• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK KEKERASAN PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG JEPUN KARYA REMY SYLADO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "TINDAK KEKERASAN PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG JEPUN KARYA REMY SYLADO "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAK KEKERASAN PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG JEPUN KARYA REMY SYLADO

ARTIKEL ILMIAH

MIMI SETIA YENI NIM. 10080052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

(2)
(3)
(4)

TINDAK KEKERASAN PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG JEPUNKARYA REMY SYLADO

Oleh

Mimi Setia Yeni1, Trisna Helda2, Titiek Fujita Yusandra3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research has purpose to describe the forms, causes, impact of hardness on the main character in the novel Kembang Jepun by Remy Sylado. This research is a qualitative research.

The method is used in this research is descriptive analysis method. Data collection techniques in this research is done by reading the novel: marking each text in the form of word, sentences and a statement that showing the hardness: processing all of the data that have been found and classifying data that related to hardness. Based on the analysis and discussion can be summed up in the novel Kembang Jepun by Remy Sylado, there are two forms of hardness, such as physical hardness and psychological hardness. In addition, the cause of the hardness is influenced by external factors, the related to husband-wife spouse dominance relation and gender discrimination among society arena. The impact of the hardness is the main character that is immaterial loss, it is aloss that characteristic has psychologically or mentally. This case relates to psychiatric condition.

All of that hardness can not be accepted by them in a physically or mentally.

Keywords: Hardness, Kembang Jepun, Remy Sylado.

(5)

TINDAK KEKERASAN PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG JEPUNKARYA REMY SYLADO

Oleh

Mimi Setia Yeni1, Trisna Helda2, Titiek Fujita Yusandra3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini mendeskripsikan bentuk-bentuk, penyebab, dampak terjadinya kekerasan pada tokoh utama dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metodeh deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakuakan dengan cara membaca novel:

menandai setiap teks berupa kata-kata, kalimat, dan pernyataan yang menunjukan tindak kekerasan; mengiventarisasi semua data yang telah ditemukan; dan mengklasifikasikan data yang berhubungan dengan kekerasan.Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado terdapat dua bentuk kekerasan, yaitu kekerasan fisik dan kekerasan psikis. Selain itu penyebab kekerasan dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu berkaitan dengan hubungan kekuasaan suami-istri dan deskriminasi gender dikalangan masyarakat. Dampak dari kekerasan tersebut adalah tokoh utama mengalami kerugian immaterial yaitu, suatu kerugian yang bersifat psikis atau mental. Hal ini berkaitan dengan kondisi kejiwaan tokoh. Semu tindak kekerasan tersebut tidak dapat mereka terima baik secara fisik maupun batin.

Kata Kunci: Kekerasan, Kembang Jepun, Remy Sylado.

(6)

PENDAHULUAN

Karya sastra adalah ungkapan isi hati seseorang yang berupa pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan, pengalaman yang ada dalam diri seseorang yang dituliskan dalam bentuk gambaran kehidupan, yang dapat memberikan pandangan untuk pembaca. Pada dasarnya karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra itulah dapat memberikan gambaran kepada masyarakat tentang bagaimana kehidupan dan kebenaran-kebenaran hidup walaupun hanya dilukiskan dalam bentuk fiksi. Karya sastra dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin.

Selain itu karya sastra juga mengkaji tentang persoalan tingkah laku manusia, salah satu perilaku manusia adalah tindak kekerasan, baik fisik maupun psikis.

Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan jenis kelamin dan kekuasaan yang biasanya dimiliki oleh kaum laki-laki atupun kaum perempuan. Kekerasan pada perempuan sering terjadi dalam masyarakat karena perempuan dianggap makhluk yang lemah di mata laki-laki yang bisa dijadikan pemuas nafsu oleh laki-laki. Pada saat sekarang banyak tindak kekerasan yang terjadi didalam masyarakat, yang termasuk tindak kekerasan dalam masyarakat adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan kepada anak, kekerasan pada laki-laki. Kekerasan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain bisa menimbulkan kekerasan fisik pada korban maupun non fisik.

Apabila dilihat dari zaman dahulunya, perempuan terletak pada posisi di bawah dari laki- laki. Hal itu terlihat jelas posisi perempuan dalam masyarakat, perempuan dalam rumah tangga hanya bertugas memasak, mencuci piring dan melayani suami. Perempuan tidak boleh berkerja, karena perempuan berkewajiban mengatur rumah tangga dan mengurus anak.

Dilihat pada zaman sekarang, kedudukan kaum perempuan sudah setara dengan laki-laki.

