• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN DARI SEGI KULINER DI KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN DARI SEGI KULINER DI KOTA "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hal ini terlihat dari peraturan perundang-undangan yang mengatur hal tersebut yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (“UUPK”)12. 12Kurniawan, UU Perlindungan Konsumen: Permasalahan Kedudukan dan Kekuasaan Keputusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), Brawijaya University Press, 2011, Hal.42.. 13Bandingkan pertimbangan pada huruf d. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Perumusan Masalah

Jika melihat UUPK, terdapat beberapa pasal yang mengatur perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha, kewajiban pelaku usaha, serta hak dan kewajiban konsumen. Tesis ini akan memberikan pembahasan mengenai permasalahan yang dihadapi konsumen di restoran dan upaya perlindungan hukum bagi konsumen dan terkait dengan restoran. Oleh karena itu, penulis memberi judul skripsi ini TINJAUAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN KULINER DI KOTA WISATA BERASTAGI (Penelitian Pada Restoran Muslim Gundaling).

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hipotesis

2 Dari segi kondisi geografis, Restoran Muslim Gundaling tidak jauh dari Gunung Sinabung. Dengan demikian, kendala dalam penerapan perlindungan konsumen pada Restoran Muslim Gundaling terletak pada keamanan dan kebersihan yang dirasakan konsumen. Konsumen takut karena kondisi Gunung Sinabung tidak stabil dan debu letusan beterbangan sehingga bisa hinggap di makanan dan masuk ke saluran pencernaan.

3 Perjanjian yang ditawarkan dengan perlindungan hukum bagi konsumen diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan ketentuan 1 ayat 1 undang-undang tentang perlindungan konsumen dikatakan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya untuk menjamin kepastian hukum untuk memberikan perlindungan hukum kepada konsumen.

TINJAUAN PUSTAKA

Perihal Perlindungan Konsumen

  • Sejarah Perlindungan Konsumen
  • Pengertian Konsumen
  • Pengertian Perlindungan Konsumen
  • Sumber Hukum Perlindungan Konsumen
  • Hak dan Kewajiban Konsumen
  • Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

Yang dimaksud dengan konsumen adalah setiap orang atau pengguna barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, atau makhluk hidup lain, dan tidak untuk diperdagangkan.” “Konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan dirinya sendiri, keluarganya, orang lain, atau makhluk hidup lain, dan tidak untuk diperdagangkan.” Yang dimaksud dengan subyek konsumen adalah setiap orang yang berstatus sebagai pengguna barang dan/atau jasa.

Tersedia di perusahaan Artinya barang dan/atau jasa yang ditawarkan kepada perusahaan harus tersedia di pasar. Dalam undang-undang no. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, hak-hak konsumen juga tercantum dalam Pasal 4 UUPK. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan adil mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

Hak untuk menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan mengenai syarat dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; Hak untuk memulihkan nama baik seseorang apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen bukan disebabkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; Sedangkan kewajiban pelaku usaha sesuai ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Memberi pampasan, kerosakan dan/atau penggantian bagi kerugian yang timbul daripada penggunaan, penggunaan dan penggunaan barangan dan/atau perkhidmatan yang diperdagangkan. Memberi pampasan, kerosakan dan/atau penggantian apabila barangan dan/atau perkhidmatan yang diterima atau digunakan tidak mengikut perjanjian.

Pengertian Kota dan Wisata

  • Pengertian Kota
  • Pengertian Wisata Kota

Dari pengertian kota dari berbagai aspek di atas dapat disimpulkan bahwa kota adalah suatu permukiman yang pemukimannya relatif padat dengan jumlah penduduk yang heterogen dan relatif padat serta mengutamakan perdagangan. Wisata kota merupakan suatu kegiatan untuk menarik wisatawan dalam dan luar negeri dengan menawarkan akomodasi dan program kunjungan ke tempat-tempat menarik di kota (Inskeep, 1991). Secara hukum, kota telah menjadi tujuan wisata terpenting di dunia sejak tahun 1980an.

Orang-orang datang ke suatu kota untuk tujuan yang berbeda-beda: bisnis, hiburan dan rekreasi, mengunjungi keluarga dan kerabat, atau urusan pribadi lainnya. Orang-orang yang pergi ke suatu kota untuk urusan bisnis meluangkan waktu untuk mengunjungi museum, mencari kuliner atau galeri seni di kota yang dikunjunginya. Biasanya wisata perkotaan mempunyai ciri khas lain yang berbeda dengan wisata pada umumnya, dimana objek wisata tersebut ditujukan hanya untuk mereka yang melakukan perjalanan.

Misalnya saja pusat wisata di Berastagi yang menawarkan wisata alam terindah yang wajib dikunjungi seperti pemandian air panas, mengunjungi Gunung Sinabung, lalu ada wahana taman hiburan salah satunya wahana yang paling terkenal di Berastagi yaitu Mickey Holiday, dan jangan lupakan wisata sejarah di Karo Jangan lupakan Museum Pusaka Berastagi.

Pengertian Rumah Makan dan Restoran

  • Pengertian Rumah Makan
  • Pengertian Restoran
  • Ketentuan Pendirian Restoran
  • Aturan Hukum Rumah Makan dan Restoran
  • Sanksi Rumah Makan dan Restoran
  • Data Rumah Makan dan Restoran di Berastagi

Pengertian restoran juga diatur dalam Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor dan Minuman.Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan restoran, yang dimaksud dengan restoran adalah suatu jenis usaha jasa katering yang sebagian atau seluruhnya berlokasi pada suatu bangunan tetap yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, dan penjualan makanan dan minuman kepada umum di tempat tersebut. usaha.66.24 Tahun 1979, Restoran merupakan suatu bidang usaha yang termasuk dalam bidang pariwisata, dan pengembangannya dipercayakan kepada pemerintah daerah tingkat pertama.

Namun untuk mencapai kesatuan tata cara pengaturan dan pengelolaan urusan restoran, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor: KM73/PW 105/MPPT-85 tentang Pengaturan Urusan Restoran. Berdasarkan keputusan tersebut maka pengelolaan dan pengawasan restoran dilakukan oleh Gubernur, sedangkan tata cara pengawasannya ditetapkan oleh Gubernur selaku kepala daerah tingkat I. Jadi, untuk dapat mengoperasikan restoran harus memiliki izin lokasi. . dan izin usaha yang masing-masing ditetapkan oleh Gubernur selaku Ketua Daerah. Tingkat

Peraturan Menteri Kesehatan no. 1098/Menkes/SK/2003 tentang Persyaratan Sanitasi dan Higienis Rumah Makan dan Rumah Makan, Pasal 2(1): Setiap rumah makan dan rumah makan wajib mempunyai izin usaha dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Untuk memperoleh izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penginapan dan restoran harus memiliki sertifikat kebersihan dan sanitasi yang baik bagi restoran dan rumah makan yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Sanksi tersebut tidak hanya terbatas pada ketidakikutsertaan harga, terdapat juga sanksi hukum bagi restoran dan/atau rumah makan yang melanggar ketentuan higiene dan sanitasi yang tertulis dalam Pasal 13 ayat (2) Permenkes No. 1098/MENKES/SK/VII/2003 yaitu sanksi administratif dapat berupa teguran lisan, tertulis bahkan pencabutan sertifikat. Sedangkan ketentuan sanksi hukum atas pelanggaran sertifikasi katering dan/atau restoran tertuang dalam Pasal 16 ayat (2) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No. 12 Tahun 2014, yaitu sanksi administratif berupa teguran tertulis, pembatasan kegiatan katering dan/atau katering makanan, dan pembekuan atau pembatalan tanda daftar kegiatan wisata (TDUP).

Tabel 1. Banyaknya Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten Karo Tahun 2013-2017
Tabel 1. Banyaknya Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten Karo Tahun 2013-2017

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

  • Waktu penelitian
  • Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Restoran Muslim Gundaling dengan cara mewawancarai pemilik Restoran Berastagi dan memberikan daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) kepada pengunjung restoran tersebut.

Metodologi Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data

Lokasi penelitian dilakukan di rumah makan Muslim Gundaling, mewawancarai pemilik rumah makan Berastagi dan memberikan daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) kepada para pengunjung restoran tersebut... secara individu sebagai hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. . . Wawancara tidak terstruktur merupakan jenis wawancara yang hanya berisi rangkuman dari apa yang akan ditanyakan.74 Peneliti akan melakukan wawancara kepada pihak manajemen Restoran Muslim Gundaling untuk memperoleh data tertentu, apalagi jika data yang diperoleh melalui metode dokumentasi kurang jelas. Undang-undang perlindungan konsumen tidak hanya mengatur hak konsumen saja, namun juga mengatur hak dan kewajiban antara pelaku usaha dengan konsumen.

Hubungan antara pelaku usaha dan konsumen harus seimbang, karena undang-undang juga mengatur hak dan kewajiban antara pelaku usaha dan konsumen. Sehingga konsumen selalu menanyakan informasi mengenai bahan apa saja yang digunakan restoran tersebut untuk menyiapkan makanan yang dipesannya. Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada masyarakat berupa perlindungan konsumen dan dalam hal penerapan persyaratan Label Halal sangat diperlukan bagi para pelaku usaha, sehingga dalam hal ini pemerintah harus menekan biaya pembuatan label halal bagi para pelaku usaha restoran di daerah kecil, khususnya Berastagi.

Bahan makanan dibeli langsung dari pedagang yang sudah menjadi pengunjung tetap restoran tersebut, sehingga kesegaran dan kebersihannya tetap terjaga. Setelah proses pembelian selesai, barang kemudian diangkut dengan angkutan umum yang sudah menjadi langganan dan diantar ke restoran, kemudian barang tersebut disortir seperti bahan sembako seperti ikan, ayam, cumi, udang. . sedang diolah, harus dicuci, pertama-tama pastikan bersih, jika bahan sedang tidak dipakai maka pegawai mencucinya terlebih dahulu, lalu membungkusnya dengan rapi dan menatanya, lalu segera menaruhnya. di dalam kulkas agar tetap segar dan tahan lama. Setiap kali tamu keluar dari restoran, meja dan lantai selalu dibersihkan agar tidak menimbulkan kesan kotor.

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian

  • Sejarah dan Perkembangan Rumah Makan Gundaling
  • Lokasi dan Letak Rumah Makan Gundaling
  • Bentuk Perlindungan Hukum Rumah Makan Gundaling
  • Hambatan Perlindungan Konsumen Rumah Makan Gundaling
  • Peraturan Wisata Kuliner

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Perlindungan hukum terhadap konsumen berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 sebenarnya tidak menjadi kendala bagi pelaku usaha, namun sangat penting karena mengatur keselamatan dan keamanan konsumen pada saat konsumen menggunakan produk, jasa dan/atau barang yang disediakan. ditawarkan oleh konsumen. pelaku usaha. Regulasi yang telah disetujui akan menjadi pedoman bagi semua pihak dalam praktik wisata kuliner.

Saran

Pelaku usaha harus menyadari pentingnya konsumen untuk menjaga kelangsungan usahanya, oleh karena itu diperlukan label Halal dari MUI agar semakin banyak konsumen yang mengunjungi usaha tersebut. Bahan makanan seperti sayur mayur, daging, bumbu-bumbu dibeli di pasar setiap hari pada pagi hari Air yang digunakan untuk memasak dan mencuci menggunakan air PAM, setiap pegawai yang hendak menyentuh bahan makanan wajib mencuci tangan terlebih dahulu untuk memastikan tangannya bersih dan bebas bakteri setiap menggunakan sayur dan buah sebelum memegangnya terlebih dahulu. dicuci untuk memastikan kebersihannya.

Permasalahan sampah makanan kita atasi dengan memilah jenis sampah dan sisa makanan setiap hari dengan memisahkan sampah organik seperti sisa makanan dan bahan non organik seperti plastik, puntung rokok dan lain-lain.

Gambar

Tabel 1. Banyaknya Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten Karo Tahun 2013-2017
Foto para pengunjung Rumah Makan Muslim Gundaling:

Referensi

Dokumen terkait

Ke-8 Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan