• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA ... - Politeknik NSC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA ... - Politeknik NSC"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI SAK ETAP

PADA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM DI PASAR SIDOARJO

Oleh:

ZIDNY NADA FAUZIYAH NIM: 21190008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NSC

SURABAYA

2022

(2)

TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI SAK ETAP

PADA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM DI PASAR SIDOARJO

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma III Program Akuntansi Politeknik NSC Surabaya

Oleh:

ZIDNY NADA FAUZIYAH NIM: 21190008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NSC

SURABAYA

(3)

TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI SAK ETAP

PADA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM DI PASAR SIDOARJO

Disusun Oleh:

ZIDNI NADA FAUZIYAH NIM: 21190008

Politeknik NSC Surabaya Tanggal 10 Agustus 2022

Mengetahui Menyetujui

Ketua Program Studi Pembimbing

Thomas Khrisna Sidharta,S.E.,M.Si.Halida Achmad Bagraff, S.E.,M.SA., Ak.,CA.

(4)

TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI SAK ETAP

PADA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM DI PASAR SIDOARJO

Disusun Oleh:

ZIDNY NADA FAUZIYAH NIM: 21190008

Telah Dipertahankan didepan tim penguji Pada Tanggal 30 Agustus 2022 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Tim Penguji:

1. Halida Achmad Bagraff, S.E., M.S.A., Ak., CA., 1. (...)

2. Thomas Khrisna Sidharta, S.E., M.Si. 2. (...)

3. Fri Medistya Anke Priyono, S.E., M.A. 3. (...)

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis memperoleh bimbingan, bantuan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Eko Tjiptojuwono, S.E., M.M., M.Mpar selaku Direktur Politeknik NSC Surabaya.

2. Bapak Thomas Khrisna Sidharta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Politeknik NSC Surabaya.

3. Ibu Halida Achmad Bagraff, S.E., M.SA., Ak., CA., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan ilmunya untuk membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

4. Bapak dan Ibu Dosen Politeknik NSC Surabaya yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan bagi penulis, serta masukan-masukan positif dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir.

5. Pihak Warung Aldo Sayur yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

6. Orang tua, suami dan saudara saya yang senantiasa memberikan dukungan baik materi maupun dukungan secara langsung dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan lancar.

(6)

Dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat beberapa kesalahan. Oleh sebab itu, penulis berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan tugas akhir. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 04 Juli 2022 Penulis

Zidny Nada Fauziyah NIM. 21190008

(7)

PERNYATAAN

Saya, Zidny Nada Fauziyah (21190008) menyatakan bahwa:

1. Tugas Akhir saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan hasil karya orang lain dengan mengatasnamakan saya, serta bukan merupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari hasil karya orang lain. Tugas Akhir ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Politeknik NSC Surabaya, maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar kepustakaan.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi- sanksi lainnya sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di Politeknik NSC Surabaya.

Surabaya, 30 Agustus 2022 Yang membuat Pernyataan,

Zidny Nada Fauziyah NIM. 21190008

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM... i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

KATA PENGANTAR... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

ABSTRAK...xii

ABSTRACT... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...4

1. Tujuan Penelitian...4

2. Manfaat Penelitian...5

BAB II LANDASAN TEORI...6

A. Akuntansi, SAK ETAP, dan Sistem Akuntansi...6

B. UMKM...15

C. Pedagang Agrobisnis... 19

D. Kerangka Penelitian...20

BAB III PEMBAHASAN...21

A. Tinjauan Umum...21

B. Pembahasan... 24

(9)

1. Penerapan Metode Keuangan Sederhana pada UMKM Pedagang

Agrobisnis di Pasar Sidoarjo...25

2.Pandangan Pedagang Agrobisnis Terhadap Pengimplementasian SAK ETAP pada Penyusunan Laporan Keuangan UMKM di Pasar Sidoarjo...29

BAB IV PENUTUP...34

A. Kesimpulan...34

B. Saran... 35

DAFTAR PUSTAKA... 37

LAMPIRAN... 38

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Neraca...30

Tabel 3.2.Laporan Laba Rugi... 31

Tabel 3.3.Laporan Arus Kas...32

Tabel 3.4.Laporan Perubahan Ekuitas... 33

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Level Kebutuhan Pencatatan...10

Gambar 2.2.Kerangka Penelitian... 20

Gambar 3.1.Struktur Organisasi... 22

Gambar 3.2.Sayur Mayur, Rempah-Rempah, dan Bumbu Dapur... 24

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Dokumentasi... 39 Lampiran 2.Pedoman Penelitian...41

(13)

ABSTRAK

Zidny Nada Fauziyah, 2022: Implementasi SAK ETAP pada Penyusunan Laporan Keuangan UMKM di Pasar Sidoarjo

Warung Aldo Sayur merupakan suatu usaha di bidang perdagangan milik kelompok yang menjual berbagai macam sayur-sayuran, rempah-rempah, dan bumbu-bumbu dapur lainnya. Warung Aldo Sayur juga tidak memiliki pembukuan yang pasti, mereka melihat laba rugi hanya dengan menyisihkan uang laba dihitung dari pengeluaran dan pendapatan yang dihitung sendiri dengan menggunakan metode keuangan sederhana.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana penerapan metode keuangan sederhana pada UMKM pedagang agrobisnis di pasar Sidoarjo?

