• Tidak ada hasil yang ditemukan

tinjauan hukum islam terhadap budaya sarafal anam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "tinjauan hukum islam terhadap budaya sarafal anam"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai budaya syaraf anam sebagai acara wajib bagi masyarakat suku lembak di kota bengkulu.

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui revisi syariat Islam mengenai budaya neural anam sebagai acara wajib masyarakat suku Lembak di Kota Bengkulu.

Kegunaan Penelitian

Penelitian Terdahulu

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa kesenian Sarafal Anam merupakan kesenian yang menjadi bagian dari rangkaian upacara adat di desa Dusun Besar. Kemudian dapat dipahami juga bahwa kesenian ini diperuntukkan bagi pemeluk agama Islam, selain itu kesenian Sarafal Anam merupakan kesenian yang digunakan oleh masyarakat Lembak dalam prosesi adat pernikahan di kecamatan Dusun Besar tanpa memandang status sosial.

Kerangka Teori

Kesenian Sarafal Anam merupakan salah satu kesenian yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan tradisional masyarakat Lembak Bengkulu yang tersebar di berbagai daerah dan masyarakat tertentu. Masyarakat Lembak seperti halnya masyarakat Bengkulu pada umumnya menganut agama Islam sehingga budayanya banyak bernuansa Islami, begitu pula dengan kesenian Sarafal Anam yaitu kesenian yang mempunyai nilai religi yaitu memuji rasul atau shalawat.

Metode Penelitian

  • Metode pengumpulan data

Kesenian Sarafal Anam merupakan kesenian tradisional yang dimiliki suku Lembak secara turun temurun. Kegiatan Sarafal Anam di masjid ini sudah berlangsung sejak awal mula kesenian Sarafal Anam di Dusun Besar.

Analisa Data

SistematikaPenulisanSkripsi

LANDASAN TEORI

Pengertian SarafalAnam

  • Penyajian SarafalAnam

Kesenian Sarafal Anam sering disebut bedikir oleh masyarakat Lembak. Kesenian Sarafal Anam mulai dikenal masyarakat Lembak seiring dengan masuknya agama Islam di Bengkulu. Masyarakat Lembak yang umumnya menganut agama Islam menerima dan menjadikan kesenian Sarafal Anam sebagai kesenian tradisional yang terus dilestarikan. Kesenian Sarafal Anam di Bengkulu: Makna, Fungsi dan Pelestarian Kesenian Sarafal Anam di Bengkulu: Makna, Fungsi dan Pelestariannya.

Terlihat dari kata Sarafal Anam yang diambil dari kitab Arab Ulud Syarofal Anam. 31 Muhammad Toribin, Kesenian “Sarafal Anam” di Bengkulu: Makna, Fungsi dan Pelestariannya, (Jurnal Bimas Islam Vol.8. No.II 2015), hal. Kesenian Sarafal Anam ini dipentaskan di tempat khusus yaitu Pengjung, sebelum dipentaskan terlebih dahulu dibuka oleh pimpinan karya untuk memberikan sambutan.

Setelah itu dimainkan kesenian Sarafal Anam yang dipimpin oleh salah satu masyarakat yaitu: tokoh adat atau ketua kelompok kesenian Sarafal Anam. Kesenian Sarafal Anam yang dimainkan dengan rabana yang sama oleh para pemainnya mempunyai ritme lambat dan cepat. Ada sedikit perbedaan tampilan Sarafal Anam atau dzikir untuk acara pernikahan dan acara mulud (hari lahir Nabi).

SarafalAnam Sebagai Shalawat

Adapun acara dzikir pada acara pernikahan adalah sebagai berikut: Dzikir dimulai dari bacaan "bisyahri robi'in......" setelah selesai pengajian, istilah lain (ngaji) sampai dengan bacaan "qouluhu ta'ala biha nabiyuinna arsalna syahida……” ada yang menjawab, dengan doa. Mangka Lua atau Gelagah adalah istilah yang artinya pelaku Sarafal Anam diundang makan di rumah saudara atau tetangga seseorang yang sedang mengadakan pesta. Dua orang yang memegang kitab (mbawe) mulai membaca dari ya nabi, peserta yang lain diam, setelah sampai di ya 'alaika.

Oleh karena itu, wajar jika dilakukan pada acara valime nikah, aqiqah atau berbagai macam ucapan syukur dan ucapan selamat. Ironisnya namun benar, ada juga yang mengidentifikasi keislamannya dengan keikutsertaannya dalam acara Mauludan. Ada yang berpegang teguh pada ketentuan dalil/teks literal, ada pula yang dengan leluasa menyatakan boleh mengungkapkannya dalam lafadz apa pun asalkan untuk menghormati, memuji, menyanjung dan memuja Rasulullah.

