• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Umum Hak Cipta 1

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tinjauan Umum Hak Cipta 1"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Hak Cipta 1. Pengertian Hak Cipta

Hak Cipta berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Hak” berarti suatu kewenangan yang diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk digunakan atau tidak. sedangkan kata “cipta” atau

“Ciptaan” tertuju pada hasil karya manusia dengan menggunakan akal pikiran, perasaan, pengetahuan, imajinasi dan pengalaman. sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta berkaitan erat dengan intelektual manusia. Istilah hak cipta diusulkan pertama kalinya oleh Sultan Mohammad Syah, SH pada Kongres Kebudayaan di Bandung pada tahun 1951 (yang kemudian di terima di kongres itu) sebagai pengganti istilah hak pengarang yang dianggap kurang luas cakupan pengertiannya, karena istilah hak pengarang itu memberikan kesan “penyempitan” arti, seolah-olah yang di cakup oleh pengarang itu hanyalah hak dari pengarang saja, atau yang ada sangkut pautnya dengan karang-mengarang saja, padahal tidak demikian. Istilah hak pengarang itu sendiri merupakan terjemahan dari istilah bahasa Belanda Auteurs Rechts.1

1 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, Alumni, Bandung, 2003, hal 85.

(2)

Hak Cipta adalah hak eksklusif atau yang hanya dimiliki si Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil karya atau hasil olah gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan" atau hak untuk menikmati suatu karya. Hak cipta juga sekaligus memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi pemanfaatan, dan mencegah pemanfaatan secara tidak sah atas suatu ciptaan. Mengingat hak eksklusif itu mengandung nilai ekonomis yang tidak semua orang bisa membayarnya, maka untuk adilnya hak eksklusif dalam hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas.2

Menurut Rooseno Harjowidigo bahwa hak cipta itu sifatnya immaterial, serta pribadi yang menunggal dengan penciptanya, sehingga hasil ciptaan itu mempunyai bentuk khas dan tidak sama , yang bisa dibedakan dengan cipyaan orang lain walaupun objek yang diciptakan itu sama, dan tidak bisa disita oleh siapapun.3

WIPO (World Intellectual Property Organization) mengatakan copyright is legal from describing right given to creator for their literary and artistic works. Yang artinya hak cipta adalah terminologi hukum yang menggambarkan hak-hak yang diberikan kepada pencipta untuk karya-karya mereka dalam bidang seni dan sastra, maka sebagai konsekuensi yuridis Indonesia wajib mengharmonisasikan sistem hukum Hak Kekayaan Intelektualnya sesuai dengan standar-standar yang ada diWTO-TRIPS. Pada awalnya pengertian hak cipta di Indonesia pertama kali

2 Harris Munandar dan Sally Sitanggang, Mengenal HAKI- Hak Kekayaan Intelektual, Erlangga, Jakarta, 2011, hal 14.

3Rooseno Harjowidigo, Mengenal Hak Cipta Indonesia Beserta Peraturan Pelaksanannya, Sinar Harapan, Jakarta, 2000, hal 191.

(3)

diartikan oleh pasal 1 auteurswet 1912 sebagai hak pengarang, yaitu hak tunggal dari pengarang, atau hak dari yang mendapat hak tersebut, atas hasil ciptaannya dalam lapangan kesustraan, pengetahuan dan kesenian, untuk mengumumkan dan memperbanyak dengan mengingat pembatasan-pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang. Istilah auteursrecht atau hak pengarang kemudian digantikan menjadi hak cipta istilah ini pertama kalinya diusulkan dalam kongres kebudayaan di Bandung tahun 1952. Istilah hak cipta sengaja dipilih agar tidak hanya para pengarang tetapi juga pelukis dan lain-lain.4

Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta berbunyi :

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak eksklusif ini maksudnya adalah bahwa tidak ada orang lain yang boleh melakukan hak itu kecuali dengan izin pencipta. Dalam ekonomi manfaat yang diperoleh atau dirasakan dari hasil jerih payah pencipta tadi. Karena kegiatan memperbanyak dan atau mengumumkan ciptaan, atau memberi izin kepada pihak lain untuk ikut memperbanyak dan atau mengumumkan ciptaan tersebut merupakan tindakan berdasarkan pertimbangan komersial dan ekonomi. Artinya kegiatan memperbanyak ataupun bentuk eksploitasi karya cipta lainnya, juga merupakan hak

4 Direktorat Jendral, Hak Kekayaan Intelektual, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual, Tangerang, 2006, hal 3

(4)

dari pencipta. Undang-Undang hak cipta memberikan pengertian bahwa hak cipta sebagai hak khusus, hal ini berarti pemahaman Undang-Undang berpangkal pada melekatnya sifat khusus kepada pencipta atau pemilik hak tersebut dikaitkan jerih payah pencipta atas segala daya upaya dan pengorbanan telah terlahirnya suatu karya atau suatu ciptaan.

Maka hak cipta dapat disimpulkan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :.5 a) Hak Cipta adalah hak eksklusif

Dari definisi hak cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 disebutkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif; diartikan sebagai hak eksklusif karena hak cipta hanya diberikan kepada pencipta atau pemilik/ pemegang hak, dan orang lain tidak dapat memanfaatkannya atau dilarang menggunakannya kecuali atas izin pencipta selaku pemilik hak, atau orang yang menerima hak dari pencipta tersebut (pemegang hak).Pemegang hak cipta yang bukan pencipta ini hanya memiliki sebagian dari hak eksklusif tersebut yaitu hanya berupa hak ekonominya saja.

b) Hak Cipta berkaitan dengan kepentingan umum

Seperti yang telah dijelaskan bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif yang istimewa, tetapi ada pembatasan-pembatasan tertentu yang bahwa Hak Cipta juga harus memperhatikan kepentingan masyarakat atau umum yang juga turut memanfaatkan ciptaan seseorang. Secara umum, hak cipta atas suatu ciptaan tertentu

5 Suyud Margono, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual, Nuansa Aulia, Bandung, 2010, hal 14-15.

(5)

yang dinilai penting demi kepentingan umum dibatasi penggunaannya sehingga terdapat keseimbangan yang serasi antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat(kepentingan umum). Kepentingan-kepentingan umum tersebut antara lain: kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kegiatan penelitian dan pengembangan. Apabila negara memandang perlu, maka negara dapat mewajibkan pemegang hak cipta untuk menerjemahkan atau memperbanyaknya atau pemegang hak cipta dapat memberi izin kepada pihak lain untuk melakukannya.

c) Hak Cipta dapat beralih maupun dialihkan

Seperti halnya bentuk-bentuk benda bergerak lainnya, hak cipta juga dapat beralih maupun dialihkan, baik sebagian maupun dalam keseluruhannya. Pengalihan dalam hak cipta ini dikenal dengan dua macam cara, yaitu: a. „transfer‟: merupakan pengalihan hak cipta yang berupa pelepasan hak kepada pihak/ orang lain, misalnya karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis, dan sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang- undangan. b. „assignment‟ : merupakan pengalihan hak cipta dari suatu pihak kepada pihak lain berupa pemberian izin/

persetujuan untuk pemanfaatan hak cipta dalam jangka waktu tertentu, misalnya perjanjian lisensi.

d) Hak Cipta dapat dibagi atau diperinci (divisibility)

Berdasarkan praktik-praktik pelaksanaan hak cipta dan juga norma „Principle of Specification‟ dalam hak cipta.

(6)

2. Ciptaan yang Dilindungi

Pada dasarnya setiap hasil ciptaan memliki perlindungan yang dimana perlindungan ini menjamin bahwa hak kekayaan intelektual dari manusia dapat dipertanggung jawabkan oleh sebuah aturan tidak lain adalah Undang-Undang yang berlaku saat ini, hal ini merupakan bagian dari perlindungan dimana seseorang tidak bisa menggandakan atau memperjual belikan sebuah hasil karya orang lain tanda seizin dari pencipta aslinya. Dengan demikian, terdapat dua persyaratan pokok untuk mendapatkan perlindungan hak cipta, yaitu unsur keaslian dan kreatifitas dari suatu karya cipta. Bahwa suatu karya cipta adalah hasil dari kreatifitas penciptanya itu sendiri dan bukan tiruan serta tidak harus baru atau unik. Namun, harus menunjukkan keaslian sebagai suatu ciptaan seseorang atas dasar kemampuan dan kreatifitasnya yang bersifat pribadi menurut L.J. Taylor dalam bukunya Copyright For Librarians menyatakan bahwa yang dilindungi hak cipta adalah eksperisasinya dari sebuah ide, jadi bukan melindungi idenya itu sendiri, artinya yang dilindungi hak cipta adalah sudah dalam bentuk nyata sebagai sebuah ciptaan, bukan masih merupakan gagasan.6

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, ditentukan bahwa :

Ciptaan adalah hasil karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni atau sastra. untuk mengetahui Ciptaan-Ciptaan apa saja di bidang ilmu pengetahuan, seni atau sastra yang dilindungi Hak Cipta

6 Rachmadi Usman, op.cit., hal 21

(7)

Objek perlindungan Hak Cipta dalam Berne Convention adalah karyakarya dalam bidang seni dan sastra yang meliputi segala hasil bidang sastra, ilmiah, dan kesenian dalam cara atau bentuk pengutaraan apa pun. Karyakarya intelektual yang mendapat perlindungan Hak Cipta dalam TRIPs Agreement, yaitu : Karya-karya yang dilindungi dalam Berne Convention, Program Komputer, Database, Pertunjukkan (baik secara langsung maupun rekaman), dan Siaran-siaran.7

Menurut ketentuan Pasal 40 angka 1 Undang-Undang Hak Cipta bahwa ciptaan yang dilindungi terdiri dari :

a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainya;

b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenisnya;

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pentomin;

f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;

g. karya seni terapan;

h. karya arsitektur;

7 Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Ghalia Yudistira, Jakarta, 2005,hal. 3

(8)

i. peta;

j. karya seni batik atau seni motif lain;

k. karya fotografi;

l. potret;

m. karya senimatografi;

n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

o. terjemahan, adaptasi, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;

p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program Komputer maupun media lainnya;

q. komplikasi ekspresi budaya tradisional selama komplikasi tersebut merupakan karya yang asli;

r. permainan video; dan s. Program Komputer.

1. Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat l dilindungi sebagai ciptaan tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli.

2. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2, termasuk perlindungan terhadap ciptaan yang tidak atau belum dilakukan Pengumuman tetapi sudah diwujudkan dalam bentuk nyata yang memungkinkan Penggandaan Ciptaan tersebut.

Hasil karya yang tidak dilindungi hak cipta meliputi:

(9)

a) Hasil karya yang belum diwujudkan dalam bentuk nyata;

b) setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data walaupun telah diungkapkan, dinyatakan digambarkan,dijelaskan, atau digabungkan dalam sebuah ciptaan; dan

c) alat, benda, atau produk yang diciptakan hanya untuk menyelesaikan masalah teknis atau yang bentuknya hanya ditujukan untuk kebutuhan fungsional hal- hal yang tidak termasuk hak cipta adalah hasil rapat terbuka lembaga negara, peraturan perundang-undangan, pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah, putusan pengadilan atau penetapan hakim, dan kitab suci atau simbol keagamaan.

Hal-hal yang tidak dapat didaftarkan sebagai ciptaan adalah:

a. Ciptaan diluar bidang ilmu pengetahuan, seni, dan satra b. Ciptaan yang tidak orisinil

c. Ciptaan yang bersifat abstrak

d. Ciptaan yang sudah merupakan milik umum

1. Hak-Hak Yang Melekat Dari Pencipta

Pada esensinya hak cipta mengandung dua macam hak macam hak , yaitu hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi meliputi hak untuk mengumumkan (right to publish atau right to perform) dan hak untuk memperbanyak( right to copy atau mechanical right) adapun hak moral meliputi hak pencipta untuk dicantumkan

(10)

namanya dalam ciptaan (attribution right atau right paternity) dan hak pencipta untuk melarang orang lain merusak dan memutilasi ciptaannya( right of integrity).8

Hak cipta bukanlah suatu hak yang berlakunya secara absolut. Hak cipta dibatasi dengan frase dalam ketentuan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Tentang Hak Cipta Tahun 2014 yang menyatakan” dengan tidak mengurangi pembatasan- pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku, pembatasan yang dimaksud sudah tentu bertujuan agar dalam setiap pemanfaatan hak cipta tidak sewenang- wenang dan harus memperhatikan pembatasan hak cipta yang diatur dalam pasal 23, pasal 25, pasal 25, pasal 26 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Pemanfaatan hak cipta juga mempertimbangkan apakah hak itu tidak bertentangan atau tidak merugikan kepentingan umum. Berikut ini akan dijelaskan dua komponen hak yang terkandung dalam hak cipta yaitu:

a) Hak Ekonomi

Hak cipta berhubungan dengan kepentingan-kepentingan yang bersifat ekonomi (economic rights). Adanya kepentingan-kepentingan yang bersifat ekonomi di dalam hak cipta tersebut, merupakan suatu perwujudan dari sifat hak cipta itu sendiri, yaitu bahwa ciptaan-ciptaan yang merupakan produk olah pikir manusia itu mempunyai nilai, karena ciptaan-ciptaan tersebut merupakan suatu bentuk kekayaan, walaupun bentuknya tidak berwujud (intangible). Bagi manusia yang menghasilkan karya cipta tersebut memang memberikan kepuasan, tetapi dari segi yang lain karya cipta tersebutsebenarnya juga memiliki arti ekonomi. Hal ini rasanya perlu dipahami,

8 Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Moral, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hal 49

(11)

dan tidak sekedar menganggapnya semata-mata sebagai karya yang memberikan kepuasan batiniah, bersifat universal dan dapat dinikmati oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun juga, apalagi dengan sikap bahwa sepantasnya hak itu dapat diperoleh secara cuma-cuma. Hak ekonomi ini diperhitungkan karena hak kekayaan intelektual dapat digunakan/dimanfaatkan oleh pihak lain dalam perindustrian atau perdagangan yang mendatangkan keuntungan.9

Hak cipta sebagai hak ekonomi dapat dilihat dari penerapan hak eksklusif, seorang pencipta/pemegang hak cipta melakukan perbanyakan ciptaan kemudian dijual di pasaran, maka ia memperoleh keuntungan materi dari perbanyakan ciptaan tersebut, Demikian pula dengan memberi izin kepada pihak lain untuk memproduksi, memperbanyak dan menjual hasil copy-an ciptaan adalah bukan semata-mata karena perbuatan memberi izin saja melainkan pencipta/pemegang hak cipta juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari perbuatan tersebut. Hal ini memang wajar pencipta/pemegang hak cipta ikut serta mendapat bagian keuntungan, karena pihak yang diberi izin mendapatkan keuntungan dari penerimaan izin tersebut.10

b) Hak Moral

Berbicara tentang hak cipta tidak dapat dipisahkan dari masalah moral karena di dalam hak cipta itu sendiri melekat hak moral sepanjang jangka waktu perlindungan hak cipta masih ada. Masalah moral muncul disebabkan pada dasarnya

9 Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal 19

10 Gatot Supramono, op.cit, hal 45.

(12)

setiap orang mempunyai keharusan untuk menghormati atau menghargai karya cipta orang lain. Dengan kata lain, hak moral merupakan penghargaan moral yang diberikan masyarakat kepada seseorang karena orang tersebut telah menghasilkan suatu ciptaan atau karya tertentu yang bermanfaat bagi masyarakat. Penghargaan moral ini tidak dapat dinilai dengan uang, tetapi berwujud pemberian kekuasaan atau wewenang tertentu kepadanya untuk melakukan sesuatu dan orang lain tidak dapat dengan sesuka hatinya mengambil maupun mengubah karya cipta seseorang menjadi atas namanya

Hak moral adalah hak yang melindungi kepentingan pribadi atau reputasi pencipta. Hak moral melekat pada pribadi pencipta. Apabila hak cipta dapat dialihkan kepada pihak lain, maka hak moral tidak dapat dipisahkan dari pencipta dan penemu karena bersifat pribadi atau kekal. Sifat pribadi menunjukkan ciri khas yang berkenaan dengan nama baik, kemampuan dan integritas yang hanya dimiliki oleh pencipta atau penemu. Kekal artinya melekat pada pencipta atau penemu selama hidup bahkan setelah meninggal dunia.

Hak moral mempunyai dua asas, yaitu:11

a) Droit de paternite: pencipta berhak untuk mencantumkan namanya pada ciptaannya,

11Suyud Margono, Hukum dan Perlindungan Hak Cipta, Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 2003, hal 34.

(13)

b) Droit au respect: pencipta berhak mengubah judul maupun isi ciptaannya, jadi dia berhak mengajukan keberatan atas penyimpangan, perusakan, atau tindakan lainnya atas karyanya.

Sesuai dengan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014, hak moral merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri pencipta untuk :

a. Tetap mencantumkan atau tidak tidak mencantumkan namanya pada salinanan sehubungan dengan pemakaian ciptaanya untuk umum;

b. Menggunakan nama aliasnya atau nama samarannya;

c. Mengubah ciptannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;

d. Mengubah judul dan anak judul ciptaan; dan

e. Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya. (Distorsi ciptaan adalah tindakan pemutarbalikan suatu fakta atau identitas ciptaan. Mutilasi ciptaan adalah proses atau tindakan menghilangkan sebagian ciptaan. Modifikasi ciptaan adalah pengubahan atas ciptaan)

2. Masa Berlakunya Hak Cipta

Berbicara tentang masa berlakuknya suatu ciptaan berarti berbicara tentang hak pencipta sejak pertama kali mendaftarkan hal ciptaannya, dan sejak itulah hak cipta mulai berlaku. Pencipta resmi memiliki hak untuk menerbitkan ciptaanya, menggandakan ciptaannya, mengumumkan ciptaannya, dan melarang pihak lain untuk menggandakan dan/atau menggunakan secara komersial ciptaannya.

(14)

Tidak dapat dipungkiri juga masa berlaku dari suatu ciptaan akan berakhir ketika masa berlaku ciptaan tidak lagi dilindungi oleh peraturan-peraturan yang berlaku. Masalah berlakunya hak cipta tidak sama antara ciptaan yang satu dengan ciptaan yang lain karena dipengaruhi oleh sifat ciptaan dari kelompok hak ciptanya.

Ada dua macam sifat ciptaan yang sifatnya asli (original) dan sifat turunan (derivatif).

Masa berlakunya juga bergantung pada jenis ciptaan atau objek hak ciptanya, serta apakah objek itu diterbitkan atau tidak diterbitkan. Hak cipta berlaku dalam jangka waktu terbatas, dan lamanya berbeda-beda tiap negara. Sebagai suatu hak yang mempunyai fungsi sosial, maka hak cipta mempunyai masa berlaku tertentu. Hal ini untuk menghindari adanya monopoli secara berlebihan dari si pencipta.

Di Indonesia sendiri jangka waktu berlakunya suatu hak cipta diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak cipta adalah sebagai berikut:

a) Masa Berlakunya Hak Moral

Hak moral pencipta berlaku tanpa batas waktu dalam hal

a) Tetap mencantumkan atau tidak tidak mencantumkan namanya pada salinanan sehubungan dengan pemakaian ciptaanya untuk umum;

a) Menggunakan nama aliasnya atau nama samarannya;

b) Mengubah ciptannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;

c) Mengubah judul dan anak judul ciptaan; dan

d) Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya.

(15)

Hak moral pencipta berlaku selama berlangsungnya jangka waktu hak cipta atas ciptaan yang bersangkutan, yaitu dalam hal:

a) Mengubah ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;

b) Mengubah judul dan anak judul ciptaan c) Masa Berlaku Hak Ekonomi

Pasal 58 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menyatakan bahwa:

a. Perlindungan Hak Cipta atas Ciptaan:

1) Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;

2) Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;

3) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

4) Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

5) Drama, drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

6) Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;

7) Karya arsitektur;

8) Peta; dan

9) Karya seni batik atau seni motif lain,

Berlaku selama hidup pencipta dan terus berlansung selama 70 (tujuh puluh) tahu setelah pencipta meninggal dunia.

a) Dalam hal ciptaan dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih, perlindungan hak cipta berlaku selama hidup penciptanya yang meninggal dunia paling akhir dan berlansung selama 70 (tujuh puluh) tahun sesudahnya.

b) Perlindungan hak cipta atas ciptaan yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.

(16)

Pasal 59 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menyatakan bahwa:

a. Perlindungan Hak Cipta atas Ciptaan:

1) Karya fotografi;

2) Potret;

3) Karya sinematografi;

4) Permainan video;

5) Program komputer;

6) Perwajahan karya tulis;

7) Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

8) Termejahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;

9) Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program komputer atau media lainnya;

10) Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;

Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.

b. Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan berupa karya seni terapan berlaku selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.

Negara sebagai pemegang hak cipta atas ekspresi budaya tradisional mencakup salah satu atau kombinasi bentuk ekspresi sebagai berikut:

a) Verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa maupun puisi, dalam berbagai tema dan kandungan isi pesan, yang dapat berupa karya sastra ataupun narasi informatif;

b) Musik, mencakup antara lain vokal, instrumental, atau kombinasinya;

c) Gerak, mencakup antara lain tarian;

d) Teater, mencakup anatara lain pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat;

(17)

e) Seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang terbuat dari berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam, batu, keramik, kertas, tekstil, dan lain-lain atau kombinasinya; dan

f) Upacara adat;

Hak atas ciptaannya ditetapkan dalam Pasal 60 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 berlaku tanpa batas waktu, artinya berlaku sepanjang zaman.

Meskipun hak ciptanya berlaku sepanjang zaman, namun karena hak cipta atas ciptaan tersebut merupakan milik bersama (rescommunis), maka siapa pun dapat meniru atau memperbanyak ciptaan tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu dari negara sebagai pemegang hak cipta, asalkan yang bersangkutan adalah warga negara Indonesia karena ia ikut memiliki hak ciptanya. Sedangkan negara sebagai pemegang hak cipta atas ciptaan yang penciptanya tidak diketahui berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak ciptaan tersebut pertama kali dilakukan pengumuman.

B. Tinjauan Umum Tentang Software 1. Pengertian Software

Perangkat keras dan perangkat lunak sebuah komputer merupakan dua hal yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan. Hardware (perangkat keras) adalah aspek fisik yang dapat dilihat dan diraba. Software (perangkat lunak) adalah kumpulan perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam menjalankan pekerjaannya.

Tanpa adanya Software, komputer hanyalah sebuah mesin kosong yang tidak akan

(18)

berarti apa-apa. Komputer tidak mengerti bahasa manusia dan hanya mengerti bahasa mesin yang dihasilkan dari perangkat lunak Software merupakan perangkat lunak yang tidak dapat disentuh maupun dilihat wujud fisiknya. Sekalipun tidak berwujud fisik, keberadaan Software sangat penting. Istilah Software sebenarnya mengacu ke sekumpulan instruksi dan data komputer yang terorganisasi. Software dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman dan utilitas terkait.12

Dalam kamus istilah komputer disebutkan bahwa software adalah Program komputer yang dibuat untuk mengerjakan atau menyelesaikan masalah-masalah khusus, misalnya program pengolahan kata.13 Komputer tidak mungkin bisa bekerja tanpa adanya program yang dimasukkan ke dalamnya, program ini bisa berupa prosedur pengoperasian dari komputer itu sendiri ataupun prosedur dalam hal pemrosesan data, dan program-program inilah yang disebut software. Dalam artiyang luas, software bisa diartikan sebagai prosedur pengoperasian, contohnya proses pemasukan dokumen ke dalam disk, lagu yang sedang diputar, dll, keduanya merupakan software karena sedang mengoperasikan musik dan lagu tersebut.

Software menyediakan fungsi dasar untuk kebutuhan komputer. Beberapa fungsi komputer antara lain:14

1. Software berfungsi dalam mengatur berbagai hardware untuk bekerja secara bersama-sama.

12 https://www.termasmedia.com/lainnya/software/72-pengertian-software.html Diakses Tanggal 5 juni 2018.

13 Andino Maseleno, Kamus Istilah Komputer dan Informatika, Yogyajakrta,2003.Hal 9

14 www. Artikelsiana.com/Pengertian software, fungsi, dan jenis-jenisnya. Di akses pada 1 Juli 2018

(19)

2. Sebagai penghubung antara software-software yang lain dengan Hardware.

3. Sebagai penerjemah terhadap software-software lain dalam setiap instruksi- instruksi ke dalam bahasa mesin sehingga dapat di terima oleh hardware (perangkat keras).

Secara garis besar, Software dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain:

a. Sistem Operasi adalah perangkat lunak yang mengorganisasikan semua komponen mesin komputer. Beberapa contoh sistem operasi :

1) Macintosh 2) Linux 3) Unix

4) Microsft Windows

b. Program Aplikasi (Siap Pakai) adalah suatu program yang ditulis dalam bahasa pemrograman tertentu untuk diterapkan pada bidang tertentu. Program Aplikasi dibedakan dalam beberapa jenis aplikasi antara lain :

1) Pengolah kata (word processor), contohnya : Ms. Word, Word Star, Word Perfect

2) Pengolah angka (spread sheet), contohnya : Exel, Lotus, Quattro pro 3) Pengolah data (database), contohnya : Ms. Access, Dbase, Foxpro

(20)

4) Pengolah citra (drawing), contohnya : Adobe photoshop, Corel Draw, 3DStudio.

c. Program Bantu (Utility) adalah suatu program yang berfungsi untuk membantu sistem operasi.Contoh-Contoh Program Bantu (Utility) :

1) Mozilla firefox 2) Anti Virus 3) Winamp 4) FLV Player 5) PC Tools

d. Bahasa Pemrograman adalah suatu program yang berbentuk assambler compiler atau interpreter.Contoh-Contoh Bahasa Pemrograman :

1) ASP 2) HTML 3) Visual Basic 4) Pascal 5) Java 6) Delphi 7) PHP

2. Fungsi dan Jenis-Jenis Software

(21)

Software menyediakan fungsi dasar untuk kebutuhan komputer. Beberapa fungsi Software komputer antara lain.15

a) Software berfungsi dalam mengatur berbagai hardware untuk bekerja secara bersama-sama.

b) Sebagai penghubung antara Software yang lain dengan hardware

c) Sebagai penerjemah terhadap Software lain dalam setiap instruksi-instruksi ke dalam bahasa mesin sehingga dapat di terima oleh hardware (perangkat keras).

Ada beberapa jenis-jenis software sebagai berikut:

1) Freeware adalah perangkat lunak gratis yang dapat digunakan tanpa dengan batasan waktu. Freeware umumnya disumbangkan kepada komunitas- komunitas, namun memiliki hak sebagai pengembang dan pengontrol dalam pengembangan aplikasi selanjutnya. Freeware akan memberikan source kode (kode sumbernya) jika pengembang aplikasi berhenti mengembang produk freeware kepada pengembang lain atau mengumumkan freeware tersebut bebas untuk dikembangkan secara bersama-sama.

2) Shareware adalah perangkat lunak uji coba yang diberikan secara gratis dengan keterbatasan fitur-fitur tertentu seperi ketersediaan, fungsi, dan kenyaman yang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Shareware merupakan perangkat lunak uji coba yang bertujuan untuk memperkenalkan

15 https://www.nesabamedia.com/pengertian-software/ Diakses Tanggal 5 juni 2018.

(22)

perangkat lunak tersebut dan sebagai strategi marketing pengembangan aplikasi Shareware. Shareware disebut juga dengan Trialware.

3) Firmware adalah aplikasi perangkat lunak yang tersimpan di ROM (Read Only Memori). Firmware tidak dapat berubah walau tidak dialiri oleh listrik dan tidak dapat diubah tempat penyimpananya di ROM tetapi dapat dimodifikasi bergantung dari jenis ROM seperti EEPROM atau Flash ROM, masih dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.

4) Commercial Software adalah perangkat lunak untuk tujuan komersil yang dapat dibeli kepada pendistribusi, pengembang Software, atau kepada rekan pengembang Software. Pengguna yang membeli Software tersebut tidak dapat menyebarluaskan atau membagikan ulang Software secra bebas dan tanpa ijin penerbitnya akan diilegalkan. Contoh Software berbayar (Commercial Software) adalah Corel Draw, Adobe Photoshop, Microsoft Visual Basic NET.

Commercial Software dilindungi Undang-Undang Hak Cipta.

5) Free Software adalah perangkat lunak yang bebas untuk di utak atik baik itu bebas digunakan, disalin, dimodifikasi dan diubah dengan beberapa keharusan yang dapat dinikmati oleh pengguna-pengguna berikutnya. Dalam konsep kebebasan, setiap orang dalam perangkat lunak bebas ini, dapat mengkomersialkan dan mengambil keuntungan dari pendistribusian dan modifikasi kode sumbernya, serta dapat menyebarkan luas secara gratis.

Istilah Free Software diciptakan oleh Richard Stallman dan Free Software Foundation (organisasi nirlaba).

(23)

6) Open Source Software adalah perangkat lunak yang kode sumbernya untuk diubah, dipelajari, ditingkatkan, dan disebarluaskan karena sifat perangkat lunak sumber terbuka adalah pengembangan oleh suatu komunitas atau kelompok yang terbuka mengembangkan perangkat lunak sumber terbuka.

7) Malware adalah perangkat lunak yang diciptakan untuk merusak sistem komputer, jejaring komputer tanpa izin dari pemiliknya. Malware disebut sebagai perangkat perusak yang berasal dari kata Malicious dan Software.

(Istilah virus komputer digunakan sebagai sebutan dalam jenis perangkat perusak).

C. Tinjauan Umum Tentang Pembajakan

Menurut BSA (Business Software Alliance) adalah Pembajakan software adalah penyalinan atau penyebaran secara tidak sah atas software yang dilindungi Undang-Undang. Hal ini dapat dilakukan dengan penyalinan, pengunduhan, sharing, penjualan, atau penginstallan beberapa salinan ke komputer personal atau kerja.

Secara sederhana, membuat atau mendownload salinan tidak resmi dari software adalah tindakan melanggar hukum, tidak peduli berapa banyak salinan atau berapa orang yang terlibat.

Membuat beberapa salinan untuk teman, menyewakan disk, mendistribusikan atau mendownload software bajakan dari internet, maupun membeli satu program

(24)

software dan kemudian menginstalnya pada beberapa komputer, ini termasuk pembajakan.Tidak peduli apakah tindakan tersebut dilakukan untuk menghasilkan uang ataupun tidak, jika pelaku tertangkap melakukan tindakan tersebut maka dapat dituntut.

Pembajakan software digolongkan ke dalam beberapa jenis. Antara lain :16 1) Hardisk Loading

Jenis pembajakan software yang tergolong pada Hardisk Loading adalah pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh para penjual komputer yang tidak memiliki lisensi untuk komputer yang dijualnya, tetapi software-software tersebut dipasang (install) pada komputer yang dibeli oleh pelanggannya sebagai bonus. Hal ini banyak terjadi pada perangkat komputer yang dijual secara terpisah dengan software. Pada umumnya ini dilakukan oleh para penjual komputer rakitan atau komputer jangkrik (Clone Computer)

2) Under Licensing

Jenis pembajakan software yang tergolong pada Under Licensing adalah pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yang mendaftarkan lisensi untuk sejumlah tertentu, tetapi pada kenyataanya software tersebut dipasang (install) untuk jumlah yang berbeda dengan lisensi yang dimilikinya (bisanya dipasang lebih banyak dari jumlah lisensi yang dimiliki

16http://tekno.kompas.com/modus.operandi.pmbajakan.software.beserta.hukumannya.Diakses pada tanggal 5 juni 2018.

(25)

perusahaan tersebut. Misalnya, suatu perusahaan perminyakan dengan nama PT. A membeli lisensi produk AutoCAD dari perusahaan Autodesk. Perusahan tersebut membeli lisensi produk AutoCAD untuk 25 unit komputer diperusahaannya yang mempergunakan software AutoCAD sebagai aplikasi yang digunakan untuk menangani kebutuhan pekerjaan pada bidang perminyakan. Pada kenyataanya, PT A tersebut memiliki lebih dari 25 unit komputer yang menggunakan software AutoCAD, misalnya ada 40 unit komputer. PT. A tersebut telah melakukan pelanggaran Hak Cipta (Pembajakan software) dengan kategori Under Licensing untuk 15 unit computer yang dugunakan,yaitu dengan menggunakan software AutoCAD tanpa lisensi yang asli dari AutoDesk.17

3) Conterfeiting

Jenis pembajakan software yang tergolong pada Conterfeiting adalah pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan pembuat software-software bajakan dengan cara memalsukan kemasan produk (Packaging) yang dibuat sedemikian rupa mirip sekali dengan produk aslinya. Seperti CD Installer, Manual Book, Dus (Packagin), dll.

4) Mischanneling

Jenis pembajakan software yang tergolong pada Mischanneling adalah pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh suatu institusi yan menjualnya

17 https://pelanggaranpiracy.wordpress.com/pelanggaran-piracy/.Diakses pada tanggal 11 7 juni 2018

(26)

produknya ke institusi lain dengan harga yang relatif lebih murah, dengan harapan institusi tersebut mendapatkan keuntungan lebih (revenue) dari hasil penjualan software tersebut. Sebagai contoh misalnya Kampus B, bekerjasama dengan pihak Microsoft Indonesia untuk membeli lisensi produk Microsoft (Misalnya : Microsoft Windows Server 2007 sebanyak 10 Lisensi, Microsoft Windows XP Profesional sebanyak 100 Lisensi dan Microsoft Office 2007 Enterprise Editions sebanyak 100 Lisensi). Karena Kampus B merupakan salah satu instrukusi pendidikan (kampus), maka pihak Kampus B mendapatkan harga khusus dari Microsoft Indonesia untuk pembelian lisensi (Academic License) atau bisa disebut Microsoft Volume License (MVL). Untuk pembelian lisensi produk Microsoft Windows XP Profesional, Kampus B hanya membayar sebesar $ 2/Lisensi.

Kemudian untuk mendapatkan untung, melalui koperasi mahaiswa atau koperasi karyawannya pihak Kampus B menjual ke suatu perusahan software Windows XP.

Profesional berikut dengan lisensinya ke perusahan lain. Sebut saja perusahaan itu adalah PT A. Pihak Kampus B menjual software tersebut dengan harga $ 5/Lisensi. Padahal secara resmi kalau pihak PT. A untuk membeli satu lisensi produk software Microsoft Windows XP Profesional harus membayar $ 8/Lisensi.

5) End user copying

Jenis pembajakan software yang tergolong pada End user copying adalah pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau institusi yang memiliki 1 (satu) buah lisensi suatu produk software, tetapi software tersebut

(27)

dipasang (install) pada sejumlah computer jadi software tersebut bisa dipake berulang kali sampai menemukan update baru software tersebut tidak bisa dipake lagi.

6) Internet

Jenis pembajakan software banyak dilakukan dengan menggunakan media internet untuk menjual atau menyebarluaskan produk yang tidak resmi (bajakan), seperti software, lagu (musik), film (video), buku, dll dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (bisnis) hal ini sangat cukup mudah didapatkan karena kecanggihan teknologi sekarang.

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 40 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menyatakan pendaftaran ciptaan dianggap telah dilakukan pada saat diterimanya permohonan oleh

TANGGUNG JAWAB PENGELOLA MAL TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA YANG DILAKUKAN OLEH PENYEWA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK

Implementasi perlindungan hukum terhadap pemegang hak cipta atas karya cipta lagu ditinjau dari UU No 28 Tahun 2014, dimana undang-undang akan memberikan perlindungan sesuai

Program komputer merupakan salah satu bentuk hak cipta yang diberikan perlindungan secara hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

E0017412 PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG HAK CIPTA LAGU PADA APLIKASI STREAMING MUSIK SPOTIFY DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA.. Tujuan dari

Pasal 40 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menyatakan pendaftaran ciptaan dianggap telah dilakukan pada saat diterimanya permohonan oleh

68 PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG HAK CIPTA TERHADAP KEJAHATAN PEMBAJAKAN SOFTWARE KOMPUTER MENURUT UNDANG –UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA Siti Rahma1 Ilmu Hukum,

Pelanggaran terhadap Hak Cipta sudah sepatutnya dapat dikenakan sanksi pidana karena telah diakomodir dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta namun kembali lagi