CP/LO:
TM-11 INTERPRETASI & PENYAJIAN HASIL ANALI- SIS DATA PERIKANAN & KELAUTAN
1. Menguasai prinsip dasar penarikan kesimpulan dari hasil analisis data (interpretasi hasil analisis);
2. Menguasai teknik penyajian hasil analisis data yang mudah dipahami oleh target audience;
3. Mampu menyajikan contoh penyajian hasil analisis data dalam bentuk grafik maupun tabel;
4. Mampu membuat catatan kaki dari bentuk penyajian
hasil analisis data
PRINSIP DASAR
1) Setiap informasi pada penyajian hasil analisis data harus terbaca secara jelas oleh target audience
2) Setiap informasi harus jelas dan tegas, tidak mendua atau meragukan target audience, sehingga tidak ragu dalam menentukan aksi
management;
3) Penyajian hasil analisis data tidak menggunakan keterangan ilmu statistik yang kompleks (tingkat kepercayaan 95%, galat baku, bla bla bla)
4) Setiap informasi yang disajikan selalu terkait dengan IKU (Indikator Kinerja Utama) dari Kementerian / Dinas Perikanan & Kelautan
5) Penyajian hasil analisis data selalu mengundang target audience untuk membuat kesimpulan, interpretasi, atau bertanya – apa arinya atau implikasi praktis dari hasil analisis ini?
6) Penyajian hasil analisis data + interpretasi, selalu mengundang target
audience untuk memformulasi aksi management – apa yang sebaiknya
atau harus kita lakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
Kinerja Utama instansi (Kementerian/Dinas Perikanan & Kelautan)?
BENTUK PENYAJIAN HASIL ANALISIS DATA
• Judul grafik/gambar harus jelas, singkat, padat (concise) – judul tidak bersatu dengan grafik/gambar
• Judul / keterangan sumbu (absis, ordinat)
• Unit / satuan – terutama pada sumbu ordinat
• Judul / keterangan legenda
• Highlight TREND pada informasi time-series dan wilayah geografis (administrasi) yang penting
• Jangan memaksakan penyajian dalam bentuk grafik karena grafik umumnya kompleks
• Mulai dari grafik yang paling sederhana (batang atau pie)
• Grafik (batang atau pie)
• Tabel (tidak seperti pada design baku basis data – standard database)
• Skema / Alur (sangat jarang)
1. GRAFIK:
INTERPRETASI / KESIMPULAN: Jumlah RTP per kategori tidak berubah dalam 10 tahun terakhir IMPLIKASI PRAKTIS: skenario-1: program moratorium armada perikanan berhasil dipatuhi dalam 10 tahun terakhir: skenario-2: industri perikanan tangkap tidak menarik minat investor untuk melakukan ekspansi usaha: skenario-3: ????????
Disajikan secara berbeda – kesimpulan / interpretasi sama
PERTANYAAN: Perlukah informasi sederhana ini disajikan dalam bentuk grafik???
BENTUK PENYAJIAN MANA YANG LEBIH BAIK? Voting dengan mengangkat tangan
• Jelas, setiap informasi readable
• Keterangan sumbu, unit, legenda, grid
• Pesan inti (core message) terbaca jelas
• Penampilan menarik, grafik memenuhi ruang
Gambar XX. Grafik perkembangan jumlah RTP perikanan laut per kategori dalam 15 tahun terakhir
• Ada keterangan kategori RTP
• Back-ground pink untuk target audience wanita
• Penyajian kepaada management, bukan scientific / kalangan ilmiah
1. Jumlah RTP tanpa perahu relatif tetap dalam 15 tahun terakhir ; 2. Jumlah RTP perahu tanpa motor menurun dalam 15 tahun terakhir;
3. Sebaliknya, Jumlah perahu Motor Tempel dan perahu Motor Dalam meningkat
KESIMPULAN: teknologi penangkapan sudah bergeser ke-arah motorisasi, namun RTP tanpa perahu belum tersentuh teknologi
AKSI MANAGEMENT: pengalihan usaha RTP Tanpa Perahu, atau menggeser ke kanan melalui program subsidi
Gambar XX. Grafik batang perkembangan volume produksi dan nilai produksi perikanan laut Indonesia dalam 15 tahun terakhir
Komentar terkait clarity dan pesan inti/core message
Gambar XX. Grafik rata-rata harga ikan (kumulatif) dari produksi perikanan laut dalam 15 tahun terakhir
Komentar terkait clarity dan pesan inti/core message
Gambar XX. Grafik peningkatan nilai produksi perikanan laut dalam 15 tahun terakhir (rata-rata disajikan pada bar berwarna pink)
Propinsi Maluku – volume produksi perikanan laut terbesar
Propinsi Papua &
Sumatera Utara – penerimaan
sektor perikanan laut terbesar Implikasi:
Hasil tangkapan di Papua dan Sumut lebih ekonomis
Tabel XX. Nilai pemusatan produksi (LQ) komoditas kolam per kabupaten/Kota di Jawa Timur (data tahun 2013)