2) Bagaimana pandangan pedagang agrobisnis terhadap pengimplementasian SAK ETAP pada penyusunan laporan keuangan UMKM di Pasar Sidoarjo?.

Sementara tujuan dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan tentang penerapan metode keuangan sederhana pada UMKM pedagang agrobisnis di pasar Sidoarjo. 2) Untuk mendeskripsikan tentang pandangan pedagang agrobisnis terhadap pengimplementasian SAK ETAP pada penyusunan laporan keuangan UMKM di Pasar Sidoarjo.

Untuk menjawabnya, peneliti berupaya menganalisa dan mengevaluasi data yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan penerapa SAK ETAP pada penyusunan laporan keuangan diperoleh dengan teknik pengumpulan data penelitian berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian pada warung Aldo Sayur menunjukkan bahwa laporan keuangan yang digunakan masih menggunakan metode sederhana dan tidak memiliki pembukuan. Hal ini masih menggunakan metode cash basis. Sehingga dalam penerapan laporan keuangannya belum sepenuhnya akurat. Laporan laba rugi hanya diperoleh melalui pengurangan jumlah pendapatan dengan jumlah pengeluaran. Tetapi data ini tidak tertulis secara sistematis dan belum sesuai dengan standar SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga tidak dapat mengevaluasi secara optimal.

Kata Kunci:Implementasi SAK ETAP, Penyusunan Laporan Keuangan, UMKM

(14)

ABSTRACT

Zidny Nada Fauziyah, 2022: Implementation of SAK ETAP in the Preparation of MSME Financial Reports in the Sidoarjo Market

Warung Aldo Sayur is a trading business owned by a group that sells various kinds of vegetables, spices, and other kitchen spices. Warung Aldo Sayur also does not have a definite bookkeeping, they see profit and loss only by setting aside money, profits are calculated from expenses and income are calculated by themselves using simple financial methods.

The formulation of the problem in this study are: 1) How is the application of simple financial methods to MSMEs agribusiness traders in the Sidoarjo market? 2) What are the views of agribusiness traders on the implementation of SAK ETAP in the preparation of MSME financial reports in the Sidoarjo Market?.

Meanwhile, the objectives of this study are: 1) To describe the application of simple financial methods to MSMEs agribusiness traders in the Sidoarjo market.

2) To describe the views of agribusiness traders on the implementation of SAK ETAP in the preparation of MSME financial reports in the Sidoarjo Market.

To answer this, the researcher attempted to analyze and evaluate the data used in this study related to the application of SAK ETAP in the preparation of financial statements obtained by data collection techniques in the form of interviews, observations, and documentation.

The results of the research at the Aldo Sayur shop showed that the financial statements used still used a simple method and did not have books. It is still using the cash basis method. So that the application of the financial statements is not yet fully accurate. The income statement is only obtained by subtracting the total income by the total expenses. However, this data is not written systematically and is not in accordance with SAK ETAP standards in the preparation of financial statements, so it cannot be evaluated optimally.

Keywords: Implementation of SAK ETAP, Preparation of Financial Statements, MSM

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Warung Aldo Sayur merupakan suatu usaha di bidang perdagangan milik kelompok yang menjual berbagai macam sayur-sayuran, rempah- rempah, dan bumbu-bumbu dapur lainnya. Warung Aldo Sayur sampai saat ini tidak menerapkan pembukuan sebagai laporan keuangan dimana ini tentunya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan agar meminimalisir angka kerugian dan dapat mengetahui tentang jumlah pemasukan, pengeluaran, laba, dan rugi setiap bulannya.

Bahkan dalam usaha ini tidak mengetahui dan memahami mengenai sistem penyusanan SAK ETAP guna laporan keuangan usaha yang dijalankan.

Aldo Sayur juga tidak memiliki pembukuan yang pasti, mereka melihat laba rugi hanya dengan menyisihkan uang laba dihitung dari pengeluaran dan pendapatan yang dihitung sendiri dengan menggunakan metode keuangan sederhana.

Dalam penyusunan SAK ETAP pada perdagangan UMKM di Pasar Sidoarjo ini, sering kita temui masih banyaknya para pedagang belum menerapkan laporan laba rugi atau semacam pembukuan terkait laba rugi.

Padahal itu merupakan salah satu hal yang penting guna untuk menganalisa kondisi keuangan sebuah perusahaan dan meminimalisir resiko, apabila terjadi masalah yang berkaitan dengan keuangan dan harus dibuat oleh orang yang berkompeten di bidangnya atau seorang akuntan

(16)

2

Jadi dengan adanya laporan keuangan parastakeholder agar bisa mengetahui kondisi finansial perusahaan yang terkini. Sehingga laporan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar evaluasi untuk langkah kebijakan selanjutnya.

