuannya sendiri untuk mengeksekusi tugas atau mencapai tujuan tertentu. Menurut Bandura, self-efficacy memainkan peran kunci dalam motivasi dan pengembangan individu. Orang yang memiliki self-efficacy yang tinggi lebih cenderung mengambil tindakan dan berusaha untuk mencapai tujuan mereka.

. .

Reinforcement dan Punishment: Teori ini juga mengakui peran penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment) dalam pembentukan perilaku. Namun, Bandura berpendapat bahwa pemikiran individu tentang hasil yang mungkin muncul dari perilaku mereka juga berperan dalam proses ini.

. .

Perilaku Dirancang (Self-Regulation): Teori ini mencakup konsep regulasi diri, yaitu kemampuan individu untuk mengatur dan mengontrol perilaku mereka sendiri. Ini melibatkan pemantauan diri, perencanaan, dan pengendalian diri dalam mencapai tujuan.

. .

Triadic Reciprocal Determinism: Bandura mengajukan konsep ini untuk menggambarkan interaksi kompleks antara faktor lingkungan, faktor pribadi, dan perilaku. Menurut konsep ini, ketiga faktor ini saling mempengaruhi dan mempengaruhi satu sama lain.

.

(3)

Teori sosial kognitif memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, psikologi klinis, dan manajemen. Ini telah membantu dalam pemahaman perilaku manusia, motivasi, dan pengembangan kemampuan. Dalam praktiknya, teori ini telah digunakan untuk merancang program- program pembelajaran, mengatasi masalah-masalah sosial, dan merancang intervensi psikologis.

Referensi

Dokumen terkait

Saya, Desliana Fadillah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis peran perawat sebagai pelaksana

Menurut Aisiah (2004), perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan pada individu sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan berguna untuk pemulihan

Tabel 2. Kepuasan perawat terhadap proses manajemen Kepala Seksi Keperawatan dikatagorikan dalam kepuasan rendah, sedang, dan tinggi dapat dilihat dalam tabel 3

Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan tingkatan yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat tekanan atau

Perawat memiliki fungsi yang unik dalam pemberian asuhan keperawatan pada individu, baik sakit maupun sehat, melakukan pengkajian terhadap respon pasien terhadap

Tujuan pertama yaitu Pengalaman penerapan peran dan fungsi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan lansia hipertensi di komunitas mendapatkan 3 tema yaitu

Skripsi yang berjudul ”Peran Perawat dalam Upaya Peningkatan Keperawatan Kesehatan Kerja di Wilayah Pelayanan Puskesmas Pakusari Jember” telah diuji dan disahkan

Pengetahuan dan ketrampilan perawat tentang asuhan keperawatan spiritual perlu diberikan untuk membantu pasien yang dirawat di rumah sakit dapat melakukan ibadah di rumah sakit.. Selain