Venti Eka Sotyo Peloksanaan Transporonsi.... 745
P E IAKSANAAN
t*
Ttf,il,f l;:J,
t
*,
P E M E RT NTAHTH E I MPLEM ENTATION OF GOVE RNMENr, S HSCAL TRANSPARENCY 2073 Venti Eka Satya')
Naskah diterima 20 Juni 2OL4, direvisi
4
Juli 2OL4, disetujui 18 Juli 2014Abstrdct
This essoy discusses how fiscal policy ond tronsporency of fiscol monogement were implemented,
to
control mocroeconomic balance and to prevent lopses ond inefficiency of using limited resources. The writer roised the question whether the imptementotion was in line with internotional rules directed by IMF os wel! os lndonesio's nationol lows ond further regulations.tt
is underlined here thot the country hos two fiscol policy priorities to overcome the probtemsof
budget deficit ond mocroeconomic instability. The writer argues thot olthough the government hos been ottempted to improve fiscal tronsporency, some weaknesses exist, such os the problems withOJK, production shoring, mdnogement of PNBP, and JPSK.
Keywords: Fiscal policy, fiscoltransparency, OJK, PNBP, IMF
Abstrak
Tulisan ini menganalisis bagaimana keb'rjakan fiskal dan bagaimana pelaksanaan transparansi pengelolaan fiskalyang dilakukan oleh pemerintah. Apakah pelaksanaan tersebut telah sesuai dengan aturan internasional terutama IMF
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di
Indonesia. Dari studi literatur yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa keb'rjakan fiskal Indonesia mempunyai dua prioritas. Prioritas pertama adalah mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan prioritas kedua adalah mengatasi masalah stabilitas ekonomi makro. Meskipun pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan transparansi fiskal melalui perbaikan rancangan dan implementasi peraturan, sistem dan prosedur akuntansi serta administrasi, namun masih terdapat beberapa kelemahan seperti yang terjadi pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Production Sharing pada kontrak-kontrak kerja Migas, pengelolaan PNBP, dan pengaturan Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).Kata kunci: KebUakan fiskal, transparansi fiskal, OJK, PNBP, IMF
I.
PENDAHULUANA.
Latar BelakangSecara garis besar
kebijakanmakroekonomi dapat dibedakan
menjadi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Seperti juga ekonomi, dapat dibagi menjadi dua sektor,yakni sektor riil dan sektor
moneter.Pertumbuhan dan stabilitas sektor
rilldipengaruhi oleh pemerintah lewat
kebijakanfiskal dan di lndonesia kebijakan ini
adalah tanggungjawab Menteri
Keuangan. Sedangkanpertumbuhan dan stabilitas sektor
moneterdipengaruhi oleh pemerintah lewat
kebijakanrlembaga: Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3Dl) Sekretariat Jenderal DPR Rl. Alamat: Gedung Nusantara | 1t,2, jln. Jend.
Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, LO27O. Alamat e-moil:
ventieka@y7mail,com.
moneter yang sepenuhnya adalah
tanggungjawab Bank Indonesia. Sinergi antara
kedua kebijakantersebut
sangat penting karena akanmenciptakan suatu stabilitas ekonomi
untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.Kebijakan
fiskal
merupakan salah satu kebijakanuntuk
mengendalikan keseimbanganmakroekonomi. Kebijakan fiskal
bertujuanuntuk mempengaruhi sisi permintaan
agregatsuatu perekonomian dalam jangka
pendek.Selain itu, kebijakan ini dapat
pulamempengaruhi sisi penawaran yang
sifatnyalebih jangka panjang, melalui
peningkatankapasitas perekonomian. Dalam
pengelolaanstabilitas makroekonomi,
kebijakanfiskal
akan berinteraksi dengan kebijakan moneter.746
Pengaruh kebijakan fiskal
Yang signifikanterhadap
perekonomian dikemukakanoleh
Keynes. Sebelum Keynes, operasi keuangan pemerintah dipandang tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat penyerapantenaga kerja dan
permintaanagregat. Peran pemerintah pada saat
itu
hanya sebatas merelokasi sumber daya finansial dari sektor swasta ke pemerintah. Pandangan ini di antaranya dikemukakan oleh Say's Law bahwadafam kondisi full employment,
setiaptambahan pengeluaran pemerintah
akanmenyebabkan penurunan pengeluaran swasta
(crowd-outl dalam jumlah yang sama
dan pengeluarantersebut tidak akan
mengubahpendapatan agregat. Pandangan
tersebut kemudian diubah oleh Keynes dan sejak saat ituekonom mulai
menekankandampak
makroatas pengeluaran dan pajak
pemerintah.Keynes menekankan bahwa
kenaikanpengeluaran pemerintah tidak
hanyamemindahkan sumber daya dari sektor swasta
ke pemerintah. Selain itu, Keynes
juga mengemukakanadanya dampak
berganda (mu tti pt i e r effectl da ri pe ngelua ra n tersebut. 1Tuntutan masyarakat untuk melakukan reformasi sistem sosial,
politik,
dan ekonomi guna mewujudkan demokrasi telah mengubah sistemdan struktur
pemerintahan lndonesia.Sementara
itu, tuntutan untuk
mengikis KKNmemerlukan peningkatan transparansi fiskal atau pengelolaan maupun pertanggungjawa ban
keuangan negara. Transparansi
fiskalmerupakan komponen utama dari
upayapenciptaan cleon government dan
goodgovernonce.
Pengelolaan keuangan
negara merupakan bagian terpenting dalam kebijakan fiskal. Reformasidi
bidang keuangan negaraditandai dengan lahirnya berbagai
undang- undangyang
menyangkut keuangan negara.Reformasi
juga telah
mendorong masyarakatuntuk mengetahui tentang
bagaimanakeuangan negara dan keuangan
daerah'Ndari Surjaningsih dkk, "Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output dan Inflasi", Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, April 2012, hal.
Kajian Vol. 19 No. 2 Juni2014
dikelola. Keuangan negara harus dikelola secara
tertib,
ekonomis, efisien,efektif,
transparan,dan
bertanggungjawab serta dikelola
oleh orang-orang yang kompetendan
profesional.Selain
itu
pengelolaan keuangan negara juga harus dilaksanakan secaratertib
dan taat padaperaturan perundang-undangan.
Semuapejabat
negara/daerahyang diberi
mandatmengelola keuangan negara
bertanggung jawab agar seluruh keuangan negara yang adadalam
penguasaannya dilaksanakan sesuaidengan aturan.2
Oleh karena itu
diperlukan orang-orangyang
kompetendan
profesional untuk mengelolanya.Salah satu undang-undang
yangdikeluarkan dafam rangka reformasi tersebut adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, undang-undang ini telah menimbulkan perubahan besar terhadap pengaturan,
pengelolaan
serta pertanggungjawaban keuanga n nega ra. Dengandiberlakukannya undang-undang
ini, diharapkanpara
pengelola keuangan negaradapat
menjalankanfungsi
pengelolaan danmenyampaikan pertanggunjawaban
atas pengelolaan keuangan negara dengan baik danakurat. Adapun pengertian dari
keuangan negaramenurut
Undang-UndangNomor t7
tahun 2003 tentang Keuangan
Negara menyatakan bahwa semua hak dan kewajiban negara yang dapatdi
nilai dengan uang, sertasegala sesuatu yang dapat dinilai
dengan barang yang dapat dijadikan milik negara yangberkaitan dengan pelaksanaan hak
dankewajiban tersebut. Akan tetapi
padakenyataannya keberadaan undang-undang ini
tidak mampu merubah
secaratotal
sistempengelolaan keuangan negara.
Hasilpemeriksaan BPK masih menemukan berbagai kesalahaan baik yang disengaja maupun tidak dalam hal pengelolaan keuangan negara.
Dalam rangka menciptakan pengelolaan keuanga negara yang baik sangat dibutuhkan
transparansi. Dengan adanya
transparansi, maka pihak-pihakyang
berkepentingan akan'www.lot.so.id/ne
diakses tanggal 11 Juli 2014.
Venti Eko Sotya Peloksonaan Tronsporansi""
berkesempatan mengakses informasi mengenai pelaksanaan pengelolaan fiskal yang mencakup juga keuangan negara. Transparansi informasi
ini
akan memungkinkan pihak-pihak tersebutuntuk
melakukan evaluasiterhadap
kinerjapemerintah dalam mengelolaan
keuangannegara.
B.
Perumusan MasalahManfaat Pengukuran kinerja
dalam mendukung pelaksanaan kepemerintahan yang baik (good governonce), salah satunya adalahuntuk
mencegah penyimpangan administrasi publik. Transparansidan
akuntabilitas adalahalat yang amPuh untuk
mencegahpenrTimpangan
anggaran dan
pemborosanpenggunaan sumber daya yang semakin langka.
Bagi
pemerintahsendiri, tuntutan
terhadappelaporan kinerja kepada publik ini
akanmenjadi pendorong bagi peningkatan kapasitas kinerja pemerintah. Hal ini dimungkinkan kalau
data dan
informasikinerja
digunakan untuk menjadi dasar dariberbagai keputusan publikyang dilakukan pemerintah seperti
alokasi anggaran yang lebih efisien dan efektif, strategi kebijakanyang lebih tepat, inovasi
proses pemerintahan, ataupun membangun insentif-disintensif yang memotivasi pekerja.
Pada prinsipnya, baik output, outcome, dan dampak dari setiap kebijakan/program yang dijalankan adalah pentingdan
perlu disampaikan secara transparan dan akuntabel kepada publik, serta kepadapihak parlemen untuk
menjalankanfungsi pada proses
penganggaran maupun pengawasan. Data/informasi kinerja yang tepat dan betul-betul menggambarkan kondisi sesuai merupakan bahan dasar penting dalam setiap pengambilan keputusan publik levidence-bosedpu bti c d eci sio n m a ki n g).3
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal
58 ayat (1)
dinyatakanbahwa
dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan, Presiden747
selaku
Kepala Pemerintahanmengatur
dan menyelenggarakan sistem pengadilan intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh' Akuntabilitasdapat hidup dan
berkembang dalam suasana yang transparan dan demokratis serta adanya kebebasan dalam mengemukakan pendapat. Oleh karenaitu,
pemerintah harusbetul-betul menyadari bahwa
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari publik.Setiap warga negara
berhakmengetahui (right to knowl untuk
setiap aktivitas penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukanoleh setiap pejabat
negara, baikpemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Dengan adanya transparansi maka diharapkan
setiap warga negara dapat berperan
aktifdalam
melakukan pengawasan atas jalannya pemerintahan.aTransparansi
dalam
pengelolaan fiskal telah menjadi isu yang mendunia, terbukti daritingginya perhatian IMF terhadap
praktektransparansi pengelolaan fiskal ini. Sejak tahun 2006 IMF
telah
mengeluarkanpedoman
dan praktik-praktiktransparansifiskal yang
baik,sebagaimana termuat dalam
PanduanManual Transparansi Fiskal (Monual
onFiscol Tronsparency). Dan IMF juga secara rutin
melakukan monitoring terhadap
Indonesia berkenaandengan
pelaksanaan transparansifiskal. Terkait dengan hal tersebut,
penulistertarik untuk
mengetahuidan
menganalisa bagaimana kebijakan fiskal yang dilakukan olehpemerintah serta bagaimana
pelaksanaan transparansi pengelolaan fiskalyang
dilakukan oleh pemerintah. Apakah pelasanaan tersebuttelah sesuai dengan aturan
internasionalterutama IMF dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di lndonesia.
C.
Tujuan PenulisanSecara
umum tujuan dari
penulisanartikel ini adalah untuk mengetahui kebijakan-
kebijakan fiskal yang dikeluarkan
oleh3 Penny K.L., "Membumikan Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik: Tantangan Berdemokrasi ke Depan", Grasindo, Jakarta, 2014, hal.7.
n ldhar Yahya. "Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah", Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2005, hal.28.
L48
pemerintah dan dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. khususnya mengenai:
1.
Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan negara, pengeluaran negara,serta pengelolaan aset negara
yangdilakukan oleh pemerintah.
2. Transparansi informasi
mengenaipelaksanaan kebijakan fiskal yang dilakukan
oleh pemerintah.
Bentuk-bentuk transparansidan
media-mediaatau
alat- alat yang digunakan untuk oleh pemerintahdalam
menyampaikaninformasi
tersebut kepada publik.D.
Kerangka Pemikiran1.
Kebijakan FiskalPada dasarnya, kebijakan
fiskalmerupakan kebijakan stabilisasi yang dipelopori oleh kaum Keynesian. Kebijakan
fiskal
adalahsuatu kebijakan ekonomi dalam
rangkamengarahkan
kondisi perekonomian
untuk menjadilebih baik
denganjalan
mengubah penerimaandan pengeluaran
pemerintah.s Kebijakan fiskal (Fiscol Policyl adalah kebijakanpemerintah dengan
menggunakan belanjanegara dan perpajakan dalam
rangkamenstabilkan perekonomian. Adapun tujuan kebijakan
fiskal
adalah:Untuk
meningkatkanproduksi nasional
(PDB)dan
pertumbuhan ekonomi,untuk
memperluas lapangan kerjadan
mengurangi penganggurandan
untuk menstabilkan harga-harga barang, khususnya mengatasi inflasi.6 Agar kinerja ekonomi dapat terjaga stabilitas dan sustainabiltasnya, harus ada pihak yang mengaturnya. Dalam kerangka ekonomi makroyang
harus berperan dalam mengendalikan perekonomiansuatu
negaraadalah pemerintah melalui
kewenangan- kewenangan yang dimilikinya, baikitu
berupaintervensi maupun pembuatan
kebijakan- kebijakan.Meskipun pada
prinsipnya tugasKajion Vol. 79 No. 2 Juni 2074
pemerintah adalah sebagai
stabilisator, fasilitator, stimulator dan regulator, sedangkan pelaku ekonomi diserahkan kepada swasta.Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah
pemerintah untuk membuat
perubahan- perubahandalam sistem pajak atau
dalamperbelanjaannya dengan maksud
untukmengatasi
masalahmasalahekonomi
yangdihadapi.T Selain kebijakan fiskal, pemerintah
juga dapat
mengambil kebijakanlain,
yangdisebut
kebijakanmoneter.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintahyang
berkaitan dengan pengaturan kenerja ekonomi melaluimekanisme penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan Fiskalterwujud
dalamAPBN (Anggaran
Pendapatandan
Belanja Negara). Dalam dokumen APBN dapat dilihat berapa pendapatan pemerintah, dari mana saja pendapatantersebut,
komposisi pendapatan, penduduk mana atau siapa yang terkena beban tinggi dan beban rendah daritotal
pendapatanpemerintah, untuk apa saja
pendapatanpemerintah,
sektor
mana yang mendapatkanalokasi
pengeluarantinggi dan mana
yang rendah dan sebagainya.sSesungguhnya kebijakan
fiskalmencakup semua tindakan
atau
usaha untuk meningkatkan kesejahteraanumum
melalui pengawasanpemerintah terhadap
sumber-sumber ekonomi dengan
menggunakanpenerimaan dan pengeluaran
pemerintah, mobilisasi sumberdaya,dan
penentuan harga barang dan jasa dari perusahaan-perusahaan.sDasar pemikiran dalam kebijakan fiskal ialah bahwa pemerintah tidak dapat disamakan dengan individu dalam pengaruh dari tindakan masing-masing
terhadap
masyarakat sebagai keseluruhan.Umumnya para individu
akan mengurangi pengeluaran apabila penerimaanya meneurun, sedangkan pemerintah tidak harus berbuat demikian, karena apabila pemerintah mengurangi pengeluarannya, maka tindakan inisRosyetti
dan Eriyati, "Pengaruh Defisit Anggaran Terhadap Inflasidi
Indonesia Tahun 1981-2010", htto://eiournal.unri.ac.idlindex.pho/JElarticle/vied825/818. diakes April 2014.
thtto://www.fiskal.kemenkeu.qo.id
view.aso?id=20100706145340385736232. diunduh 14 Juli 2014.
TSadono
Sukirno, "Pengantar Teori Mikro Ekonomi", pT. Salemba
Empat, Jakarta, 2003.
tBramantyo
Djohanputro, "Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, penerbit PPM", Jakarta, 2008, hal. 105-106.
tDirk
J. Walfson, "Public Finance and Development Strategy',, The John Hopkins University Press, Baltimore, 1979, hal. 5.
Venti Eko Satyo Pelaksonaon Tronsporonsi....
justru akan lebih menyusahkan
ataumemperberat jalannya perekonomian karena
menurunnya peneluaran pemerintah
akanberarti
menurunnya pendapatan masyarakat sebagaiobjek pajak dan
selanjutnya justru memperkecil penerimaan pemerintah lagi. Disamping
itu
juga disadari bahwa dalam masa depresi banyak dana masyarakat (swasta) yang menganggur,sehingga peningkatan
dalampengeluaran pemerintah tidak
akanmengurangi
investasi sektor swasta
lewatkenaikan tingkat bunga. 10
'' Dalam
perkembangannya, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi empat macamatas dasar
yaitu:11 Pembiayaan Fungsional, Pengelolaananggaran,
Stabilisasi anggaranotomatis, Anggaran belanja
seimbang(kebijakan anggaran belanja defisit
untukmengatasi
depresi dan
pengangguran. Bilaterjadi inflasi maka kebijakan anggaran surplus dilakukan).
a.
Fungsi Kebiiakan FiskalFungsi kebiiakan
fiskal
pada dasarnyaadalah
penjabarandari
kebijakanfiskal
itu sendiri. Seperti yang telah diketahui, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah berupa langkah-langkahdi
sektor keuangannegara.
Langkah-langkah tersebutdilakukan dengan cara mengubah
atau menaikturunkan pendapatandan
pembiayaan negara. Tujuannya untuk menyesuaikan dengan keadaan ekonomiyang
sedang berlangsung.Dengan
kata lain
secaraumum, tujuan
dari kebijakanfiskal adalah untuk
menyesuaikan keadaanekonomi pada
sebuah negara dan penyelesaian masalah-masalah ekonomi yang dihadapi negara tersebut.12Fungsi kebijakan fiskal memiliki fungsi- fungsi sebagai berikut:
-
Fungsi alokasi. Fungsi alokasi mengandungesensi mendorong terciptanya
efisiensiperekonomian
dan
stimulasi pertumbuhanto M. Suparmoko, "Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktik", Edisi Keenam, BPFE, Jogakarta, 2013, hal. 295.
"tbid, hal. 296-300.
tthttp://www.fiskal.c
adalah$.U8e8-bFKoGM, diakses Juli 2014.
149
ekonomi yang berkelanjutan.
Dalampenerapan fungsi ini kebijakan
fiskalberperan aktif mengalokasikan
ataumengatur faktor-faktor produksi yang sudah ada
di
masyarakat secaralebih
maksimal.Dan jika faktor ekonomi tersebut
dapatdikelola dengan baik maka dapat membantu pemenuhan
kebutuhan rakyat
disampingjuga
memberikan dampakpositif
terhadapperekonomian secara luas.
Fungsi distribusi. Fungsi
distribusimenyangkut sarana distribusi kemakmuran, mengurangi kesenjangan
dan
mewujudkan keadilan ekonomi dan pembangunan. Untuk mencapaifungsi ini,
penerapan kebijakanfiskal dapat dimulai dari sistem
yangmengatur pembagian dan pemerataan hasil
pendapatan negara. Hal ini
tentunyamenjadi faktor yang sangat
pentingmengingat tidak jarang
pendistribusianpendapatan negara tidak
benar-benarsampai dengan baik hingga ke
rakyatbanyak.
Fungsi stabilisasi. Fungsi stabilisasi esensinya
adalah untuk mendorong
terwujudnya stabilitas fundamental perekonomian. Pada fungsi stabilitas beberapa faktor yang dijagaagar tetap stabil yaitu harga
barangkebutuhan
pokok,
pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja yang memadai. Ketigafaktor
tersebut merupakan hal yang harusdiperhatikan untuk memenuhi
fungsi stabilitas dari kebijakan fiskal.APBN harus didesain sesuai dengan fungsi
tersebut, dalam upaya
mendukungpenciptaan akselerasi
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Fungsialokasi berkaitan dengan
intervensi Pemerintah terhadap perekonomian dalam mengalokasikan sumber daya ekonominya.Fungsi distribusi berkaitan
denganpendistribusian barang-barang
yangdiproduksi oleh masyarakat,
sedangkanfungsi
stabilisasiberkaitan
dengan upaya menjagastabilitas dan
akselerasi kinerjaekonomi, sehingga perekonomian
tetappada kesempatan kerja penuh
(full150
employment) dengan harga yang stabil. Dari ketiga fungsi tersebut, fungsi stabilisasi yang
ditujukan untuk meminimalisir
volatilitasatau fluktuasi dalam
perekonomian, merupakan esensiutama
kebijakan APBN.Denganperan stabilisasinya, kebijakan fiskal dipandang sebagai
salah satu alat
yangefektif untukmemperkecil siklus bisnis.13
b.
Tujuan Kebijakan FiskalKebijakan fiskal bertujuan
untuk mempengaruhi sisi permintaan agregat suatu perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, kebijakanini dapat pula
mempengaruhi sisipenawaran yang sifatnya lebih
berjangkapanjang, melalui peningkatan
kapasitas perekonomian.Dalam
pengelolaan stabilitasmakroekonomi, kebijakan fiskal
akanberinteraksi dengan kebijakan
moneter.laTujuan kebijakan Fiskal
untuk meningkatkan pertumbuhanekonomi
secara optimal yaitu dengan cara:Mencegah pengangguran Stabilitas harga
Untuk
mendorong investasi sosial secara optimalMeningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional
Untuk meningkatkan dan meredistribusikan Pendapatan Nasional
Tujuan kebijakan fiskal
cenderungberbeda antara negara maju dan
negaraberkembang. Di negara-negara
maju,peranan kebijakan fiskal umumnya
untuk mempertahankanfull employment
danmenstabilisasi pertumbuhan
ekonomi.Sebaliknya di
negara-negara berkembang, kebijakan fiskal digunakan untuk menciptakan suatu lingkungan yang baik bagi pertumbuhanKojian Vol. 79 No. 2 Juni 2074
ekonomi yang
cepat.
Beberapa aspek terkait dengan tujuan ini adalah:ls1) Mobilisosi sumber daya.
Negaraberkembang dicirikan dengan
tingkat pendapatandan
investasiyang
rendah.Lingkaran (vicious
circle) ini
bisa diputus terutama melalui mobilisasi sumber daya untuk investasi yang cepaU2) Akselerasi pertumbuhon
ekonomi.Disamping untuk
memobilisasi sumbersumberdaya yang lebih
banyakuntuk investasi, pemerintah
harus mengarahkansumber daya tersebut
kesaluran
dimana hasil (yield) yang
lebihtinggi dan
barang-barang yang dihasilkandapat diterima dengan baik
oleh masyarakat;3)
Peningkoton kesempatankerja.
Insentif fiskal, dalam bentuk potongan pajak (tax-rebates) dan
konsesi,dapat
digunakanuntuk mendorong
pertumbuhan industriyang mempunyai potensi tinggi
untuk penciptaan lapangan kerja;4) Minimisosi ketimpangon
(inequolities)pendapatan don kekayoan.
Instrumenfiskal dapat digunakan
untuk memperbaikidistribusi
pendapatan yangmembantu kelompok miskin
melaluipeningkatan belanja sosial;
5)
Stobilitas harga (price stability). Instrumenfiskal juga dapat digunakan
untuk mengontroltendensi inflasi dan
deflasidalam perekonomian. Apabila
terjadideflasi (atau resesi), pemerintah
bisamenggunakan kebijakan fiskal
yangekspansif untuk memperbaiki
kondisiperekonomian. Langkah ini
dapatdilakukan dengan mengurangi pajak atau
melalui
peningkatanbelanja,
yang akanmendorong peningkatan
belanja masyarakat.l3Republik
lndonesia, "Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2013,,, Jakarta, 2012, h. r-5.
la Ndari Surjaningsih dkk., "Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output Dan Inflasi", Buletin Ekonomi Moneter dan perbankan, April 2012, h.
391.
13 Muhammad Afdi Nizar, '?rah Kebijakan Fiskal pemerintah lndonesia, 2000 - 2009", Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta, Juni 201e h. 1g-19.
Venti Eka Sotyo Peloksonoon Tronsparonsi.'..
c.
Mekanisme Kebiiakan FiskalTujuan
kebijakanfiskal adalah
untuk mempengaruhijalannya
perekonomian yaitu dengancara
memperbesardan
memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerintah (Tr), dan jumlah pajak (Tx)yang diterima pemerintah
sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).Mekanisme
kerja dari
pengaruh dari kebijakan fiskal terhadap ekonomi akan mudah dipahamidi dalam
konteksekonomi
makrodengan bantuan sebuah modal
ekonomi tertutup (tanpa hubungan ekonomi luar negeri) yang sederhanadari
Keynes yangterdiri
atassejumlah persamaan, seperti berikut
ini,'"
Y=C+l+G
C=cYd+Ca S=s.yd;s=11-c)
Yd=Y-T T=tY l=la
G=Ga
S=l
T=G(1) (21 (3) (4) (s) (6) (71 (8) (e)
Di mana persamaan (1) adalah definisi pendapatan nasional. Pada
saat
permintaanagregat (AD) sama dengan penawaran agregat
atau
produksi (AS)atau pada saat
ekonomidomestik tertutup seimbang, nilai
daripendapatan nasional (GDP) sama dengan nilai
total dari konsumsi swasta,
pembentukanmodal tetap bruto atau
investasi(l),
dan pengeluaran pemerintah(G).
Persamaan (2) menggambarkan fungsi konsumsi, yang mananilai
konsumsiditentukan oleh
pendapatanbersih setelah dikurangi pajak (Yd)
dan konsumsiotonom (Ca), yakni bagian
dari konsumsi yang ditentukandi
luar model atau tidak dipengaruhi oleh tingkat atau perubahan pendapatan. Koefisienc (suatu
persentase) menandakan bahwatidak
semua pendapatan digunakanuntuk
konsumsi. Artinya, sisa daritthtto'//www.slides diakses Juli 2014.
L51
pendapatan
atau (1-c)
adalah tabungan (5), seperti di persamaan (3). Persamaan (4) adalah pendapatanbersih setelah dikurangi
pajak;persamaan (5) mencerminkan
pendapatan pemerintahdari
pajak yang ditentukan selain oleh tingkat pendapatan (dari wajib pajak), jugaoleh
besarnyatarif
pajak(t);
persamaan (6)adalah investasi yang sifatnya
otonom;persamaan (7) adalah pengeluaran pemerintah
yang juga sifatnya berdiri sendiri,
tidak ditentukanoleh
model (ekonomi),tetapi
oleh kebijakan fiskal,dan dua
persamaan terakhirmencerminkan keseimbangan
ekonomidomestik tertutup, yakni pada saat
danatabungan sama seperti dana yang dibutuhkan untuk investasi di dalam negeri (persamaan (8))
dan jumlah
pemasukanpajak
sama denganjumlah
pengeluaranpemerintah
(persamaan (e)).besar daripada penerimaan (G>T), maka APBN
dalam kondisi defisit, sebaliknya
jikapendapatan melebihi pengeluaran (G<T), APBN
mengalami surplus. Apabila APBN
defisit, pemerintahhanya punya dua pilihan
untuk membiayai saldo negatif tersebut, yaitu didanai ofeh Bank Indonesia lewat printing money Vangberarti jumlah uang yang beredar
di masyarakat meningkatatau lewat
pinjaman,baik dari dalam negeri, misalnya
dengan menerbitkan obligasi atau dari luar negeri (carayang kedua ini berarti ekonomi tidak
lagi tertutup). Karena opsi pertama tersebut sangat berisiko terhadap peningkatan laju inflasi, maka biasanya opsi kedua yang dipilih.kebijakan
itu
sendiri, sedangkanefek
jangka panjang adalah efek awal ditambah efek-efekselanjutnya atau disebut efek
pengali(multiplierl
dari
kebijakan tersebut. Misalnya,pemerintah
mengurangisubsidi BBM,
yangmerupakan salah satu komponen
daripengeluaran
rutin
APBN. Makaefek
awalnyaadalah: G..l,) YO (lihat
persamaan (1)).Sedangkan
efek jangka
panjangnya adalahcU) YU
(persamaan(1)), ceteris
paribus variabel-variabel lainnya konstan,)Yd O
IAT752
= 0 (persamaan (a))
)c..1,
(persamaan(2)) )Y
..1, (persamaan (1)) (perubahan Y
tahapkedua)) dan seterusnya melalui jalur
yang sama beberapakali
(Y,Yd, dan C
mengalami penurunan beberapa kali) hingga akhirnya efekdari
penguranganG menjadi nol
(Y, Yddan
Ctidak
lagimenurun). Berarti
dalam efek jangka panjang, Y mengalami perubahan beberapa kali walaupunG
hanyasekali berubah:
AY (1), AY (21,...,AY(n).
Perubahantotal dari Y
bisadihitung lewat efek income multiplier
dari perubahan G, atau:6y
={1/[1-c(1-t)]]
X AG.Jika ekonomi sedang lesu,
Yang dicerminkanoleh laju pertumbuhan
PDB yangmenurun atau negatif, maka
pemerintahberkewajiban sesuai fungsinya
memberiinsentif atau dorongan agar
pertumbuhankembali positif atau meningkat. Untuk
tujuantersebut, pemerintah kebijakan fiskal
punyadua opsi: menaikkan pengeluaran
(AG>O)atau/dan
mengurangitarif pajak
pendapatan(At<0) jika sistem pajak pendapatan
yangberlaku adalah seperti di persamaan (5).
lniyang dimaksud dengan kebijakan
fiskalekspansif. Sebaliknya, kebijakan
fiskalkontraktif adalah mengurangi
pengeluaran ((AG<0)atau
meningkatkan pendapatan pajak lewat menaikkantarif
pajak ((At>0).2,
Transparansi FiskalTransparansi
fiskal adalah bagian
darimanajemen fiskal yang merupakan
bagianpenting dari good governonce.
Dengantransparansi fiskal maka akan
membukakesempatan untuk pembuat kebijakan
dan masyarakanuntuk
memperoleh informasi yanglebih baik sehingga bisa
memperdebatkanrancangan dan kebijakan-kebijakan
yangdihasilkan, membangun akuntabilitasi
untuk diimplementasikan.lTSelama ini yang menjadi tolok
ukurdalam pelaksanaan transparansi fiskaf
diIndonesia adalah Manual on
FiscalTransparency yang terbitkan oleh
IMFKajian Vol. 19 No. 2 Juni 2014
(lnternational Monetary Fund) atau
DanaMoneter Internasional. lMF dan
KelompokBank Dunia yang terrmasuk
KorporasiPembiayaan lnternasional
(lnternotionolFinance Corporotion-lFC) dan
AsosiasiPembangunan lnternasional
(lnternotionalDevelopment Association-lDA)
salingmelengkapi pekerjaan
masing-masing.Sementara perhatian IMF terutama
padakinerja ekonomi makro, dan pada
kebijakanmakro ekonomi dan sekor keuangan,
BankDunia terutama menangani
pembangunanjangka panjang dan isu-isu
pengurangan kemiskinan.IMF
melakukanmonitoring
secarateratur dan memberikan nasehat terkait dengan kebjakan ekonomi makro
negara- negara anggotanya.Elemen pokok transparansi fiskal itu berupa integritas ataupun
kebenaran laporankeuangan negara. Dalam pergaulan
dunia internasional,standar
akuntansisektor
negara disusun olehthe
Public Sector Committee of thelnternationol Federotion of
Accountants(IFACPSC). Sementara itu,
organisasiinternasional
lembagatinggi yang
melakukanpemeriksaan atau audit keuangan
negara (INTOSAI- the lnternotionol Orgonizotion of Supreme Audit lnstitutions) telah
menyusun standar pemeriksaan keuangan negara. Standaryand disusun oleh kedua
organisasiinternasional, serta standar yang
disusun
olehDana Moneter Internasional (lMF),
dianggapthe
best practices yang menjadi acuan dunia.18Menurut
IMF definisi transparansi fiskafadalah:1e transparansi fiskal
melingkupi keterbukaanterhadap publik
mengenai hal-halyang berkenaan dengan masa lalu,
masasekarang dan masa depan aktifitas
fiskal pemerintah, dan mengenaistruktur
dan fungsipemerintah yang menentukan
kebijakan fiskafdan outcome. Transparansitersebut
akanmenumbuhkan pedebatan public
yangterinformasikan
denganbaik, demi
kredibilitas17 Karolis Granikas, "Fiscal Transparency and Open Government Data, European Public Sector Information (EPSI) Platform'r, ePSl platform Topic Report No. 2013/11, November 2013, h. 6.
fBPK Rl, "BPK dan Transparansi Fiskal", Makalah untuk Rapat
Koordinasi Nasional Pimpinan FPPP (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan) DPR-RI, DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pimpinan DPR0 Provinsi/Kabupaten/Kota, Jakarta, Selasa, 18 Juli 2006.
sopcit.
Venti Eka Satya Pelaksonaon Transporonsi""
dan akuntabilitas pemerintahan yang
lebih baik.Definisi Yang lebih
terPerincidisampaikan oleh
George Kopits dan Jon Craigyaitu:
Transparansifiskal didefinisikan
sebagai keterbukaan terhadap public akan fungsi-fungsidan struktur-struktur pemerintah,
kebijakan yang akan dilakukan, akun-akunsektor
publik,dan proyeksi-proyeksi. Hal ini
mencakupkesiapan aksesi nformasi untuk
dapatdiandalkan, menyeluruh, tepat waktu,
dapatdipahami, dan secara internasional
dapat dikomparasikanterhadap aktifitas
pemerintahsehingga pihak yang berkepentingan dan pasar keuangan dapat secara akurat mengakses posisi keuangan
pemerintah serta cosf and benefit pemerintah yang sebenarnya,
termasukimplikasi sosial dan ekonominya baik
untuk masa kini maupun yang akan datang.2oTransparansi meruPakan
Proses demokrasi yang esensialdi
mana setiap warga negara dapatmelihat
secaraterbuka
dan jelas atas aktivitas dari pemerintah mereka daripadamembiarkan aktivitas tersebut
dirahasiakan'Jiwa dari sistem ini adalah kemampuan
darisetiap warga negara untuk
memperolehinformasi melalui akuntabilitas
pejabatpemerintah atas kegiatan yang
merekatakukan.2l
E. Metode
PenulisanTulisan ini merupakan studi literatur yang memusatkan perhatian pada data
daninformasi yang berkaitan
dengan transparansi kebijakandan
pengelolaanfiskal di
Indonesia.Penulis memaparkan
hasil penelitian,
analisa,data dan informasi yang berkenaan
dengan kebijakanfiskal pemerintah, serta
bagaimana pelaksanaantransparansi terhadap
informasi kebijakandan
pengelolaan fiskalnya. Dari datadan informasi tersebut selanjutnya
penulismemaparkan mengenai kebijakan fiskal negara,
2oKopits, George and Jon Craig 'Transparency in Government Operations," IMF Occasional Paper 158, (Washington: International Monetary Fund). 1998, P.1.
2lKatz
and Ellen, "Transparancy in Government-How American citizens lnfluence Public Policy", Journal of Accountancy, Juni 2004, p. L-2
753
serta praktek-praktek dalam
pelaksanaan transparansi kebijakan dan pengelolaan fiskal.Artikel ini diawali dengan
paparanmengenai kebijakan fiskal dan teori
yangmenjelaskan pentingnya transparansi
fiskal.Selanjutnya penulis memaparkan
mengenai kebijakanfiskal pemerintah
lndonesiadi
tahun20t3.
Selanjutnyapenulis
paparkan mengenaipedoman transparansi fiskal yang
dijadikansebagai landasan dalam
melakukantransparansi fiskal negara. Atas dasar pedoman kebijakan
fiskal baik bersifat
nasional maupuninternasional, penulis menganalisa
praktektranparansi fiskal yang dilakukan
olehpemerintah.
III.
PEMBAHASANA.
Kebijakan Fiskal PemerintahLingkup
pemerintah
dalam pengelolaandan
pengambilan kebijakanfiskal telah diatur dalam UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya, yaitu pengaturan terkait struktur dan fungsi pemerintah,
pemisahanantara peran eksekutif, legislatif
danyudikatil serta hubungan
pemerintahdengan sektor publik lain, demikian
pulaupaya
terus-menerus untukmenyempurnakan kerangka hukum,
aturandan administrasi pengelolaan fiskal
yangjelas
danterbuka.
Pemerintahtelah
mengaturdan berkomitmen terhadap proses
anggaranyang terbuka, keterbukaan informasi
fiskalkepada publik dan integritas data
laporan fiskal.Secara
historis, kebijakan fiskal
sudahditerapkan di Indonesia sejak
masakemerdekaan sekitar
tahun
1945. Tentu, modeldan"formula kebijakan fiskal yang ada
padamasa itu sangat berbeda dengan
kondisi sekarang. Pasalnya, perumusandan
formulasikebijakan fiskal pada suatu masa
sangat dipengaruhioleh
kondisi ekonomi saatitu
baikdalam dimensi global maupun domestik
dant54
diwarnai dengan karakteristik
pemerintahan yang berkuasa di saat itu.22Sebelum tahun 1930-an,
pengeluaran pemerintah hanya dianggap sebagai alat untukmembiaya kegiatan-kegiatan pemerintah
dan dinilai berdasarkan atas manfaat langsung yangdapat ditimbulkannya tanpa
melihatpengaruhnya terhadap pendapatan
nasional.Sebaliknya pajak
juga
hanya dianggap sebagaisumber
pembiayaanpengeluaran
negara danbelum diketahui pengaruhnya
terhadappnedapatan nasional. Akbatnya dalam
masadepresi,
pengeluaranpemerintah harus turut
dikurangi. Halinijustru
berakibat pada semakin rendahnya pendapatan nasional serta semakinlesunya perekonomian. Kalau timbul
deflasiatau infalsi, kebijakan yang dipercayai
untuk menanggulanginyaadalah kebijakan
moneter lewat Bank Sentral dan bukan keb'rjakan fiskal.23Di Indonesia, kebijakan
fiskalmempunyai dua prioritas. Prioritas
pertama adalah mengatasidefisit
anggaran pendapatandan belanja negara (APBN) dan
masalah-masalah APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih
kecildaripada pengeluarannya.Prioritas
keduaadalah
mengatasi masalahstabilitas
ekonomimakro, yang terkait dengan antara
lainpertumbuhan ekonomi, tingkat
inflasi, kesempatan kerja, dan neraca pembayaran.1. Pedoman dan Kerangka Kebijakan
FiskalPemerintah telah melakukan
publikasiprogram atau kebijakan yang terkait
denganpedoman kerangka kebijakan fiskal
melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik.Yang menjadi pedoman bagi
penyusunan kebijakanfiskal di
Indonesianadalah
rencana pembangunanjangka panjang yang tertuang
dalam Rencana Pembangungan Jangka Panjangdan Menengah
(RPJPN/RPJMN). Rencana- rencanatersebut
merupakan program presidendan wakil presiden yang disusun
oleh"Sri
Adiningsih, "Koordinasi dan Interaksi Kebijakan Fiskat- Moneter:Tantangan ke Depan", Penerbit Kanisius, Jakarta, 2012, h. 365."
John F Due, Goluemment Finance", Richard D. lrwin lnc., Homewood, lllionos i959. p. 536-537.Kojian Vol. 79 No. 2 Juni 2074
Kementerian Perencanaan
PembangunanNasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPENAS)dan
dipublikasikan dalam bentuk buku fisik maupun elektronik. RPJP yangberjingka waktu
20 tahunmerupakan pedoman bagi rencana pembangungan jangka menengahdan
pendek.Visi, Misi, dan
Program Presiden dalam RPJPN dijabarkan dalam RPJMN. RPJMNmemuat strategi pembangunana
nasional,kebijakan umum,
kementerian/lembaga dan
program lintas
kementerian/lembaga,
kewilayahandan
lintaskewilayahan, serta kerangka ekonomi
makroyang mencakup gambaran
perekonomiansecara menyeluruh termasuk arah
kebijakanfiskal dalam rencana kerja yang
berupakerangka regulasi dan kerangka
pendanaanyang
bersifat indikatif..
Berdasarkankondisi
bangsa Indonesiasaat ini, tantangan yang dihadapi dalam
20tahunan mendatang dengan
memperhitungkan modal dasar yang
dimilikioleh bangsa Indonesia, dan
amanatpembangunan yang tercantum
dalam PembukaanUndang-Undang Dasar
NegaraRepublik Indonesia Tahun L945, maka
VisiPembangunan Nasional tahun
2005-2025 adalah: Indonesia YangMandiri,
Maju, Adil Dan Makmur Adapun tahapan skala prioritas utamadan strategi RPJM secara ringkas
adalah sebagai berikut:1) RPJM ke-l (2005-2009) diarahkan
untukmenata kembali dan
membangunlndonesia di
segalabidang yang
ditujukanuntuk menciptakan Indonesia
yang amandan damai, yang adil dan demokratis,
danyang tingkat
kesejahteraanrakyatnya meningkat.2) RPJM ke-2 (2010-20L4) ditujukan
untuklebih memantapkan penataan
kembaliIndonesia di segala bidang
denganmenekankan pada upaya
peningkatan kualitassumber daya manusia
termasukpengembangan kemampuan iptek
serta penguatan daya saing perekonomian.3) RPJM ke-3 (2015-2019) ditujukan
untuklebih memantapkan
pembangunan secaraVenti Ekd Sotya Peloksanaon Tronsparansi.'..
menyeluruh di berbagai bidang
denganmenekankan pencapaian daYa
saingkompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulansumber
dayaalam dan
sumber daya manusia berkualitasserta
kemampuan iptek yang terus meningkat.4) RPJM ke-4
(2O2O-2A251ditujukan
untukmewujudkan masyarakat
lndonesia yangmandiri, maju, adil, dan makmur
melaluipercepatan pembangunan di
berbagaibidang dengan
menekankan terbangunnyastruktur perekonomian Yang
kokohberlandaskan keunggulan kompetitif
diberbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.2.
Kebijakan Fiskal 2013Berdasarkan keinginan mencapai
visiRPJMN 20LC-2OL4, Yaitu
"TerwujudnYaIndonesia yang Sejahtera, Demokratis,
dan Berkeadilan", dan denganmelihat
capaian hasil kinerja dan perkiraan hasil kinerjatahun
20L2,potensi yang dimiliki, serta
memperhitungkan tantangan dan permasalahan yang sedang danakan dihadapi, tema RKP tahun
2013ditetapkan sebagai berikut:
"Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan danPerluasan Kesejahteraan Rakyat".
Untuk mendukung pencapaiantema tersebut,
dalam RKP 2013 ditetapkan 11 prioritas nasionaldan 3prioritas lainnya, yang terdiri atas:
{1)Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola;
(21Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan
Kemiskinan; (5) Ketahanan Pangan;
(6)f
nfrastruktur; (7) tklim Investasi dan
lklim Usaha;(8) Energi; (9)
LingkunganHidup
dan Pengelolaan Bencana;(10)
Daerah Tertinggal,Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik;
(11) Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi;(12) Bidang Politik, Hukum, dan
Keamananlainnya; (13) Bidang Perekonomian lainnya; dan (14) Bidane Kesejahteraan Rakyat lainnya.2a
2aPresiden
Republik Indonesia, "Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2Ot0-2O14', Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/8adan Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPENAS), Jakarta, 2010.
755
Penyusunan dan penetapan
programdan kegiatan prioritas tahun 2013
tersebut mempertimbangkan berbagai hal, yaitu: 2s1) keterkaitan antarwilayah dari
segisosial,ekonomi, budaya, dan
politik
sebagaiperwujudan wawasan nusantara
dalamkerangkaNegara Kesatuan
Republik Indonesia;2l kinerja
pembangunandan isu strategis
di setiap wilayah;3) tujuan dan sasaran pembangunan
setiapwilayah
sesuai dengantujuan dan
sasaran RPJPN 2OO5-2A25 dan RPJMN 2O1O-20L4;4)
rencanatata
ruang wilayah pulau dan pola pemanfaatan ruang yang optimal;5)
pelaksanaan MP3EI; dan6) pelaksanaan
program percepatanpengurangan kemiskinan, yaitu: (a) program bantuan sosial berbasis keluarga (klaster 1),
(b) program pemberdayaan
masyarakat(klaster 2), (c) program
pemberdayaan usahakecil dan mikro (klaster 3), dan
(d) program pro rakyat (klaster 4).Dengan mengacu dan
berpedomanpada tema
RKP2013 dan
kapasitas sumberdaya yang dimiliki, fokus dari kegiatan
11prioritas
nasional dan3 prioritas
lainnya dalam RKPtersebut ditekankan pada
penanganan beberapa isu strategis yangmeliputi 4
(empat) hal pokok,yaitu:
(L) peningkatan daya saing; (2)peningkatan daya tahan ekonomi;
(3)peningkatan dan perluasan
kesejahteraanrakyat; serta (4) pemantapan stabilitas
sosial politik.lsu strategis
terkait
dengan peningkatandaya saing meliputi: (a) peningkatan
iklim investasi dan usaha (eose of doing businessl;lbl percepatan
pembangunaninfrastruktur
untukketerhubungan dalam negeri
{domesticconnectivity); (c) peningkatan
pembangunanindustri di berbagai koridor ekonomi; dan
(d)penciptaan kesempatan kerja,
khususnyatenaga kerja muda. lsu strategis
terkait
dengan peningkatan dayatahan ekonomi meliputi:
(a)peningkatan ketahanan pangan
menuju"tbid.
156
pencapaian
surplus beras 10 juta ton
padatahun 2OL4; dan (b) peningkatan
rasio elektrifikasi dan konversi energi.Selanjutnya, isu-isu terkait
denganpeningkatan dan perluasan
kesejahteraanrakyat, antara lain: (a)
peningkatan pembangunansumber daya
manusia;dan
(b)percepatan pengurangan kemiskinan
melaluisinergi klaster 1 sampai dengan klaster
4.Sementara itu, isu-isu strategis terkait
pemantapan stabilitas sosial
dan politik
antaralain: (a) antisipasi persiapan
tahapanpelaksanaan Pemilu 2OL4; (b) perbaikan kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi;
serta
(c) pencapaian pembangunanminimum
essentialforce (MEF). Seluruh isu strategis
tersebutselanjutnya dicerminkan di dalam
arah kebijakanfiskaldan
postur RAPBN20t3.
Kebijakan fiskal
ditahun
2013 diarahkanuntuk "Mendorong P€rtumbuhan
Ekonomiyang
Berkelanjutanmelalu
Upaya PenyehatanFiskal. Arah kebijakan fiskal
tersebutmenekankan
pentingnya mendorong
stimulus fiskan yang berkesinambungan. Keseimbangan antara kedua sasaranini
akan selalu melandasi kebijakanfiskal
sekarangdan di
waktu-waktumendatang. Upaya untuk menjaga
kesehatandan kesinambungan fiskal tersebut,
akanditempuh melalui dua strategi pokok,
yaitu mengendalikandefisist
anggaran pada tingkatyang aman dan menurunkan risiko
utang terhadap PDB dalam batas vang monageble.26Substansi dari tema arah
kebijakanfiskal tersebut
menekankanpentingnya mengupayakanterwujudnya
kondisi fiskal yangsehat dalam rangka
mendorongterjaganyapertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.Adapun strategi
untuk
menjagakesinambunganfiskal ditempuh melalui 4 (empat) hal
pokok,yaitu: (a) optimalisasipendapatan
negaradengan tetap menjaga iklim
investasi,keberlanjutan dunia usaha,
dankelestarianlingkungan hidup; (b) meningkatkan
kualitasbelanja negara melalui efisiensibelanja
yang26 Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 'tAPBN 2013 Mendorong Petumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan melalui Upaya Penyehatan Fiskal", Keterangan Pers, Jakarta 2012.
Kojion Vol. 79 No. 2 Juni 2014
kurang produktif dan meningkatkan
belanjainfrastruktur untuk memacupertumbuhan;
(c) menjagadefisit
anggaran pada batas aman (dibawah 3 persen terhadapPDB); dan
(d)menurunkan rasio utang terhadap
PDB dalam batas yang terkendali.3.
Penyusunan Anggaran 2013RAPBN (Rancangan
Anggaran Pendapatandan
Belanja Negara) 2013 disusun sebagai pelaksanaan amanat pasal 23 ayat (1),ayat (2), dan ayat (3)
UUD 1945 Amandemenkeempat. Mengacu pada UU No. 17
Tahun2003 tentang
Keuangan Negara, penyususnan RAPBN2013 dilakukan dengan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)tahun
2OL0-2014, RencanaKerja PEmerintah
(RKP)tahun 20L3,
sertaKerangka Ekonomi Makro dan
Pokok-pokok Kebijakan Fiskaltahun
2OI3,sebagaimana telah disepakati dengan DPR. Proses dan mekanismepenyiapan, penyusunan, dan
pembahasanRAPBN Tahun 20L3,juga dilakukan berdasarkan UU
$o.
27 Tahun 2009tentang
MPR, DPR, DPD dan DPRD.Dalam penyusunan RAPBN,
basisperhitungan yang digunakan adalah
Asumsidasar
Ekonomimakro.Asumsi dasar
ekonomimakro
mencakup variabel-variabel yang dinilaimemiliki dampaksignifikan terhadap
posturAPBN.
Meskipun
asumsi dasartersebut
hanya sebagai ancar-ancardalam
menghitung postur APBN,namun dalam kondisi tertentu,
asumsi dasartersebutdapat
menjaditarget
yang harusdapat dicapai.
Berkaitandengan itu,
menjagastabilitasekonomi makro menjadi
keharusandalam rangka mengamankan
pelaksanaan APBN., Asumsi dasar ekonomi makro
20L3tersebut disusun dengan
memperhatikan perkembanganhinggasaat ini dan
prospeknyake depan. Dengan modal kinerja
ekonomi Indonesia dalamlima tahun terakhir yang cukupmenggembirakan, prospek kondisi
ekonomimakro Indonesiake depan
diperkirakanberpotensi membaik.Perkembangan
realisasi asumsi dasarekonomi makro 2007-201L
danVenti Eka Sotyo Pelaksonoan Tronsporan9""
proyeksinya di tahun 2OL2-20t3
disajikandalam Tabel 1.
Sumber:Kementerian Keuangan, 2012'
Secara umum kebijakan fiskal
tahun2013 masih bersifat
ekspansifuntuk
meniagamomentum pertumbuhan dengan tetap
mengendalikan defisit dalam batas
aman'Kebijakan tersebut diwujudkan melalui:
(1)Kebijakan pendapatan negara; (2)
Kebiiakan betanja negara;dan(3)
Kebijakan pembiayaan'Pelaksanaan kebijakan-kebiiakan
tersebut dilaksanakandan dikelola secara efisen
danproduktif sehingga tidak hanya
akanmemberikan kontribusi yang
optimalkesinambungan
fiskal, tetapi juga
berdampakpada peningkatan daya saing
perekonomian domestik. Selanjutnya, haltersebut
diharapkandapat mendukung tujuan
pembangunannasional untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.Postur RAPBN tahun 2013
disusundengan kaidah ekonomi publik dalam
rangkaoptimalisasi sumber sumber
penerimaannegara disertai dengan
pelaksanaan efisiensidan efektivitas di bidang belanja
negara danketersediaan pembiayaan anggaran.
Selainmempertimbangkan asumsi dasar
ekonomimakro, penetapan berbagai besaran
posturRAPBN tahun 2Ot3 juga
memperhatikanTabel 1 Asumsi Dasar Ekonomi
Makro,
2OO7-2Otg757
kebutuhan untuk
PenYelenggaraan pemerintahanyang baik,
kebijakan yang akandilakukan ke depan, serta
perkembanganrealisasi APBN pada
periode-periode sebelumnya.2TKebijakan anggaran ekspansif
yangditempuh Pemerintah hingga
penetapanAPBNP tahun2012 tersebut masih
akanditeruskan untuk
tahun
2OL3. Berdasarkan arahdan strategi kebijakan fiskal, postur
RAPBN2OL3 akan meliputi pokok-pokok
besaran sebagai berikut:28a.
Pendapatan negara direncanakan mencapai Rp1.507,7triliun, terdiri atas
penerimaanperpajakan Rp1.178,9
triliun,
PNBP Rp324,3triliun,
dan penerimaan hibah Rp4,5triliun'
b. Belanja negara direncanakan
sebesarRpL.557,9 triliun, terdiri atas
belanjapemerintah pusat Rp1.139,0 triliun
dantransfer ke daerah Rp518,9
triliun.
c. Defisit anggaran diperkirakan
sebesarRp150,2
triliun
(1,62 persen terhadap PDB)'d. Pembiayaan defisit RAPBN 20t3
direncanakan
berasal dari
sumber-sumber pembiayaandalam
negeri sebesar Rp169,62TRepublik Indonesia, "Nota Kjeuangan dan Rancangan Anggaran Peniapatan dan Befanja Negara tahun Anggaran 20t3", Jakarta, 20L2i, h.1-7 - 1-8,
"tbid, h. 7-8.
lndikator
Ekonomi<
Pertumbuhan Ekonomi (/"12007 2008 2009
20t
0
20tL
201220t3
Real. Real Real Real Real APBN
Outlook
RAPBN613 6,0 4,6 6,2 6,5 6,5 6,3-5,5 6,8
Inflasi (%) 6,6
IL,L
2,8 7,O 3,9 6,8 4,8 4,9NilaiTukar (RP/USS) 9.140 9.69
1
10 401
9.08 7
8.77 9
9.00 0
9.250 9.300
Suku Bunga SPN
3
Bular(o/ol
8,0 9,3 7,5 6,6 4,8 5,0 3,9 5,0
Harga MinYak
ICF(t ISS/barel)
72,3 97,0 6L,6 79,4 LLL,
5
105, 0
110,0 100,0
Lifting MinYak
(ribubarel/hari)
904,0 87L, 0
944, 0
953, 9
898, 5
930, 0
900,0, 900,0
Lifting Gas