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia adalah salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi. Hal ini selain karena usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan pendapatan dan antar pelaku usaha, atau pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja.

Lebih dari itu, pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan struktural yaitu meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional.

UMKM seringkali menghadapi kesulitan dalam hal memenuhi persyaratan jaminan perbankan. Hal ini dikarenakan kecilnya usaha Mereka cenderung tidak memiliki tanah atau sumberdaya penting lainnya guna melindungi aset keuangan mereka.

Ketika perbankan menerapkan peminjaman yang didasari pada arus kas, pemerintah harus menciptakan lingkungan yang dapat memunculkan perusahaan sewa beli maupun anjak piutang yang dapat membantu UMKM untuk mendapatkan akses modal tanpa harus ada sejumlah jaminan pinjaman yang besar. Namun para pengusaha UMKM harus mampu membuat laporan

(17)

3

keuangan untuk usahanya agar jelas harta yang dimiliki sehingga bank dapat memberi pinjaman.

Pelaksanaan pembukuan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan adalah hal yang masih sulit dilakukan bagi UMKM. Keterbatasan pengetahuan pembukuan akuntansi, rumitnya proses akuntansi, dan anggapan bahwa laporan keuangan bukanlah hal yang penting bagi UMKM.

Dalam hal ini ini dilatarbelakangi oleh berbagai macam keterbatasan lain yang dihadapi oleh UMKM mulai dari pendidikan yang tidak mengenal akuntansi dan tata buku kurang disiplin dan rajin nya dalam pelaksanaan pembukuan akuntansi, hingga ketidakcukupan dana untuk mempekerjakan akuntan atau membeli software akuntansi untuk mempermudah pelaksanaan pembukuan akuntansi.

Dengan adanya kondisi tersebut Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tahun 2009 telah mengesahkan Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Penggunaan SAK ETAP ini bertujuan untuk entitas usaha yang tidak memiliki akuntabilitas publik seperti mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Secara umum SAK ETAP ini lebih mudah dipahami karena secara khusus dirancang bagi UMKM.

Dalam hal ini diharapkan UMKM mampu menerapkan pembukuan akuntansi untuk Menyajikan laporan keuangan yang lebih informatif yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi investor maupun kreditor dalam memberikan bantuan pembiayaan bagi para pengusaha UMKM.

(18)

4

Bukan lagi rahasia umum bahwa dengan jumlahnya yang dominan usaha mikro kecil, dan menengah atau UMKM sangat penting perannya di dalam perekonomian bahkan hampir semua negara di dunia bukan saja negara-negara berkembang tetapi juga negara-negara industri maju. Dalam hal ini menjadi tiga sumber yakni sumber pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto, sumber pertumbuhan kesempatan kerja, dan sumber perkembangan ekspor non primer khususnya barang-barang manufaktur.

Peran UMKM dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara dinilai sangat penting, Hal ini dikarenakan UMKM mempunyai kontribusi besar dan krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara, baik negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Pembukuan, definisi ini adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur guna mengumpulkan data dan informasi keuangan mencakup harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada periode tersebut.

Para pelaku UMKM di Indonesia harus mewaspadai persaingan yang semakin tajam dan semakin produktif dalam mengembangkan usahanya.

Salah satu masalah utama dalam pengembangan UMKM adalah mengenai tata kelola keuangan karena pengelolaan keuangan yang baik memerlukan pemahaman dan keterampilan akuntansi. Namun, banyak UMKM belum mampu membuat laporan keuangan yang layak Sesuai dengan standar yang

(19)

5

berlaku. UMKM dengan ukuran mikro dan kecil belum menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi secara maksimal disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan kurangnya pemahaman terhadap akuntansi, sehingga pelaksanaan pembukuan menjadi hal yang sangat sulit dan rumit bagi UMKM. Pengelola UMKM juga menganggap laporan keuangan bukan hal yang penting termasuk juga mengenai laporan laba dan rugi. Untuk itu peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang penyebab UMKM di Pasar Sidoarjo belum secara penuh menerapkan laporan laba dan rugi. Maka dalam hal ini ini peneliti mengangkat judul “Implementasi SAK ETAP pada Penyusunan Laporan Keuangan UMKM di Pasar Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode keuangan sederhana pada UMKM pedagang agrobisnis di pasar Sidoarjo?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan tentang penerapan metode keuangan sederhana pada UMKM pedagang agrobisnis di pasar Sidoarjo.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran serta dapat memberikan khazanah keilmuan baru dalam bidang implementasian SAK ETAP pada penyusunan laporan keuangan UMKM.

(20)

6

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menambahkan wacana kepustakaan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah implementasian SAK ETAP pada penyusunan laporan keuangan UMKM.

b. Manfaat Praktis

1) Sebagai bahan acuan, referensi, dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

2) Sebagai bahan informasi bagi para pedagang agrobisnis bahwa implementasian SAK ETAP pada penyusunan laporan keuangan UMKM termasuk laporan laba rugi perlu diterapkan, karena bertujuan untuk menganalisa keuangan dalam kebijakan selanjutnya.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Akuntansi, SAK ETAP, dan Sistem Akuntansi 1. Akuntansi

Dalam perkembangan dunia ekonomi sekarang ini peranan akuntansi sangat penting untuk suatu usaha agar dalam mengoperasikan kegiatan tidak mengalami kerugian. Kegiatan yang diterapkan oleh akuntansi dalam kegiatan ekonomi ini meliputi kegiatan mencatat, mengikhtisarkan, melaporkan, dan menginterprestasikan data dasar ekonomi untuk kepentingan perorangan, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat lain.

Pada umumnya pengertian akuntansi yang lebih mudah dipahami yaitu berasal dari “American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)” yang dikutip dalam buku Pengantar Akuntansi oleh Suhendar menyatakan bahwa, “Akuntansi merupakan suatu kegiatan atau proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, sejumlah transaksi keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan dan melaporkan atau menyajikan serta mentafsirkan hasilnya.

Sementara menurut Alvin A. Arens yang dikutip dalam buku Pengantar Ilmu Akuntansi Keuangan untuk Ekonomi dan Teknik oleh Djahotman Purba dan Novdin M. Sianturi menjelaskan bahwa, Akuntansi yaitu suatu proses mencatat, mengklasifikasikan, dan mengikhtisaran kegiatan ekonomi dengan cara yang logis dengan tujuan untuk

(22)

8

menyediakan informasi keuangan atau laporan keuangan sebagai pengambil keputusan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu kegiatan mencatat, mengelompokkan, mengikhtisarkan pada setiap transaksi keuangan yang dilakukan secara sistematis dan kronologis disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi orang yang membutuhkan laporan keuangan untuk langkah pengambilan keputusan.

Kegiatan pencatatan tersebut dinamakan jurnal. Kegiatan pengelompokan merupakan pengklasifikasian akun pada buku besar yang disesuaikan dengan transaksi berdasarkan bukti transaksi. Sementara kegiatan pengikhtisaran yaitu rangkaian akhir proses menuju pembuatan laporan keuangan.

Akuntansi ini bertujuan untuk memberikan informasi yang sangat diperlukan baik oleh pihak-pihak yang membutuhkan baik internal maupun eksternal. Biasanya hal ini penting dan berguna untuk para manajer perusahaan, karena akuntansi ini berguna dalam hal pengambilan keputusan perusahaan yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.

Hal ini sangat dibutuhkan bagi pengusaha karena untuk melihat posisi keuangan sampai dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan. Bahkan investor dan kreditur pun juga membutuhkan akuntansi perusahaan yang akan bekerjasama terlebih dahulu dilakukan analisis untuk mengetahui apakah perusahaan ini menguntungkan atau merugikan. Contohnya untuk

(23)

9

mengetahui perkembangan perusahaan sendiri, untuk mengembangan perusahaan, dan lain sebagainya.

2. SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. SAK ETAP merupakan singkatan dari Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. SAK ETAP dikeluarkan pada tanggal 17 Juli 2009. Penerapan efektif pada penyusunan laporan keuangan yang dimulai setelah tanggal 1 Januari 2011. Entitas yang termasuk ETAP tetapi memilih menggunakan sak umum pada tahun 2011, maka entitas tersebut harus tetap menggunakan sak umum secara konsisten di periode selanjutnya. SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik dapat dirincikan sebagai berikut:

a.Tidak mempunyai akuntabilitas publik secara signifikan.

b.Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Pengguna eksternal merupakan pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemerintah kredit.

SAK ETAP muncul dengan tujuan sebagai solusi untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. Perusahaan kecil dan menengah akan mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit, mendapatkan opini audit sehingga dapat memanfaatkan laporan keuangannya sebagai bentuk pengembangan usaha.

(24)

10

Badan usaha yang tergolong ke dalam entitas tanpa akuntabilitas publik diantaranya yaitu perorangan, persekutuan, firma, Cimmanditaire Vetnootschop(CV), perseroan terbatas yang tidak mempunyai akuntabilitas publik yang signifikan, serta koperasi.

Laporan keuangan bertujuan untuk melengkapi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. SAK ETAP memiliki manfaat yaitu diantaranya:

a. Diharapkan dengan adanya SAK ETAP perusahaan kecil dan menengah mampu menyusun laporan keuangan sendiri, dapat diaudit, dan mendapatkan opini audit sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk memperoleh dana untuk pengembangan usaha.

b. Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya.

c. Tetap memberikan informasi yang andal dalam penyajian laporan keuangan.

d. SAK ETAP terdiri dari 30 bab dan ditutup dengan daftar istilah.

Dalam hal ini laporan keuangan yang disajikan harus mampu memenuhi tujuan pelaporan keuangan yaitu:

a. Memberikan informasi yang reliabel dan akuntabel mengenai psisi keuangan.

(25)

11

b. Sebagai bahan untuk menilai kinerja.

c. Sebagai dasar untuk mengambil keputusan.

Dalam memodelkan pencatatan dan pelaporan UMKM perlu dibuatkan metode pencatatan keuangan yang sederhana dan mudah dimengerti oleh UMKM. Meskipun demikian, pelaporan keuangan yang sederhana itu harus sesuai dengan kebutuhan UMKM untuk analisa internal, analisa pekerjaan, dan keperluan kredit.

Berdasakan beberapa penelitian terdahulu ditemukan bahwa kebutuhan UMKM tentang informasi keuangan ditentukan oleh volume usaha, hal ini menurut Wati yang dikutip dalam buku Mudah Memahami Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) oleh Nuramalia Hasanah, Saparuddin Muhtar, dan Indah Muliasari menemukan bahwa, omset usaha berpengaruh terhadap penerapan akuntansi.

Semakin besar omset suatu usaha maka semakin besar pula informasi yang dibutuhkan oleh usaha, sehingga semakin besar pula penerapan akuntansi dalam usaha tersebut.

Berdasarkan pendekatan dan informasi dasar akuntansi dalam UMKM dan pendekatan teori bahwa volume usaha berpengaruh terhadap akuntansi maka dibuatlah suatu formulasi kebutuhan pencatatan berdasarkan besaran usaha. Formulasi ini adalah tahapan kapan sebuah usaha membutuhkan pencatatan kas sederhana, kapan suatu perusahaan membutuhkan kartu hutang, kartu piutang, kartu gaji, dan kartu produksi, serta laporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan

(26)

12

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Formulasi ini berisikan level kebutuhan pencatatan, yaitu:

Gambar 2.1.Level Kebutuhan Pencatatan

Model untuk memformulasikan kebutuhan pencatatan dan metode keuangan sederhana UMKM dalam beberapa level yaitu diantaranya:

a. Level 1 (Usaha Mikro), setiap usaha wajib dan harus mencatat kas masuk dan kas keluar. Dengan pencatatan sederhana, usaha mampu melakukan berbagai analisa seperti jumlah omset, total transaksi per hari, rekam jejak biaya produksi, pembayaran karyawan, dan sebagainya. Dasar ini ini memudahkan kebutuhan analisa internal, kebutuhan analisa kredit, dan kebutuhan pelaporan perpajakan.

b. Level 2 (Usaha Mikro), menunjukkan transaksi khusus yang intensitasnya lebih tinggi dalam usaha. Transaksi ini menjadi penting karena merupakan bagian usaha yang tidak terpisahkan dan berkaitan langsung dengan ketersediaan kas. Transaksi yang memerlukan pencatatan khusus karena intensitasnya meningkat ialah penjualan, hutang, piutang, dan produksi.

c. Level 3 (Usaha Kecil), penyusunan laporan keuangan berupa

(27)

13

ketika volume usaha semakin meningkat dan besar. Kebutuhan analisa keuangan yang lebih kompleks dibutuhkan guna untuk menjelaskan kondisi usaha yang sesungguhnya.

d. Level 4 (Usaha Menengah), penggunaan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP hanya diformulasikan untuk UMKM yang usahanya telah kompleks dan mampu menyediakan tenaga kerja khusus dalam bidang akuntansi, terlebih jika terdapat software akuntansi yang digunakan dalam usaha tersebut. Hal ini akan memudahkan usaha karena kebutuhan analisa internal tidak hanya analisa sederhana, tetapi jauh lebih kompleks guna untuk membuat usaha semakin efektif dan efisien.

Sistem akuntansi yang baik tidak hanya dinilai dari seberapa baik catatan disimpan tapi seberapa baik mampu memenuhi kebutuhan informasi dari para pembuat keputusan internal dan eksternal.

Tahap-tahap pelaksanaan pencatatan untuk memenuhi kebutuhan informasi yaitu diantaranya:

a. Pencatatan transaksi

Pada tahap ini diharapkan pelaku entitas UMKM mengerti dan memahami pencatatan transaksi baik terutama bagi pelaku usaha sendiri maupun dalam hubungannya dengan pihak ketiga misalnya perizinan dan lembaga pembiayaan. Salah satu hambatan penerapan pelaksanaan pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan sederhana bagi UMKM adalah pandangan

(28)

14

bahwa kegiatan tersebut bukanlah kebutuhan bahkan dirasakan hanya menambah pekerjaan, manfaat yang diperoleh tidak sebanding dengan yang dilakukan. Perlu dilakukan sosialisasi mendalam pada tahap ini sehingga diharapkan Pada tahapan ini muncul kesadaran pelaku UMKM akan manfaat pentingnya pencatatan transaksi. Tahap awal ini adalah suatu hal yang penting sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Tahapan ini diharapkan mencapai entitas UMKM skala mikro.

b. Pencatatan kas

Pencatatan transaksi kas adalah dasar awal dari tahapan UMKM. Hal ini sejalan dengan bentuk kegiatan UMKM yang sebagian besar bersifat kas basis, baik modal, biaya, pembelian, maupun hasil penjualan. Pencatatan ini termasuk sumber utama informasi keuangan entitas. Pencatatan kas juga berguna bagi UMKM untuk mengetahui apakah terdapat kerugian atau laba serta Untuk mengetahui jumlah uang kas yang ada dalam kotak penyimpanan. Pencatatan ini dilakukan secara harian. Pada tahap ini diharapkan telah mencapai entitas UMKM skala mikro dan kecil.

