1
LAPORAN TUGAS BESAR
PENGANTAR PERENCANAAN PROSES(PL1201)
PENANGANAN BANJIR DI KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN RAJABASA , BANDAR LAMPUNG
Dosen Pengampu
Mia Ermawati S.T., M.T
DISUSUN OLEH :
Amanda Chesya Havifah 123220009 Lolita Hayati S. Br. Ginting 123220013 Aurellia Zahra Zagita 123220017 Wanda Saessa Pratika 123220018 Gresya Odeta Gurning 123220019
M.Musfiq Faiz 123220020
Raihan 123220030
Larissa Aurelia 123220051
PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN 2024
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi ... 1
Daftar Gambar……….…2
Daftar Tabel………..…3
BAB 1 PENDAHULUAN………...………..4
1.1 Latar Belakang ... 4
1.2 Ruang Lingkup Wilayah ... 4
1.3 Sistematika Penulisan………..….6
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH ... 7
2.1 Aspek Kependudukan ... 7
2.2 Aspek Fisik Lingkungan………..7
2.3 Aspek Infrastruktur Kewilayahan………8
2.4 Aspek Sosial Budaya dan Kependudukan………..10
2.5 Aspek Ekonomi………...………...10
2.6 Aspek Kelembagaan……….……..11
BAB III RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN………...14
3.1 Rumusan Masalah………...14
3.2 Tujuan……….14
BAB IV DESAIN SURVEI……….15
BAB V PENGOLAHAN DATA, PENYAJIAN DATA, INTERPRETASI DATA……..22.
5.1 Penyajian Tabel dan Grafik………22
5.1.1 Penyajian Tabel dan Grafik………..22
5.1.2Data Jumlah Kelurahan dengan Sebaran Banjir Beresiko Tinggi PerKecamatan………...………23
5.1.3 Data Perbandingan Jumlah Penduduk Kecamatan Rajabasa dan Provinsi Bandar Lampung………..24
Lampiran ... 26
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta lokasi survei lapangan………..………....5
Gambar 2. Nasasumber di Gang Toyib...8
Gambar 3. Datarann yang perlu diperbaiki di Gang Toyib...9.
Gambar 4. Pohon Masalah ... 12
Gambar 5.Fish Bone...12
Gambar 6. Mind Mapping ...12.
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Jumlah penduduk Kecamatan Rajabasa dan Kota Bandar Lampung 2020-2023….7Tabel 2.
Kepadatan penduduk Kecamatan Rajabasa dan Kota Bandar Lampung 2020-2023………..7
Tabel 3. Kebutuhan Data Survei………15
Tabel 4. Output………..17
Tabel 5.Curah Hujan Rata-Rata di Bandar Lampung Tahun 2023………22
Tabel 6. Data Jumlah Kelurahan dengan Sebaran Banjir Beresiko Tinggi per Kecamatan………..23
Tabel 7. Data Perbandingan Jumlah Penduduk Kecamatan Rajabasa dan Kota
Bandar Lampung………24
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang ada di Indonesia yang merupakan ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung secara geografis terletak pada koordinat 105°28’ – 105°37’ Bujur Timur dan 5°20’ – 5°30’ Lintang Selatan, memiliki batas wilayah di sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Lampung, di sebelah utara berbatasan Kecamatan Natar Lampung Selatan, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan, serta di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Gedung Tataan dan Padang Cermin. Menurut sensus yang dilakukan BPS, Bandar Lampung termasuk ke dalam kota terpadat ketiga di Pulau Sumatera setelah Kota Medan dan Kota Palembang dengan jumlah penduduk 1.184.949 jiwa dengan kepadatan 6.008,8 jiwa/km2.
Seiring berjalannya waktu, kota Bandar Lampung berkembang menjadi pusat perekonomian, perdagangan, dan jasa di Provinsi Lampung.
Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang rawan terjadi bencana alam salah satunya yaitu bencana banjir. Banjir merupakan keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memerhatikan curah hujan dan aliran air. Dilihat dari intensitasnya kami mengambil 3 sempel titik rawan banjir yang mana ketiganya terletak di kecamatan Rajabasa diantaranya yaitu di GG. Toyib, GG.
Ibrahim dan Perumahan Gelora Persada. Di GG. Toyib banjir disebabkan oleh ukuran gorong- gorong yang terlalu kecil dan Sungai yang kurang dalam dan ukuran nya yang kecil tidak dapat menampung debit air yang terlalu besar. Kedua, di GG. Ibrahim banjir disebabkan karena di salah satu ruas jalan, drainase tidak berfungsi, ditambah keadaan wilayah yang berbentuk cekung mengakibatkan 4endid hujan turun, air berkumpul di satu titik dan menggenangi jalan di sekitarnya. Terakhir, di Perumahan Gelora Persada, banjir disebabkan oleh debit air yang terlalu besar sehingga tanggul roboh.
1.2 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah pada laporan yang kami buat ini adalah wilayah Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung. Terdapat beberapa kecamatan yang rawan terjadi banjir di Kota BandarLampung, seperti di Kecamatan Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Timur, Kedamaian, Rajabasa, Sukarame, Sukabumi, Panjang, dan Bumi Waras. Kecamatan Rajabasa tersendiri memiliki risiko bencana banjir yang cukup tinggi.
Secara administratifKecamatan Rajabasa memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 1.Di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Langkapura dan Kecamatan
Kemiling
2. Di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Senang dan Kecamatan Labuhan Ratu
3. Di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Ratu 4. Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan
Dikarenakan Kecamatan Rajabasa merupakan salah satu kecamatan yang memiliki risiko banjir tinggi, kami melakukan survei lapangan pada kecamatan ini di 3 titik yang berbeda untuk menggambarkan bagaimana penanganan bencana banjir yang terjadi di daerah tersebut. Tiga titik diantaranya terletak di Kecamtan Rajabasa, tepatnya di GG. Toyib dan Gg. Ibrahim dan di Perumahan Gelora Persada. Berikut adalah peta lokasi survei
lapangan di Kecamatan Rajabasa.
5
Gambar 1. Peta lokasi survei lapangan Sumber : Google Earth 2024
6 1.3 Sistematika Penulisan
Laporan tugas besar Pengantar Proses Perencanaan ini terdiri atas 5 bab dan setiap sub bab memiliki pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
1.Bab I Pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini terdiri dari 3 sub bab yang menerangkan tentang latar belakang masalah,ruang lingkup wilayah,dan sistematika penulisan.
2. Bab II Gambaran Umum Wilayah
Pada bab gambaran umum wilayah ini menjelaskan tentang karakteristik wilayah yang kami tinjau dari berbagai aspek seperti aspek kependudukan,aspek fisik awasan aspek sosial ekonomi, dan aspek kelembagaan.
3. Bab III Rumusan Masalah dan Tujuan
Pada bab Rumusan Masalah dan Tujuan ini berisi tentang rumusan masalah,pohon masalah,dan tujuan dibuatnya laporan.
4. Bab IV Desain Survei
Pada bab desain survey ini memaparkan data apa saja yang dibutuhkan,jenis data yang dibutuhkan,metode pengumpulan data,sumber data yang diambil,6endidikan
survey,metode analisis, dan output.
5. Bab V Pengolahan Data,Penyajian Data, dan Interpretasi Data
Pada bab pengolahan data,penyajian data dan interpretasi data ini berisi penjelasan dan pemaparan tentang pengolahan data menjadi informasi dengan menggunakan 6endid penyajian data dan interpretasi data
7
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Aspek Kependudukan
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk yang terdapat di Kecamatan Rajabasa serta Kota Bandar Lampung terus meningkat tiap tahunnya. Tingkat kepadatan penduduk di Kota Bandar Lampung juga cukup tinggi yaitu 6.008 jiwa/km2 pada tahun 2021.
Hal ini tentunya juga berkaitan dengan terus meningkatnya bencana banjir yang terjadi di kota tersebut. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, tentunya limbah rumah tangga yang dihasilkan juga semakin meningkat. Jika limbah tersebut tidak ditangani dengan baik, pastinya akan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Data Jumlah penduduk Kecamatan Rajabasa dan Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada 7endi berikut:
Tabel 1. Jumlah penduduk Kecamatan Rajabasa dan Kota Bandar Lampung 2020-2023 Tahun Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung
2020 57.589 1.166.066
2021 58.522 1.184.949
2022 59.756 1.202.073
2023 55.958 1.214.330
Sumber : BPS 2024
Data kepadatan penduduk Kecamatan Rajabasa dan Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2. Kepadatan penduduk Kecamatan Rajabasa dan Kota Bandar Lampung 2020-2023 Tahun Kecamatan Rajabasa
(jiwa/km^2)
Kota Bandar Lampung (jiwa/km^2)
2020 4.256 5.913
2021 4.325 6.008
2022 4.552 6.151
2023 4.431 6.242
Sumber : BPS 2024
2.2 Aspek Fisik Lingkungan
Kecamatan Rajabasa adalah kecamatan dengan luas 13,53km^2 yang memiliki 7 kelurahan yaitu kelurahan Rajabasa, Kelurahan Rajabasa Nunyai, Kelurahan Rajabasa Prmuka, Kelurahan Gedong Meneng, Kelurahan Rajabasa Raya, Kelurahan Rajabasa Jaya. Secara geografis, Kecamatan Rajabasa merupakan daerah dataran yang merupakan lahan pertanian tadah hujan dan 7endidik besar merupakan daerah pemukiman penduduk. Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Rajabasa yaitu Kecamatan Kemiling merupakan Recharge Area. Recharge Area adalah daerah yang memiliki karakteristik pergerakan aliran air 7endidik ke bawah. Hal ini menyebabkan kecamatan-kecamatan di bawah Kecamatan Kemiling mendapatkan air kiriman dari kecamatan tersebut. Ditambah lagi kecamatan- kecamatan di sekitar kecamatan Kemiling seperti Kecamatan Rajabasa, Kecamatan Langkapura, dan Kecamatan Labuhan Ratu bukan merupakan daerah resapan.
8
Gambar 2. Narasumber di Gang Toyib Sumber: Hasil Survei,2024
Berikut adalah dampak banjir yang memiliki konsekuensi yang serius bagi aspek lingkungan dan masyarakat di sekitarnya
1. Erosi Tanah: Banjir yang sering dapat menyebabkan erosi tanah yang parah di sepanjang aliran sungai dan area dataran rendah. Erosi tanah ini dapat mengancam keberlangsungan vegetasi dan mengakibatkan hilangnya lahan pertanian.
2. Kerusakan Struktur Bangunan: Banjir yang terjadi secara berkala dapat merusak infrastruktur dan bangunan di sekitar area banjir. Air yang tinggi dan arus yang kuat dapat merusak pondasi bangunan dan struktur bawah tanah, meningkatkan risiko kecelakaan dan kerugian ekonomi.
3. Kualitas Air: Air hujan yang tergenang dan air sungai yang meluap dapat mencemari kualitas air di sekitar wilayah banjir. Banjir bisa membawa limbah domestik, industri, dan pertanian yang mencemari sumber air permukaan dan tanah, mengancam kesehatan masyarakat dan ekosistem akuatik.
4. Perubahan Tata Guna Lahan: Banjir dapat mempengaruhi pola tata guna lahan di sekitar wilayah terdampak, memaksa perubahan dalam penggunaan lahan yang mungkin berdampak pada lingkungan. Misalnya, lahan pertanian mungkin ditinggalkan karena kerusakan atau produktivitas yang berkurang akibat banjir.
5. Keseimbangan Ekosistem: Banjir yang terlalu sering atau terlalu ekstrem dapat mengganggu keseimbangan ekosistem alami di wilayah tersebut. Hal ini dapat mengarah pada penurunan keanekaragaman hayati, kerugian ekosistem yang penting, dan kerusakan jangka panjang terhadap fungsi ekosistem.
2.3 Aspek Infrastruktur dan Kewilayahan
Banjir di Bandar Lampung hampir terjadi setiap tahun. Terdapat banyak faktor penyebab banjir, diantaranya aliran air yang tersumbat oleh sampah, sedikitnya ruang terbuka hijau, saluran air yang kurang efektif, serta faktor non-teknis seperti ekonomi, 8endid, 8endidikan, dan implementasi peraturan/kebijakan yang kurang efisien. Berikut adalah Dampak yang serius bagi aspek infrastruktur dan kewilayahan
9
Gambar 3. Dataran yang perlu diperbaiki di Gg. Toyib Sumber : Hasil Survei,2024
1. Kerusakan Infrastruktur: Banjir dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur transportasi seperti jalan raya, jembatan, dan rel kereta api. Air yang tinggi dan arus yang kuat dapat merusak struktur tersebut, mengganggu konektivitas dan mobilitas masyarakat.
2. Risiko Kesehatan dan Keamanan: Banjir dapat meningkatkan risiko kesehatan dan keamanan bagi penduduk setempat. Air banjir yang tercemar dapat menyebabkan penyakit, sedangkan kerusakan infrastruktur dapat menghambat akses ke layanan darurat seperti rumah sakit dan pemadam kebakaran.
3. Pembangunan Tidak Teratur: Beberapa wilayah mungkin menjadi lebih rentan terhadap banjir karena pembangunan tidak teratur yang mempersempit saluran air dan mengurangi area resapan air. Pembangunan yang tidak terencana juga dapat meningkatkan risiko banjir dengan mengubah aliran air dan mengurangi penyerapan air tanah.
4. Kerusakan Drainase dan Saluran Air: Infrastruktur drainase yang tidak memadai dapat menjadi penyebab utama banjir di wilayah tersebut. Saluran air yang tersumbat atau rusak dapat menyebabkan genangan air yang berkepanjangan, meningkatkan risiko banjir setelah hujan lebat.
5. Pemukiman Tidak Aman: Pemukiman informal yang terletak di daerah rentan banjir meningkatkan risiko terhadap keselamatan dan kesejahteraan penduduk. Tanpa infrastruktur yang memadai atau peringatan yang tepat, penduduk di daerah tersebut lebih rentan terhadap dampak banjir.
6. Kawasan Rawan Bencana: Rajabasa mungkin termasuk dalam kategori kawasan rawan bencana banjir. Ini dapat menghambat pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut serta menyulitkan upaya pemulihan pasca-banjir.
10 2.4 Aspek Sosial Budaya dan Kependudukan
1. Evakuasi dan Penampungan Darurat: Banjir dapat memaksa warga untuk dievakuasi dari rumah mereka dan mencari tempat penampungan darurat. Hal ini dapat menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan ketidaknyamanan serta kecemasan di kalangan penduduk.
2. Kesehatan Mental: Banjir dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada penduduk, terutama bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal atau harta benda mereka. Trauma akibat banjir juga dapat memengaruhi kesehatan mental masyarakat, termasuk anak- anak dan lansia.
3. Kehilangan Mata Pencaharian: Banjir dapat mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat, terutama bagi mereka yang mata pencahariannya terkait dengan sektor pertanian, perdagangan, atau jasa yang terdampak oleh banjir. Kehilangan sumber daya dan modal juga dapat menghambat upaya pemulihan ekonomi pasca-banjir.
4. Perubahan Pola Migrasi: Banjir dapat mempengaruhi pola migrasi penduduk, baik secara sementara maupun permanen. Penduduk mungkin memilih untuk meninggalkan daerah terdampak banjir secara permanen jika risiko banjir terus meningkat atau infrastruktur dan layanan dasar tidak memadai.
5. Pembelajaran dan Penyesuaian: Banjir juga dapat menjadi kesempatan untuk pembelajaran dan penyesuaian di masyarakat. Melalui pengalaman banjir, masyarakat dapat belajar tentang manajemen risiko bencana, perencanaan tata ruang yang lebih baik, dan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
2.5 Aspek Ekonomi
Ekonomi merupakan aspek yang menjelaskan aktivitas ekonomi, pendidikan, serta
pendapatan. Fenomena sosial ekonomi merupakan fenomena yang terjadi di masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian masyarakat. Fenomena yang terjadi meliputi
kemiskinan, pengangguran, inflasi, deflasi, ketimpangan neraca pembayaran, permasalahan pertumbuhan ekonomi, kelangkaan barang, persaingan bisnis, krisis nilai tukar uang, serta korupsi.
Bencana banjir dapat mempengaruhi aspek sosial ekonomi dikarenakan dapat menghambat mobiltas masyarakat sekitar. Saat banjir menggenangi jalan yang menjadi tempat aktivitas warga maka segala aktivitas yang terjadi akan terganggu. Berikut adalah dampak serius yang ditimbulkan oleh banjir bagi aspek ekonomi
1. Kerugian Ekonomi: Banjir dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi penduduk dan bisnis di wilayah terdampak. Kerugian ini dapat mencakup kerusakan pada properti, infrastruktur, tanaman pertanian, dan barang-barang pribadi, serta kehilangan pendapatan akibat gangguan dalam aktivitas ekonomi.
2. Kerusakan Infrastruktur dan Aksesibilitas: Banjir dapat merusak infrastruktur penting seperti jalan raya, jembatan, dan jalur transportasi lainnya, yang mengganggu konektivitas dan aksesibilitas ke pasar, tempat kerja, dan layanan penting lainnya. Ini dapat menyebabkan penurunan dalam aktivitas ekonomi dan mobilitas penduduk.
3. Gangguan pada Aktivitas Bisnis: Banjir dapat mengganggu operasi bisnis lokal, termasuk toko, restoran, hotel, dan usaha kecil lainnya. Gangguan ini dapat menyebabkan penurunan pendapatan, kerugian stok barang, dan bahkan penutupan bisnis secara permanen dalam kasus yang ekstrem.
11
4. Peningkatan Biaya Asuransi: Frekuensi dan tingkat kerusakan yang tinggi akibat banjir dapat mengakibatkan peningkatan biaya asuransi bagi penduduk dan bisnis di wilayah terdampak. Ini dapat memberikan tekanan tambahan pada anggaran rumah tangga dan margin keuntungan bisnis.
5. Pengurangan Investasi dan Pengembangan: Risiko banjir yang tinggi dapat mengurangi minat investor untuk menanam modal di wilayah tersebut, baik dalam bentuk pembangunan properti maupun investasi bisnis. Ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan pembangunan wilayah terdampak.
2.6 Aspek Kelembagan
1. Koordinasi Antara Pemerintah Daerah: Banjir sering kali membutuhkan respons lintas-sektoral dari berbagai level pemerintahan, termasuk pemerintah kota, provinsi, dan mungkin pemerintah pusat. Tantangan terkait dengan koordinasi dan kolaborasi antar lembaga dan departemen dalam mengelola bencana banjir dapat menghambat efektivitas respons dan pemulihan.
2. Penyusunan Kebijakan dan Perencanaan Bencana: Kelembagaan terkait dengan penyusunan kebijakan dan perencanaan bencana di tingkat lokal dan nasional perlu diperkuat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap banjir. Ini melibatkan identifikasi risiko, pengembangan rencana mitigasi, dan pelaksanaan langkah-langkah preventif.
3. Manajemen Krisis: Instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Keamanan Daerah (Satpol PP) bertanggung jawab untuk manajemen krisis selama bencana banjir. Kesiapsiagaan dan kapasitas mereka untuk merespon dengan cepat dan efektif menjadi kunci dalam mengurangi dampak buruk banjir.
4. Partisipasi Masyarakat: Kelembagaan yang mendukung partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan, pemantauan, dan respons terhadap banjir sangat penting. Ini mencakup pembentukan kelompok-kelompok sukarelawan, pemberdayaan komunitas lokal, dan pendidikan masyarakat tentang cara menghadapi risiko banjir.
5. Peran Sektor Swasta dan NGO: Kolaborasi antara sektor swasta, organisasi non- pemerintah (NGO), dan lembaga masyarakat lainnya penting dalam upaya penanggulangan bencana. Sektor swasta dapat memberikan dukungan logistik dan keuangan, sementara NGO dapat memberikan bantuan langsung kepada korban banjir dan mendukung kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
6. Transparansi dan Akuntabilitas: Kelembagaan terkait dengan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana bencana banjir juga perlu diperkuat. Penting untuk memastikan bahwa dana bantuan dan rehabilitasi dialokasikan dengan tepat, efisien, dan adil, serta terdokumentasi dengan baik.
12
BAB III
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN Pohon Masalah
Gambar 4. Pohon Masalah Sumber: Hasil Survei , 2024
13
Gambar 5. Fishbone Sumber : Hasil Survei ,2024
Gambar 6. Mind Mapping Sumber ; Hasil Survei,2024
14 3.1 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab utama banjir yang terjadi di Gg. Toyib, Gg. Ibrahim, dan Perumahan Gelora Persada?
2. Apa saja dampak yang timbul akibat banjir di Gg. Toyib, Gg. Ibrahim, dan Perumahan Gelora Persada?
3. Bagaimana upaya mitigasi dan solusi yang diperlukan untuk mengatasi risiko banjir di Gg. Toyib, Gg. Ibrahim, dan Perumahan Gelora Persada?
3.2 Tujuan
1.Untuk mengetahui penyebab utama banjir di Gg. Toyib, Gg. Ibrahim, dan Perumahan Gelora Persada
2. Untuk mengetahui kerugian yang ditimbulkan oleh banjir yang terjadi di di Gg. Toyib, Gg.
Ibrahim, dan Perumahan Gelora Persada
3. Untuk mengetahui upaya mitigasi dan solusi yang diperlukan untuk mengatasi bencana banjir di Gg. Toyib, Gg. Ibrahim, dan Perumahan Gelora Persada
15
BAB IV
DESAIN SURVEI
Table 3. Kebutuhan Data Survei Lapangan No Nama Data
Yang di Butuhkan
Keperluan Data
Jenis Data
Tahun Metode Pengumpulan Data
Instrumen Survey
Metode analisis
Sumber data
1 Sebaran Lokasi Tempat
penyerapan air di wilayah Nyunyai
Untuk mengetahui ketersediaan tempat penyerapaan air
Foto, Lokasi
2024 Data Primer GPS, Kamera
Analisis Deskriptif
Observasi
2 Sebaran Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara di Wilayah Nyunyai
Untuk mengetahui Ketersediaan sarana persampahan di Nyunyai
Foto, Lokasi
2024 Data Primer GPS, Kamera
Analisis Deskriptif
Observasi
3 Lahan Sungai yang cukup Luas untuk menanmpung aliran air dan air hujan di Wilayah Nyunyai
Untuk mengetahui ketersediaan lahan sungai yang cukup untuk menampung air di wilayah nyunyai
Foto, Lokasi
2024 Data Primer GPS Analisis Deskriptif
Obsevasi
4 Sebaran Lokasi Tempat
penyerapan air di wilayah GG. Toyib
Untuk mengetahui ketersediaan tempat penyerapaan air
Foto, Lokasi
2024 Data Primer Kamera, GPS
Analisis Deskriptif
Observasi
5 Sebaran Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara di Wilayah GG.
Toyib
Untuk mengetahui Ketersediaan sarana persampahan di GG. Toyib
Foto, Lokasi
2024 Data Primer Kamera, GPS
Analisis Deskriptif
Observasi
6 Lahan Sungai yang cukup Luas untuk menanmpung
Untuk mengetahui ketersediaan lahan sungai
Foto, Lokasi
2024 Data Primer Kamera, GPS
Analisis Deskriptif
Observasi
16 aliran air dan
air hujan di Wilayah GG.
Toyib
yang cukup untuk menampung air di daerah GG. Toyib 7 Sebaran
Lokasi Tempat
penyerapan air yang cukup di wilayah Perumahan Gelora Persada
Untuk mengetahui ketersediaan tempat penyerapaan air
Foto, Lokasi
2024 Data Primer Kamera, GPS
Analisis Deskriptif
Observasi
8 Sebaran Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara di Wilayah Perumahan Gelora Persada
Untuk mengetahui Ketersediaan sarana persampahan di Perumahan Gelora
persada
Foto, Lokasi
2024 Data Primer Kamera, GPS
Analisis Deskriptif
Observasi
9 Lahan Sungai yang cukup Luas untuk menanmpung aliran air dan air hujan di Wilayah Perumahan Gelora Persada
Untuk mengetahui ketersediaan lahan sungai untuk menampung air di wilayah Perumahan Gelora Persada
Foto, Lokasi
2024 Data Primer Kamera, GPS
Analisis Deskriptif
Observasi
10 Langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi dampak banjir di daerah GG.
Toyib
Untuk mengetahui peran pemerintah untuk mengatasi dampak banjir di daerah GG.
Toyib
Foto, Lokasi
2024 Data Primer Kamera, GPS
Analisis Deskriptif
Observasi
11 Langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi dampak banjir di wilayah
Untuk mengetahui peran pemerintah untuk mengatasi dampak banjir
Foto, Lokasi
2024 Data Primer Kamera, GPS
Analisis Deskriptif
Observasi
17 Perumahan
Gelora Persada
di Wilayah Perumahan Gelora Persada
Sumber: Hasil Survei 2024 dan BPS 2024 Tabel 4. Output
No. Output
1 Ketersediaan tempat penyerapan air di Nyunyai
2 Ketersediaan sarana persampahan berupa TPS di wilayah Nyunyai 3 Ketersediaan Lahan sungai yang cukup untuk menampung air 4 Tidak tersedianya tempat penyerapan air di GG. Toyib
5 Ketersediaan sarana persampahan berupa Truk angkut sampah di wilayah GG. Toyib 6 Tidak tersedianya lahan sungai yang cukup untuk menampung air
7 Tidak tersedianya tempat penyerapan air yang cukup di Perumahan Gelora Persada 8 Ketersediaan sarana persampahan berupa TPS di wilayah Perumahan Gelora Persada 9 Tidak tersedianya lahan sungai yang cukup untuk menampung air di wilayah
Perumahan Gelora Persada
10 Melakukan perbaikan pada tanggul sungai yang jebol
11 Belum andanya Langkah yang diambil pemerintah untuk mangatasi banjir di wilayah Perumahan Gelora Persada
Sumber: Hasil Survei 2024 dan BPS 2024
18
PANDUAN WAWANCARA
IDENTIFIKASI MASALAH BANJIR DI GG. TOYIB RAJABASA BANDAR LAMPUNG
(Studi Kasus : Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa) Logo itera
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayah
Institut Teknologi Sumatera
Hari/Tanggal : Minggu, 21 April 2024
Nama Surveyor : Wanda Saessa Pratika, Aurellia Zahra Zagita, Gresya Odeta Gurning, Lolita Hayati S. Br. Ginting, Larissa Aurelia, M.Musfiq Faiz , Raihan
Masyarakat
Identifikasi Responden Nama : Eka
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pertanyaan Wawancara
1.Bagaimana situasi banjir saat itu di daerah Anda ?
Situasi banjir saat itu di daerah sini, banjirnya dari dekat kali sampai ujung Gang dengan ketinggian 1 setengah – 2 meter
2.Apa yang menjadi penyebab utama banjir yang terjadi di daerah Anda?
Penyebab utama banjir pada daerah ini yaitu yang pertama karena pembangunan yang sudah semakin banyak, kedua kali tempat pembangunan air sudah dangkal, sudah rata dengan jalan dan kalau hujan air langsung menguap
3.Bagaimana dampak banjir ini terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat di daerah Anda?
Dampak banjir terhadap masyarakat, karena banjir jadi banyak lumpur, banyak masyarakat terkena penyakit kulit karena terdendam air, demam, dan tidur tidak nyenyak dikarenakan mengungsi dan perasaan yang selalu waswas jika banjir datang Ketika hujan tiba
4.Apa langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah atau lembaga terkait untuk mengatasi dampak banjir ini?
Langkah yang diambil oleh Wali kota, BNPB, PUPR sudah melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak
5.Bagaimana peran masyarakat dalam menghadapi dan mengurangi risiko banjir di daerah Anda?
19
Peran Masyarakat dalam menghadapi dan mengurangi resiko banjir, warga melakukan gotong royong membersihkan lumpur karena banjir dan adanya kendala yang terjadi karena adanya sampah yang ikut terbawa dari wilayah lain ke Gg. Toyib jadi masyarakat terkena dampaknya peran mereka melakukan pembersihan sampah yang dapat menimbulkan banjir 6.Apakah ada upaya konkret untuk mempersiapkan diri menghadapi banjir di masa
mendatang?
Upaya masyarakat dalam menghadapi banjir yang akan datang adalah sudah adanya
kesadaran diri dari setiap masyarakat jika cuaca sudah mendung atau sudah ada tanda tanda hujan akan datang kami akan mempersiapkan diri seperti megangkat barang barang
elektronik ke tempat yang lebih tinggi dan menyiapkan pakaian yang cukup untuk mengungsi 7.Apakah ada harapan untuk perbaikan infrastruktur atau kebijakan yang dapat mengurangi risiko banjir di masa depan?
Masyarakat mengharapkan adanya pengerukan kali agar mengurangi resiko banjir karena resapan air satu satu nya ada pada kali
20
PANDUAN WAWANCARA
IDENTIFIKASI MASALAH BANJIR DI PERUMAHAN GELORA PERSADA RAJABASA
BANDAR LAMPUNG
(Studi Kasus : Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa)
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayah
Institut Teknologi Sumatera
Hari/Tanggal : Minggu, 21 April 2024
Nama Surveyor : Wanda Saessa Pratika, Aurellia Zahra Zagita, Gresya Odeta Gurning, Lolita Hayati S. Br. Ginting, Larissa Aurelia, M.Musfiq Faiz, Raihan
✓ Masyarakat Identifikasi Responden Nama : Wahida
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pertanyaan Wawancara
1.Bagaimana situasi banjir saat itu di daerah Anda ?
Situasi banjir saat itu di daerah sini, banjir nya tidak rata kalo di blok b hanya sampai kaki saja, tetapi jika blok c kebawah banjir nya sampai setinggi orang dewasa atau sekitar 2 meter 2.Apa yang menjadi penyebab utama banjir yang terjadi di daerah Anda?
Penyebab utama banjir pada daerah ini yaitu karena bocornya tanggul sehingga air meluap dan mengakibatkan banjir
3.Bagaimana dampak banjir ini terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat di daerah Anda?
Dampak banjir terhadap masyarakat, Menganggu aktivitas yang biasanya dilakukan seperti bekerja, berbelanja maknan jadi terhambat karena banjir
21
4.Apa langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah atau lembaga terkait untuk mengatasi dampak banjir ini?
Langkah yang diambil belum ada tetapi pemerintah sudah memberikan bantuan dalam bentuk dana dan sembako
5.Bagaimana peran masyarakat dalam menghadapi dan mengurangi risiko banjir di daerah Anda?
Peran Masyarakat dalam menghadapi dan mengurangi resiko banjir, masyarakat melakukan persiapan dan sudah siaga jika cuaca akan hujan, dan akan mengungsi dan cara masyrakat mengurangi resiko banjir gotong royong membersihkan sampah yang dalam mengakibatkan banjir
6.Apakah ada upaya konkret untuk mempersiapkan diri menghadapi banjir di masa mendatang?
Upaya masyarakat dalam menghadapi banjir yang akan datang adalah sudah adanya kesaigaan dari masyarakat setempat sehingga jika udah ada tanda tanda akan banjir masyarakat akan mengungsi ke tempat saudara atau tempat pengungsian yang sudah disediakan
7.Apakah ada harapan untuk perbaikan infrastruktur atau kebijakan yang dapat mengurangi risiko banjir di masa depan?
Masyarakat mengharapkan adanya perbaikan infrastruktur
22 BAB V
PENGOLAHAN DATA, PENYAJIAN DATA, INTERPRESTASI DATA
5.1 Penyajian Tabel dan Grafik
Setelah kami melakukan survei lapangan dan beberapa riset dari sumber-sumber yang kredibel, kami mendapatkan beberapa data yang berkaitan dengan banjir yang terjadi di Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung. Data tersebut lalu dituangkan ke dalam bentuk tabel dan grafik. Berikut adalah tabel dan grafik mengenai hasil observasi.
5.1.1 Data Curah Hujan Rata-rata Kota Bandar Lampung Tahun 2023 Tabel 5. Curah hujan rata-rata di Kota Bandar Lampung Tahun 2023
Bulan Jumlah Curah Hujan (mm)
Bulan Jumlah Curah Hujan (mm)
Januari 357.90 Juli 102.50
Februari 211.70 Agustus 7.80
Maret 240.60 September 2.00
April 147.90 Oktober 4.00
Mei 219.40 November 73.80
Juni 76.10 Desember 118.80
Sumber : BPS 2024
Gambar 7. Grafik Intensitas Curah Hujan Rata-Rata Kota Bandar Lampung Tahun 2023 Sumber : BPS 2024
Grafik di atas menjelaskan intensitas curah hujan rata-rata di kota Bandar Lampung tahun 2023. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni sebanyak 357.90 mm sehingga
23
pada bulan ini perlu diwaspadai pergerakan aliran air agar tidak banyak terjadi banjir.
Sementara itu,
curah hujan terendah terjadi pada bulan September yakni sebanyak 2.00 mm.
5.1.2 Data Jumlah Kelurahan dengan Sebaran Banjir Beresiko Tinggi Per Kecamatan Tabel 6. Data Jumlah Kelurahan dengan Sebaran Banjir Beresiko Tinggi Per Kecamatan
Kecamatan Jumlah Kelurahan Beresiko
Kecamatan Jumlah Kelurahan Beresiko
Rajabasa 6 Langkapura 3
Tanjung Karang 5 Teluk Betung Timur 3
Sukabumi 5 Tanjung Karang
Timur
1
Kedamaian 4 Teluk Betung Barat 2
Way Halim 3 Sukarame 4
Tanjung Karang Barat
2 Labuan Ratu 2
Kemiling 4 Panjang 1
Sumber: Evaluasi RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2031
Gambar 8 . Grafik Jumlah Kelurahan dengan Sebaran Banjir Berisiko Tinggi Per Kecamatan Sumber: Evaluasi RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2031
Grafik di atas adalah jumlah kelurahan dengan sebaran banjir berisiko tinggi di beberapa kecamatan Bandar Lampung. Dari 45 Kelurahan yang berasal dari 14 kecamatan dengan sebaran banjir berisiko tinggi pada area pemukiman berdasarkan evaluasi RTRW Kota Bandar Lampung tahun 2011-2031, Kecamatan Rajabasa merupakan kecamatan dengan jumlah kelurahan dengan sebaran banjir berisiko tinggi paling banyak yaitu sebanyak 6 kelurahan.
24
5.1.3 Data Perbandingan Jumlah Penduduk Kecamatan Rajabasa dan Kota Bandar Lampung Tabel 7. Data Perbandingan Jumlah Penduduk Kecamatan Rajabasa dan Kota Bandar
Lampung
Tahun Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung
2020 57.589 1.166.066
2021 58.522 1.184.949
2022 59.756 1.202.073
2023 55.958 1.214.330
Sumber BPS : 2024
Jumlah terbanyak penduduk kecamatan Rajabasa terjadi pada tahun 2022 yakni terdapat 59.756 jiwa, sedangkan jumlah terbanyak penduduk kota Bandar Lampung terjadi pada tahun 2022 yakni sebanyak 1.202.073
25 LAMPIRAN 1
Daftar Deskripsi Kerja Kelompok 2
NO NAMA DESKRIPSI KERJA
1 Wanda Saessa Pratika Membuat laporan, Survei lapangan, Mengolah data 2 Gresya Odeta Gurning Membuat laporan, survei
lapangan 3 Aurellia Zahra Zagita Mengelola data, survei
lapangan
4 Amanda Chesya Havifah Membuat ppt, mengelola data
5 Lolita Hayati S. Br. Ginting, Survei lapangan, mengelola data
6 Larissa Aurelia, Membuat ppt, survei
lapangan
7 M.Musfiq Faiz Mengelola data, survei
lapngan
8 Raihan Mengelola data, survei
lapngan
26
LAMPIRAN 2
Dokumentasi Kelompok 1 Saat Melakukan Survei