• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

Rata-rata Volume Lalu Lintas Harian Harian (LHRT) adalah LHR yang datanya diperoleh selama satu tahun dibagi jumlah hari dalam setahun. Volume lalu lintas harian yang direncanakan (VLHR) adalah perkiraan atau prakiraan volume lalu lintas di masa depan pada suatu ruas jalan tertentu. Jadi, jumlah lajur minimal untuk jalan dua arah adalah 2 lajur lalu lintas dan umumnya disebut jalan dua arah 2 lajur.

Menurut (Sukirman, 2015), lebar jalur lalu lintas merupakan bagian yang paling menentukan lebar jalan secara keseluruhan. Lebar jalur lalu lintas adalah lebar kendaraan dan ruang bebas antar kendaraan, yang besarnya ditentukan oleh keamanan dan kenyamanan yang diharapkan.

Tabel 2.1 Dimensi Kendaraan Rencana
Tabel 2.1 Dimensi Kendaraan Rencana

Jalur Lalu Lintas

Lintasan suatu kendaraan tidak mungkin tetap sejajar dengan sumbu lajur karena pada saat kendaraan bergerak akan mengalami gaya-gaya lateral seperti permukaan tidak rata, gaya sentrifugal pada tikungan dan gaya angin akibat kendaraan lain yang mendekat.

Bahu Jalan

Bahu kiri/bahu luar adalah bahu jalan yang terletak pada sisi kiri jalan. Bahu kanan/dalam adalah bahu jalan yang terletak pada sisi kanan jalan. Menurut (Sukirman, 2015), kemiringan melintang bahu jalan bervariasi hingga 6% dan lebih besar dibandingkan kemiringan melintang permukaan jalan, tergantung pada jenis permukaan bahu, intensitas hujan dan kemungkinan penggunaan. bahu jalan.

Kemiringan melintang bahu jalan harus disesuaikan dengan keselamatan pengguna jalan dan fungsi drainase itu sendiri.

Saluran Samping

Lebar dasar saluran yang berguna untuk mencegah erosi oleh aliran air disesuaikan dengan besarnya limpasan yang diharapkan mengalir ke saluran, minimal 30 cm. Kemiringan dasar saluran biasanya disesuaikan perencanaannya mengikuti kemiringan jalan, namun pada kemiringan jalan yang cukup besar saluran hanya terdiri dari tanah asli, kemiringan dasar saluran tidak lagi mengikuti kemiringan jalan. Teras tercipta jika terdapat perbedaan yang cukup besar antara kemiringan dasar saluran dan kemiringan jalan.

Kemiringan untuk pemandu samping yang berbentuk trapesium dan tidak diperkuat adalah 2H:1V, atau tergantung pada kemiringan yang memberikan kestabilan lereng yang aman.

Kereb

Barrier trotoar adalah rel pembatas yang dirancang untuk membentuk sistem drainase perkerasan.

Rumaja (Ruang Manfaat Jalan)

Rumija (Ruang Milik Jalan)

Ruwasja (Ruang Pengawasan Jalan)

Bagian Lurus

Lengkung atau Tikungan

AASHTO 2004 memberikan nilai overhang untuk berbagai jari-jari lengkung seperti pada Grafik 2.2 sampai dengan Grafik 2.4 dan Tabel 2.6 sampai dengan Tabel 2.12. Menurut (AASHTO, 2004), kurva horizontal lingkaran penuh adalah kurva yang hanya terdiri dari satu busur lingkaran, tanpa kurva transisi. Karena tidak tersedianya titik peralihan dari kemiringan melintang jalan lurus ke kantilever, maka kurva horizontal melingkar ini hanya diperbolehkan untuk kurva berradius besar yang offset garis singgungnya terhadap kurva (p) maksimal 0,2 M.

Titik TS merupakan titik peralihan dari bagian lurus ke bagian spiral, dan titik SC merupakan titik peralihan dari bagian spiral ke bagian lingkaran. Panjang kurva transisi (Ls) diambil dari tabel 2.13 atau nilai terbesar dari ketiga persamaan di bawah ini: a.𝑋𝑠 = absis titik SC pada garis singgung, jarak titik TS ke SC (sama dengan jarak kurva transisi) .

π‘Œπ‘  = ordinat titik SC pada garis yang tegak lurus garis singgung, tegak lurus jarak titik SC pada kurva. 𝐿𝑠 = panjang kurva peralihan (panjang titik TS ke SC atau CS ke ST) 𝑇𝑠 = panjang garis singgung dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST. πŸ‘

Menurut buku tersebut (Sukirman, 2015), kurva spiral mendatar (kurva SS) adalah kurva yang tidak memiliki busur lingkaran, sehingga titik SC berimpit dengan titik CS seperti pada Gambar 2.14 dan disebut titik SCS. Leveling menurut (Sukirman, 2015) adalah perencanaan perataan sumbu jalan pada setiap titik yang dipertimbangkan dalam bentuk profil memanjang. Saat merencanakan rute vertikal akan ditemui kemiringan positif (pendakian) dan kemiringan negatif (turun), sehingga merupakan kombinasi kurva cembung dan kurva cekung.

Merencanakan alinyemen vertikal yang mengikuti permukaan tanah asli akan mengurangi pekerjaan tanah, namun dapat mengakibatkan jalan mempunyai terlalu banyak tikungan. Oleh karena itu, penggambaran alinyemen vertikal sangat dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan yaitu kondisi tanah dasar, kondisi.

Grafik 2.1 Nilai (f), untuk 𝑒 π‘šπ‘Žπ‘˜  = 6%, 8% dan 10%
Grafik 2.1 Nilai (f), untuk 𝑒 π‘šπ‘Žπ‘˜ = 6%, 8% dan 10%

Kelandaian Pada Alinyemen Vertikal 1. Landai Minimum

Menurut (Sukirman, 2015), panjang kritis adalah panjang tanjakan maksimum yang harus dijamin agar kendaraan dapat mempertahankan kecepatannya sehingga pengurangan kecepatan tidak lebih dari setengah kecepatan rencana. Sumber: Teknik Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 36).

Bentuk Lengkung Vertikal

Titik PLV = Titik pangkal kurva vertikal merupakan titik peralihan dari garis singgung vertikal ke kurva vertikal.

Lengkung Vertikal Cekung

Belokan cekung vertikal yang panjang dan relatif datar dapat menimbulkan permasalahan drainase jika alirannya tidak lancar di sepanjang jalan. Jarak pandang yang jelas di bawah bangunan pada kurva vertikal cekung Menurut (Sukirman, 2015), jarak pandang yang jelas bagi pengemudi di jalan yang terdapat jalan lain, jembatan penyeberangan, viaduk, saluran air harus diperiksa karena sering terhalang oleh bagian bawah bangunan. . . Pengendalian jarak pandang kolong bangunan pada kurva vertikal cekung didasarkan pada kondisi bangunan yang berada tepat di atas titik PPV dan jarak pandang dihitung tepat pada posisi simetrisnya.

C = tinggi bersih dari pinggir jalan sampai ke dasar bangunan yang lewat (m) β„Ž1 = tinggi mata pengemudi dari pinggir jalan (m).

Gambar 2.16  Jarak penyinaran lampu depan < L
Gambar 2.16 Jarak penyinaran lampu depan < L

Lengkung Vertikal Cembung

Beberapa kurva vertikal cembung bermasalah dalam hal drainase jalan, namun jika panjang kurva vertikal cembung relatif panjang dan datar, dapat menimbulkan masalah drainase jika dipasang pembatas di sepanjang jalan. Panjang kurva vertikal cembung ditentukan sedemikian rupa sehingga memberikan rasa nyaman bagi pengemudi kendaraan. Pembatasan panjang busur vertikal berdasarkan jarak depan jarang diterapkan karena akan meningkatkan biaya konstruksi dan panjang busur akan lebih panjang dibandingkan jika didasarkan pada jarak pandang berhenti.

Ketinggian sumbu jalan pada lekukan horizontal jalan miring harus diperhitungkan karena adanya perubahan bentuk dan kemiringan. Menurut buku yang ditulis oleh (Sukirman, 2015), perhitungan volume galian dan tanggul merupakan bagian dari proses desain geometri jalan yang hasilnya digunakan untuk menentukan biaya konstruksi.

Gambar 2.21 Panjang lengkung vertikal dengan S > L
Gambar 2.21 Panjang lengkung vertikal dengan S > L

Perhitungan volume dengan luas melintang rata-rata

Perhitungan volume berdasarkan bentuk prisma

Perencanaan Geometri Jalan Menggunakan Software Autocad Civil 3D AutoCAD Civil 3D merupakan sebuah aplikasi atau software berbasis komputer yang berguna untuk merancang denah geometri jalan yang mempunyai hasil keluaran berupa gambar denah dari denah geometri jalan. Kecanggihan teknologi harus dimanfaatkan secara maksimal apabila menggunakan software Autocad Civil 3D dengan menggunakan standar (AASHTO, 2004). Sebelumnya sudah ada software Autocad Civil 3D untuk menurunkan hasil perhitungan geometri jalan dengan cara manual yaitu Bina Marga.

Pengoperasian aplikasi AutoCAD Civil 3D diawali dengan memasukkan data kontur jalan kemudian merancang denah geometri jalan dengan memasukkan data perencanaan lainnya. Rencana desain geometris jalan pada program Autocad civil 3D 2018 mengimpor highlight kontur, membuat permukaan dan kontur (sebagai peta dasar/tata letak), membuat denah geometris jalan raya (penjajaran horizontal/rencana tata letak), membuat denah geometris (penjajaran vertikal /profil), gambarlah diagram superelevasi dan buatlah penampang serta hitung volumenya (penampang).

Membuat Garis Kontur

Tab Singkatan memperlihatkan pengaturan label default untuk Penjajaran, Tinggi, dan Profil. Biarkan saja karena AutoCAD membuatnya sesuai standar AAHSTO. Tahap kedua yaitu menyiapkan titik-titik koordinat yang akan diimpor, dengan cara mengunduh data kontur dari National Digital Elevation Model (DEMNAS) sesuai wilayah survei dalam bentuk file TIF atau dengan merekam data kontur di Google Earth berdasarkan lokasi. koordinat. Dengan menggunakan aplikasi Global Mapper, data kontur dari DEMNAS atau Google Earth diolah sehingga menjadi sebuah file berbentuk xyz.

Civil 3D dengan cara menekan menu Insert β†’ pilih Point from file β†’ pada jendela Import Point, klik add files (+) β†’ masukkan nama file lalu pilih format yang sesuai dengan format data yang akan diimpor β†’ klik OK as pada Gambar 2.31. Tahap ketiga menggambar garis kontur dengan cara menekan icon Toolspace β†’ klik kanan pada Surface β†’ klik create surface, pada kotak dialog isi tipe permukaan dengan Tin Surface (gunakan ketinggian yang sama pada titik-titik terdekat untuk membuat bentuk a jaringan segitiga) dan di properti isikan nama permukaan (misal: Cijambu Gudang), material Render isikan attachment dan isikan juga interval kontur β†’ klik ok. Untuk menghilangkan titik kontur berwarna merah tekan icon Point Groups β†’ (+) Gudang Cijambu β†’ Point Group Properties β†’ Point Style pilih none β†’ Point Label Style pilih none β†’ klik OK, maka akan tercipta garis kontur Gudang-Cijambu seperti pada Gambar 2.33 .

Gambar 2.30 Drawing Settings
Gambar 2.30 Drawing Settings

Membuat Trase Jalan

Selanjutnya gambarlah garis mendatar bagian lurus dan lengkung dengan 3 jenis kurva yaitu Full Circle (FC) seperti pada Gambar 2.36, Spiral – Circle – Spiral (S-C-S) seperti pada Gambar 2.37 dan Spiral – Spiral (S-S) seperti pada gambar . 2.38. Tahap kedua adalah membuat luasan vertikal pada software Civil 3D 2018 dengan cara menekan icon utama β†’ Profil β†’ buat profil permukaan β†’ pilih permukaan: Gudang Cijambu β†’ Tambah β†’ Gambar dalam tampilan profil. Kemudian lay out menggunakan aturan AASHTO yang terdapat pada software Autocad civil 3D dengan cara menekan icon profil β†’ alat pembuatan profil, kemudian gambar ekstensi vertikal seperti pada Gambar 2.40.

Gambar 2.34 Alinyemen Create tools
Gambar 2.34 Alinyemen Create tools

Membuat Superelevasi

Membuat Potongan Melintang Jalan

Menurut Kamus Penataan Ruang tahun 1997, koridor jalan adalah suatu lintasan atau bagian jalan yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lain dan mempunyai batas fisik berupa satu lapisan bangunan dari jalan tersebut. Langkah-langkah membuat koridor jalan pada software AutoCad Civil 3D 2018 dengan cara menekan icon Home β†’ Koridor β†’ Buat Koridor β†’ Isi track: Gudang-Cijambu, profil: Gudang-Cijambu, komposisi dan luas yang dibuat β†’ Parameter baseline dan koridor β†’ Properti Koridor β†’ Rebuild Koridor β†’ OK, maka akan muncul Koridor Jalan seperti pada Gambar 2.46. Tahap ketiga dalam membuat penampang jalan adalah membuat penampang pada software AutoCad Civil 3D 2018 dengan cara menekan menu bar awal β†’ contoh garis β†’ Enter β†’ pilih alinemen β†’ buat grup contoh garis β†’ cara membuat contoh garis β†’ dengan volume bagian β†’ pada ketinggian kritis : Benar.

Gambar 2.45 Assembly
Gambar 2.45 Assembly

Membuat Galian dan Timbunan

Penelitian ini disusun berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bahan perbandingan dan kajian. Penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini adalah oleh (Triyono, Mudianto, & Purwanti, 2019) dengan judul artikel penelitian Perbandingan Perencanaan Jalan Geometrik Menggunakan Aplikasi Civil 3D AutoCad dengan Metode Jalan Raya (Studi Kasus : Ruas Jalan Bangurejo – Wates , Provinsi Lampung) dan penelitian yang disusun oleh (Kaharu, 2020) berjudul Evaluasi Geometri Jalan Pada Jalan Trans Sulawesi Manado-Gorontalo 3 Km di Desa Botumoputi.

Gambar 2.50 Langkah output volume Galian dan Timbunan
Gambar 2.50 Langkah output volume Galian dan Timbunan

Referensi

Dokumen terkait