Perempuan sudah bisa terlibat di dunia kerja selayaknya laki-laki sehingga perempuan tidak terlalu ketergantungan lagi pada kaum laki-laki. Walaupun demikian, budaya dalam masyrakat di Indonesia masih memandang bahwa perempuan memiliki kewajiban sebagai Ibu, sebagai istri yang mengatur kehidupan dalam rumah tangga seperti mencuci piring, memasak, dan mengurus anak.

Kenyataan yang diungkapkan pada paragraf di atas merupakan salah satu dampak adanya ideologi gender dalam masyarakat. Menurut Soeroso (2012: 15) gender adalah cara pandang atau persepsi manusia terhadap perempuan dan laki-laki yang bukan didasarkan pada perbedaan jenis kelamin secara kodrati biologis. Gender dalam segala aspek kehidupan manusia mengkreasikan perbedaan antar perempuan dan laki-laki termasuk kreasi sosial kedudukan perempuan yang lebih rendah dari pada laki-laki.

Budaya patriarki menjadi salah satu penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan. Bhasin (dalam Saptiawan 2007: 177) menyatakan bahwa ideologi yang menyatakan bahwa laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan, bahwa perempuan harus dikontrol oleh laki-laki.

Jadi, budaya patriarki memberikan perbedaan yang jelas antara laki-laki dan perempuan, terutama dalam hal kekuasaan, kekuasaan dominannya dimiliki oleh laki-laki yang merasa lebih tinggi derajatnya dari perempuan. Dalam budaya patriarki laki-laki menempati posisi sebagai pemimpin dan penguasa, dan perempuan dapat kedudukan di bawa dari laki-laki.

Ketidakseimbangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan itulah yang membuat ia selalu diletakkan pada posisi di bawah, yang diartikan selalu pada sifat pasrah terhadap perlakuan orang lain kepadanya, karena ketergantungan pada laki-laki serta dituntut untuk mengedepankan peran domestiknya saja sebagai bagian dari kodrat. Sementara laki-laki lekat sebagai sosok prima, yang mencitrakan keberanian, tegas dalam bertindak, sosok yang harus dipatuhi, dilayani, sehingga secara sosial laki-laki diposisikan lebih tinggi dari pada perempuan. Namun dalam novel Kembang Jepun karya remy Sylado kekerasan bukan hanya dilakukan oleh kaum laki-laki saja tetapi juga dilakukan oleh kaum perempuan yang merasa iri, sakit hati dan cemburu terhada sesama kaum perempuan dan adanya perbedaan budaya.

(7)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang merupakan metode yang tidak menggunakan angka-angka tetapi kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris (Moleong, 2010: 11). Metode ini digunkan untuk melihat dan mendeskripsikan tindak kekerasan pada tokoh utama dalan novel Kembang Jepun Karya Remy Sylado. Metode deskripsi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat gambaran yang jelas tentang peristiwa dalam novel tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini didasarkan pada bentuk-bentuk tindak kekerasan, penyebab tindak kekerasan, dampak tindak kekerasan pada tokoh utamadalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado.

Temuan berikut merupakan bentuk-bentuk tindak kekerasan fisik yang dilakukan oleh tokoh laki-laki terhadap tokoh utama dalam novel Kembang Jepun Karya Remy Sylado. Berikut adalah kutipan dari tindak kekerasan fisik.

Gila! Saya tidak tahu! Saya bukan mata-mata!”Max Kondong maju. Langsung ditamparnnya saya.“Komandan saya tidak gila! Jaga mulutmu!”Oleh sakit akibat tamparan itu, disertai jengkel melihat kebodohan mereka, saya pun memaki dengan berani, “semua tolol.Kamu tidak biasa membedakan orang- orang biasa dengan mata-mata. Saya orang kampung Minahasa. Saya ingin pulang ke kampung, tapi tidak ada kapal, jadi saya naik perahu lowat poigar!”

Kekerasan merupakan sikap atau prilaku yang negatif terhadap orang lain. Novel Kembang Jepun karya Remy Sylado menceritakan seorang anak kecil yang masih umur sembilan tahun yang dijual oleh kakaknya ke pemilik rumah Shinju yang akan dijadikan pelacur. Dari umur sembilan tahun Keke banyak diajarkan bagaimana cara melayani tamu, sampai umur empat belas tahun ia sudah diberi kepercayan untuk melayani tamu yang datang ke rumah Shinju. Semenjak itulah Keke menerima kekerasan dari Yoko yang merasa iri dan dengki pada Keke, seperti yang telah dijelaskan di atas. Kekerasan lainnya yang diterima Keke karena laki-laki merasa lebih tinggi derjatnya dari perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Bhasin (dalam Saptiawan 2007: 177) mengatakan bahwa dalam patriarki melekat ideologi yang menyatakan bahwa laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan, bahwa perempuan harus dikontrol oleh laki-laki, dan perempuan adalah bagian dari milik laki-laki.

Permasalahan tokoh utama yang dipaparkan dalam novel Kembang Jepun sangatlah banyak. Kekerasan termasuk salah satu permasalahan yang banyak terjadi di kalangan masyarakat.

Munculnya tindak kekerasan ini karena adanya budaya patriarki yang sudah banyak terjadi di dalam kehidupan masyrakat, terutama pada perempuan. Namun dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado kekerasan bukan saja dilakukan oleh laki-laki, tetapi juga dilakukan oleh perempuan yang merasa iri, sakit hati dan cemburu, sehingga ia mudah sekali melakukan kekerasan.

Jika dilihat gambaran realitas yang ada dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado maka terlihat bahwa laki-laki merasa tinggi derajatnya pada perempuan dan ia mudah sekali untuk melakukan kekerasan. Permasalahan perempuan yang dipaparkan dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado yaitu masalah kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, ini terlihat dari adanya budaya patriarki yang sudah ada dalam masyarakat dan juga disebabkan karena adanya kecemburuan tokoh Yoko terhadap tokoh Keke. Tindak kekerasan tersebut lebih menonjol pada perempuan, sehingga kekerasan berlangsung terus menerus.

Berdasarkan pemaparan tentang tindak kekerasan dalam novel KembangJepun karya Remy Sylado yang mempengaruhi kekerasaan fisik dan psikis, dapat disimpulkan bahwa terjadinya kekerasan ditimbulkan karena laki-laki merasa lebih tinggi dari pada perempuan, tetapi

(8)

dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado kekerarasan bukan hanya dilakukan oleh laki- laki saja tapi juga dilakuakn oleh perempuan yang merasan iri dan sakit hati pada tokoh utama.

Dari setiap tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki ataupun perempuan dikatakan keinginannya yang terlalu kuat. Di samping itu, tokoh laki-laki terlihat merasa lebih tinggi. Hal tersebutlah yang menyebabkan terjadinya tindak kekerasan pada tokoh utama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama, di dalam novel Kembang Jepun terdapat tindak kekerasan pada tokoh utama yang dilakukan oleh perempuan dan dilakukan oleh laki-laki. Bentuk kekerasan yang diterima Keke yaitu fisik dan psikis, yang termasuk kekerasan fisiknya seperti: memukul, menampar, menjambak rambut, melempar ke dinding dan menampar, memperkosa. Bentuk kekerasan psikis seperti:

diancam, difitnah, dihina, direndahkan dan dilukai harga diri. Kedua, penyebab terjadinya tindak kekerasan ada dua internal dan eksternal, namun dalam penelitian ini penyebab kekerasannya adalah faktor eksternal yang disebabkan dari luar diri si pelaku kekerasan seperti, perbedaan budaya, salah paham, suami cemburu, sifat ibu terlalu egois. Ketiga, dampak dari tindak kekerasaan ada materiil dan immateriil, namun dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado dampak yang dialami Keke yaitu immateriil yang berkaitan dengan kondisi korban, di mana untuk menyembuhkannya membutuhkan waktu yang cukul lama yaitu trauma.

Saran yang ingin penulis sampaikan melalui penelitian ini antara lain sebagai berikut.

Pertama, penelitian sastra dapat diterapkan untuk menelaah, menganalisis, serta mengkritik karya sastra, khususnya prosa. Oleh sebab itu, dianjurkan kepada peminat karya sastra genre prosa, baik dari kalangan mahasiswa, guru, dosen, kritikus, maupun apresiator lainnya untuk dapat menganalisis karya sastra prosa. Kedua, disarankan pada kaum perempuan supaya menjaga sikap, perbuatan, dan perkataan kepada orang lain. Di samping itu juga tidak meniru tokoh perempuan yang ada dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado, yang melakukan tindak kekerasan pada muridnya sendiri. Ketiga, disarankan pada kaum laki-laki supaya memberikan kelembutan, kasih sayang, serta menghargai kaum perempuan karena laki-laki sebagai pemimpin bagi perempuan. Di samping itu tidak juga tidak meniru tokoh laki-laki yang jahat dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado. Keempat, pentingnya melakukan kajian sastra yang berkaitan dengan tindak kekerasaan terhadap perempuan. Hal yang paling penting sebagai upaya membuka cakrawala berpikir masyarakat intelektual, agar tidak melakukan tindak kekerasan ke pada siapapun.

KEPUSTAKAAN

Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: UNP Pres.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Saptiawan, Sugihastuti Itsna hadi. 2007. Gender dan Inferioritas Perempuan: Praktik Kritik Sastra Feminis. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Semi, M. Antar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Soeroso, Morerti Hadiati. 2012. Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Sinar Grafika.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan masing-masing perusahaan industri persemenan di Indonesia pada periode 2015-2019. trend kinerja