• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP PERILAKU SWAMEDIKASI COMMON COLD PADA MAHASISWA AKTIF PROGRAM STUDI FARMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TERHADAP PERILAKU SWAMEDIKASI COMMON COLD PADA MAHASISWA AKTIF PROGRAM STUDI FARMASI "

Copied!
66
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang pengobatan sendiri terhadap flu masih cukup rendah (Al-Haddad et al., 2016). Berdasarkan penelitian Swed et al., menunjukkan pada tahun 2022 kesadaran masyarakat Suriah terhadap penyebab dan pengobatan pilek dan flu masih rendah.

Rumusan Masalah

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku pengobatan sendiri flu biasa pada mahasiswa aktif Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Bagi Peneliti
  • Manfaat Bagi Institusi
  • Manfaat Bagi Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan

  • Definisi Pengetahuan
  • Faktor-Faktor.yang Mempengaruhi Pengetahuan
  • Tingkat Pengetahuan

Tingkat pendidikan berdampak pada tingkat pengetahuan seseorang, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan orang tersebut (Darsini et al., 2019). Semakin banyak pengalaman maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang (Darsini et al., 2019). Semakin banyak sumber informasi yang kita akses, semakin luas pengetahuan yang kita miliki (Darsini et al., 2019).

Sistem lingkungan sosial yang tertutup akan cenderung menolak pemutakhiran informasi dan sebaliknya (Darsini et al., 2019). Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling rendah karena ilmu yang dimiliki hanyalah mengingat kembali apa yang telah dipelajari. Contoh keterampilan pengetahuan pada tingkat ini antara lain menyebutkan definisi pengobatan sendiri atau menggambarkan gejala flu biasa.

Pengetahuan pada tingkat ini merupakan tahap dimana seseorang dapat menjelaskan atau mendeskripsikan objek yang dilihatnya dan dipelajari secara lebih detail. Pengetahuan pada level ini merupakan tahap dimana seseorang mampu menerapkan atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan pada tahap ini adalah dimana seseorang mampu memberikan penilaian terhadap suatu program atau kegiatan.

Sikap

  • Definisi Sikap
  • Komponen Sikap
  • Tingkatan Sikap

Komponen konatif merupakan kecenderungan seseorang untuk bersikap, bertindak, dan berkomitmen terhadap objek sikap (Irwan, 2017). Menghargai, yaitu ketika seseorang memberi kesempatan kepada orang lain untuk membicarakan suatu masalah dan penerima pemikiran. Bertanggung jawab yaitu ketika seseorang mampu menanggung segala resiko yang terkait dengan tindakan yang dilakukannya (Irwan, 2017; Rachmawati, 2019).

Perilaku

  • Definisi Perilaku
  • Pembentukan Perilaku
  • Proses Perubahan.Perilaku

Respon terhadap stimulus ini terbatas hanya pada perasaan, persepsi, perhatian, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus tersebut. Respon terhadap stimulus ini berupa tindakan atau praktik yang dapat diamati dengan mudah (Rachmawati, 2019). Tahap pembentukan perilaku dapat dilakukan dengan 3 cara antara lain menggunakan kebiasaan, menggunakan pemahaman dan menggunakan model.

Pembentukan perilaku dengan menggunakan kebiasaan dapat dilakukan dengan cara membiasakan mulai berperilaku seperti yang diharapkan, pembentukan perilaku ini didasarkan pada keadaan dimana pembelajaran itu berlangsung. Pembentukan tingkah laku dengan menggunakan pengertian dapat diperoleh dengan memahami arti dari sesuatu, pembentukan tingkah laku ini didasarkan pada teori belajar kognitif yaitu dimana belajar disertai dengan pengertian. Pembentukan tingkah laku menggunakan model yaitu tingkah laku yang dibentuk dari contoh-contoh, pembentukan tingkah laku ini didasarkan pada teori pembelajaran sosial atau observasional (Saleh, 2018).

Tahap ini merupakan tahap awal dimana seseorang perlu menyadari adanya perubahan agar dapat membentuk perubahan tersebut. Level kedua, jika ingin melakukan perubahan, Anda harus tertarik dengan perubahan yang ingin dilakukan. Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap hasil perubahan untuk melihat apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Common cold

  • Definisi Common cold
  • Epidemiologi Common cold
  • Etiologi Common Cold
  • Patofisiologi Common Cold
  • Gejala dan Perbedaan Common Cold, Influenza, Covid-19
  • Terapi Common Cold

Pilek biasa disebabkan oleh virus flu, sedangkan flu disebabkan oleh virus influenza dan COVID-19 disebabkan oleh virus corona. Kasus flu biasa sering terjadi pada anak usia prasekolah yaitu usia 1-5 tahun dengan frekuensi satu kali per tahun. Flu biasa biasanya disebabkan oleh virus tertentu yang tidak mampu menghasilkan kekebalan yang bertahan lama setelah infeksi.

Rhinovirus mempengaruhi terjadinya pilek di setiap musim karena pertumbuhan dan penyebaran rhinovirus tidak bergantung pada cuaca. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pilek, antara lain faktor genetik, stres psikis, merokok dan olahraga fisik yang berat. Rhinovirus tidak memiliki efek sitopatik yang besar pada saluran pernapasan bagian atas, sehingga gejala yang terjadi pada penderita flu biasa disebabkan oleh reaksi peradangan.

Gejala dan kemungkinan komplikasi flu biasa muncul karena interaksi dinamis antara karakteristik virus yang menginfeksi dan respons imun inang. Komplikasi flu biasa termasuk otitis media akut, rinosinusitis, gangguan penciuman postviral seperti parosmia, anosmia, phantosmia, bronkiolitis, pneumonia, dan COPD (Passioti et al., 2014). Obat golongan ini memiliki kemampuan untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam yang merupakan gejala flu biasa.

Swamedikasi

  • Definisi Swamedikasi
  • Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Swamedikasi
  • Kelebihan/dan/Kekurangan/Swamedikasi
  • Swamedikasi yang Rasional
  • Penggolongan Obat Swamedikasi

Pada tahun 2021, rata-rata jumlah penduduk dari 35 provinsi di Indonesia sebesar 81,74% yang melakukan pengobatan sendiri. Semakin seseorang cukup umur dengan latar belakang pendidikan yang cukup maka akan semakin rasional dalam memilih pengobatan (Rikomah, 2018). Ketika pengobatan suatu penyakit memerlukan biaya yang relatif lebih besar dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengobatan maka seseorang akan lebih memilih untuk melanjutkan pengobatan yang dianjurkan secara mandiri (Jajuli dan Sinuraya, 2018).

Manfaat yang diperoleh antara lain efektif menghilangkan keluhan penyakit, lebih hemat biaya karena seseorang hanya perlu membayar untuk membeli obat yang akan digunakan tanpa biaya konsultasi dan penanganan, menghemat waktu karena tidak perlu ke puskesmas (Rikomah, 2018 ). Penggunaan obat berpotensi menimbulkan efek samping, yaitu efek yang tidak diinginkan yang terjadi apabila obat diberikan dengan dosis terapi yang sesuai. Kriteria penggunaan obat yang rasional meliputi tepat diagnosis, tepat indikasi penyakit, tepat pilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat selang waktu pemakaian, tepat waktu pemberian, peringatan efek samping, serta efektif dan aman dengan mutu yang terjamin (Kemenkes, 2011).

Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat dibeli di apotek dan apotek berizin tanpa resep dokter, tetapi dikonsumsi dalam jumlah terbatas. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 2380, ditetapkan bahwa obat bebas yang dibatasi harus mencantumkan peringatan berupa kotak kecil berukuran 5 x 2 cm dengan warna dasar hitam atau putih dengan batas tepi hitam (Kementerian Kesehatan RI). Kesehatan, 2007). Obat Wajib Farmasi adalah obat keras yang dapat diberikan oleh apoteker di apotek tanpa resep dokter disertai pertimbangan khusus.

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Akande-Sholabi W, Ajamu AT, Adisa R pada tahun 2021 berjudul Prevalensi, Pengetahuan dan Persepsi Praktik Swamedikasi di Kalangan Mahasiswa S1 Kesehatan dilatarbelakangi oleh peran tenaga kesehatan untuk memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang swamedikasi tindakan pengobatan yang berlaku. Dalam penelitian ini, metode penelitian cross-sectional dengan kuesioner digunakan sebagai instrumen dan regresi logistik biner digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel demografi dan praktik pengobatan sendiri. Hasil yang diperoleh adalah 57,6% responden yang melakukan pengobatan sendiri ternyata memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai pengobatan sendiri dibandingkan dengan 42,4% yang tidak melakukan pengobatan sendiri.

Penelitian tahun 2022 oleh Musyafak SN, Yuswar MA, Purrwanti NU berjudul Self-Medication: Pengaruh Perilaku Terhadap Tingkat Pengetahuan Flu pada Mahasiswa Farmasi Baru dilatarbelakangi oleh banyaknya masyarakat di Kalbar yang melakukan pengobatan sendiri. Pengobatan sendiri sering dipilih karena memiliki berbagai keuntungan, namun jika tidak dilakukan dengan benar akan berdampak buruk bagi kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional study dengan kuesioner sebagai instrumen dan menggunakan tes Spearman untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel perilaku dengan tingkat pengetahuan.

