• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSAKSI JUAL BELI DENGAN UANG KETHIP DI PASAR LODRA JAYA BANJARNEGARA PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "TRANSAKSI JUAL BELI DENGAN UANG KETHIP DI PASAR LODRA JAYA BANJARNEGARA PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dari segi hukum jual beli dapat dibedakan menjadi jual beli yang sah (benar), jual beli ba>t{il (dibatalkan) dan jual beli fa>sid (rusak). Adapun jual beli, yang tidak benar (gairu sah{i>h{) adalah yang tidak memenuhi syarat dan rukun. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli barang dan jasa.

Termasuk unsur terpenting dalam jual beli adalah nilai tukar barang yang dijual (untuk hari ini adalah uang).

Definisi Operasional

Hukum ekonomi adalah norma-norma umum yang ditetapkan oleh pemerintah atau penguasa sebagai personifikasi masyarakat yang mengatur kehidupan ekonomi dimana kepentingan individu dan masyarakat saling bertentangan. Adapun hukum ekonomi syariah adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat mengenai materi dan hak penyelesaian sengketa, berdasarkan sumber hukum Islam, yaitu Al-Qur'an, As-Sunnah, ijmak dan qiyas.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka

Jual Beli Ikan Sistem Bokor Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Karangtalun, Desa Pasir Lor, Kecamatan Karang Lewas, Kabupaten Banyumas). 11 Rokhmatin Nurjanah, “Kajian Hukum Islam Terhadap Jual Beli Oleh Cimitan (Studi Kasus di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas)”, disertasi tidak diterbitkan (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2017), hal. 12 Eti Lailatuzahro, “Kajian Hukum Islam tentang Jual Beli Tebasan Pasir Besi (Studi Kasus di Desa Welahan Wetan, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap)”, disertasi tidak diterbitkan (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2015), hal.

14 Nur Faizah, "Review of Islamic Law on the Measurement System in Retail Gasoline Sales and Purchases (Case Study in Punggelan Village, Punggelan District, Banjarnegara Regency)", niet-gepubliceerd proefschrift (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2016), p.

Sistematika Pembahasan

GAMBARAN UMUM AKAD JUAL BELI

Pengertian Jual Beli

Hamzah Ya'ub menjelaskan dalam bukunya Kode Etik Dagang Menurut Islam bahwa jual beli menurut bahasa adalah "menukar sesuatu dengan sesuatu". Menurut Imam Nawawi dalam al-Majmu' mengatakan bahwa “Jual beli adalah pertukaran harta dengan harta untuk kepemilikan. Wati Susiawati mendefinisikan jual beli sebagai transaksi dimana ada rukun dan syarat yang dilaksanakan oleh seorang penjual dan seorang pembeli harus

Sedangkan definisi jual beli menurut ulama hukum, antaranya menurut mazhab Maliki, Syafi’i dan Hambali, jual beli adalah saling menukar harta dengan harta berupa pindah milik dan kepemilikan, dalam hal ini mereka memberi penekanan kepada perkataan pemilikan dan pemilikan, kerana berlaku juga pertukaran harta yang sifatnya bukan pemilikan, seperti sewa.

Dasar Hukum Jual Beli

Beliau bersabda, “Pekerjaan manusia dengan tangannya sendiri dan setiap perdagangan yang mabrur.” Makna dari hadits di atas adalah jual beli yang baik dan jujur ​​tanpa disertai dengan penipuan dan penipuan yang merugikan orang lain akan mendapat keberkahan dari Allah SWT. Dari beberapa pesan normatif di atas, baik berupa ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits Nabi Muhammad SAW, semuanya menunjukkan bahwa jual beli merupakan perbuatan yang diakui dalam Islam.

Para ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain.

Rukun dan Syarat Jual Beli

Para ulama fikih sepakat bahwa orang yang melakukan akad jual beli harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 39. Mayoritas ulama berpendapat bahwa orang yang melakukan akad jual beli harus sudah dewasa dan bijaksana. Para ulama fikih sepakat bahwa unsur jual beli yang paling utama adalah kerelaan kedua belah pihak.

Elemen terpenting dalam jual beli adalah nilai tukar barang yang dijual (untuk hari ini, ini adalah uang).

Macam-macam Jual Beli

Jualan baru boleh dibuat apabila pihak yang berkontrak mempunyai kuasa untuk menjual dan membeli. Kontrak jualan tidak boleh dilaksanakan apabila orang yang membuat kontrak tidak mempunyai kuasa langsung untuk membuat kontrak. Jika jual beli masih mempunyai hak khiya>r, maka jual beli tersebut tidak mengikat dan masih boleh dibatalkan.

Bai' al-muqa>yyad{ah, yaitu jual beli dimana terjadi pertukaran antara barang dengan barang (barter). Dalam transaksi jual beli, penjual dengan jelas menyebutkan barang yang diperjualbelikan, termasuk harga beli dan keuntungan yang diambil. Bai' al-musawamah adalah jual beli biasa, dimana penjual tidak mengungkapkan harga pokok dan keuntungan yang diperolehnya.

Bai' al-muwad{a'ah, yaitu jual beli dimana penjual menjual dengan harga lebih rendah dari harga pasar atau dengan potongan harga. Bai' as-salam adalah akad jual beli dimana pembeli membayar sejumlah uang (dengan suatu harga) untuk barang yang spesifikasinya disebutkan, sedangkan barang yang diperjualbelikan akan diserahkan kemudian pada tanggal yang telah disepakati. Menurut sebagian besar ulama, jual beli dikategorikan sebagai jual beli yang sah dan jual beli yang batil.

Jual beli yang sah adalah jual beli yang menepati ketentuan syariat, baik rukun maupun syaratnya. Jualan buruk ialah jual beli yang tidak memenuhi satu syarat dan sangat harmoni sehingga penjualan menjadi fa>sid (rosak) atau batal.

Sebab-sebab dan Jenis Jual Beli yang dilarang Menurut

Dalam penelitian ini tujuan penelitian adalah praktik jual beli dengan uang kethip di pasar Lodra Jaya Banjarnegara. Sistem jual beli yang digunakan di Pasar Lodra Jaya sendiri berbeda dengan pasar lain pada umumnya. Hukum jual beli dengan uang Kethip di pasar Lodra Jaya Banjarnegara menurut hukum ekonomi syariah menurut hukum ekonomi syariah.

Obyek jual beli di pasar Lodra Jaya adalah kuliner khas Banjarnegara. Dalam konteks transaksi jual beli di pasar Lodra Jaya, pihak yang dimaksud adalah antara penjual dan pembeli. Benda yang menjadi objek jual beli di pasar Lodra Jaya adalah benda nyata berupa kuliner khas Banjarnegara.

Dalam transaksi yang terjadi di pasar Lodra Jaya Banjarnegara, pembeli dan penjual yang mengadakan perjanjian jual beli adalah orang-orang yang berakal. Transaksi yang terjadi di pasar Lodra Jaya sendiri, penjual dan pembeli yang melakukan akad jual beli adalah orang-orang yang matang dan cerdas. Di pasar Lodra Jaya sendiri, barang yang menjadi objek jual beli diserahkan langsung oleh penjual kepada pembeli pada saat akad berlangsung.

Transaksi jual beli uang kethip di pasar Lodra Jaya Banjarnegara merupakan transaksi jual beli yang hanya menggunakan uang kethip sebagai alat tukar. Praktek jual beli dengan uang kethip di Pasar Lodra Jaya Banjarnegara telah memenuhi rukun dan syarat jual beli dan dikategorikan sebagai jual beli yang sah.

Hikmah Akad Jual Beli

Ketentuan Mata Uang dalam Islam

Menurut para ahli fikih, uang tidak terbatas pada emas dan perak tercetak, tetapi mencakup segala jenis dinar, dirham dan uang. Mereka menggunakan kata dinar untuk menunjukkan mata uang emas dan kata dirham untuk menunjukkan alat tukar perak. Mata uang emas dan perak dipilih setidaknya karena empat alasan: Pertama, Al-Qur'an dan Sunnah menyebutkan harta dan kekayaan dalam bentuk emas dan perak (dinar dan dirham).

Sebagian ulama memandang emas dan perak sebagai harga secara khilkah, artinya keduanya diciptakan Allah untuk dijadikan harga atau nilai, diantara yang berpendapat demikian adalah: 61. Ibnu Khaldun berkata: “Allah menciptakan dua logam, emas dan perak. , sebagai nilai untuk semua harta". Bahkan sebagian ulama sangat melebih-lebihkan pandangannya tentang emas dan perak, sehingga menurut mereka tidak boleh membuat mata uang dari keduanya.

Misalnya, al-Maqrizi menegaskan bahwa tidak pernah ada kabar dari masyarakat manapun bahwa mereka telah membuat mata uang selain emas dan perak, baik dulu maupun sekarang. Penggunaan emas dan perak sebagai as|-s|aman (harga, nilai) oleh masyarakat sebenarnya berdasarkan pada budaya dan tradisi ('urf) dan bukan pada ketentuan syariat Islam. Islam yang datang belakangan mengenal apa yang sudah terjadi di tengah-tengah masyarakat dalam melakukan transaksi pertukaran, mulai dari sistem barter hingga penggunaan emas dan perak sebagai uang.

Diketahui pula bahwa Nabi Muhammad SAW tidak hanya mengenal emas dan perak sebagai alat transaksi, tetapi juga mengenal sistem barter dan tidak dilarang, kecuali Nabi memberikan ketentuan tertentu mengenai penukaran emas dan perak. Penggunaan emas dan perak sebagai uang hanya berlaku pada periode tertentu dalam sejarah panjang penggunaan uang.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan penjual dan pembeli di pasar Lodra Jaya Banjarnegara dan melakukan observasi dengan mengamati praktik jual beli yang terjadi di pasar tersebut. Jual beli s{i>gat yang dilakukan di pasar Lodra Jaya menggunakan s{i>gat verbal, yaitu pembeli membuat perjanjian untuk membeli objek jual beli. Barang yang menjadi objek jual beli di pasar Lodra Jaya merupakan kuliner khas Banjarnegara yang dapat dimanfaatkan secara alami dan bermanfaat bagi masyarakat.

Subjek dan Objek Penelitian

Lokasi Penelitian

Sumber Data

Data primer merupakan data atau informasi yang diperoleh peneliti langsung dari sumbernya.72 Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh penulis melalui wawancara dengan penjual dan pembeli di pasar Lodra Jaya. Purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan kemampuan dan kapasitas atau mereka yang kompeten dan benar-benar memahami bidangnya di antara anggota populasi.73. Data sekunder adalah informasi atau sumber data yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung berupa buku, catatan, bukti atau arsip yang ada, baik yang diterbitkan maupun tidak dipublikasikan secara umum 74 Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang penulis peroleh dari buku-buku, yaitu. buku berjudul Fiqh Muamalah, Macam-macam Transaksi dalam Islam, Fiqh Jual Beli, Hukum Ekonomi Syariah dan Mata Uang Islam, hasil penelitian berupa tesis bertema jual beli dan dari jurnal.

Pendekatan Penelitian

Sedangkan pemahaman pendekatan sosiologis diwujudkan dengan melihat realitas yang ada dalam praktek di lapangan.75 Dalam tesis ini, penulis menggunakan Al-Qur'an, hadits dan pendapat para ulama sebagai acuan. Penulis juga terjun langsung ke pasar Lodra Jaya Banjarnegara untuk melihat bagaimana praktik jual beli yang ada di pasar tersebut guna mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

TRANSAKSI DENGAN UANG KETHIP DI PASAR

Sistem Jual Beli di Pasar Lodra Jaya Banjarnegara

  • Profil Pasar Lodra Jaya
  • Struktur Pengelola Pasar Lodra Jaya
  • Daftar Penjual di Pasar Lodra Jaya
  • Objek Jual Beli
  • Sistem Jual Beli di Pasar Lodra Jaya

Hukum Jual Beli dengan Uang Kethip di Pasar Lodra Jaya

Responden : “Menurut saya ibu ini baik-baik saja, sama saja dengan jual beli biasa.

PENUTUP

Kesimpulan

Uang kethip adalah uang yang terbuat dari kayu yang jika dikonversikan ke dalam rupiah bernilai Rp. Cara mendapatkannya adalah dengan menukarkan mata uang rupiah dengan uang kethip yang disediakan oleh petugas di tempat uang ijol. Transaksi jual beli uang kethip di pasar Lodra Jaya dengan menggunakan alat tukar berupa uang kethip telah mendapat persetujuan dari para pihak atas penggunaannya dan sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan secara bersama-sama tanpa kesulitan atau kerugian bagi salah satu pihak. berpesta.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Gambar: Pasangan pelaku perkawinan semarga Bapak Saparuddin Harahap dengan Ibu Laila Nirwana Harahap ketika diadatkan memakai baju adat Batak Angkola di Kecamatan Padang