• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPORTASI RESPIRATORY

N/A
N/A
Venny

Academic year: 2023

Membagikan "TRANSPORTASI RESPIRATORY "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSPORTASI RESPIRATORY

PERFUSI & TRANSPORTASI

KELOMPOK 3

SUDARMAN AGUNG

SAM AJID CAROL VENNY

(2)

PERFUSI

Proses dimana darah deoksigenasi mengalir ke paru dan mengalami

reoksigenasi

atau dapat dikatakan sebagai

sirkulasi darah di dalam pembuluh

kapiler paru.

(3)

Adekuat pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi alveolar dan perfusi.

Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat

Ventilasi alveolar (volume alveolar = V) sekitar 4,0 lt/menit,

Sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar 5,0 lt/menit, Sehingga rasio ventilasi dan perfusi adalah:

Alveolar ventilasi (V) = 4,0 lt/menit

Aliran darah kapier pulmonar (Q) = 5,0 lt/menit

Besar rasio ini menunjukkan adanya keseimbangan pertukaran gas Volume alveolar = (volume tidal – volume ruang rugi) x RR

(4)

TRANSPORTASI RESPIRASI

1. Transportasi Oksigen

2. Transportasi Carbondioksida

(5)

TRANSPORTASI OKSIGEN

Setelah difusi dari kapiler pulmunari, oksigen dibawa keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi sistemik.

Setiap 100 ml yang meninggalkan kapiler alveolus membawa 20 ml oksigen.

Molekul oksigen dibawa dalam darah melalui dua jalur yaitu 1. Melalui ikatan dengan hemoglobin (Hb) sekitar 97 %

2. Larut melaui plasma sekitar 3 %. Momoglobin merupakan molekul yang mengandung empat subunit protein globular dan unite hame.

Setiap sel darah merah mempunyai kira-kira 280 juta Hb, sehingga kemampuan sel darah merah membawa oksigen sangat besar.

Persentase hemoglobin yang mengandung oksigen disebut saturasi hemoglobin. Jika semua molekul Hb dapat meningkat oksigen maka saturasinya 100 persen

(6)

Transportasi karbondioksida

Karbondioksida merupakan hasil metabolisme aerob pada jaringan perifer.

Normalnya sekitar 200 ml karbondioksida diproduksi setiap menit.

Setelah masuk ke peredaran darah CO2 ditransport melalui 3 jalur, yaitu 1. Terlarut dengan plasmasekitar 7% - 8%

2. Berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin sekitar 25% - 30%

3. 60% - 70% berikatan dengan air membentuk asam karbobat,

yang kemudian dengan cepat akan dipecah menjadi ion hidrogen dan ion karbonat dengan batuan enzim karbonikanhidrase

(7)

Karbondioksida bersenyawa dengan air membentuk

asam karbonat dan akan terurai menjadi ion hydrogen dan hydrogen karbonat.

Ion karbonat selanjutnya dapat masuk ke membran sel darah merah membentuk potassium bikarbonat.

Sedangkan jika konsentrasinya berlebihan maka ion bikarbonat akan keluar dari sel dan masuk

dalam plasma kemudian bersenyawa dengan sodium kl orida (NaCl) membentuk sodium bikarbonat (NaHCO3) dan ion klorida (Cl)

Gas CO2 yang telah beredar dalam darah selanjutnya di transport di paru-paru untuk dikeluarkan melalui

mekanisme ekspirasi. Adanya hambatan dalam

pengeluaran CO2 akan mengakibatkan peningkatan

kadar CO2 sehingga PaCO2 menjadi meningkat, hal ini dapat berakibat pada perubahan pH darah.

Normalnya PaCO2 sekitar 35 –  45mmHg

(8)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi ikatan hemoglobin dengan oksigen diantaranya

1.Hemoglobin dengan PO2

Pengikatan dan penguraian oksigen dengan hemoglobin merupakan reaksi

yang reversible.

Jika PO2 meningkat maka reaksi akan bergeser kekanan, ini berarti makin banyak oksigen yang terikat dengan

hemoglobin.

Jika PO2 menurun maka reaksi akan bergeser ke kiri,

berarti banyak oksigen yag dilepaskan oleh hemoglobin, dengan demikian jika hemoglobin meningkat jika PO2 meningkat maka saturasi Hb juga meningkat,

tetapi jika PO2 menurun maka saturasi Hb menurun karena banyaknya oksigen yang dilepaskan.

(9)

2. Hemoglobin dan pH

Keadaan PH darah mempengaruhi saturasi hemoglobin.

Jika pH nya turun atau dalam keadaan asam maka saturasinya

menjadi turun.

Misalnya pada pH 7.4–7.2,

maka saturasinya menjadi sekitar 75-60%,

berarti molekul Hb akan melepaskan 20% lebih O2 pada jaringan

perifer

(10)

3. Hemoglobin dan Temperatur

Perubahan suhu berakibat pada saturasi hemoglobin.

Pada suhu yang meningkat Hb melepaskan lebih

banyak oksigen. Namun demikian efek suhu hanya

signifikan pada jaringan aktif yang menghasilkan

panas seperti pada otot sekeletal aktif, darah menjadi

hangat dan hemoglobin melepaskan

banyak oksigen

(11)

4. Hemoglobin dan aktivitas metabolisme sel Peningkatan metabolisme sel akan

mempengaruhi

peningkatan konsumsi oksigen, karena oksigen sangat

dibutuhkan untuk metabolisme, misalnya pada

peningkatan hormon tiroid, hormon pertumbuhan,

epinephrin dan adrogen.

 

(12)

Kurva Oksihemoglobin Disosiasi

(13)
(14)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait