• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) ANTARA INDONESIA DENGAN SINGAPURA DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) ANTARA INDONESIA DENGAN SINGAPURA DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) ANTARA INDONESIA DENGAN SINGAPURA DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

EXECUTIVE SUMMARY

Disusun Oleh:

KELVIN RIVALDI NPM :1910012111254

PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG 2023

Reg.No.06/HI/VIII-2023

(2)

(3)

(4)

JURIDICAL REVIEW OF THE FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) AGREEMENT BETWEEN INDONESIA AND SINGAPORE IN AN INTERNATIONAL LEGAL PERSPECTIVE

(5)

2

Kelvin iRivaldi1, iDwi iAstuti iPalupi, iS.H., iM.Hum1

1 iLegal iStudies iProgram, iFaculty iof iLaw, iUniversity iBung iHatta iPadang Email: [email protected]

ABSTRACT

Flight Information Region (FIR) is a certain airspace that functions to provide flight area information. FIR is one of the important matters for air traffic which is determined based on aviation safety considerations, the issues studied are (1) What is the AgreementFlight Information Region (FIR) Indonesia and Singapore (2) What is the impactFlight Information Region (FIR) Singapore against Indonesia's security and sovereignty. This study uses normative juridical by analyzing international and national rules regardingFlight Information Region. iBy iusing iprimary legal imaterials iin ithe iform iof ilaws iand regulations iand itheories ithat ihave ibeen iprovided. iThe conclusions iof ithe iresults iof ithis istudy: i(1) The iexistence iof ithe iSingapore iFIR ibased ion ithe i1995 Indonesia-Singapore iAgreement ihas icaused many iobstacles ior iproblems ifrom iboth ithe ipolitical iand defense isecurity iaspects, ibecause ithe control of iIndonesian iairspace, iespecially ithose iin ithe airspace over ithe iRiau iand iNatuna iislands, iis iunder control. iSingapore i(ATC iSingapore). iIn i1946 ithe waters iaround iand iaround iNatuna iwere ipart iof the ihigh iseas iand iwere inot iincluded iin ithe territory iof ithe iState iof iIndonesia. i(2) iThe iinfluence iof Singapore's iFIR ion iIndonesia's isovereignty and isecurity ican ibe iseen ifrom iIndonesia's iairspace iin the iRiau iArchipelago, iwhich iis ia istrategic airspace ibecause iit iborders ithree icountries iand iis located iin ithe iMalacca iStraits. iIt iis ithis strategic ivalue ithat imakes ithe ipresence iof iFIR iin ithe airspace iof ithe iRiau iArchipelago imeaningful for ithe ithree icountries, iIndonesia, iMalaysia iand Singapore.

Keywords: iIndonesian, iSingapore, iFlight iInformation iRegion, iSovereignty, iSecurity.

I. PENDAHULUAN A. Latar iBelakang

FIR merupakan wilayah udara tertentu yang berfungsi untuk menyediakan informasi wilayah penerbangan.1 iFIR imenjadi isalah isatu ihal iterpenting idalam ilalu ilintas iudara iyang iditentukan iberdasarkan ipertimbangan ikeselamatan ipenerbangan. iFIR iadalah ilayanan iyang ididirikan idan idisiapkan iuntuk imemberikan inasihat idan iinformasi

ikomprehensif iyang iberguna ibagi

ikeselamatan idan iefisiensi ilalu ilintas iudara.2 iSelain iitu, itujuan isosialisasi iFIR

iadalah iuntuk imenjamin ikeselamatan

ipenerbangan isebagaimana iditetapkan ioleh inegara-negara ianggota iInternational iCivil iAviation iOrganization i(ICAO). iIndonesia isendiri itelah imenjadi ianggota iICAO isejak iApril i1950.

Pada iPasal i2 iPerjanjian isudah dipengaruhi ibahwa iIndonesia mendelegasikan ruang iudara iIndonesia iguna ianugerah pelayanan inavigasi ipenerbangan i(kemudian lintas iudara) ikepada iFIR iSingapura. iHal-

1 Yanyan Mochamad Yani, Ian Montratama, Ikrardhi Putera, 2017, Langit Indonesia Milik Siapa?

Makna Strategi Pengendalian Wilayah Udara (FIR) Indonesia-Singapura, PT. Gramedia, Jakarta, hlm. 16

2 Muhammad Fitrah Zulkarnain, 2018, Flight Information Region (FIR) Singapura Dan Dampaknya Terhadap Kedaulatan Dan Keamanan Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Makassar, hlm. 2

hal ipenting ipada iperjanjian itersebut iartinya bahwa idasar ipenetapan ibatas iyg idibuat sesuai imenggunakan iketentuan iUnited Nations iConvention iOn iThe iLaw iOf iThe Sea i(UNCLOS) iTahun i1982 idan i Indonesia mendelegasikan itanggung ijawab ipemberian i pelayanan inavigasi ipenerbangan ipada isektor A ipada iSingapura iberasal ipermukaan bahari hingga imenggunakan iketinggian i37.000 i(3 puluh itujuh iribu) ifeet, isedangkan ipada sektor iB idari ipermukaan ibahari ihingga tidak iterhingga i(unlimited iheight) idan i sektor iC itidak itermasuk ipada iperjanjian tersebut. ikeluarnya ikebijakan ipendelegasian ruang iudara iIndonesia itadi isebab ipada waktu iitu iIndonesia ibelum imampu mengontrol ipenerbangan idi iatas ikepulauan Riau idan i iNatuna ikarena iketerbatasan teknologi idan i iasal iDaya iinsan i(sdm).

Kebijakan imembentuk iperjanjian iyg dilakukan ioleh ipemerintah iIndonesia ipada waktu iitu iberdasar ipada iketentuan iAnnex

11 ikonvensi iChicago i1944, idimana

iIndonesia ibisa imendelegasikan iruang

iudaranya iguna ianugerah ipelayanan

inavigasi ipenerbangan iapabila ibelum

imampu ibuat imengontrolnya.3 B. RUMUSAN iMASALAH

1. Bagaimanakah Perjanjian Flight Information Region (FIR) Indonesia dan Singapura?

3 Ibid

(6)

2. Bagaimanakah dampak Flight Information Region (FIR) Singapura terhadap keamanan dan kedaulatan Indonesia?

C. TUJUAN iPENELITIAN

1. Untuk menganalisis erjanjian Flight Information Region (FIR) Indonesia dan Singapura.

2. Untuk menganalisis dampak Flight Information Region (FIR) Singapura terhadap keamanan dan kedaulatan Indonesia.

II. METODE iPENELITIAN A. Jenis iPenelitian

Jenis ipenelitian iyang ipenulis igunakan idalam itulisan iini iadalah ipenelitian iyuridis inormatif. iPenelitian iyuridis inormatif iadalah ipenelitian ihukum ikepustakaan.

B. Jenis iData

1. Bahan iHukum iPrimer

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

c. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pengesahan Konvensi Chicago 1994.4

d. Region Air Navigation (RAN) Meeting I Tahun 1973 oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).

e. United Nations Convention On The Law of The Sea (UNCLOS).

2. Bahan iHukum iSekunder i 3. Bahan iHukum iTersier C. Teknik iPengumpulan iData

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research, artinya sebuah teknik dengan mengkaji buku-buku atau kitab-kitab terkait dengan penelitian ini yang berasal dari perpustakaan (bahan pustaka).

1. Perpustakaan Wilayah Sumatera Barat 2. Perpustakaan Universitas Andalas 3. Perpustakaan Fakultas Hukum

Universitas Andalas

4 Humaizah, Jurnal: “Eksistensi Uni Eropa Sebagai Organisasi Supranasional”, ADLN- Perpustakaan Universitas Airlangga, https://repository.unair.ac.id/12516/1/gdlhub-gdl-s1- 2014-huzzaimah-31408-6.abstr-k.pdf

4. Perpustakaan Universitas Bung Hatta 5. Perpustakaan Fakultas Hukum

Universitas Bung Hatta.

D. Analisa iData 1. Pengolahan iData

a. Editing b. Coding 2. Analisis iData

Analisis idata imerupakan ipenyusunan iterhadap idata iyang itelah idiolah iuntuk imendapatkan isuatu ikesimpulan. iData iyang itelah idiperoleh idari ihasil imemilah idata iakan idisajikan isecara iteratur idan isistematis. iDataakan idiolah isecara iyuridis ikualitatif

III. HASIL iPENELITIAN iDAN iPEMBAHASAN

A.

Perjanjian iFlight iInformation iRegion i(FIR) iIndonesia idan iSingapura

Pengaruh iPengelolaan iFIR iKepulauan iNatuna idan iRiau ioleh

iSingapura iBerdasarkan iTeori

iKedaulatan iNegara iBerdasarkan

iKonvensi iInternasional iHukum iUdara ike-2 iatau idikenal idengan iKonvensi iParis iII ithun i1919 iyang imenggadopsi iadagium iRomawi, ieutus iest isolum, ieius iusqe iad icoelom iet iad iinferos, iyang ibermakna isiapa iyang imenguasai i

tanah, imaka iberhak imemiliki isegala iyang iada idiatasnya idan ididalamya.

iMaka ikedauatan inegara iatas iruang iudara idirumuskan isebagai i“The ihigh icontracting istates irecognize ithat iever ipower ihas icomplete iand iexclusive iover ithe iairspace iabov iits iterritory”

iyang iberarti ibahwa inegara

imelaksanakan ihak-haknya isampai ipada isuatu iketinggian idimana iia imasih imemilki ikontrol iefektif iterhadap iruang iudaranya. iTujuan iutama iperjanjian iitu i

adalah iuntuk imenegakkan ikedaulatan i

negara iterhadap iruang iudara idiatas iwilayahnya.5

B.

Dampak iFlight iInformation iRegion

i(FIR) iSingapura iterhadap

ikeamanan idan ikedaulatan iIndonesia 1. Aspek iKedaulatan

Wilayah iudara iIndonesia idi Kepulauan iRiau imerupakan iwilayah udara istrategis ikarena iberbatasan dengan itiga inegara idan iterletak pada

5 Diederiks-Verschoor, (1991), Persamaan dan Perbedaan antar Hukum Udara dan Hukum Ruang Angkasa, Sinar Grafika, Jakarta.

(7)

jalur iSelat iMalaka. iNilai istartegis inilah iyang imembuat ikeberadaan FIR idi iwilayah iudara iKepulauan Riau iini iberarti ibagi itiga inegara, Indonesia, iMalaysia, idan iSingapua.

Kepentingan itiga inegara ibertubrukan di iwilayah iini isehingga idaerah iini disebut isebagai icritical iborder.

Maka, ikasus ipendelegasian iFIR iini juga imerupakan imasalah ikedaulatan.

2. Aspek iKeamanan

Kehilangan ikontrol iatas iruang udara iyang iberada idalam ikedaulatan negara imemiliki idimensi ipolitik idan pertahanan ikeamanan inegara, diantaranya iterdapat ipembatasan keleluasaan idalam ipatroli ipenegakan hukum iyang idilakukan ioleh iTNI

dan ipesawat inegara ilainnya,

terutama iterkait idengan ikewajiban permintaan iizin ibagi ipesawat ipatroli tersebut ikepada iCAAS. iDalam Pasal 5 iPerjanjian iIndonesia iSingapura Tahun i1995 itelah iditetapkan ibahwa apabila iPemerintah iIndonesia bermaksud imelaksanakan ikegiatan misalnya ioperasi ipertolongan idan latihan imiliter iyang iakan mempengaruhi ipara ipengguna iruang udara iyang itelah ididelegasikan ike Singapura, imaka iDirektorat iJenderal Perhubungan iUdara iIndonesia iakan memberitahukan ikepada iBadan Penerbangan iSipil iSingapura iatas kegiatan itersebut isesuai idengan ketentuan iICAO. iSelanjutnya iBadan Penerbangan iSipil iSingapura iakan memberitahukan ikepada iseluruh penerbangan isipil iinternasional mengenai ikegiatan itersebut isesuai ketentuan iICAO.

IV. PENUTUP A. Simpulan

1. Keberadaan iFIR iSingapura iberdasarkanPerjanjian iIndonesia

iSingapura iTahun i1995 itelah

ibanyak imenimbulkan ikendala iatau ipermasalahan ibaik idari iaspek

ipolitik imaupun ipertahanan

ikeamanan, ikarena ipengendalian ruang iudara iIndonesia ikhususnya yang iberada idi iruang iudara idi iatas kepulauan iRiau idan iNatuna iada pada ikontrol iSingapura i(ATC Singapura). iPada itahun i1946 wilayah iperairan idan isekitar Natuna merupakan ibagian idari ilaut ibebas

(high iseas) idan ibelum itermasuk ike dalam iwilayah i(territory) iNegara Indonesia. iOleh ikarena iitu, inegara Indonesia idipandang ibukan isebagai pihak iyang imemiliki ikepentingan atas iwilayah iperairan idan kepulauan Natuna, isehingga ipada isaat inegara- negara ianggota iICAO imelakukan penentuan imengenai iotoritas imana yang idapat idiberikan itanggung jawab iatas ipenyediaan ipelayanan jasa ipenerbangan i(Air iTraffic Services/ATS) iterhadap iFIR idi iatas kepulauan iRiau idan iNatuna, imaka mereka imenunjuk ikepada Singapura, salah isatu inegara ipersemakmuran (commonwealth) iInggris, iuntuk melakukan ipengelolaan iFIR. i 2. Pengaruh ikeberadaan iFIR Singapura

bagi ikedaulatan idan ikeamanan Indonesia ibisa idilihat idari iwilayah udara iIndonesia idi iKepulauan iRiau merupakan iwilayah iudara istrategis karena iberbatasan idengan itiga negara idan iterletak ipada ijalur Selat Malaka. iNilai istartegis iinilah iyang membuat ikeberadaan iFIR idi wilayah iudara iKepulauan iRiau iini berarti ibagi itiga inegara, iIndonesia, Malaysia, idan iSingapua.

Kepentingan itiga inegara bertubrukan idi iwilayah iini sehingga daerah iini idisebut isebagai icritical border. iDisamping iitu, iperjanjian kerjasama imiliter iIndonesia idan Singapura iyang iditerapkan idalam Military iTraining iArea idan Defence Cooperation iAgreement imerugikan pertahanan ikeamanan iIndonesia.

Dilihat idari iketerlibatan inegara ketiga idi idalam ikerjasama iMTA

dan ikebijakan iDCA idimana

Angkatan ibersenjata iSingapura berhak imengadakan ilatihan idengan negara iketiga idengan iseizin Indonesia.

B. Saran

1. Mengajak iPemerintah iSingapura untuk imengkaji iulang iperjanjian Agreement iBetween ithe Government iof ithe iRepublic iof Indonesia iand ithe iGovernment iof the iRepublic iof iSingapore ion ithe Realignment iof ithe iBoundary between ithe iSingapore iFlight Information iRegion iand ithe

(8)

Jakarta iFlight iInformation iRegion dan iMinutes iof iDiscussion (MoD).

Perjanjian itersebut iperlu idikaji ulang ioleh ikedua inegara isebab perjanjian itersebut itelah imelewati batas iwaktu idan ibanyak merugikan iIndonesia.

2. Perlu idiadakan ikerjasama ilebih lanjut iatau ikajian ilebih ilanjut mengenai iMTA idan iDCA, iuntuk kemudahan ikoordinasi iantara pihak sipil idan idemi ifleksibilitas imiliter kedua inegara, iserta iberguna mengatasi ipermasalahan idari adanya ikeluhan idari ipenerbang baik isipil imaupun imiliter Indonesia.

DAFTAR iPUSTAKA A. BUKU-BUKU

Yanyan iMochamad iYani, iIan iMontratama, iIkrardhi iPutera, i2017, iLangit iIndonesia iMilik iSiapa? iMakna

iStrategi iPengendalian iWilayah

iUdara i(FIR) iIndonesia-Singapura, iPT. iGramedia, iJakarta.

Muhammad iFitrah iZulkarnain, i2018, iFlight iInformation iRegion i(FIR)

iSingapura iDan iDampaknya

iTerhadap iKedaulatan iDan

iKeamanan iIndonesia, iFakultas

iIlmu iSosial iDan iIlmu iPolitik iUniversitas iHasanuddin, iMakassar.

Diederiks-Verschoor, i(1991), iPersamaan

dan iPerbedaan iantar iHukum

Udara idan iHukum iRuang Angkasa, iSinar iGrafika, iJakarta.

B. PERATURAN iPERUNDANG- UNDANGAN

Undang-Undang iRepublik iIndonesia iNomor

1 iTahun i2009 itentang

Penerbangan.

Konvensi iChicago i1944.

Region iAir iNavigation i(RAN) iMeeting iI Tahun i1973 iOleh iInternational Civil iAvitation iOrganization (ICAO) iKawasan iAsia iPasifik.

C. SUMBER iLAIN

Humaizah, iJurnal: i“Eksistensi iUni iEropa Sebagai iOrganisasi Supranasional”, ADLN-Perpustakaan iUniversitas Airlangga,

UCAPAN iTERIMA iKASIH

Di idalam ipenulisan iskripsi, ipenulis imenyadari ibahwa idalam ipenulisan idan ipenyajian iskripsi iini ibanyak iterdapat ikekurangan ibila iditinjau idari isegi iilmiah imaupun idari isegi itata ibahasa, idikarenakan iketerbatasan iyang ipenulis imiliki. iPenulisan iskripsi iini idapat idiselesaikan idengan ibaik iberkat ibantuan idan ibimbingan iserta iarahan idari iDosen iPembimbing iyaitu iIbu iDwi

iAstuti iPalupi, iS.H., iM.H. iselaku

iPembimbing idan ijuga iseluruh iteman-teman iterdekat iyang itidak idapat idisebutkan isatu ipersatu, iskripsi iini itidaklah idapat idiselesaikan.

iUntuk iitu iizinkan ipenulis imengucapkan iterima ikasih iyang itak iterhingga isemoga ibantuan itersebut imenjadi iamal iibadah idan idibalas idengan ikebaikan ioleh iAllah iSWT.

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa karya tulis dengan judul : Kajian Yuridis Kekuatan Hukum Memorandum of Understanding (MoU) Indonesia-Singapura tentang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melalui segala rintangan dan hambatan guna

Agus Pramono, Jurnal Nasional Pelayanana Navigasi Penerbangan (FIR) di Ruang Udara Wilayah Negara berdaulat dalam Seminar Nasional di Semarang Fakultas hukum Universitas

Warga negara miskin di Singapura semakin terhimpit oleh terlalu tingginya biaya kesehatan. Ironisnya, Singapura merupakan Negara maju yang sangat terkenal dengan

Kejahatan untuk itu yang bersangkutan telah diputus bersalah atau di bebaskan, kecuali apabila dalam statuta karena keadaan tertentu ada ketentuan yang memungkinkan untuk itu;

Pesawat yang terbang dari Malaysia Barat menuju Malaysia Timur dan sebaliknya perlu melewati wilayah Indonesia, untuk itu dibuat Perjanjian antara Indonesia dan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Tinjauan Yuridis Mengenai Pengelolaan Flight Information Region (FIR) Kepulauan Natuna dan Riau

Pesawat yang terbang dari Malaysia Barat menuju Malaysia Timur dan sebaliknya perlu melewati wilayah Indonesia, untuk itu dibuat Perjanjian antara Indonesia dan