c. Pencatatan transaksi lainnya 1) Pencatatan penjualan

Pencatatan penjualan dilakukan secara harian. Pencatatan ini diperlukan oleh entitas untuk mengetahui beberapa hal utama yaitu:

(29)

15

a) Jumlah dari penjualan barang secara kredit b) Barang-barang apa saja yang terjual c) Siapa pembeli terbanyak

2) Pencatatan pembelian

Pencatatan pembelian diperlukan oleh entitas untuk mengetahui beberapa hal yaitu:

a) Jumlah barang dagangan yang masih ada di gudang atau yang dititipkan outlet dengan sistem konsinyasi

b) Apakah perlu dilakukan pembelian ulang

c) Barang dagangan yang paling banyak diminati oleh pelanggan.

Dalam tahap ini diharapkan telah mencapai entitas UMKM skala mikro dan kecil.

d. Penyusunan laporan keuangan (Neraca dan Laba Rugi)

Dalam hal ini diasumsikan bahwa pencatatan transaksi telah mencakup seluruh aspek minimal dari neraca dan perhitungan laba rugi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa entitas UMKM tersebut telah dapat melakukan konstruksi laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disusun masih dalam bentuk sederhana dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi standar. Dalam tahapan ini diharapkan mencapai oleh entitas UMKM skala mikro dan kecil.

e. Penyusunan laporan keuangan Lengkap berdasarkan SAK ETAP

(30)

16

Dalam hal ini entitas UMKM telah mempunyai seluruh catatan yang lengkap dan rinci tentang seluruh transaksi yang terjadi baik transaksi riil (pembelian, penjualan, retur, potongan harga, dan lain-lain) dan transaksi non riil (penyusutan, pencadangan, dan lain-lain).

Pencatatan ini mencakup seluruh aspek dalam neraca dan perhitungan laba rugi. Entitas juga telah memberlakukan prinsip- prinsip akuntansi dan perlakuan transaksi yang telah ditetapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan. Secara organisasi juga diharapkan entitas mempunyai unit kerja tersendiri yang menangani seluruh kegiatan keuangan. Dalam tahap ini ini diharapkan telah mencapai oleh entitas UMKM skala menengah.

Agar UMKM memiliki kemampuan dan kemauan untuk mencatat transaksi keuangan yang dilakukan perlu dilakukan program pelatihan dan pendampingan kepada UMKM. Metode pencatatan Single Entry merupakan metode alternatif untuk pencatatan akuntansi secara sederhana untuk UMKM terutama usaha mikro dan kecil sebagai cara untuk mengisi kesenjangan pemahaman mengenai SAK ETAP yang belum dipahami oleh pelaku UMKM.

3. Sistem Akuntansi

Terdapat pengertian sistem akuntansi menurut beberapa ahli yang dikutip dalam buku Sistem Informasi Akuntansi oleh Faiz Zamzami, Nabella Duta Nusa, dan Ihda Arifin Faiz yaitu diantaranya:

(31)

17

a. Menurut Warren, Reeve, dan Fess menjelaskan bahwa, sistem akuntansi sebagai suatu metode dan prosedur dalam mengumpulkan mengklarifikasikan, mengistisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan keuangan suatu perusahaan.

b. Menurut Mulyadi menjelaskan bahwa, sistem akuntansi dimanfaatkan sebagai organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa yang bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan dan guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

c. Menurut Bussinessdictionary.com menjelaskan bahwa, sistem akuntansi diartikan sebagai seperangkat metode, prosedur, dan pengendalian akuntansi baik secara manual atau sistematis terkomputerisasi yang dikelola dalam pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian, analisis, ringkasan, pemahaman, dan laporan data keuangan secara akurat dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.

d. Menurut Settler mendefinisikan bahwa, sistem akuntansi merupakan berbagai macam formulir catatan, prosedur, dan alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan yang diperlukan oleh manajemen sebagai bentuk pengawasan usahanya dan berguna bagi berbagai pihak

(32)

18

yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan berbagai lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasional.

B. UMKM

1. Definisi UMKM

Usaha mikro kecil dan menengah adalah suatu bentuk kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatu dalam undang-undang. Dalam hal ini, usaha kecil dapat diartikan sebagai:

a.Pengembangan empat kegiatan ekonomi utama yang menjadi motor penggerak pembangunan seperti agrobisnis, industri manufaktur, sumber daya manusia, dan bisnis kelautan.

b.Pengembangan kawasan andalan, untuk dapat mempercepat pemulihan perekonomian melalui pendekatan wilayah atau daerah dengan pemilihan wilayah atau daerah untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan berbagai sektor dan potensi.

c.Peningkatan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat.

Menurut undang-undang Nomor 20 tahun 2008 mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

(33)

19

dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria usaha mikro yaitu:

1)Mempunyai kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2)Mempunyai hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00.

b. Kriteria usaha kecil yaitu:

1)Mempunyai kekayaan paling banyak Rp50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2)Mempunyai hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00.

c. Kriteria usaha menengah yaitu:

1)Mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan.

2)Mempunyai hasil penjualan tahunan paling banyak Rp2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00.

Badan pusat statistik mengemukakan bahwa batasan usaha mikro, kecil, dan menengah yaitu:

a. Usaha mikro yaitu usaha yang mempunyai pekerja kurang dari 5 orang, termasuk tambahan anggota keluarga yang tidak dibayar.

b. Usaha kecil yaitu usaha yang mempunyai pekerja 5 sampai 19 orang.

(34)

20

c. Usaha menengah yaitu usaha yang mempunyai pekerja 19 sampai 99 orang.

2. Ciri-Ciri UMKM

Menurut Keputusan Menteri Keuangan nomor 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 UMKM dapat berarti sebagai berikut:

a. Usaha Mikro

Usaha mikro merupakan suatu usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI dan mempunyai hasil penjualan paling banyak 100 juta rupiah pertahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak 50 juta rupiah. Ciri-ciri usaha mikro yaitu sebagai berikut:

1)Jenis barang usahanya tidak selalu tetap, sehingga sewaktu-waktu dapat berubah.

2)Tempat usahanya tidak selalu menetap dan sewaktu-waktu dapat berpindah tempat.

3)Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

4)Pengusaha atau SDM berpendidikan rata-rata sangat rendah, biasanya tingkat SD dan belum mempunyai kewirausahaan yang memadai.

5)Biasanya belum mengenal perbankan akan tetapi lebih mengenal rentenir.

6)Biasanya tidak mempunyai izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

7)Tenaga kerja atau karyawan yang dimilikinya kurang dari 4 orang.

(35)

21

b. Usaha Kecil

Menurut undang-undang nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil yaitu usaha produktif yang berskala kecil dan mempunyai kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau mempunyai hasil penjualan paling 1 milyar rupiah pertahun serta dapat menerima kredit dari Bank di atas 50 juta sampai 500 juta rupiah. Ciri- ciri usaha kecil yaitu sebagai berikut:

1)SDM sudah lebih maju, rata-rata pendidikannya SMA dan sudah ada pengalaman usaha.

2)Pada umumnya sudah melakukan pembukuan atau manajemen keuangan walaupun masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga dan sudah membuat neraca usaha.

3)Pada umumnya sudah mempunyai izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

4)Sebagian besar sudah berkaitan dengan perbankan, tetapi belum dapat membuat perencanaan bisnis, studi kelayakan, dan proposal kredit kepada bank. Sehingga masih sangat memerlukan jasa konsultasi atau pendampingan tenaga kerja yang dipekerjakan antara 5 sampai 19 orang.

c. Usaha Menengah

Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1999 tentang usaha menengah yaitu suatu usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan bersih lebih besar dari 200 juta rupiah sampai dengan

(36)

22

paling banyak sebesar 10 milyar rupiahtidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Ciri-ciri usaha menengah yaitu:

1)Pada umumnya telah mempunyai manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur, dan lebih moderndengan pembagian tugas yang jelas meliputi bagian keuangan, bagian pemasaran, dan bagian produksi.

2)Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur. Sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian serta pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

3)Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain.

4)Sudah mempunyai segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan, dan lain- lain.

5)Sudah akses kepada berbagai sumber pendanaan perbankan.

6)Biasanya sudah mempunyai SDM yang terlatih dan terdidik.

C. Perdagangan Agrobisnis

Agrobisnis merupakan bentuk kata baku dari agribisnis. Agrobisnis merupakan suatu sistem di mana keberhasilan agrobisnis sangat dipengaruhi oleh keberadaan berbagai komponen yang tersedia dalam sistem agrobisnis tersebut serta berbagai faktor lingkungan di sekelilingnya.

Maka dari itu sebelum melakukan usaha agrobisnis langkah pertama yang harus dilakukan oleh pedagang agrobisnis yaitu mengidentifikasi faktor-

(37)

23

agrobisnis yang akan dikembangkan pada suatu wilayah. Menurut J. Davis dan R Gold berg yang dikutip dalam buku Manajemen Agribisnis oleh Achmad Faqih menjelaskan bahwa, agrobisnis digambarkan sebagai proses aliran secara vertikal yang bergerak mulai dari pengadaan sarana produksi, budidaya, pengolahan, pemasaran atau perdagangan, sampai dengan konsumen.

Dalam hal ini agrobisnis dipandang dari dua segi yaitu agrobisnis sebagai suatu sistem dan agrobisnis sebagai suatu bidang usaha. Menurut Davis dan Goldberg dalam Departemen Pertanian yang dikutip dalam buku Manajemen Agribisnis oleh Achmad Faqih menjelaskan bahwa,agrobisnismerupakan sejumlah total dari keseluruhan kegiatan yang melibatkan pembuatan dan penyaluran sarana usaha tani, kegiatan produksi di unit produksi, penyimpanan, pengolahan, dan distribusi komoditas usaha tani dan berbagai produk yang dibuat dirinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perdagangan agrobisnis merupakan suatu kegiatan kompleks yang terdiri dari lima subsistem diantaranya yaitu pasokan input, usaha tani, pasca panen dan pengolahan, pemasaran, dan jasa- jasa pendukung.Pedagang agrobisnis merupakan pelaku dari perdagangan agrobisnis.

(38)

24

D. Kerangka Penelitian

Gambar 2.2.Kerangka Penelitian Implementasi

SAK ETAP (X)

Penyusunan Laporan Keuang UMKT

(Y)

Akuntansi

SAK ETAP

Sistem Akuntansi

UMKM

Pedagang Agrobisnis

(39)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dari pembahasan tentang Implementasi SAK ETAP pada Penyusunan Laporan Keuangan UMKM di Pasar Sidoarjo, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Warung Aldo Sayur adalah suatu usaha yang menjual berbagai macam sayuran, rempah-rempah, dan bumbu dapur lainnya secara lengkap.

Warung Aldo Sayur ini tidak memiliki pembukuan baik berupa standar SAK ETAP maupun pembukuan lainnya. Metode laporan keuangan dilakukan secara sederhana. Laba dan rugi hanya dilihat pengurangan antara pendapatan dengan seluruh pengeluaran, sehingga ditemukan apakah terdapat laba atau rugi. Meskipun dalam pencatatan tidak dilakukan dengan baik, pemilik usaha ini tetap mendapatkan laba setiap harinya dan tidak memiliki hutang pada pihak lain.

2. Laporan keuangan yang dirancang oleh warung Aldo Sayur tidak berupa pencatatan pembukuan secara detail, melainkan hanya cukup dengan melaporkan besaran uang yang diterima dan besaran uang yang telah dikeluarkan, kemudian hasil akhir setelah dikurangi dari penjumlahan tersebut. Hal ini masih jauh belum memenuhi standar SAK ETAP. Dalam SAK ETAP disebutkan bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan ekuitas,

(40)

41

dan catatan atas laporan keuangan. Jadi dalam hal ini, pengukuran atau perhitungan laporan keuangan belum menerapkan SAK ETAP dengan benar, sebab warung Aldo Sayur masih menerapkan semacam metodecash basis. Sementara dalam standar SAK ETAP dianjurkan untuk menggunakan metode accrual basis. Dalam hasil penelitian ini dapat dilihat terjadinya kendala dari warung Aldo Sayur dalam menerapkan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangannya yaitu a) Rendahnya pemahaman pemilik usaha maupun pegawai terhadap standar SAK ETAP.

b) Belum adanya pendampingan dan bantuan yang intensif mengenai penerapan SAK ETAP oleh badan UKM terkait. c) Tidak adanya pengawasan mengenai laporan keuangan. d) Tidak adanya sosialisasi terkait cara penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan kesimpulan, maka penuulis memberikan saran dalam upaya mengevaluasi penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada warung Aldo Sayur, sebagai berikut:

1. Bagi pemilik usaha dan pegawai

a. Dalam pembahasan sudah disediakan rekomendasi laporan keuangan berdasarkan standar SAK ETAP. Jadi, rekomendasi tersebut dapat diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan selanjutnya.

b. Perubahan dasar pelaporan dari metodecash basismenjadiaccrual basis yang dianjurkan oleh standar SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan.

(41)

42

c. Pihak terkait seharusnya memberikan sosialisasi berupa pengenalan, dampingan, dan bantuan agar para UMKM pedagang dapat memahami tentang penerapan SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangan, sehingga laporan yang mereka buat akan sesuuai dengan standar SAK ETAP.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan menemukan objek yang berbeda dari penelitian selanjutnya sehingga mampu merekomendasikan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada UMKM yang lainnya.

b. Dapat memperbaiki kekurangan dalam penelitian ini, sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih sempurna dari segi kualitas maupun kuantitas.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful. (2016).Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: ANDI

Faqih, Achmad. (2010).Manajemen Agribisnis. Yogyakarta: Deepublish

Hamdani. (2020). Mengenal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Lebih Dekat. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia

Hasanah, Nuramalia. Saparuddin Muhtar, dan Indah Muliasari. (2020). Mudah Memahami Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia

Purba, Djahotman. dan Novdin M. Sianturi. (2021). Pengantar Ilmu Akuntansi Keuangan untuk Ekonomi dan Teknik. Pekalongan: PT Nasya Expanding Management

Purnairawan, Eddy. (2021). Pengantar Akuntansi. Bandung: CV Media Sains Indonesia

Purnamawati, I Gusti Ayu. (2018). Akuntansi dan Implementasinya dalam Koperasi dan UMKM. Depok: Rajawali Pres

Suhendar. (2020).Pengatar Akuntansi. Indramayu: CV Adanu Abimata

Zamzami, Faiz. Nabella Duta Nusa, dan Ihda Arifin Faiz. (2017). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Gambar

Gambar 2.1. Level Kebutuhan Pencatatan
Gambar 2.2. Kerangka PenelitianImplementasi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait