Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handayani (2011) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan menurut Lina (2010) dan Khotimah (2015) mengatakan bahwa profitabilitas memang berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian Adiyana dan Ardiana (2014) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khotimah (2015), pertumbuhan modal tidak berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan penelitian Lina (2010) menunjukkan bahwa pertumbuhan modal memang berpengaruh terhadap struktur modal.
Penelitian Susanti (2015) menunjukkan bahwa pertumbuhan aset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nugroho (2014) menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Jika umur perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, maka perusahaan yang lebih tua akan mempunyai keuntungan.
Struktur modal merupakan rasio atau keseimbangan pembiayaan jangka panjang suatu perusahaan yang tercermin dari rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas (Martono dan Harjito, 2013:256). Rata-rata nilai ROA, pertumbuhan modal, umur perusahaan dan struktur modal (DER) perusahaan kosmetik dan rumah tangga per tahun.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini diberi judul “PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN ASET DAN USIA INDUSTRI TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA USAHA KOSMETIKA DAN RUMAH TANGGA YANG DISEDIAKAN TAHUN 2014-2017.” Untuk menganalisis dan membuktikan apakah secara parsial profitabilitas, pertumbuhan modal dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan kosmetik dan rumah tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk menganalisis dan membuktikan variabel manakah Profitabilitas, Pertumbuhan Aset dan Usia Usaha yang mempunyai pengaruh lebih dominan dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan kosmetik dan rumah tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pelatihan intelektual yang dapat meningkatkan pemahaman mengenai pengaruh profitabilitas, pertumbuhan aset dan umur perusahaan terhadap struktur modal.
Sistematika penulisan
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
Tinjauan Pustaka
Landasan Teori
- Profitabilitas
- Pengertian Profitabilitas
- Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
- Tujuan dari Rasio Profitabilitas
- Manfaat dari rasio profitabilitas
- Growth of Asset (Pertumbuhan Asset)
- Pengertian Growth of Asset (Pertumbuhan Asset)
- Umur Perusahaan
- Pengertian Umur Perusahaan
- Struktur Modal
- Pengertian Struktur Modal
- Teori Struktur Modal
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
- Komponen Struktur Modal
- Rasio Struktur Modal
- Hubungan antara Profitabilitas dengan Struktur Modal
- Hubungan antara Pertumbuhan aset dengan Struktur Modal
- Hubungan antara Umur Perusahaan dengan Struktur Modal
Pengaruh free cash flow, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI). Pengaruh profitabilitas, pertumbuhan aset dan umur perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nugraha (2014), umur perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Namun hal ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardana dan Sudiarta (2015) dan Ramlall yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Umur perusahaan sama dengan ukuran perusahaan, dimana umur perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal suatu perusahaan yang lebih tua. Agus Harjito Struktur modal merupakan perbandingan atau keseimbangan pembiayaan jangka panjang suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan utang jangka panjang terhadap modal sendiri.
Sedangkan menurut Sudana, struktur modal berkaitan dengan pengeluaran jangka panjang perusahaan yang digambarkan dengan perbandingan. Implikasi dari pecking order theory adalah perusahaan tidak menentukan struktur modal optimal tertentu, namun perusahaan menentukan kebijakan yang mengutamakan sumber pendanaan. Setiap terjadi perubahan struktur modal maka akan mempengaruhi total biaya modal, hal ini dikarenakan setiap jenis modal mempunyai biaya modalnya masing-masing.
Variabel yang digunakan pada perusahaan ini adalah Profitabilitas, Pertumbuhan Aset dan Umur Perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal. Oleh karena itu dapat disimpulkan, semakin tinggi ROA maka semakin kecil rasio utang dalam struktur modal perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung hasil penelitian Utami (2009), Joni dan Lina (2010, Wardianto (2012), Winahyuningsih, dkk (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Dengan demikian, pertumbuhan aset diperkirakan akan berdampak positif terhadap struktur modal, artinya tingkat utang per nilai aset semakin besar. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung temuan penelitian Joni dan Lina (2010) serta Margaretha dan Ramadhan (2010) yang menyatakan bahwa pertumbuhan modal berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. H2 = Pertumbuhan aset berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan kosmetik dan rumah tangga di pasar modal Indonesia.
Meskipun perusahaan yang lebih tua atau lebih tua biasanya tidak bergantung pada utang untuk pendanaan karena mereka lebih cenderung menggunakan laba ditahan, terdapat hubungan antara umur perusahaan dan struktur modal. H3 = Umur perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan kosmetik dan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia.
Kerangka Konseptual
Hipotesis
Proses Kerangka Berpikir Tinjauan teori
Berdasarkan latar belakang, tinjauan literatur dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka proses pemikiran seperti terlihat pada Gambar 3.1 yang menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara teori profitabilitas, pertumbuhan aset dan umur perusahaan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini memerlukan hasil artikel penelitian sebelumnya, jurnal dan skripsi yang relevan, pada Gambar 3.1, yang dapat dilihat pada tinjauan empiris yang memuat proses berpikir deduktif. Agar peneliti tidak hanya berpikir secara deduktif/induktif ketika melakukan penelitian, namun memerlukan adanya interaksi atau keterkaitan antara keduanya () dari proses berpikir deduktif (tinjauan teori) dan proses berpikir induktif (tinjauan empiris), maka dapat ditemukan variabel-variabel tersebut. variabel.
Tinjauan teoritis merupakan tinjauan deduktif, yaitu tinjauan yang bermula dari suatu pemikiran umum yang kemudian menjadi pemikiran khusus. Sedangkan tinjauan empiris merupakan tinjauan induktif, yaitu tinjauan yang berangkat dari suatu persoalan tertentu ke suatu gagasan yang lebih umum dan lebih luas. Berdasarkan tinjauan teoritis dan empiris, suatu dugaan sementara berupa hipotesis kemudian diuji kebenarannya dengan menggunakan uji statistik hingga diperoleh tesis.
Dari tesis yang telah disusun diharapkan dapat menjadi gambaran teoritis dan empiris bagi peneliti. Tanda panah ( ) yang menghubungkan skripsi dengan ikhtisar teori dan ikhtisar empiris berarti skripsi ini dapat memberikan kontribusi berupa dukungan dengan memperkuat teori dan penelitian relevan yang sudah ada.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
- Variabel Bebas (Variabel X)
- Variabel Dependen (Variabel Y)
Peningkatan aset yang diikuti dengan peningkatan hasil operasi akan semakin meningkatkan kepercayaan pihak eksternal terhadap perusahaan. Saat ini kepercayaan pihak eksternal (kreditur) terhadap perusahaan semakin meningkat, sehingga porsi sumber pembiayaan utang semakin besar dibandingkan ekuitas. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor bahwa dana yang ditanamkan pada perusahaan dijamin dengan besarnya aset yang dimiliki perusahaan (Harjito dan Martono).
Usia perusahaan merupakan hasil perhitungan yang menggambarkan sudah berapa lama suatu perusahaan menjalankan aktivitas operasi. Perusahaan yang berumur panjang dapat dikatakan mampu bertahan dalam suatu pasar dalam jangka waktu yang lama. Dalam penelitian ini umur perusahaan dihitung dari tahun berdirinya perusahaan (Zen dan Herman, 2007).
Variabel terikat dalam penulisan tesis ini adalah struktur modal yang diukur menggunakan debt-to-equity rasio (DER). Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan dan juga memberikan ukuran tingkat efisiensi pengelolaan suatu perusahaan. Usia perusahaan merupakan seberapa lama suatu perusahaan mampu bertahan, bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada dalam perekonomian.
Struktur modal merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan, karena baik atau buruknya struktur modal secara langsung mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, terutama jika hutangnya sangat tinggi sehingga akan menjadi beban bagi perusahaan.
Teknik Penentuan Populasi, dan Teknik Pengambilan Sampel
- Definisi Populasi
- Sampel
Lokasi dan Waktu Penelitian
Prosedur Pengambilan / Pengumpulan Data .1 Jenis Data
- Sumber Data
- Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis .1 Teknik Analisis Data
- Perhitungan Analisis Regresi Linear Berganda
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinearitas
- Uji Autokorelasi
- Pengujian Hipotesis
- Uji Kelayakan Model (Uji F Uji simultan)
- Uji Parsial (Uji t)
- Uji Dominan
- Koefisien Determinasi
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, metode statistik yang digunakan adalah dengan melakukan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel pertumbuhan aset, profitabilitas, risiko bisnis dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Dalam penelitian ini analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, pertumbuhan aset dan umur perusahaan terhadap struktur modal. Uji hipotesis klasik merupakan uji asumsi statistik yang harus dipenuhi dalam analisis regresi linier berganda berdasarkan Ordinary Least Square (OLS).
Sedangkan bagi pengguna model, asumsi merupakan batasan yang berguna untuk menentukan apakah model statistik yang digunakan cocok untuk observasi. Untuk mengetahui apakah model yang digunakan menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model yang digunakan harus memenuhi uji asumsi regresi klasik. Regresi linier berganda sederhana mempunyai empat uji asumsi klasik yaitu asumsi linearitas, asumsi normalitas, asumsi heteroskedastisitas dan asumsi autokorelasi.
Jika data menyebar diatas garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar menjauhi garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (bebas) atau tidak (Ghozali, 2011).
Uji autokorelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan perancu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance residual (confounding error) antara observasi yang satu dengan observasi yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatter plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dan variabel residual (SRESID) dengan melihat apakah terdapat pola tertentu pada scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah variabel terikat (Y) dan sumbu X adalah sisa (prediksi Y – Y aktual).
Tujuan Uji F adalah untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melihat nilai F probabilitas signifikansi (Sig.) dibandingkan dengan taraf realistis α = 0,05. Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen ditentukan dengan melihat probabilitas (nilai Sig.) hubungan masing-masing variabel independen pada taraf nyata α = 0,05. Menurut Ghozali (2011), koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model yang digunakan dalam menjelaskan variasi variabel dependen.