• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)i TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG PIUTANG TEMPO BERAS DI DESA PENGENJEK KECAMATAN JONGGAT LOMBOK TENGAH OLEH RAHMAT YADI NIM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)i TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG PIUTANG TEMPO BERAS DI DESA PENGENJEK KECAMATAN JONGGAT LOMBOK TENGAH OLEH RAHMAT YADI NIM"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Pembayaran Gabah di Kalangan Masyarakat Tani di Indsang Kabupaten Bulukumba (Skripsi, Universitas Muhammadiah, Makkasar, 2020). Transaksi pembayaran sudah umum dilakukan di desa Kenjek dan masyarakat melakukan banyak jenis transaksi hutang dan kredit. Karena permasalahan ini sudah berlangsung lama dan menjadi kebiasaan masyarakat desa Kenjek, maka peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan judul “Tinjauan Hukum Islam pada Praktek Hutang Beras Tempo di Desa Kenjek Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok".

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat

Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi, bahan referensi serta memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait hutang dan debitur beras Tempo di Desa Kenjek. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memenuhi salah satu syarat menyelesaikan strata (S-1) di Fakultas Syariah.

Ruang lingkup dan Setting penelitian

Telaah Pustaka

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Yanik Alawiyah yaitu bagaimana praktek pembayaran hutang dengan menggunakan beras di Desa Batu Jangkih Kecamatan Praya Barat Daya sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti lebih terfokus pada masalah utang dan piutang beras Tempo, yaitu utang piutang beras yang kelebihan pembayarannya pada saat jatuh tempo berdasarkan tinjauan hukum Islam. Kajian Fiqh Muamalah tentang praktik peningkatan nilai utang yang disebabkan oleh kenaikan nilai tukar barang (studi di Desa Bilelando Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah). Persamaan penelitian Fedra Hermawan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas kreditur dan beras dengan jenis penelitian kualitatif, sedangkan perbedaan penelitian Fedra Hermawan menyangkut hutang dan piutang yang dibayar dengan beras setelah panen padi, sedangkan penelitian ini membahas sebaliknya, yaitu utang beras yang dibayar lebih pada saat jatuh tempo, yang ditinjau dari sudut pandang hukum Islam.12.

Kerangka Teori

Dalam proses praktikum, peneliti mengamati praktik hutang beras Tempo dengan menggunakan metode wawancara dengan debitur. Kata Tempo adalah bahasa Saxon yang berarti hutang dan klaim yang dibayar lebih pada saat jatuh tempo. Hutang dan tagihan Tempo sudah lama diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang penduduk Desa Kenjek 57.

Selain itu, ada praktek hutang dan piutang di desa Kenjek, dan mengenai praktek tersebut ada penambahan harga dalam hutang. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti akan menjelaskan beberapa penyebab utang beras Tempo di Desa Kenjek. Hutang dan Klaim Waktu di Desa Kenjek sudah ada sejak lama sejak nenek moyang zaman itu.

Pengaruh dan Permasalahan Praktek Hutang dan Kredit Beras Tempo di Desa Kenjek Kecamatan Jonggat Lombok Tengah. Analisis Hutang dan Praktek Penagihan Beras Tempo di Desa Kenjek Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Analisis Hukum Islam Terhadap Utang dan Praktek Penagihan Tempo Beras di Desa Kenjek Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.

Praktek hutang dan debitur beras Tempo di Desa Kenjek dengan perjanjian kontrak yang digunakan masyarakat dalam transaksi hutang dan kredit adalah secara lisan atau hubungan. Berdasarkan temuan peneliti, dalam analisis hukum Islam terhadap praktik hutang dan debitur beras Tempo di Desa Kenjek Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Yanik Alawiyah, “Latihan debitur dengan pembayaran menggunakan beras perspektif ekonomi Islam (Studi di Desa Batu Jangkih, Kecamatan Praya Barat Daya) (Disertasi, Universitas Islam Negeri Mataram, 2018).

Metodologi Penelitian

Sistematika Pembahasan

Berikut akan diuraikan tentang segala hal yang dibahas dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang dilakukan agar lebih terarah dan memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu, dalam bab ini peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat dilakukannya penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan terakhir sistematika pembahasan yang merupakan gambaran awal dari keseluruhan penelitian. riset. Bab ini merupakan inti dari penelitian ini karena memaparkan apa yang peneliti temukan di lapangan kemudian mengkorelasikannya dengan landasan teori sesuai dengan fokus masalah dalam penelitian ini.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Artinya, praktik hutang dan debitur Tempo Nasi sudah ada sejak lama dan menjadi kebiasaan masyarakat dalam berhutang dan debitur karena ekonomi pada zaman dahulu sangat sulit. Intinya soal hutang dan debitur Tempo Nasi sudah ada sejak lama, dengan sistem Tempo Nasi banyak orang yang terlilit hutang merasa terbantu karena tertagih uang dan dibayar saat jatuh tempo. Seperti yang diungkapkan Inak Asir terkait utang beras Tempo yang lunas saat jatuh tempo, dirinya tidak merasa dirugikan meski membayar lebih dari harga saat itu karena memiliki utang dengan tenggang waktu yang panjang.

Menurut niat Rohanah, keberadaan sistem utang dan kredit beras Tempo sangat bermanfaat karena dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Transaksi utang dan kredit beras Tempo yang terjadi di masyarakat desa Kenjek untuk masing-masing pihak yaitu penjual dan debitur, dalam istilah bahasa yang digunakan masyarakat desa Kenjek, merupakan praktik yang telah berlangsung selama beberapa waktu. lama, lama sekali. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya, mengenai praktik piutang dan piutang perusahaan Tempo nasi yang melakukan pengolahan data dengan menjadikan desa Kenjek sebagai lokasi penelitian, maka pada bab ini penulis dapat menganalisis praktik tersebut. .

Jadi, dari praktik piutang dan piutang beras Tempo di desa Kenjek, transaksi utang tidak dicatat, hanya berdasarkan kesepakatan dan itikad baik antara para pihak. Dari rukun dan syarat yang telah dijelaskan di atas, dalam pelaksanaannya utang beras Tempo di desa Kenjek telah terpenuhi dan sesuai dengan syariat Islam, namun dalam pelaksanaannya ada permintaan tambahan pelunasan utang yang tidak diperbolehkan dalam syariat Islam. hukum, mereka sepakat para ulama. bahwa jika suatu penyisihan tambahan dibuat dan kemudian diterima itu adalah bunga. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, dikatakan bahwa diperlukan tambahan harga dari pihak kreditur dan penambahan harga apabila tidak dapat membayar hutang pada tanggal yang telah ditentukan terdapat pada praktek piutang dan piutang. Nasi Tempo. di desa Kenjek Lombok Tengah yang mengandung unsur riba, sehingga hal ini bertentangan dengan syariat Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadist karena pada kenyataannya riba dilarang.

Walaupun dalam prakteknya hutang ini didasarkan pada gotong royong, namun lebih mengutamakan mencari keuntungan. Bagi masyarakat Desa Kenjek, lebih khusus debitur harus melakukan transaksi utang secara tertulis dan menghadirkan saksi-saksi. Fedra Hermawan, Praktik Melunasi Uang Membayar Beras di Desa Durian Sebatang Kecamatan Kedurng Kabupaten Begkulu, Perspektif Ekonomi Islam, Skripsi, IAIN, Bengkulu, 2020.

TABEL 2.1  JUMLAH DUSUN
TABEL 2.1 JUMLAH DUSUN

Praktik Tempo Beras Di Desa Pengenjek Kecamatan

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK

Analisis Praktik Utang Piutang Tempo Beras di Desa

Berdasarkan penjelasan pada bab II sebelumnya, yaitu terkait dengan permasalahan praktik hutang dan tagih beras Tempo yang sering dan lazim dilakukan oleh masyarakat desa Kenjek dan merupakan salah satu cara yang digunakan dan dimiliki oleh masyarakat. menjadi kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun turun temurun dari nenek moyangnya untuk memenuhi kebutuhannya. Transaksi rekening pembayaran dalam Islam dianggap sebagai praktik yang bersifat sunnah dan dapat menjadi wajib dalam keadaan tertentu. Menurut praktek piutang piutang yang dilakukan oleh masyarakat di desa Pengjek, dari hasil observasi dan wawancara yang telah dijelaskan sebelumnya oleh peneliti, menurut peneliti terdapat ketidaksesuaian pada praktek tersebut dikarenakan nasabah tidak melakukan pencatatan hutang dan transaksi kredit. , karena di dalam Al-Qur'an dijelaskan betapa pentingnya mencatat kegiatan muamalah, sebagaimana dalam firman Allah surah al-baqarah ayat 282.

Akaun belum terima adalah salah satu aktiviti muamalah yang berasaskan membantu manusia lain supaya orang Islam melakukannya apabila mereka memenuhi kontrak akaun belum terima dengan betul. 72. Islam juga telah mengatur perjanjian yang mengatur segala macam hak dan kewajiban yang baik antara pihak yang berakad, mengenai dasar hukum hutang dalam hukum fiqh muamalah. Akaun belum terima dianggap sah apabila barang yang digunakan dibenarkan oleh Syar'a dan di samping itu dianggap sah apabila selesai ijab dan kabul kerana ia adalah perkara utama.

Mengenai pembahasan hutang dan piutang dengan ketentuan temp atau hutang sebagian masyarakat desa Pengjek membayar lebih pada saat jatuh tempo, menurut peneliti akad tersebut tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam, karena seperti yang diriwayatkan oleh al-Harits Bin Usamah dari Ali ra. Artinya: “setiap utang yang mengalir atau menuntut pengembalian berlebih termasuk dalam kategori riba”. Jika ingin praktik utang beras Tempo halal dan tidak bertentangan dengan syariat Islam, maka setidaknya tidak ada ketentuan harga tambahan untuk utang tersebut dalam sistem dan dapat diganti dengan sistem transaksi lain yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Mengenai masalah kreditur yang telah dijelaskan di atas, bahwa transaksi hutang tidak sesuai dengan rukun dan syarat kreditur, karena ada tambahan harga wajib, yang tidak sesuai dengan cara yang digunakan dalam Al-Qur'an dan Hadits serta ketentuan hukum Islam, terkait masalah utang yang terjadi di Desa Kenjek, yang hanya dapat merugikan salah satu pihak karena adanya pungutan tambahan atas utang yang dibuat, yang tidak diperbolehkan dalam hukum Islam karena termasuk Riba. Sebaiknya masyarakat Desa Kenjek dalam melakukan transaksi utang berpedoman pada syariat Islam dan tidak meninggalkan prinsip syariah agar tidak terjerumus pada hal-hal yang dilarang agama dan lebih meningkatkan lagi perilaku tolong menolong khususnya dalam hal utang dan kredit. Https://Rumaysho.Com/15186-Sepakat-Ulama-Utang-Piutang-The-There-Keuntungan-Di Hukumi-Riba.Html, Diakses 16 Januari 2017, 22.00 WIB.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

TABEL 2.1  JUMLAH DUSUN
TABEL 2.2  JUMLAH PENDUDUK  Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kajian ini, ḍabt yang dimaksudkan adalah tanda-tanda baca yang unik dalam Muṣḥaf al-Wāthiq Billah Riwāyat Shu‘bah seperti titik hijau yang diletakkan pada alif wasl, garis