Hasil yang diperoleh hanya 38,33% siswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 55% tingkat pengetahuan cukup dan 6,66% tingkat pengetahuan rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum EA, Rilawati FD, Astuti LW, Aviantara RNM pada tahun 2022 berjudul Profil Swamedikasi pada Mahasiswa S1 Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata didorong oleh tingginya prevalensi swamedikasi di Indonesia, namun Beberapa penelitian mengenai profil swamedikasi di kalangan mahasiswa kesehatan di Kota Kediri. Hasil yang diperoleh mayoritas yang melakukan pengobatan sendiri adalah perempuan (80,5%), gejala yang ditangani adalah penyakit ringan yaitu demam (14,9%) dan flu (12,6%).

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Rancangan Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
  • Variabel Penelitian
    • Variabel Independen
    • Variabel Dependen
  • Definisi Operasional
  • Instrumen Penelitian
  • Uji Instrumen Penelitian
    • Hasil Uji Validitas
    • Hasil Uji Reabilitas
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Pengolahan Data
  • Metode Analisis Data
    • Analisis Univariat
    • Analisis Bivariat
  • Alur Penelitian
  • Etika Penelitian

Mengisi angket pengetahuan terkait penyakit flu biasa berjumlah 19 pernyataan dengan menggunakan skala Guttman yaitu jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Pengisian angket terkait perilaku pengobatan sendiri penyakit flu biasa yang berjumlah 10 pernyataan dengan menggunakan skala Guttman yaitu jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku swamedikasi flu biasa pada mahasiswa aktif Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Gambaran tingkat pengetahuan tentang pengobatan sendiri untuk masuk angin diperoleh 99 responden (74,5%) dengan tingkat pengetahuan tinggi, 22 responden (16,5%) dengan tingkat pengetahuan sedang dan 12 responden (9%) dengan tingkat pengetahuan sedang. tingkat pengetahuan yang rendah. Survei sikap terhadap pengobatan sendiri untuk flu didapatkan 66 responden (49,6%) memiliki sikap sangat baik, 56 responden (42,1%) memiliki sikap cukup baik, dan sebanyak 11 responden (8,3%) memiliki sikap buruk. Gambaran perilaku pengobatan sendiri untuk flu diperoleh 103 responden (77%) yang perilakunya rasional, sedangkan 30 responden lainnya (23%) menunjukkan perilaku yang tidak rasional.

Instansi diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang perilaku rasional dalam pengobatan pilek secara mandiri melalui poster yang dibagikan di platform media sosial. Analisis determinan kejadian pilek pada balita di lingkungan kerja Puskesmas Katobengke Kota Baubau Tahun 2021. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pengobatan pilek pada mahasiswa non kelas Fakultas Kesehatan tahun 2017 di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang [pracetak].

Comparison of clinical changes between Covid-19, SARS, influenza and the common cold: a systematic review of the literature. Tingkat dijangani obat common cold di desa influences of education cbia (mother's active learning method).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Karakteristik Responden
  • Tingkat Pengetahuan Responden
  • Sikap Responden
  • Perilaku Responden
  • Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku

Pembahasan

  • Karakteristik Responden
  • Tingkat Pengetahuan Responden
    • Mengetahui Definisi Common Cold
    • Mengetahui Gejala Common Cold
    • Mengetahui Penyebab Common Cold
    • Mengetahui Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi
    • Mengetahui Aturan Minum Obat Common Cold
    • Mengetahui Efek Samping Obat Common Cold …
    • Mengetahui Stabilitas Obat
  • Sikap Respoden
    • Penggunaan Obat Common Cold
    • Pengetahuan Terkait Common Cold
    • Tindak Lanjut Common Cold
  • Perilaku Responden
    • Tepat Indikasi Obat
    • Tepat Aturan Pakai
    • Tepat Lama Pemberian
    • Tepat Cara Penyimpanan
    • Tepat Tindak Lanjut …
    • Waspada Efek Samping
  • Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku

Keterbatasan Penelitian

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Pengetahuan, sikap, perilaku profesional kesehatan masa depan terhadap praktik pengobatan sendiri dengan antibiotik. Hubungan tingkat pengetahuan obat dengan perilaku swamedikasi diare mahasiswa farmasi dan nonfarmasi di Universitas Islam Madura. Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pengobatan sendiri dengan menggunakan obat pereda nyeri gratis di SMA Ilmu Kesehatan Husada.

Hubungan antara sanitasi rumah dengan kejadian flu biasa di wilayah kerja puskesmas memang sangat erat. Hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang analgesik dengan pengobatan sendiri pada nyeri akut, Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengobatan Sendiri Antibiotik Oleh Ibu Rumah Tangga Di Desa Kajen Kecamatan Pekalongan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan ibu dalam merawat bayi di bangsal nifas RSUD Lanto Kecamatan Pasewang. Hubungan sikap dan pengetahuan tentang perilaku swamedikasi obat batuk dan pilek pada mahasiswa S1 Farmasi Universitas Islam Sultan Agung Semarang [Preprint].

Referensi

Dokumen terkait

Moreover, the teachers in the country as well still adhere to traditional teaching method such as providing grammar-based and teacher-centered classroom education;

Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Rancangan penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah