• Tidak ada hasil yang ditemukan

tinjauan yuridis terhadap hukuman tindak pidana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "tinjauan yuridis terhadap hukuman tindak pidana"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis hukum dalam penjatuhan sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkoba yang dilakukan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Untuk mengetahui dan menganalisis kendala-kendala yang dihadapi dalam proses penyidikan anggota POLRI yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkoba.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum pidana di Indonesia khususnya mengenai proses pengaturan dan sanksi terhadap anggota POLRI sebagai pelaku penyalahgunaan narkoba yang kedapatan menggunakan narkoba sehubungan dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba. Kajian ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai proses hukum penerapan sanksi terhadap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai pelaku kejahatan narkoba yang akan diputuskan oleh Pengadilan Negeri Surabaya di kemudian hari dalam proses penegakan hukumnya. Penelitian yang berbentuk skripsi ini diharapkan dapat memberikan solusi atau solusi terhadap permasalahan objek yang diteliti sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam situasi hukum, kemudian diharapkan dapat memberikan penjelasan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan pihak lain untuk dapat memahami dan mengetahui sudut pandang hukum yang diteliti mengenai objek permasalahan.

Kajian Pustaka

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian ofensif dibatasi, yaitu: “Perbuatan yang dapat dikenakan hukum karena merupakan pelanggaran hukum pidana.” Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditentukan jenis-jenis tindak pidana yang terdiri atas tindak pidana dan tindak pidana, tindak pidana formil dan tindak pidana substantif, tindak pidana yang tidak disengaja dan tindak pidana yang tidak disengaja, serta tindak pidana aktif dan pasif. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi yang sangat tinggi menimbulkan ketergantungan.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang mempunyai khasiat untuk pengobatan dan digunakan sebagai upaya terakhir serta dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi yang tinggi menimbulkan ketergantungan. Narkotika golongan III adalah narkotika yang mempunyai daya ketagihan ringan namun berguna dan efektif untuk pengobatan dan penelitian.

Metode Penelitian

Pendekatan analitis terhadap bahan hukum berarti pemeriksaan konseptual terhadap makna istilah-istilah yang digunakan dalam peraturan hukum dan penggunaannya dalam praktik dan keputusan hukum.

Sumber Bahan Hukum

Sistematika Penulisan

HUKUMAN DALAM MEMUTUSKAN PERKARA TINDAK PIDANA

Tindak pidana terkait narkoba merupakan tindak pidana khusus, karena tindak pidana narkoba tidak menggunakan KUHP sebagai landasan pengaturannya, melainkan menggunakan UU No. 22 dan tidak. 5 Tahun 1997 tentang Narkotika dan Psikotropika. Secara umum hukum acara yang digunakan mengacu pada tata cara yang digunakan dalam KUHAP, namun terdapat beberapa pengecualian sebagaimana ditentukan dalam UU Narkotika dan Psikotropika.2 Tindak pidana penyalahgunaan narkotika untuk diri sendiri diatur dalam Pasal 127 UU No. Ditinjau dari diterimanya sanksi pidana oleh aparat POLRI yang melakukan tindak pidana narkoba sudah tepat dan dapat dikatakan bahwa aparat kepolisian yang menyalahgunakan penggunaan narkotika dapat dimintai pertanggungjawaban berdasarkan Undang-Undang Narkotika.

Jika terbukti ada anggota polisi yang melakukan tindak pidana narkotika, maka oknum tersebut tetap harus dihukum, menurut jaksa. Tindak pidana bagi pegawai negeri sipil, penyidik ​​kepolisian, penyidik ​​BNN yang tidak melaksanakan ketentuan pembuktian (Pasal 140), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda minimal Rp seratus juta rupiah) dan maksimal Rp satu miliar rupiah). Pelanggaran terhadap pimpinan Kejaksaan yang tidak melaksanakan ketentuan Pasal 91 ayat (1) (Pasal 141) diancam dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun. dan denda paling sedikit Rp seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp satu miliar rupiah).

Sesuai dengan tugas pokok Kepolisian Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b yaitu penegakan hukum, maka setiap anggota Polri wajib mampu melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap setiap bentuk tindak pidana. untuk mengeksekusi. Penyidik ​​yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana, wajib segera melakukan tindakan penyidikan yang diperlukan. Peristiwa awal tersebut bukan merupakan tindak pidana dan tidak memenuhi unsur tindak pidana, sehingga penyidikan dihentikan dan dikeluarkan SP.3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan).

Selain sumber-sumber di atas, polisi juga menggunakan mantan pecandu narkoba untuk mengungkap kejahatan narkoba. Sebab, mantan pecandu narkoba merupakan fakta hidup yang dapat memberikan gambaran mengenai perilaku pelaku kejahatan narkoba. Di Indonesia, perlindungan terhadap pelapor kejahatan narkoba diatur dalam UU No. 9 Tahun 1976, Pasal 28.

Operasi infiltrasi dalam kejahatan narkoba sangat diperlukan karena kejahatan narkoba merupakan kejahatan terorganisir. Undercover shopping sebagai metode yang digunakan oleh penyidik ​​tindak pidana narkoba dapat dilihat pada definisi pada Pedoman Lapangan No. Pentingnya controlled delivery sebagai metode yang digunakan oleh penyidik ​​tindak pidana narkoba dapat dilihat pada Pedoman Lapangan No.

Dengan demikian, memenuhi ketentuan Pasal 19 ke-1 KUHP untuk mencari benda atau barang bukti pelaku yang digunakan dalam kejahatan narkoba. Sebab pada teknik pertama, penyidik ​​harus berusaha memperoleh informasi atau membenarkan informasi yang diperolehnya tentang pelaku narkoba dan modus operandinya.

Gambar 2. 1  Proses Pelayanan Reserse KriminalAdanya Laporan atau Aduan
Gambar 2. 1 Proses Pelayanan Reserse KriminalAdanya Laporan atau Aduan

KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PROSES PENYIDIKAN

Kesimpulan

Penyelesaian perkara narkotika yang dilakukan oleh pihak kepolisian sama dengan masyarakat pada umumnya, yaitu melalui peradilan umum. Penyelesaian melalui peradilan umum oleh aparat penegak hukum dalam proses penyidikan dan penyidikan, penyelesaian dan penyerahan berkas perkara ke kejaksaan, peninjauan kembali dalam proses persidangan serta pelaksanaan putusan yang diambil oleh aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, hakim. dalam penindakan terhadap anggota kepolisian yang melakukan tindak pidana narkoba sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kendala yang dihadapi dalam menangani aparat POLRI penyalahguna narkotika adalah kekurangan personel, minimnya anggaran dan aparat yang sering mendapat teror.

Saran

Diharapkan kepada aparat kepolisian dan instansi terkait untuk mengintensifkan pengawasan terhadap jalur-jalur yang diduga menjadi jalur transportasi masuk dan keluar peredaran narkotika, serta melengkapi sarana dan prasarana untuk membasmi oknum POLRI yang menyalahgunakan narkotika. 2020. Analisa Hukum Oknum Polisi yang Melakukan Tindak Pidana Narkoba (Studi Penelitian pada BNN Provinsi Kepulauan Riau. Hairul 2020. Penegakan Hukum Tindak Pidana Narkotika yang Dilakukan Anggota POLRI Bidang Hukum POLRES Lombok Barat, Jurnal SELL, 5(1), 55.

2019. Sanksi Hukum Bagi Anggota Polres Asahan yang Menyalahgunakan Narkoba (Studi Kasus Polres Asahan), Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan. 2019. Analisis Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polisi yang Melakukan Tindak Pidana Narkotika Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba, Jurnal Hukum Adigama. 2018. Penerapan Asas Keadilan Dalam Penjatuhan Sanksi Kode Etik Terhadap Anggota POLRI yang Menyalahgunakan Narkoba.

Gambar

Gambar 2. 1  Proses Pelayanan Reserse KriminalAdanya Laporan atau Aduan

Referensi

Dokumen terkait

Awareness on parental control by parents among Internet users 62.4% aware of parental control 37.6% not aware Action taken by parents to ensure child online safety Set rules and