34 Oktarina Haryani, Kesenian Sarafal Anam dan Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Masyarakat Lembak dalam Adat, (Studi Kasus di Desa Dusun Besar Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu), hal. Maka Nabi SAW menjawab : “Katakanlah : Allahumma Shalli ala Muhammad, wa „ala ali Muhammad kama sallaita „ala ali Ibrahim, wa barik „ala Muhammad wa „ala ali Muhammad, kama barakta „ala ali Ibrahim, fil alamina innaka hamidun majid” . Oleh karena itu merupakan adab yang baik dan bukan “larangan” dalam arti tidak boleh melakukannya. Dari kedua pendapat yang masing-masing mempunyai dalil tersebut dapat diambil jalan tengahnya.

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

Pontensi Fisik Kelurahan Dusun Besar

  • Sarana Perhubungan dan Transportasi
  • Sarana Kesehatan
  • Sarana Pendidikan
  • Sarana Ibadah

Sarana transportasi yang digunakan warga kecamatan Dusun Besar menggunakan transportasi darat seperti mobil, sepeda motor, sepeda dan lain-lain. Jalan yang menghubungkan Kecamatan Dusun Besar dengan wilayah lain umumnya sudah beraspal dan dinilai baik. Sarana transportasi yang mendukung ini pada hakikatnya memudahkan para pelaku Sarafal Anam dalam mengembangkan kesenian Sarafal Anam di Dusun Besar maupun di luar Dusun Besar.

Sarana dan prasarana kesehatan di Kecamatan Dusun Besar cukup baik, terdapat puskesmas pembantu dan unit posyandu. Sama halnya dengan puskesmas lainnya, puskesmas di Dusun Besar mempunyai fungsi melayani kesehatan masyarakat dengan baik. Secara umum fasilitas kesehatan di Dusun Besar tidak berperan dalam perkembangan Sarafal Anam, hanya saja jika pemain Sarafal Anam mengalami gejala sakit maka mereka berobat ke Puskesmas setempat seperti halnya masyarakat di Dusun Besar.

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan, Kecamatan Dusun Besar mempunyai sarana pendidikan berupa satu Sekolah Dasar (SD), satu unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan satu unit Pondok Pesantren Darussalam. Berdasarkan pernyataan di atas, terlihat bahwa bangunan keagamaan (masjid) yang ada di Dusun Besar cukup banyak. Keberadaan beberapa masjid di kawasan Dusun Besar dapat menjadi wadah edukasi dan menambah nilai keagamaan masyarakat setempat.

Kondisi Masyarakat Budaya

Dalam hal ini peneliti akan membahas tentang adat Syarafal Anam pada Suku Lembak Desa Dusun Besar Kota Bengkulu. Kegiatan anamnesis saraf ini masih sangat umum dilakukan atau dilakukan oleh masyarakat Dusun Besar Lembak. Dalam tradisi ini kami sebagai masyarakat Suku Lembak sangat menjaga acara kegiatan Syarafal Anam ini.

Acara Syarafal Anam diadakan tidak hanya untuk acara pernikahan tetapi juga acara Islam lainnya. Dari penjelasan di atas nampaknya tradisi Syarafal Anam sangat terpelihara di lingkungan suku Lmbak. Acara Syarafal Anam ini sudah kami lestarikan sejak lama, khususnya di suku Lembak di lingkungan tempat kami tinggal.

Dari penjelasan diatas yang dapat peneliti pahami adalah bahwa peristiwa atau tradisi Syarafal Anam sangat dilestarikan di suku Lembak, Dusun Besar, Kota Bengkulu. Disini peneliti akan mengkaji pandangan atau pendapat para tokoh agama mengenai peristiwa Hukum Syarafal Anam. Maka dari landasan tersebut maka hukum syaraf anam merupakan sunnah yang dilaksanakan oleh masyarakat suku Lembak dan termasuk dalam ranah Urf.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tahapan Sebelum Melakukan Kegiatan Acara

Dalam pernikahan adat suku Lembak, masih banyak masyarakat yang menggunakan Syarafal Anam dalam pernikahannya. Dari penjelasan di atas maka acara pernikahan yang menggunakan adat Syarafal Anam pada suku Lembak harus benar-benar dipersiapkan dengan matang agar acara atau tradisi tersebut berjalan dengan sukses dan maksimal. Oleh karena itu, setiap kali ada acara besar yang berhubungan dengan lingkungan masyarakat, kami selalu menyelenggarakan acara atau tradisi Syarafal Anam.

Saat masyarakat melakukan kegiatan Syarafal Anam ini, kita berdzikir, memuji Nabi Muhammad SAW, dan memanjatkan doa-doa lainnya. Dari penjelasan narasumber mengenai pantangan-pantangan yang harus kita hindari saat melaksanakan acara acar Syarafal Anam, yang menjadi permasalahan hanyalah pada busana pada saat kita melakukan acara tersebut. Kegiatan ini juga memberikan dampak yang baik karena dalam setiap pelaksanaannya kita selalu mengingat Allah ketika kita melaksanakan acara Syarafal Anam ini.

Dijelaskan, beberapa aspek alasan masyarakat Suku Lembak, Dusun Besar, Kota Bengkulu tetap menjaga tradisi prosesi Syarafal Anam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tradisi ini merupakan tradisi turun temurun dari para sesepuh atau leluhur yang dalam kegiatan masyarakatnya selalu menggunakan prosesi Syarafal Anam. Oleh karena itu, dari penjelasan tersebut peneliti memahami bahwa pelaksanaan prosesi pernikahan Syarafal Anam berkaitan dengan nilai `Urf.

Dan yang kedua, dari sudut pandang hukum Islam, tradisi Syarafal Anam sendiri adalah tentang “Urf”. Salim Bela Pilli, Laporan Penelitian : Syarafal Anam Dalam Perspektif Budaya dan Keagamaan, (Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ((P3M) STAIN Bengkulu, 2012).

Masyrakat Suku Lembak Mengunakan Tradisi

Tangapan Tokoh Adat Mengenai Acara Tradisi

Larangan Dalam Melaksanakan Acara Adat

Kemudian bagi yang mempunyai tujuan harus mempersiapkan dengan matang jadwal acara agar acara ini sukses. Mungkin menurut saya tidak banyak larangan dalam acara Syarafal Anam ini, intinya hendaknya kita melaksanakannya dengan khusyuk agar apa yang kita lakukan dapat memberikan petunjuk dan kebaikan kepada musuh kita. Selain itu, kita juga tidak bisa mempersiapkan acara ini tanpa persiapan yang matang, karena jika persiapan yang kurang matang maka pelaksanaannya akan menyebabkan terjadinya hal-hal di luar dugaan kita.

Dan juga dalam pelaksanaannya masyarakat yang ikut serta harus khidmat, agar acara ini dapat membawa manfaat, bimbingan dan kegembiraan bagi kita.

Tangapan Tokoh Agama Mengenai Tradisi Syrafal

Selain mengingat Allah dan Nabi Muhammad SAW, dalam kegiatan Syarafal Anam ini masyarakat dapat menjalin atau mempererat silaturahmi dengan tetangga dan saudara jauh. Dalam tradisi tersebut khususnya masyarakat Suku Lembak Dusun Besar Kota Bengkulu menginginkan prosesi Syarafall Anam terus dilestarikan karena dalam penelitian peneliti menemukan bahwa kegiatan tersebut merupakan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang dan nenek moyang mereka. . , sehingga wajib untuk melestarikan budaya ini. Kemudian analisa yang peneliti peroleh dari prosesi Syrafal Anam ini adalah kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat positif.

Dan juga dalam penelitian yang dilakukan peneliti, yang peneliti pahami dari berbagai sumber dan tinjauan hukum Islam itu sendiri, adat Syrafal Anam tergolong Sunnah. Dari uraian yang peneliti teliti di atas, maka peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dari judul yaitu “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Budaya Syarafal Anam Dalam Prosesi Pernikahan (Studi Pada Masyarakat Suku Lembak Desa Dusun Besar Bengkulu Kota)". Tradisi Syrafal Anam merupakan tradisi yang melekat pada masyarakat suku Lembak, Dusun Besar, Kota Bengkulu.

Pertama, dari sudut pandang suku lembah itu sendiri, ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung lama. Dan mereka memahami bahwa kegiatan Syrfal Anam merupakan kegiatan yang sangat positif dan dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran. Dari syariat Islam, kegiatan ini sunnah karena sebenarnya masyarakat tidak wajib melakukan Syrafal Anam saat melaksanakannya.

Dari hasil wawancara dengan tokoh agama yang dilakukan peneliti, para pemuda mengatakan bahwa tradisi ini merupakan tradisi yang dapat meningkatkan kerukunan dalam masyarakat kita agar kita selalu bersatu dalam membangun kehidupan masyarakat ini khususnya suku Dusun Lembak. Rosyadi, Imron “Kedudukan Al-Adah Wa Al-’Urf dalam Konstruksi Hukum Islam” Jurnal Suhuf Vol.

Pemahaman Masyrakat Terhadap Tradisi Prosesi

Pandangan Hukum Islam Terhadap Prosesi

Analisis Hukum Islam Tentang Prosesi Pernikahan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka diketahui bahwa ciri- ciri individu yang memiliki konsep diri positif yaitu yakin akan kemampuan dalam menyelesaikan