• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP PERTUMBUHAN Sitophilus oryzae L.

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "TERHADAP PERTUMBUHAN Sitophilus oryzae L. "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMAKAIAN BEBERAPA JENIS DAUN TUMBUHAN

TERHADAP PERTUMBUHAN Sitophilus oryzae L.

PADA BERAS (Oryza sativa L.)

Oleh:

Desyulita Sari, Armein Lusi, Elza Safitri

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Sarimout@rocketmail.com

ABSTRACT

Rice is the main food as a source of carbohydrates for most of Indonesian society. Farmers at harvest usually storing rice warehouse. During the storage period of rice will be damaged and shrinkage both in quality and quantity. One cause of the decline in the quality and quantity of stored corps from pest attack is a warehouse. One of the pests that attack warehouse is Sitophilus oryzae L. (Rice beetle). This study aims to determine the effect of the use of several of leaves of plants on the development of Sitophilus oryzae L. in rice (Oryza sativa). This research has been carried out in November to December 2013 Laboratory Biology Education Courses STKIP PGRI West Sumatra. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 3 replication. As treatments is A (Control/No leaves), B (Bay leaf), C (Sugar apple leaves), D (Soursop leaf) and E (Red betel leaf).

Observed data, that is namely mortality, imago population of Sitophilus oryzae and the percentage of damage caused by the attack of rice Sitophilus oryzae. The data were analyzed by analysis of variance with least significant difference test further (LSD) at the 5% level. The results shomed that the use of some types of plants that bay leaf (Syzygium polyanthum), sugar apple leaves (Annona squamosa), soursop leaf (Annona muricata), red betel leaf (Piper crocatum) significant effect on mortality, Sitophilus oryzae imago population and the percentage of damage caused by the attack of rice Sitophilus oryzae. The leaves are most effective for controlling Sitophilus oryzae attack is red betel leaf (Piper crocatum).

Keyword: Sitophilus oryzae L., Syzygium polyanthum, Annona squamosa, Annona muricata, Piper crocatum.

PENDAHULUAN

Beras merupakan bahan pangan utama sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Petani biasanya pada saat panen menyimpan berasnya digudang. Selama masa penyimpanan beras yang disimpan akan mengalami kerusakan dan penyusutan baik secara kuantitas maupun kualitas. Salah satu penyebab menurunnya kuantitas dan kualitas hasil panen yang disimpan adalah serangan dari hama gudang. Salah satu hama gudang yang menyerang hasil panen adalah Sitophilus oryzae (Kumbang beras) (Dadang dkk., 2004).

Populasi Sitophilus oryzae pada tempat penyimpanan perlu dikendalikan karena dapat mengakibatkan kerusakan beras. Di bidang teknologi pertanian keberadaan hama gudang harus lebih mendapat perhatian sebab dapat mengurangi kuantitas dan kualitas bahan simpanan (Mangundihardjo, 1978).

Mengingat kerusakan komoditi bahan simpan akibat serangan hama gudang cukup besar, maka

perlu dilakukan pengendalian secara kimia yaitu dengan fumigasi dan penyemprotan permukaan melalui penggunaan metal bromida dan insektisida sintetik. Meskipun dianggap efektif, pemakaian insektisida sintetik dapat menimbulkan efek samping seperti kematian organisme bukan sasaran, resistensi, resurjensi dan residu pada bahan makanan (Dadang dkk., 2004). Oleh karena itu perlu dicari bahan pengganti pestisida yang ramah lingkungan. Salah satu alternatifnya adalah penggunaan pestisida nabati yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan dijamin aman bagi lingkungan karena cepat terurai dan tidak berbahaya terhadap hewan, manusia atau serangga.

Kebanyakan bahan pestisida dari tumbuhan banyak digunakan sebagai bahan untuk membasmi hama yang terdapat pada beras (Hutabarat, 2010).

Salah satu bahan kimia yang terkandung dalam tumbuhan adalah senyawa minyak atsiri (Kardinan, 2002). Beberapa jenis daun tumbuhan mengandung senyawa kimia seperti daun salam (Syzygium polyanthum), daun srikaya (Annona squamosa), daun

(2)

sirsak (Annona muricata), daun sirih merah (Piper crocatum).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian beberapa jenis daun tumbuhan terhadap pertumbuhan Sitophilus oryzae pada beras (Oryza sativa).

Sitophilus oryzae dikenal dengan kumbang beras atau “rice weevil”. Sitophilus oryzae (Kumbang beras) muda dan dewasa berwarna coklat agak kemerahan setelah tua warnanya berubah menjadi hitam, dengan bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih. Kumbang ini mempunyai moncong panjang.

Bentuk kepala menyerupai segitiga.Pada sayap depannya terdapat garis-garis membujur yang jelas.

Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan (Jafri, 2010).

S. oryzae bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh S. oryzae termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan pepadian. Hama Sitophilus oryzae bersifat polifag, selain merusak butiran beras, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan S. oryzae, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan S. oryzae yang bercampur dengan air liur hama (Bakti, 2010).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di Laboratorium Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Bahan yang dibutuhkan adalah beras IR-42, hama Sitophilus oryzae, daun salam (Syzygium polyanthum), daun srikaya (Annona squamosa), daun sirsak (Annona muricata) dan daun sirih merah (Piper crocatum). Alat yang digunakan adalah stoples plastik bening berukuran tinggi 10 cm dan diameter 10 cm sebanyak 15 stoples, baki plastik, gunting, karet pengikat atau karet gelang, kuas kecil, kain kasa warna hitam, lup, timbangan analitik, alat tulis dan kertas label.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan, masing-masing perlakuan terdiri dari 5 pasang imago Sitophilus oryzae yang ditempatkan dalam stoples yang telah

berisi beras sebanyak 200 gram dan pemberian daun tumbuhan sebanyak 2,5 gram.

Perlakuan tersebut adalah :

1. Kontrol (tanpa daun tumbuhan)

2. Daun Salam (Syzygium polyanthum) 2,5 gram

3. Daun Srikaya (Annona squamosa) 2,5 gram 4. Daun Sirsak (Annona muricata) 2,5 gram 5. Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 2,5

gram

Hama Sitophilus oryzae diambil dari gudang penjual beras yang ada di Pasar Siteba Padang. Hama tersebut dibawa ke Laboratorium Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat dan dikembangbiakan untuk diambil turunan pertamanya (F1). Dua minggu setelah diinfeskan, seluruh hama dalam stadia dewasa dikeluarkan dari stoples.

Daun yang digunakan adalah daun utuh yang masih segar yang warnanya agak tua. Semua data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5 %.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui pengaruh pemakaian beberapa jenis daun tumbuhan terhadap perkembangan Sitophilus oryzae L. pada beras (Oryza sativa) adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rata-rata mortalitas imago S. oryzae L. yang diinfeskan pada beras dari minggu pertama sampai minggu ke-4 setelah dilakukan pemberian beberapa jenis daun tumbuhan.

Perlakuan Rata-rata Mortalitas S. oryzae Rata-rata Mortalitas S. oryzae (%) A 6,00 a

D 18,67 b C 21,67 b B 22,00 b E 30,33 c KK = 12%

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada lajur yang sama tidak berbeda nyata menurut BNT pada taraf 5%.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan D, C, B, dan E.

Perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan C, B. Perlakuan A, D, C, B berbeda nyata dengan perlakuan E.

4

(3)

Tabel 2. Rata-rata populasi imago S. oryzae L yang diinfeskan pada beras dari minggu pertama sampai minggu ke-4 setelah dilakukan pemberian beberapa jenis daun tumbuhan.

Perlakuan Rata-rata Populasi

Rata-rata Populasi Imago S. oryzae E 2,67 a

B 3,67 a D 4,33 a C 5,00 a A 35,33 b KK = 12%

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada lajur yang sama berbeda tidak nyata menurut BNT pada taraf 5%.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa perlakuan E tidak berbeda nyata dengan perlakuan B, D, C, dan A.

Tabel 3. Rata-rata persentase kerusakan beras dari minggu pertama sampai minggu ke-4 setelah dilakukan pemberian beberapa jenis tumbuhan.

Perlakuan Rata-rata

Rata-rata Persentase Kerusakan Beras (%) E 3,33 a

D 4,33 b

C 5,33 c B 6,66 d A 8,33 e KK = 12%

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada lajur yang sama berbeda nyata menurut BNT pada taraf 5%.

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B, C, D, E.

Perlakuan B, C, D, dan E juga sama-sama berbeda nyata.

Dari hasil pengamatan memperlihatkan bahwa pemakaian beberapa jenis daun tumbuhan memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap mortalitas, populasi imago S. oryzae dan persentase kerusakan beras.

Mortalitas imago S. oryzae tertinggi terdapat pada perlakuan E (daun sirih merah) yaitu sebesar 30,33%, sedangkan mortalitas terendah adalah perlakuan A (control/tanpa daun) yaitu sebesar 6,00%. Untuk perlakuan B (daun salam), perlakuan C (daun srikaya), perlakuan D (daun sirsak) mortalitas mulai terjadi pada minggu pertama dan terus meningkat pada minggu ke-4. Hal ini disebabkan karena insektisida alami tidak dapat mematikan serangga secara langsung dan cepat, tetapi secara perlahan-lahan. Tingginya mortalitas imago pada perlakuan E (daun sirih merah) karena daun sirih merah ini mengandung senyawa kimia yang beracun terhadap serangga, senyawa tersebut juga dapat

menyebabkan kematian, terhambatnya pertumbuhan serangga dan dapat menyebabkan serangga menjadi cacat. Senyawa kimia yang terdapat di dalam daun sirih merah ini antara lain alkaloid, terpenoid, steroid, acetogenin, fenil porpan dan tannin dapat berfungsi sebagai insektisida. Daun sirih merah dapat digunakan sebagai insektisida nabati karena memiliki kandungan senyawa fitokimia yakni alkaloid, saponin, tannin dan flavonoid (Manoi, 2007). Sirih merah ini merupakan racun dan repellent (penolak) terhadap hama S. oryzae.

Populasi imago S. oryzae memperlihatkan perbedaan yang nyata. Pertumbuhan rata-rata populasi imago pada perlakuan A (kontrol) yaitu 35,33 ekor sangat berpengaruh nyata dengan perlakuan yang memakai beberapa jenis daun tumbuhan. Rata-rata populasi imago terendah terdapat pada perlakuan E (daun sirih merah) yaitu 2,67 ekor. Pertambahan populasi mulai meningkat pada minggu ke-3.

Persentase kerusakan beras oleh S. oryzae memperlihatkan perbedaan yang nyata. Persentase kerusakan beras tertinggi terdapat pada perlakuan A (kontrol) yaitu sebesar 8,33%, sedangkan persentase kerusakan beras terendah terdapat pada perlakuan E (daun sirih merah) yaitu sebesar 3,33%. Persentase kerusakan beras berkaitan erat dengan jumlah populasi imago yang terbentuk. Tingginya populasi imago S. oryzae pada perlakuan A (kontrol/tanpa daun) dapat menimbulkan kerusakan yang tinggi pada beras, karena tidak ada yang menghalangi daya makan dari imago di bandingkan perlakuan yang memakai beberapa jenis daun tumbuhan, dimana populasi terendah terdapat pada perlakuan E (daun sirih merah) maka kerusakan pada beras juga relatif rendah karena terdapat senyawa kimia yang dapat mengurangi daya makan dari S. oryzae.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada semua perlakuan yang diberikan beberapa jenis daun tumbuhan menunjukkan bahwa daun sirih merah (Piper crocatum) sangat berpengaruh terhadap mortalitas, populasi imago S. oryzae karena didaun sirih merah ini terkandung senyawa kimia aktif yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, minyak atsiri yang dapat menyebabkan kematian pada serangga serta menghambat pertumbuhan populasi imago S. oryzae.

Sirih merah ini toksik dan repellent (penolak) terhadap hama Sitophilus oryzae.

(4)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat beberapa kesimpulan yaitu :

1. Penggunaan daun salam (Syzygium polyanthum), daun srikaya (Annona squamosa), daun sirsak (Annona muricata), daun sirih merah (Piper crocatum) berpengaruh terhadap mortalitas, populasi dan persentase kerusakan beras.

2. Penggunaan daun-daun tumbuhan tersebut dapat menyebabkan mortalitas imago S. oryzae dan mampu menghambat pertumbuhan populasi S.

oryzae serta dapat mengurangi persentase kerusakan beras.

3. Daun yang paling efektif untuk mengendalikan serangan S. oryzae adalah daun sirih merah (Piper crocatum).

DAFTAR PUSTAKA

Bakti, D. 2010. Penggunaan Berbagai Warna Cahaya dan Jenis Beras Terhadap Perkembangan Sitophilusoryzae.

http://freetechebooks.com/ebook- 2011/artikel.

Dadang, D. Prijono dan Sundjaya. 2004. Penggunaan Ekstrak Tumbuhan Sebagai Teknologi Alternatif Dalam Pengendalian Hama

Gudang. Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian, Bogor.

Hutabarat, L.N. 2010. Pengendalian Sitophilus oryzae (Coleoptera : Curculionidae) dan Tribolium castaneum (Coleoptera : Tenebrionidae) dengan Beberapa Serbuk Sari Biji Sebagai Insektisida Botani.

http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com.

Jafri, M. 2010. Hama Gudang Tanaman Pangan.

http://freetechebooks.com/ebook- 2011/artikel-Sitophilus-oryzae.

Kardinan, A. 2002.Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi Penebar Swadaya, Jakarta.

Manoi, F. 2007. Sirih Merah Sebagai Tanaman Multi Fungsi. Warta Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Industri. Volume 13 Nomor 2.

Mangundiharjo, S. 1978. Hama-Hama Tanaman Pertanian Diindonesia. Faperta UGM, Yogyakarta.

Pracaya. 2009. Hama dan Penyakit Tanaman.

Penebar Swadaya, Jakarta.

24

Referensi

Dokumen terkait

Dari data analisis sidik ragam juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan P3 memiliki luas daun yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sehingga dapat membuktikan juga