• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1) Terdapat pengaruh secara simultan dari persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat terhadap minat pembelian online pada website Lazada.co.id

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1) Terdapat pengaruh secara simultan dari persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat terhadap minat pembelian online pada website Lazada.co.id"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan, Dan Persepsi Manfaat Terhadap Minat Pembelian Online Pada Website Lazada.co.id di Kota

Malang

(Studi Pada Mahasiswa Program S1 Universitas Brawijaya Malang)

Fajar Arie Haryosasongko

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya fajararieh@gmail.com

Dosen Pembimbing:

Dimas Hendrawan, SE., MM.

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat terhadap minat pembelian online pada website Lazada.co.id. Jenis pebelitian ini adalah penelitian eksplanatori.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 140 responden yang diambil dari mahasiswa S1 Universitas Brawijaya Malang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dimana peneliti memilih sampel dengan kriteria mahasiswa S1 Universitas Brawijaya yang aktif dan mengetahui website Lazada.co.id. Alat uji yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian yaitu menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan, maka diperoleh temuan sebagai berikut. (1) Terdapat pengaruh secara simultan dari persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat terhadap minat pembelian online pada website Lazada.co.id. (2) Terdapat pengaruh secara parsial dari persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat terhadap minat pembelian online pada website Lazada.co.id.

Kata Kunci : Persepsi risiko, persepsi kemudahan, persepsi manfaat, minat pembelian online.

(2)

PENDAHULUAN

Kondisi global pada tahun 2015 saat ini menunjukkan adanya perubahan gaya hidup yang awalnya tradisional menjadi modern. Banyak temuan baru yang sudah diciptakan oleh ilmuwan. Dengan adanya temuan-temuan baru yang diciptakan oleh ilmuwan menyebabkan tuntutan hasil akhir dari pekerjaan yang diraih menjadi semakin banyak.

Penggunaan alat dapat memudahkan kita dalam bekerja.

Salah satu alat yang diciptakan untuk memudahkan manusia adalah internet. Menurut O’Brien dan Marakas (2011:644) internet didefinisikan sebagai jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara.

Di Indonesia, pengguna internet terus mengalami peningkatan mencapai puluhan juta orang setiap tahunnya.

Data tesebut di dapatkan oleh Marketeers dan lembaga riset MarkPlus Insight yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 1

Grafik jumlah pengguna internet di Indonesia Tahun 2010-

2013

Berdasarkan gambar tersebut pengguna internet di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 42,2 juta orang dan terus meningkat sampai pada tahun 2013 yaitu mencapai 74,5 juta orang. Menurut lembaga riset tersebut pengguna internet tumbuh signifikan hingga 22% dari tahun 2012 sampai 2013. Banyaknya pengguna internet di Indonesia salah satunya digunakan untuk berbisnis.

Menurut Lembaga Survei Ipsos (2012) mengatakan bahwa 69%

pengguna internet di Indonesia melakukan pencarian web untuk mencari produk yang ingin mereka beli. Sekitar 70% pembelian barang melalui internet, melakukan pembayarannya melalui transfer, sedangkan sisanya adalah dengan bertatap muka langsung (Asosiasi E- Commerce Indonesia 2013). Artinya, peluang untuk menjalankan bisnis e- commerce semakin luas di Indonesia.

Salah satu produsen atau toko online yang sudah masuk untuk memasarkan produknya melalui internet adalah Lazada yang mempunyai nama website www.lazada.co.id. Di Indonesia, Lazada disebut juga dengan nama Lazada Indonesia atau Lazada.co.id.

Lazada diibaratkan seperti mall online. Lazada berdiri menjadi website e-commerce tahun 2012.

Meskipun didirikan dalam kurun waktu yang singkat Lazada sudah bisa menjadi website e-commerce paling populer di Indonesia pada tahun 2015. Menurut data Alexa, pada akhir tahun 2014 Lazada berada ada urutan 1.133 di peringkat dunia

(3)

untuk kategori website populer. Pada bulan Maret 2015 website Lazada meningkat drastis dengan menduduki peringkat 552 di dunia serta menduduki peringkat 12 di Indonesia sebagai website yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Data tersebut tergambar seperti grafik dibawah ini :

Gambar 2

Grafik Website Ecommerce yang Sering Dikunjungi

Tahun 2014-2015

Dari grafik diatas dapat disimpulkan jika website Lazada mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya dan dari grafik di atas juga dapat disimpulkan bahwa Lazada mampu mengalahkan pesaing- pesaingnya yang lebih lama dalam hal kepopuleran website yang sering dikunjungi.

Kepopuleran website tersebut, tidak terlepas dari perilaku konsumen yang melakukan pencarian website untuk mencari produk yang ingin konsumen beli. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi) guna membeli barang- barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi minat membeli bagi konsumen dalam ecommerce menurut penelitian yang dilakukan oleh Paul A. Pavlou (2003) yaitu persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat.

Maraknya perdagangan melalui internet telah memberikan dampak positif maupun negatif terhadap cara berdagang, sehingga memerlukan suatu perubahan sikap dalam melayani pelanggan (Masjono 2005).

Sebelum konsumen membeli melalui website tertentu banyak pertimbangan yang ada di benak konsumen tentang apa yang didapat nantinya setelah membeli. Salah satu pertimbangan tersebut adalah manfaat negatif yang dirasakan konsumen nantinya. Konsumen akan berpikir dalam benaknya apakah ketika mereka membeli produk pada webiste berdasarkan sistem ecommerce yang tidak terlihat penjual dan barangnya secara langsung mempunyai risiko atau tidak.

Pada sistem ecommerce, website merupakan hal penting yang harus diperhatikan dimana sebuah website harus benar-benar memfasilitasi konsumen di dalam melakukan pembelanjaan (Chang dan Chen dalam Lestari 2012). Konsumen juga akan memikirkan tentang kemudahan yang didapat nantinya ketika berbelanja online. Adanya kemudahan belanja dalam website membuat konsumen akan berpikir untuk melakukan pembelian pada website tersebut.

(4)

Menurut Alam, et al (2005) manfaat ecommerce bagi perusahaan atau organisasi adalah dapat menjangkau wilayah pemasaran yang luas tanpa harus mengeluarkan banyak biaya untuk pemasangan iklan. Selain bagi perusahaan manfaat ecommerce juga dapat dirasakan oleh konsumen yaitu jika berbelanja menggunakan sistem ecommerce akan sangat menghemat waktu dan biaya yang dibutuhkan dibandingkan dengan membeli secara konvensional yang begitu menguras tanaga, biaya, serta waktu yang dibutuhkan. Ketika berbelanja menggunakan sistem ecommerce apakah konsumen nantinya akan benar mendapatkan manfaat yang dirasakan.

Menurut Kotler (2003:568) minat beli adalah tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum merencanakan untuk membeli suatu produk. Sedangkan menurut Mc Carthy (2002:298) minat beli merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum konsumen benar membeli terdapat adanya tahap

dimana konsumen

mempertimbangkan manfaat yang didapat sebelum membeli untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam perdagangan online atau yang disebut ecommerce konsumen akan mencari produk yang sesuai dengan kebutuhannya melalui produsen- produsen yang ada di internet. Maka

dari itu, pemasar atau perusahaan harus teliti untuk melihat hal apa saja yang akan membuat konsumen memilih untuk membeli pada website tertentu.

Kota Malang merupakan kota terbesar nomor dua di provinsi Jawa Timur. Selain itu, Malang juga terkenal dengan sebutan kota pendidikan. Banyaknya Universitas negeri maupun swasta yang ada di Malang menjadikan kota Malang layak untuk mendapatkan sebutan kota pendidikan yang menjadi tujuan mahasiswa untuk menimba ilmu.

Mahasiswa adalah kalangan akademisi yang mempunyai sumbangsih dalam hal meningkatkan pendapatan daerah kota Malang sehingga perannya tidak dapat dipandang sebelah mata. Salah satu gaya hidup mahasiswa adalah menggunakan media internet untuk memenuhi kebutuhannya.

Popularitas ecommerce yang semakin meningkat membuktikan jika adanya perubahan perilaku yang konsumtif, dalam artian mahasiswa menjadi cenderung sedikit demi sedikit beralih untuk belanja melalui online dari pada belanja melalui toko tradisional.

Menurut data yang terdapat pada website Universitas Brawijaya (ub.ac.id, 2015) jumlah mahasiswa bulan Januari di tahun 2015 mencapai 59.469 orang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Brawijaya Malang sebagai salah satu mahasiswa terbanyak di kota Malang yang didominasi oleh mahasiswa program

(5)

S1. Maka dari itu penelitian ini mengambil studi pada Mahasiswa program S1 Universitas Brawijaya.

Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti mengambil judul

“Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Manfaat Terhadap Minat Pembelian Online Pada Website Lazada.co.id di Kota Malang (Studi Pada Mahasiswa Program S1 Universitas Brawijaya Malang)”.

LANDASAN TEORI Persepsi

Dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas, karena persepsi konsumen mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Persepsi adalah proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti (Kotler dan Keller, 2009).

Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita.

Menurut Hasan (2013) persepsi dapat didefinisikan sebagai cara konsumen melihat dan meletakkan makna pada semua input informasi yang datang dalam kehidupan sehari- hari. Setiap input informasi akan diproses oleh konsumen secara selektif dalam memilih input,

menggorganisasi, dan

menginterpretasi atau memaknai input informasi sehingga memberikan gambaran objek yang memiliki kebenaran subjektif (bersifat personal), memiliki arti tertentu, dan dapat dirasakan. Input informasi ini dapat dalam bentuk

kata-kata (baru), musik atau lagu (baru), atau iklan suatu produk.

Menurut Schiffman dan Kanuk

dalam Suryani (2008)

mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana dalam proses tersebut

individu memilih,

mengorganisasikan dan

mengintepretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna.

Proses Persepsi

Persepsi pada hakekatnya merupakan proses psikologis yang kompleks yang juga melibatkan aspek fisiologis. Menurut Suryani (2008) terdapat 3 proses dalam persepsi yaitu :

1. Seleksi

Proses persepsi diawali dengan adanya stimuli yang mengenai panca indera yang disebut sebagai sensasi. Stimuli ini beragam bentuknya dan akan selalu memborbardir indera konsumen. Dalam perilaku konsumen stimuli yang berpengaruh pada persepsi konsumen adalah semua usaha- usaha yang dilakukan oleh pemasar melalui strategi pemasarannya. Dalam kondisi seperti inilah konsumen akan memilih stimuli yang akan diperhatikan.

2. Pengorganisasian

Setelah konsumen memilih stimuli mana yang akan diperhatikan, konsumen akan mengorganisasikan stimuli yang ada. Konsumen akan mengelompokkan,

menghubungkan stimuli yang dilihatnya agar dapat diintepretasikan, sehingga mempunyai makna.

3. Intepretasi

(6)

Setelah konsumen mengorganisir stimuli yang ada dan mengaitkannya dengan informasi yang dimiliki, maka agar stimuli tersebut mempunyai makna, konsumen mengintepretasikan atau memberi arti stimuli tersebut.

Pada tahap intepretasi ini konsumen secara sadar atau

tidak sadar akan

mengaitkannya dengan semua informasi yang dimilikinya agar mampu memberikan makna yang tepat. Dalam proses ini pengalaman dan juga kondisi psikologis konsumen seperti kebutuhan, harapan, dan kepentingan akan berperan penting dalam intepretasikan stimuli.

Persepsi Risiko

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) mendefinisikan persepsi risiko sebagai ketidakpastian yang di hadapi oleh konsumen ketika mereka tidak dapat meramalkan dampak dari keputusan pembelian mereka. Kotler (2002) mengungkapkan bahwa keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan (persepsi risiko). Dalam hubungan khususnya dengan e- commerce persepsi risiko diartikan sebagai perkiraan subjektif individu untuk menderita kerugian dalam menerima hasil yang diinginkan (Pavlou, 2003).

Persepsi Kemudahan

Menurut Wibowo (2007) persepsi kemudahan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang pecaya bahwa teknologi informasi dapat dengan mudah dipahami dan

digunakan. Persepsi kemudahan sebagai suatu persepsi dimana seseorang tidak menemui adanya kesulitan dalam melakukan suatu aktivitas (Tsui Wa, 2002). Persepsi kemudahan ini akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi (Amijaya, 2010).

Persepi Manfaat

Persepsi manfaat adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (Jogiyanto, 2007). Dalam e- commerce persepsi manfaat merupakan keyakinan konsumen tentang sejauh mana ia akan menjadi lebih baik dari transaksi online dengan situs website tertentu (Kim et al, 2007).

Minat Beli

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

(Hasan, 2013:173). Minat beli merupakan sesuatu yang berhubugan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek produk. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para

(7)

pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk meprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Minat beli masa mendatang sangat dipengaruhi oleh pengalaman pelanggan yang berkaitan dengan harga, merek, promosi, iklan, rantai pasakan, kombinasi layanan, suasana, dan lokasi (tempat).

Minat beli merupakan bangian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengomsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Schiffman dan Kanuk (2007) menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alterntif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen.

Pengaruh eksternal ini terdiri dari faktor sosial, usaha pemasaran dan sosial budaya.

Model Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan sebelumnya hipotesis yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3 Model Hipotesis

 H1 = Diduga adanya pengaruh secara simultan dari persepsi risiko (X1), persepsi kemudahan (X2), dan persepsi manfaat (X3) terhadap minat pembelian online.

 H2 = Diduga adanya pengaruh secara parsial dari

persepsi risiko (X1), persepsi kemudahan (X2), dan pengaruh persepsi manfaat (X3) terhadap minat pembelian online.

Keterangan :

: pengaruh secara parsial : : pengaruh secara simultan METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatori. Menurut Singarimbun dalam Effendi dan Tukiran (2012:5) penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang menyoroti hubungan variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan, oleh karena itu peneltitian eksplanatori dinamakan juga penelitian pengujian hipotesa atau testing research.

Penggunaan jenis penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat melalui pengujian hipotesis yang sudah dibuat sebelumnya.

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualias dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80).

