• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Kunyit Di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam Mengenai Akad Jual Beli Kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. Bagaimana hukum Islam meninjau pembatalan akad jual beli kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo.

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Data mengenai pembatalan akad pada praktek jual beli kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. Setelah data mengenai jual beli kunyit diperoleh, penulis telah mengumpulkan dan mensistematisasikan data di lapangan, yang hasilnya sesuai dengan rumusan masalah atau tidak. Setelah data mengenai jual beli kunyit diperoleh dan dilengkapi, penulis menganalisis data tersebut dengan menggunakan teori dan argumentasi.

Sistematika Pembahasan

Selanjutnya BAB III berisi tentang praktek jual beli kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Provinsi Ponorogo. Kemudian BAB IV berisi tentang Analisa Hukum Islam Terkait dengan Akad Jual Beli Kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Provinsi Ponorogo, Analisis Hukum Islam Terkait dengan Pembatalan Akad Jual Beli Kunyit di Desa Tulung, Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. Dan pembahasan terakhir adalah BAB V penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang membangun agar dapat dijadikan pedoman bagi pihak-pihak yang memerlukan, dan bab terakhir ini merupakan hasil akhir dari keseluruhan skripsi ini.

JUAL BELI

  • Definisi Jual Beli
  • Dasar Hukum Jual Beli
  • Rukun Jual Beli
  • Hukum dan Sifat Jual Beli
  • Jual Beli Yang di Larang Dalam Hukum Islam
  • Berselisih dalam Jual Beli

Menurut ulama Sya>fi'iyah, jual beli anak mumayyiz yang belum baligh tidak sah kerana tidak ada ahlia. Jual beli orang buta dikategorikan sebagai sahih menurut jumhur sekiranya barang yang dibelinya itu diberi harta (hartanya dijelaskan). Menurut ulama Hana>fiyyah, hukum jual beli secara paksa adalah seperti jual beli fudhul (jual beli tanpa izin pemilik) yang ditangguhkan (mauqu>f).

Menurut ulama Syafiyyah dan Hanabilah, jual beli tersebut batal karena tidak adanya persetujuan pada saat akad. Menurut ulama Hana>fijah dan Ma>likijah, jual beli ditangguhkan sampai pemiliknya mendapat izin. Namun menurut ulama Hanabilah dan Syafiyya, jual beli fudhul tidak sah. 21.

Menurut ulama Syafi'iyah, jual beli itu tidak sah kerana tidak ada ahli bicaranya dan dikira tidak boleh dipegang. Demikian pula jual beli orang yang muflis digantung, berdasarkan ketentuan hukum, menurut ulama Ma>liki>yah dan Hana>fiyah. Sedangkan menurut ulama Sya>fi'i>yah dan Hana>bilah, jual beli itu tidak sah.

Jual beli muatha dianggap haram menurut ulama Hanafi, tetapi ulama Syafi'i membenarkannya seperti Imam Nawawi. Kebanyakan ulama bersetuju bahawa jual beli barang yang tidak ada atau takut tidak ada adalah tidak sah. Ulama Hana>fije mengharamkan jual beli barang yang boleh dipindahkan sebelum dipegang, tetapi bagi barang yang masih dibolehkan.

مسل و يلخ لا اور

يذ رلا اور

AKAD

Menurut Mustafa al-Zarka' dalam kitabnya al-Madhkal al-Fiqh al-Amm, yang dimaksud dengan al-ra>btb oleh Gufron A. Dalam transaksi ini ghara>r terjadi pada aqad, karena adanya ketidakpastian mengenai akadi mana yang berlaku, jual beli akadi atau sewa akadi. 37. Ika>lah membatalkan akad jual beli padahal sebagian obyek akad sudah diserahkan. 39.

Mengacu pada pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iqa>lah secara etimologis berarti menghilangkan; Sedangkan secara terminologi iqalah dapat diartikan sebagai batalnya akad jual beli yang disebabkan oleh adanya berbagai hal yang merugikan pelaksanaan akad jual beli karena tidak ditaatinya unsur sukarela. . antara pihak-pihak yang terlibat. Iqa>lah sendiri dalam pelaksanaannya tidak lepas dari berbagai syarat dan rukun yang harus dipenuhi sebelumnya. Adanya kesepakatan pihak yang membatalkan akad jual beli (iqa>lah) yang telah disepakati bersama sebelumnya.

Dengan adanya pembatalan akad jual beli, otomatis barang yang diperdagangkan harus tetap utuh.40 Barang tersebut harus dikembalikan dalam keadaan utuh kepada penjual, sedangkan penjual wajib mengembalikan uang kepada pembeli sesuai dengan jumlah nominal uang yang diterima sebelumnya. Rukun iqa>lah ini adalah persetujuan yang harus diberikan oleh salah satu dari dua orang yang membuat perjanjian dan persetujuan pihak yang lain. Untuk menjamin tidak terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli, maka hukum Islam memberikan hak khiya>r yaitu hak untuk memilih apakah akan dilakukan jual beli atau tidak, karena itu adalah sesuatu bagi kedua belah pihak.

Khiya>r majlis bermaksud kedua belah pihak yang melaksanakan akad mempunyai hak mengundi untuk meneruskan atau membatalkan akad jual beli semasa mereka masih dalam majlis (tempat) atau perdagangan yang sama, seperti jual beli atau sewa, menurut lafaz. daripada Nabi SAW.

ملس و ىراخ لا اور

Khiya>r aib ialah terdapat hak memilih oleh kedua-dua pihak yang mengikat kontrak, apabila terdapat kecacatan pada barang yang dijual dan kecacatan itu tidak diketahui oleh pemilik semasa membuat akad.

هخا نبا اور

Beberapa ulama menyatakan bahwa khiya>r ru'yah disyariatkan dalam Islam sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW.

ىطق را لا اور

ا ةعا ْا اور

ىراخ لا(

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Geografis Dan Demografis

  • Kondisi Ekonomi
  • kondisi Keagamaan

Mbah Suro Wangi meninggal dunia, ia dimakamkan di kediamannya yang kini menjadi petilasan dan pemakaman umum di desa Tulung yang disebut Watu Dukun. Nama dukun watu diambil dari Mbah Suro Wangi sendiri yang merupakan seorang dukun khitan. Dan sampai saat ini masyarakat yang berprofesi sebagai dukun di desa Tulung banyak sekali dan yang paling banyak adalah dukun pijat.

Jarak desa Tulung dari pusat pemerintahan kecamatan sekitar 3 km dan jarak dari pemerintah kabupaten sekitar 18 km. Mengingat sebagian besar lahan hutan digunakan masyarakat untuk budidaya kunyit, maka tidak heran jika sebagian besar masyarakat di Desa Tulung memiliki ladang kunyit. Namun kunyit tidak bisa dikatakan menjadi penopang perekonomian masyarakat desa Tulung karena musim panen kunyit hanya 1-2 tahun sekali.

Jumlah penduduk Desa Tulung pada tahun 2016 adalah... situasi keagamaan di Desa Tulung juga sangat kental, sering mengadakan kegiatan keagamaan antara lain: Sholat Jumat, yasinan rutin bapak, yasinan rutin ibu-ibu dan upacara peringatan. Islam. Masyarakat Desa Tulung juga bisa dikatakan merupakan masyarakat yang berbasis santri, dimana di Desa Tulung terdapat dua buah pesantren yaitu Al-bukhori dan Al-kholily.

Akad Pada Jual Beli Kunyit Di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo

Sementara itu, Bu Surip, seorang petani kunyit, juga menjual kunyitnya kepada Bu Anggun. Diakui Ibu Surip, Ibu Surip juga mendapat potongan berat sebesar 1 kg untuk setiap kantong kunyit. Ibu Surip tidak keberatan dipotong, meski berat kotor tiap karung kunyit mungkin kurang dari 1 kg.

Selanjutnya beliau merasa rela dan ikhlas, karena Ny. Surip memang sejak awal berniat menjual kunyitnya kepadanya. Nyonya. Anggun, ini sesuai dengan ucapan Bu. Pengakuan Surip, “Saya mau jual ke Bu Anggun pak, karena kalau ke Bu Anggun lebih mahal, selisihnya bisa sekitar Rp 300,- dari tengkulak lain. Selanjutnya Bu Somi, yang juga menjual kunyitnya kepada Bu Anggun, memberikan keterangan bahwa Bu Somi dan putranya Mas Bayu awalnya sedang memanen kunyit di ladang, kemudian Bu Anggun menghampirinya dan kemudian Bu Anggun menawarkan kunyitnya.

Ibu Anggun memberikan informasi tentang pemotongan timbangan menjadi 1 kg untuk setiap kantong, yang mengimbangi berat tanah dan kerikil yang biasanya dimasukkan ke dalam kunyit. Namun menurut keterangan Ibu Anggun, Ibu Anggun sendiri tidak pernah mencoba menimbang jari yang biasanya tersangkut, padahal biasanya tanah otomatis jatuh ke dasar karung setelah ia memasukkan kunyit ke dalam karung. Sedangkan menurut Ibu Maryatin, ia mengaku berkali-kali menjual kunyitnya kepada Ibu Anggun setiap musim panen.

Setelah harga kunyit disepakati, Ibu Maryatin kemudian dipinjamkan oleh Ibu Anggun beberapa kantong yang nantinya digunakan sebagai wadah kunyit dan juga diberikan uang jaminan sebagai tanda jual beli.

Pembatalan Akad Pada Jual Beli Kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo

Dari informasi tersebut dapat ditarik kesimpulan permasalahan yaitu pertama, Ibu Maryatin membatalkan sebagian barang jual beli tersebut karena faktor pengurangan berat yang dilakukan oleh Ibu Anggun, dan menjual barang tersebut kepada Ibu Gembrut yang membelinya tanpa diskon dengan harga yang sama, kedua Mas Antok membatalkan penjualan karena harga tidak sesuai dengan kontrak pertama. Karena data yang diperoleh peneliti mengenai bentuk jual belinya maka kunyit termasuk dalam kategori usaha yang dalam pengertian fiqih muamalah disebut bai'. Sedangkan syarat jual belinya adalah yang berwenang dalam perkara jual beli kunyit di Desa Tulung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo adalah seorang muqlaf yang agamis dan berakal.

Proses jual beli kunyit yang dilakukan oleh pedagang/petani di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo adalah dengan cara bernegosiasi, menimbang dan membayar harga per kilo kunyit tersebut. Dengan demikian, akad jual beli kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo adalah sah menurut syariat Islam mengingat syarat-syarat jual beli telah terpenuhi dan para pihak yang membuat perjanjian telah mencapai perdamaian. Tinjauan Hukum Islam Terkait Pemutusan Akad Jual Beli Kunyit di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo.

Iqa>lah membatalkan akad jual beli meskipun sebagian barangnya telah diserahkan.64. Maksudnya perjanjian atau kesepakatan untuk membatalkan perjanjian jual beli antara Ibu Maryatin dan Ibu Anggun dengan syarat ganti rugi. Kedua, setelah melalui proses akad pertama, jual beli antara Mas Antok dan Mas Hari tidak mencapai kesepakatan karena sifat barang tidak sesuai dengan keinginan Mas Hari selaku pembeli dan tidak adanya kesepakatan harga. pengurangan tidak. oleh Mas Antok selaku penjual, hal ini sesuai dengan pendapat ulama Hana>fiyah, bahwa bila membeli dan menjual barang yang tidak pada tempatnya (gaib), maka ada hak khiya>r bila dilihat.

Tujuannya agar jual beli tersebut tidak merugikan salah satu pihak serta memenuhi unsur keadilan dan konsensus.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait