• Tidak ada hasil yang ditemukan

Triamsinolon Asetonid Injeksi Intralesi

N/A
N/A
6130017017 SHAFIRA NUR LAILIA

Academic year: 2023

Membagikan "Triamsinolon Asetonid Injeksi Intralesi"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Triamsinolon Asetonid Injeksi Intralesi

Sejak diperkenalkan 20 tahun yang lalu, pada saat ini pemakaian kortikosteroid intralesi sudah merupakan cara yang rutin dalam dermatologi.

Keuntungan dari cara ini ialah bahwa bahan aktif langsung berada pada lesi.

Indikasi

Indikasi dari pengobatan injeksi intralesi adalah keloid, sikatriks hipertrofikans, liken planum verukosus, alopesia areata, akne kistika dan prurigonodularis.

Cara Pemberian dan sediaan

Sediaan kortikosteroid intralesi di Indonesia hanya ada satu yaitu triamsinolon asetonid (Kenacort –A ID) yang mengandung 40 mg/ml dan 10 mg/ml berbentuk suspense. Biasanya injeksi dilakukan secara intradermal dengan semprit/suntikan 1ml dan jarum no 22 sampai 25. Pengenceran dapat dilakukan dengan lidokain atau larutan garam fisiologis steril.

Untuk keloid, setiap 1 cm persegi disuntikan 0,1 ml suspense 10 mg/ml, sedangkan tiap nodul diperlukan sekitar 0,05 ml. Penyuntikan dilakukan tiap 2 minggu. Teknik penyuntikan pada nodul larutan disuntikan kedalam nodul.

Sedangkan untuk kista maka larutan disuntikan ke dasar kista, suntikan ke dalam rongga kista tidak memberikan hasil yang diharapkan (reeves & Howard). Pada alopesia areata suntikan diarahkan ke batas dermis subkutis.

Injeksi intralesi triamsinolon asetonid pada keloid dapat menyebabkan keloid jadi mendatar, lebih lunak dan meringankan gejala nyeri dan gatal.

Kontra indikasi triamsinolon asetonid:

- Hipersensitivitas - Infeksi jamur sistemik - ITP

(2)

Alat dan bahan yang digunakan untuk injeksi intralesi triamsinolon asetonid:

- Alat suntik disposable 1ml

- Triamsinolon asetonid suspensi: 10mg/ml, 40mg/ml yang diencerkan menjadi 10mg/ml

- Triamsinolon diasetad suspensi: 25mg/ml Cara infiltrasi obat

- Setelah persiapan penyuntikan selesai, kulit di atas jaringan keloid direnggangkan dengan ibu jari dan jari telunjuk

- Alat suntik berupa obat ditusukkan dalam posisi hampir sejajar dengan permukaan kulit

- Disuntikkan sedalam 1-3mm hingga mengenai bagian atas keloid, sebaiknya mengenai bagian dermis papilari

- Posisi jarum dapat dipantau dengan menggerak-gerakkan atau mengangkat jarum dan diraba dengan ujung jari

- Posisi lubang jarum diatur ketika obat disemprotkan maka obat akan keluar ke atas massa keloid

- Jumlah obat dan jarak penyuntikan disesuaikan dengan luas keloid

- Secara teratur dapat disuntikkan dengan jarak 0,5cm dengan jumlah obat 0,1-0,5ml.

Setiap pemberian triamsinolon asetonid tidak boleh melebihi:

 0,5ml untuk luas lesi 1,0x1,0cm

 3,0 ml untuk luas lesi 2,5x2,5cm

 4,0ml untuk luas lesi 3,0x3,0cm

Referensi

Dokumen terkait

Appendix A—detailed data regarding finalised complaints Complaint issues closed, compared to previous quarter Issues Apr–Jun 2018 Jul–Sep 2018 Formalisation of enrolment written