Dalam Perjanjian Operasi Bersama terlihat terkait penggunaan nama umum dalam realisasi kerja sama. Mengenai pengertian Jasa Konstruksi sendiri dijelaskan pada pasal 1 angka 1 undang-undang terkait dimana disebutkan bahwa Jasa Konstruksi adalah jasa. Mengenai pengertian Jasa Konstruksi sendiri dijelaskan pada Pasal 1 angka 1 undang-undang terkait dimana disebutkan bahwa Jasa Konstruksi adalah jasa konsultasi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi.
Kemudian, dalam Pasal 1 Angka 15 Undang-Undang Jasa Konstruksi dijelaskan bahwa izin usaha jasa konstruksi yang selanjutnya disebut Izin Usaha adalah izin yang diberikan kepada suatu badan usaha untuk melakukan kegiatan jasa konstruksi. Bentuk izin usaha ini berbentuk surat atau sering disebut Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK). Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan seringkali terjadi kerjasama antara Badan Usaha Jasa Konstruksi Nasional dengan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing atau BUJKA.
Pengertian BUJKA adalah suatu perusahaan konstruksi asing yang didirikan berdasarkan hukum negara lain dan berkedudukan di Indonesia. Izin ini harus diperoleh BUJKA dari pemerintah Indonesia agar dapat melaksanakan kegiatan jasa konstruksi di wilayah Indonesia. BUJKA yang telah mempunyai izin dari pemerintah untuk melakukan kegiatan konstruksi di Indonesia pada saat melaksanakan proyek konstruksi wajib melakukan kerja sama operasi dengan BUJKN dengan kualifikasi mayor 1, dengan ketentuan sekurang-kurangnya 50% proyek dilaksanakan oleh BUJKA dan pada minimal 30% proyek dapat dilaksanakan oleh BUJKN.
Kontrak konstruksi adalah semua dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara penyedia jasa dan penyedia jasa dalam pelaksanaan jasa konstruksi, hal ini berdasarkan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Jasa Konstruksi.
Pengertian Sub Kontraktor
27 Untuk menjamin kepastian hukum dalam suatu kontrak pekerjaan konstruksi, mengacu pada Pasal 1313 KUH Perdata yang menyatakan bahwa perjanjian atau perjanjian adalah suatu perbuatan yang terjadi antara satu orang atau lebih yang mengikat satu atau lebih orang lain. Subkontraktor adalah perusahaan yang akan melaksanakan atau menerima sebagian pekerjaan dari kontraktor utama. Peran subkontraktor sangat penting dan juga dibutuhkan oleh kontraktor utama karena subkontraktor nantinya akan melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh kontraktor utama.
Namun kontraktor utama tidak boleh mensubkontrakkan seluruh pekerjaan. 22 Untuk mengalihkan sebagian pekerjaan dari penyedia jasa kepada pihak ketiga atau subkontraktor, maka kontraktor utama dan subkontraktor harus mengadakan perjanjian yang mengikat yaitu subkontraktor. - perjanjian kontrak. Tujuan pengalihan sebagian pekerjaan dari kontraktor utama ke subkontraktor adalah untuk memenuhi persyaratan dan standar suatu pekerjaan konstruksi yang kompleks. Selain itu penggunaan subkontraktor dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan agar pekerjaan dapat selesai tepat waktu.
Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan jasa subkontraktor seperti dapat meningkatkan hubungan kedua belah pihak, mengurangi dan menekan biaya.
Tinjauan Mengenai Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang 1. Pengertian dan Pengaturan Penundaan Kewajiban Pembayaran
- Maksud dan Tujuan PKPU
- Syarat-syarat Permohonan PKPU
- Pihak -Pihak Dalam PKPU
- Prosedur Pengajuan PKPU
- Jenis-Jenis PKPU a. PKPU Sementara
- Akibat Hukum Putusan PKPU
- Berakhirnya PKPU
Pasal 222 ayat (2) dan ayat (3) UU KPKPU telah diatur sama dengan UU No 4 Tahun 1998, hanya saja jika UU No 4 Tahun 1998 merujuk langsung pada utang kreditur tanpa jaminan, maka dalam UU KPKPU mengacu pada utang kreditur tanpa jaminan. kepada kreditur. utang pada umumnya mencakup tawaran untuk membayar sebagian seluruh utang yang terutang kepada kreditor. Berkenaan dengan syarat pertama, yaitu debitur mempunyai paling sedikit satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, Pasal 1 Angka 6 UU Piutang KPKPU menjelaskan bahwa kewajiban itu dilakukan atau dapat dinyatakan dalam sejumlah uang. baik dalam mata uang Indonesia maupun dalam mata uang asing, baik yang langsung maupun yang akan datang, atau keadaan-keadaan yang tidak terduga, yang timbul karena perjanjian-perjanjian atau peraturan perundang-undangan dan yang harus dilaksanakan oleh debitur dan bila tidak dilaksanakan oleh debitur, dan bila tidak dilaksanakan, maka kreditur memberikan hak untuk memperoleh kinerja dari harta debitur.
Syarat kedua, debitur mempunyai dua kreditor atau lebih, Pasal 222 ayat 1 UU KPKPU menyebutkan penundaan kewajiban. Pasal 2 ayat 1 UU KPKPU menyebutkan pihak yang dapat mengajukan PKPU adalah debitur itu sendiri atau kreditornya. Jika mengacu pada KUH Perdata tidak dikenal dengan istilah debitur, dalam perpustakaan hukum dan kehidupan masyarakat sehari-hari, debitur disebut juga dengan perjanjian atau undang-undang Schuldenaar yang pelunasannya dapat ditagih di pengadilan.
Pasal 223 UU KPKPU mengatur siapa yang dapat mengajukan permohonan jika yang menjadi debitur adalah bank, perusahaan efek, bursa, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana pensiun, dan badan usaha milik negara yang bergerak di bidang tersebut. kepentingan umum. Dalam hal pemohon PKPU adalah pihak-pihak tersebut di atas, ketentuan mengacu pada Pasal 2 ayat UU KPKPU. Namun dalam Pasal 1 ayat (2) UU KPKPU, yang dimaksud dengan kreditur adalah orang yang mempunyai tagihan berdasarkan kontrak atau undang-undang yang dapat ditagih di pengadilan.
Merujuk pada Pasal 1 Ayat 8 UU KPKPU, yang dimaksud dengan hakim pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh pengadilan dalam putusan pailit atau putusan penundaan kewajiban pembayaran utang. Upaya tersebut hanya dapat diajukan oleh debitur sebelum putusan pernyataan pailit ditetapkan oleh pengadilan, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 299 ayat 3, UU KPKPU. Apabila permohonan PKPU diajukan oleh debitur, pengadilan niaga yang bersangkutan harus memberikan PKPU paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran permohonan PKPU oleh debitur.
Kemudian, apabila debitur sendiri yang mengajukan KPKPU, maka debitur harus menyertakan daftar yang memuat sifat, jumlah piutang dan utang debitur beserta bukti-buktinya, hal ini sesuai dengan Pasal 224 ayat (2) UU KPKPU. Ketentuan mengenai jangka waktu permohonan KPKPU harus mendapat persetujuan pengadilan niaga apabila permohonan diajukan oleh kreditur sebagaimana dimaksud dalam pasal 225 ayat (3) UU KPKPU, yaitu paling lambat tanggal 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal Permohonan PKPU didaftarkan. Untuk PCPU Sementara berlangsung paling lama 45 hari, hal ini sesuai dengan Pasal 224 ayat (2) UU PCPC.
Apabila PKPU Tetap disetujui, maka PKPU Tetap ini tidak boleh memakan waktu lebih dari 270 hari sejak putusan PKPU Sementara diucapkan, hal ini diatur dalam Pasal 228 Ayat (6) UU KPKPU. Merujuk pada Pasal 240 Ayat (1) UU KPKPU, Debitur tidak dapat melakukan tindakan pengurusan atau kepemilikan seluruhnya atau sebagian tanpa persetujuan pengurus. Kemudian akibat lain yang dirasakan debitur adalah debitur tidak berwenang menjadi tergugat atau penggugat dalam perkara yang berkaitan dengan hak dan kewajiban harta kekayaannya, kecuali dengan persetujuan pengurus sesuai dengan Pasal 243 Ayat (1 ) UU KPKPU.
Debitur melanggar pasal 240 ayat 2 UU KPKPU.