Pendapat lain mengenai populasi juga di artikan oleh Cooper dan Schindler, (2003:179) yaitu merupakan kumpulan dari keseluruhan obyek yang akan diukur dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Univesitas Brawijaya.

Mahasiswa program S1 Universitas Brawijaya yang mengetahui website

(8)

Lazada.co.id masih belum diketahui secara pasti sehingga jumlah populasi pebelitian ini juga masih belum diketahui.

Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2011:81) teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Dengan belum diketahuinya jumlah populasi dari peneltitian ini menyebabkan sulitnya untuk menentukan sampel.

Oleh karena itu, digunakanlah teknik nonprobability sampling yang merupakan arti dari teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2011:84).

Teknik purposive sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang merupakan bagian dari nonprobability sampling. Puroposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:85). Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakanlah teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut :

a. Mahasiswa program S1 UB yang masih aktif kuliah.

b. Mengetahuiwebsite Lazada.co.id c. Belum pernah mengakses

website Lazada.co.id.

Penentuan Besar Sampel

Penentuan besaran dijelaskan menurut Roscoe dalam Sekaran (2006) yang memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel yaitu :

a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.

b. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita,

junior/senior, dan sebagainya), sukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.

c. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.

d. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.

Dari penjelasan diatas dapat diperoleh jumlah sampel dengan menggunakan perhitungan 10 x jumlah variabel penelitian. Total variabel yang ada dalam penelitian ini adalah 4 dikali 10 hasilnya 40.

Dengan banyaknya jumlah populasi yang dipilih dalam penelitian ini membuat hasil pehitungan sampel diatas (40) dirasa kurang mewakili, maka dari itu item dari masing- masing variabel menjadi faktor pengali dengan angka 10 agar didapatkan hasil yang representatif.

Terdapat 14 item dalam penelitian ini. Jadi, sampel yang akan diteliti adalah 14 x 10 = 140 sampel atau responden.

Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas :

1. Persepsi risiko (X1) dengan item : belanja melalui website ini tidak menciptakan risiko produk yang lebih dibandingkan membeli melalui toko tradisional (salah satu contohnya produk yang cacat) dan belanja melalui website ini tidak menciptakan risiko

(9)

keuangan yang lebih dibandingkan membeli melalui toko tradisional (contohnya penipuan atau uang tidak kembali).

2. Persepsi kemudahan (X2) dengan item : Interaksi dengan penjual di website Lazada.co.id ini jelas dan mudah dipahami, mudah berinteraksi dengan penjual di website Lazada.co.id, webiste Lazada.co.id mudah digunakan, dan mudah untuk menemukan atau mencari informasi yang

dibutuhkan di

Lazada.co.id.

3. Persepsi Manfaat (X3) dengan item : merasa mudah menggunakan website Lazada.co.id ini, dapat menghemat uang dengan belanja melalui website Lazada.co.id, dapat menghemat waktu dengan belanja melalui website Lazada.co.id, belanja menggunakan website Lazada.co.id lebih cepat daripada belanja di toko tradisional, dan dalam menggunakan website Lazada.co.id ini dapat meningkatkan produktivitas ketika berbelanja (sebagai contoh, dalam waktu singkat dapat memutuskan membeli produk atau menemukan informasi produk).

4. Minat Pembelian (Y) dengan item : cenderung untuk membeli produk

melalui website

Lazada.co.id, cenderung

untuk merekomendasikan website Lazada.co.id kepada teman, dan cenderung membeli lagi

melalui website

Lazada.co.id ini jika membutuhkan produk yang akan dibeli.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Tabel 1 Hasil Uji Validitas

Item R Sig. Keterangan X1.1 0.878 0.000 Valid X1.2 0.880 0.000 Valid X2.1 0.822 0.000 Valid X2.2 0.820 0.000 Valid X2.3 0.770 0.000 Valid X2.4 0.697 0.000 Valid X3.1 0.602 0.000 Valid X3.2 0.675 0.000 Valid X3.3 0.706 0.000 Valid X3.4 0.731 0.000 Valid X3.5 0.709 0.000 Valid Y1 0.876 0.000 Valid Y2 0.919 0.000 Valid Y3 0.907 0.000 Valid

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai sig. r indikator pertanyaan lebih kecil dari 0.05 (α = 0.05) yang berarti tiap-tiap item

(10)

variabel adalah valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa item tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kemantapan, keajegan dan ketepatan suatu alat ukur atau uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang. Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana jawaban seseorang konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Tabel 2

Hasil Uji Reliabilitas

N o

Vari abel

Koefisien Cronbach Alpha

Keteran gan

1 X1 0.706 Reliabel

2 X2 0.782 Reliabel

3 X3 0.712 Reliabel

4 Y 0.883 Reliabel

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai dari koefisien cronbach alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,70. Dari ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya maka semua variabel yang digunakan untuk penelitian menunjukkan hasil yang reliabel.

Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak terjadi hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang sempurna atau dapat pula dikatakan bahwa antar variabel independen tidak saling berkaitan.

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel diatas berikut hasil pengujian dari masing-masing variabel independen:

a. Tolerance untuk Persepsi risiko adalah 0,851.

b. Tolerance untuk Persepsi kemudahan adalah 0,520.

c. Tolerance untuk Persepsi manfaat adalah 0,564.

Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance >

0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

Uji multikolinearitas dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan nilai VIF (Variance Inflation Faktor) dengan angka 10.

Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Berikut hasil pengujian masing-masing variabel independen :

a. VIF untuk Persepsi resiko adalah 1,175.

b. VIF untuk Persepsi kemudahan adalah 1,924.

c. VIF untuk Persepsi manfaat adalah 1,772.

Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Dengan demikian uji asumsi tidak adanya multikolinearitas dapat terpenuhi yang artinya model regresi dalam penelitian ini baik.

Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

.851 1.175 .520 1.924 .564 1.772 X1

X2 X3 Model 1

Tolerance VIF Collinearity Statistics

(11)

pengamatan yang lain (Ghozali, 2011).

Gambar 4

Hasil Uji Hetokedastisitas

Dari hasil pengujian gambar diatas didapat bahwa diagram tampilan scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heterokedastisitas yang artinya model regresi dalam penelitian ini baik.

Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebar normal atau tidak.

Gambar 5

Hasil Uji Histogram Normalitas

Gambar 6

Hasil Uji Normal Probability Plot

Dari hasil 2 pengujian gambar diatas didapat bahwa diagram tampilan histogram menunjukkan pola distribusi normal yang terlihat tidak menggambarkan kemiringan

posisi pola diagram dan untuk tampilan pobability plot juga menunjukkan pola distribusi yang normal dengan adanya titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada gambar tersebut. Sehingga dapat disimpulkan model regresi dalam penelitian ini memiliki distribusi normal.

Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel independen, yaitu persepsi risiko (X1), persepsi kemudahan (X2), persepsi manfaat (X3) terhadap variabel dependen yaitu minat pembelian (Y).

Tabel 4 Persamaan Regresi

Berdasarkan pada table 4.10 maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 0,275 X1+ 0,205 X2+ 0,358 X3

Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Minat pembelian akan meningkat sebesar 0,275 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X1. Artinya, minat pembelian akan meningkat sebesar 0,275 ketika persepsi risiko (rendah) meningkat dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap.

b. Minat pembelian akan meningkat sebesar 0.205 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X2. Artinya, ketika persepsi kemudahan meningkat, maka minat pembelian akan meningkat sebesar 0.205 satuan

-3.076 1.210 -2.542 .012

.445 .112 .275 3.959 .000

.216 .094 .205 2.307 .023

.317 .076 .358 4.190 .000

(Constant) X1 X2 X3 Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

(12)

dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap tetap.

c. Minat pembelian akan meningkat sebesar 0,358 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X3. Artinya, ketika persepsi manfaat mengalami peningkatan 1 satuan, maka minat pembelian akan meningkat sebesar 0,358 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap tetap.

Uji Hipotesis Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari analisis regresi menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Dengan kata lain model yang diduga sesuai atau tidak. Jika hasilnya signfikan, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat juga dikatakan sebagai berikut :

 H0ditolak jika F hitung > F tabel

 H0 diterima jika F hitung < F tabel

Tabel 5 Hasil Uji F

Berdasarkan tabel diatas nilai F hitung sebesar 35,683. Sedangkan F tabel (α = 0.05 ; db regresi = 3 : db residual = 136) adalah sebesar 2,671.

Karena F hitung > F tabel yaitu 35,683 > 2,671 maka model analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dependen (Minat pembelian)

dapat dipengaruhi secara simultan oleh variabel independen (Persepsi risiko (X1), Persepsi kemudahan (X2), dan Persepsi manfaat (X3)).

Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dapat juga dikatakan jika t hitung > t tabel maka hasilnya signifikan dan berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika t hitung

< t tabel maka hasilnya tidak signifikan dan berarti H0 diteima dan H1 ditolak. Hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.

 Variabel X1(Persepsi risiko)

Hipotesis Nilai Keputusan

H0:β1= 0 (variabel X1tidak

berpengaruh signifikan terhadap Y)

H1:β1≠ 0 (Variabel X1berpengaruh signifikan terhadap Y) (α = 0.05)

t = 3.959 sig = 0.000 t-tabel136

= 1.977

Tolak H0

Berdasarkan tabel diatas uji t antara X1(Persepsi resiko) dengan Y (Minat pembelian) menunjukkan t hitung = 3,959. Sedangkan t tabel (α

= 0.05 ; db residual = 136) adalah sebesar 1,977. Karena t hitung > t tabel yaitu 3,959 > 1,977 maka pengaruh X1 (Persepsi resiko) terhadap minat pembelian adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Minat pembelian dapat dipengaruhi secara parsial oleh persepsi risiko.

 Variabel X2 (Persepsi kemudahan)

Hipotesis Nilai Keputusan

H0:β1= 0 (variabel X2tidak

berpengaruh signifikan terhadap Y)

H1:β1≠ 0 (Variabel X2berpengaruh signifikan terhadap

t = 2.307 sig = 0.023 t-tabel136

= 1.977

Tolak H0 ANOVAb

382.167 3 127.389 35.683 .000a 485.519 136 3.570

867.686 139 Regression

Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X3, X1, X2 a.

Dependent Variable: Y b.

(13)

Berdasarkan tabel diatas uji t antara X2 (Persepsi kemudahan) dengan Y (Minat pembelian) menunjukkan t hitung = 2,307.

Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 136) adalah sebesar 1,977.

Karena t hitung > t tabel yaitu 2,307

> 1,977 maka pengaruh X2 (Persepsi kemudahan) terhadap minat pembelian adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa minat pembelian dapat dipengaruhi secara parsial oleh persepsi kemudahan.

 Variabel X3(Persepsi manfaat)

Hipotesis Nilai Keputusan

H0:β1= 0 (variabel X3tidak

berpengaruh signifikan terhadap Y)

H1:β1≠ 0 (Variabel X3berpengaruh signifikan terhadap Y) (α = 0.05)

t = 4.190 sig = 0.000 t-tabel136

= 1.977

Tolak H0

Berdasarkan tabel diatas uji t antara X3 (Persepsi manfaat) dengan Y (Minat pembelian) menunjukkan t hitung = 4,190. Sedangkan t tabel (α

= 0.05 ; db residual = 136) adalah sebesar 1,977. Karena t hitung > t tabel yaitu 4,190 > 1,977 maka pengaruh X3 (Persepsi manfaat) terhadap Minat pembelian adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa minat pembelian dapat dipengaruhi secara parsial oleh persepsi manfaat.

Dari hasil keseluruhan uji f dan uji t diatas dapat disimpulkan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat pembelian secara simultan dan parsial.

Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besar kontribusi variabel independen (Persepsi risiko (X1), persepsi

kemudahan (X2), dan persepsi manfaat (X3)) terhadap variabel dependen (Minat pembelian) digunakan nilai adjusted R2, nilai adjusted R2 seperti dalam tabel dibawah ini :

Tabel 6

Hasil Korelasi dan Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Dari analisis pada tabel diatas diperoleh hasil adjusted R2sebesar 0,428.

Artinya bahwa 42,8% variabel minat pembelian akan dijelaskan oleh variabel independennya, yaitu persepsi risiko (X1), persepsi kemudahan (X2), dan persepsi manfaat (X3). Sedangkan sisanya 57,2% variabel minat pembelian akan dipengaruhi oleh variabel- variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Pembahasan Penelitian 1. Pengaruh Simultan

Pengaruh secara simultan dari ketiga variabel persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat dengan analisis regresi linier berganda (uji f) menunjukkan hasil yang signifikan terhadap minat pembelian online pada website Lazada.co.id. Hasil yang menunjukkan bahwa secara simultan berpengaruh signifikan yaitu f hitung lebih besar dari f tabel dan nilai signifikan f lebih kecil dari alpha 0,05.

2. Pengaruh Parsial

Pengaruh secara parsial dari ketiga variabel persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat dengan analisis regresi linier berganda menunjukkan hasil yang

.664 .440 .428

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

(14)

signifikan terhadap minat pembelian online pada website Lazada.co.id.

Implikasi Penelitian

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh dari persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat terhadap minat pembelian online di website Lazada.co.id.

Dasar dari ketiga variabel dalam penelitian ini adalah menekankan kepada persepsi dari masing-masing konsumen agar mempunyai minat dalam membeli. Oleh sebab itu, strategi yang bisa digunakan untuk meningkatkan intensitas beli konsumen yaitu dengan cara meningkatkan strategi komunikasi pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2009:172) komunkasi pemasaran dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa produk itu digunakan, oleh orang macam apa, serta dimana dan kapan.

Strategi komunikasi pemasaran yang berguna untuk Lazada.co.id dalam meningkatkan minat pembelian dari persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat dengan menggunakan strategi bauran komunikasi pemasaran adalah iklan, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran interaktif, dan pemasaran dari mulut ke mulut.

1. Iklan.

Membuat video yang

mempresentasikan tentang website Lazada.co.id yang bisa memberikan informasi jika belanja di website Lazada.co.id konsumen akan merasa aman dari segala bentuk risiko yang didapat, baik risiko produk yang rusak atau hilang dan risiko penipuan, serta membuat informasi tentang tutorial penggunaan website Lazada.co.id.

Presentasi melalui video ini bisa diiklankan melalui youtube.com yang sebagai salah satu situs penayangan video paling banyak dikunjungi didunia.

2. Hubungan masyarakat dan publisitas.

Dalam hal ini Lazada.co.id bisa membuat sebuah forum online untuk sebuah komunitas dikarenakan transaksi Lazada.co.id berbasis online. Dengan adanya komunitas Lazada diharapakan dapat melindungi serangan- serangan yang masuk dan bisa menjaga nama baik Lazada.co.id.

Peran komunitas tersebut juga bisa sebagai wadah untuk menyediakan pertanyaan-pertanyaan calon konsumen, pertanyaan yang menjawab tentang cara menggunakan website dan cara membeli melalui website tersebut.

Konsep win-win solution juga harus diterapkan Lazada.co.id kepada komunitas agar anggota bisa nyaman bergabung dalam komunitas tersebut. Strategi seperti ini dapat memunculkan persepsi terhadap risiko dan kemudahan yang ada pada website Lazada.co.id ketika calon konsumen berbelanja.

3. Pemasaran Interaktif.

Pemasaran interaktif mengarah kepada hubungan personal atau komunikasi dua arah dari konsumen ke produsen maupun sebaliknya. Salah satunya pada

penggunaan website.

Pengunjung akan menilai kinerja situs berdasarkan kemudahan penggunaan dan daya tarik fisik.

Lazada.co.id bisa mengatur lagi penempatan posisi live chat untuk memudahkan calon

konsumen dalam

menggunakannya. Dengan sistem live chat konsumen dan produsen dapat saling bertukar informasi mengenai produk yang ada di Lazada.co.id. Sehingga

(15)

calon konsumen merasa lebih mudah dan lebih bermanfaat ketika berbelanja di website Lazada.co.id dibanding website lain maupun toko tradisional.

4. Pemasaran word of mouth (E- Wom).

Lazada.co.id dapat menggunakan media sosial. Lazada.co.id bisa memberikan kupon atau diskon bagi yang sudah membuat testimoni positif tentang Lazada.co.id yang dimasukkan dalam media sosial (instagram) pengguna. Sehingga testimoni tersebut akan menyebar ke pengguna instagram lainnya.

Strategi seperti ini dapat memberikan kesan yang baik untuk Lazada.co.id sehingga risiko yang akan dipersepsikan oleh calon konsumen lainnya akan menjadi hal yang positif dan minat belipun akan muncul dibenak calon konsumen.

Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis, dapat diketahui :

1. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersama-sama terhadap minat pembelian.

2. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda didapatkan bahwa yang mempunyai pengaruh signifikan secara pasial atau individu terhadap minat pembelian online yaitu persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat.

Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat dikemukakan beberpa saran yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain:

1. Lazada.co.id dapat menerapkan beberapa strategi bauran komunikasi pemasaran untuk meningkatkan minat pembelian online dari persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat. Strategi bauran komunikasi pemasaran tersebut yaitu iklan, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut (E-wom).

2. Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menambah variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi minat pembelian online selain persespi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat.

Daftar Pustaka

Aberg, J. dan Shahmehri, N., 2000.

The Role of Human Web Assistants in ECommerce: an Analysis and a Usability Study, Internet Research, Electronic Networking Applications and Policy, 10 (2): 114-125.

Adi Nugroho. (2006), E-Commerce Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya, Informatika, Bandung.

Al-Munawar NM, 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Valerian (Valerian officinalis), Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Amijaya, G.R. 2010. Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahan, Minat Ulang Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking, Universitas Diponegoro, Semarang, Skripsi.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

(16)

Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Chaffey, Dave. 2007. e-business and e-commerce management strategy, implementation, and practice. Prentice Hall, New Jersey.

Cooper Donald R. dan Pamela S.

Schindler. 2003. Business Research Method. Eight Edition. New York: McGraw Hill.

Darch, H. dan Lucas, T., 2002.

training as an e-commerce enabler, Journal of Workplace Learning, 14 (4): 148-155.

Desruelle, P. Dan Burgelman, C.J., (2001). The Impact of E- Commerce on The Value Chain, The journal of Policy, Regulation and Strategy for Telecomunication, Information and media, Vol.3. No.6.

Dharma, Fitra. 2006. Pengaruh Structural Assurance dan Perceived Reputation Terhadap Trust Pengguna Internet di Sistem E- Commerce. SNA 9 Padang.

Diana, Anastasia dan Fandy Tjiptono. 2007. E-Business.

Yogyakarta: Andi.

Efendi, Sofyan.,and Tukiran .Metode Penelitian Survei.

LP3ES:Jakarta,2012.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman

pengalaman. Cetakan pertama.

Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta:

Andi.

Kim, D.J, Ferrin, D.L, and Rao H.R

“A trust-based consumer decision-making model in electronic commerce: The role of trust, perceived risk, and their antecedents.” Decision Support Systems 44 (2008) 544–564.

Kotler, Philip dan Kevin Lane

Keller, Manajemen

Pemasaran, (Edisi Ketiga Belas), PT. Indeks, Jakarta, 2008.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, terj : Hendra Teguh dan Ronny Antonius Rusly, Edisi 9, Jilid 1 dan 2, PT Prenhalindo, Jakarta.

Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. edisi kesebelas, Jakarta: Indeks kelompok Gramedia.

Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Laudon dan Laudon. 2005. Sistem Informasi Manajemen Mengelola Perusahaan Digital, Edisi Delapan. Diterjemahkan oleh Erwin Phillipus.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Lee, C. S., 2001. an analytical framework for evaluating e- commerce business models and strategies, Internet Research:

Electronic Networking Applications and Policy, 11 (4): 349-359.

Malhotra, N.K. 2004. Marketing Research: An Applied

(17)

Orientation. 4th Edition. New Jersey: Pearson Education Inc.

Mc Leod dan Schell. 2007. Sistem Informasi Manajemen, Edisi Kesembilan. Diterjemahkan oleh Heri Yulianto. Jakarta: PT Indeks

Meier, A dan Stormer, H, 2009. E- Business and E-Commerce : Managing the Digital Value Chain. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Mursid, M, Drs. 2014. Managemen Pemasaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurul Zuriah. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

O’Brien, James A; George M.

Marakas. 2011. Management Information Systems. New York: McGraw-Hill Irwin.

Pavlou.P.A “Consumer Acceptance of Electronic Commerce:

Integrating Trust and Risk With The Technology

Acceptance Model.”

International Journal of Electronic Commerce, 7(3), .Spring 2003,pp.1001-134.

Percault, William D. Jr and E.

Jerome McCarthy (2002) Basic Marketing A Global Managerial Approcah, International Edition.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen pemasaran, Edisi 13 Jilid 1. Jakarta.

Rofiq, Ainur. 2007. Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan E-commerce. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Tesis yang dipublikasikan.

Schiffman and Lazar Kanuk, 2000, Costumer behaviour, Internasional Edition, Prentice Hall

Schiffman, L.G dan Kanuk, Lesley L, 2007. Consumer Behavior, New Jersey: Perason Prestice Hall.

Schiffman, Leon, & Kanuk, Leslie Lazar. 2008. Consumer Behaviour, 7th Edition (Perilaku Konsumen). Jakarta:

PT. Indeks.

Schiffman, Leon, G.,Leslie Lazar Kanuk, 2000, Consumer Behavior, Edisi Tujuh, Prentice-Hall, New Jersey.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business.

Salemba empat. Jakarta.

Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Web. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono, DR.Prof. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. (2003). Perilaku Konsumen. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Suyanto, Asep Herman. 2009. Step by Step Web Design theory and practices. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III, CV.Andi Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. (2005). Service, quality and satisfaction.

Yogyakarta : Andi.

Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi

(18)

4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.

PT. Raja Grafindo Parsada:

Jakarta.

Wibowo. Prof, Dr, SE, M.Phil.

(2007). Manajemen Kinerja, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta

Wong, Jony, 2010, Internet Marketing for Beginners, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Website :

Alexa, 2015. Grafik Website Populer Lazada dan Pesaingnya di

Peringkat Dunia,

(Online),(http://www.alexa.co m/comparison/lazada.co.id#?sit es=zalora.co.id&sites=olx.com

&sites=tokopedia.com&sites=b ukalapak.com, diakses 24 Maret 2015)

Anonymous. 2015. Profil universitas, (Online),

(http://www.ub.ac.id/tentang/

profil-universitas-id, diakses 26 Juni 2015)

Baskoro, Wiku, 2012. Hasil Survei Ipsos dan Peluang Bagi Pelaku Jual-Beli Online,(Online), (https://dailysocial.net/post/has il-survei-ipsos-dan-peluang- bagi-pelaku-jual-beli-online, diakses 24 Maret 2015)

Lazada, 2015. Tentang Lazada, (Online),

(http://www.lazada.co.id, diakses 24 Maret 2015).

Street, Leadership, 2015. Grafik jumlah pengguna internet di Indonesia Tahun 2010-2013, (Online),

(http://www.leadership- street.com/2014/03/pengguna- internet-indonesia-74-juta- di.html, diakses 24 Maret 2015).

Referensi

Dokumen terkait

&#34;Association of Protein Energy Wasting with Income in CKD Stage 3 Patients&#34;, World Journal of Engineering and Technology,