• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas akhir - UMSU REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "tugas akhir - UMSU REPOSITORY"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Analisis Perencanaan dan Mitigasi Banjir Jalan Warna Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun (Studi Kasus). “Analisis Perencanaan dan Mitigasi Banjir Jalan Warna Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun (Studi Kasus)”. Salah satu kecamatan yang terdampak adalah Kecamatan Medan Maimun, Desa Suka Raja di Jalan Warna.

Judul peneliti adalah : “Analisis Perencanaan dan Pengelolaan Banjir di Jalan Warna Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun”. Fahrizal Zulkarnain, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Ade Faisal, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Dosen Pembanding I Proposal yang memberikan arahan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal.

Seluruh dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah memberikan segala ilmu dan pengalamannya kepada peneliti baik selama masa pelaksanaan maupun dalam penyusunan proposal ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada penulis dan berharap penulis dapat meneliti proposal ini dan akhirnya menyelesaikan proposal yang merupakan salah satu syarat penulis untuk menyelesaikan studinya di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Utara. Sumatra.

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Siklus Hidrologi

Air hujan yang turun ditahan oleh tanaman (intersepsi) dan sisanya sampai ke permukaan tanah. Air hujan yang sampai ke permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagian lagi mengalir di atas permukaan tanah (surface runoff) mengisi cekungan tanah, danau dan masuk ke sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Air yang meresap ke dalam tanah mengalir secara alami melalui tanah (perkolasi) dan mengisi air tanah, yang kemudian muncul sebagai mata air atau mengalir ke sungai.

Drainase yang berasal dari kata kerja “to drain” yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air, merupakan terminologi yang digunakan untuk menggambarkan sistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik di atas maupun di bawah permukaan tanah. Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisis aliran yang dilakukan adalah analisis aliran saluran terbuka. 2) Drainase bawah tanah.

Saluran drainase yang bertujuan untuk menyalurkan air limpasan permukaan melalui media bawah permukaan (pipa) dengan alasan tertentu. Hal ini disebabkan oleh persyaratan artistik, persyaratan fungsi permukaan bumi yang tidak memungkinkan saluran-saluran di permukaan bumi seperti lapangan sepak bola, bandara, dan taman.

Banjir

Kanal lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak pada luas permukaan yang cukup, atau untuk drainase non-meteor yang tidak mengancam kesehatan dan lingkungan. Merupakan gabungan antara saluran air limbah dan saluran air hujan, dimana pada saat musim hujan air limbah dan air hujan bercampur pada saluran air limbah tersebut. Faktor alam antara lain disebabkan oleh tingginya intensitas curah hujan, besarnya cekungan, jenis tanah, dan morfologi sungai.

Jadi, proses air hujan merupakan suatu bentuk presipitasi dalam bentuk cair yang jatuh ke bumi. Di atmosfer, air hujan menyerap gas-gas atmosfer seperti oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida. Selain gas-gas tersebut, air hujan banyak menyerap asam nitrat, asam sulfat, garam, mikroorganisme dan debu.

Sifatnya mekanis, artinya air hujan yang turun dengan deras dapat mengikis dan menggores tanah sehingga menimbulkan selokan. Jika pepohonan dan semak tumbuh di atas tanah, maka tanah tersebut tidak akan tersapu oleh air hujan. Curah hujan rencana adalah curah hujan terbesar yang dapat terjadi di suatu daerah dalam periode ulang tertentu dan digunakan sebagai dasar perencanaan suatu bangunan.

Data curah hujan yang akan dianalisis merupakan pengamatan minimal 10 tahun dari stasiun pencatat curah hujan terdekat di lokasi perencanaan. Menurut (Yunianta, 2016), curah hujan rencana juga merupakan curah hujan tahunan dengan probabilitas terjadinya pada waktu tertentu, atau hujan dengan probabilitas periode ulang tertentu. Ciri umum hujan adalah semakin pendek durasi hujan, semakin tinggi intensitasnya, dan semakin besar periode ulangnya, semakin tinggi intensitasnya.

Apabila data curah hujan jangka pendek tidak tersedia maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe sebagai berikut. Gunakan metode Log Pearson tipe III dengan persamaan berikut untuk menganalisis frekuensi curah hujan. Menurut Soewarn (Alabio & Lestari, 2016), pengujian ini hanya efektif untuk data dengan observasi yang besarnya ditentukan oleh rumus Shahin sebagai berikut.

Menurut (Setiono, 2013), saluran air adalah bangunan yang bersifat alami maupun buatan, yaitu saluran yang mengalirkan air saluran pembuangan pada suatu daerah. Saluran air yang berbentuk penampang trapesium ini biasanya digunakan untuk debit air yang besar dan umumnya untuk saluran pembuangan air hujan, limbah rumah tangga, dan irigasi.

Tabel 2.1 Reduced Mean, Yₙ
Tabel 2.1 Reduced Mean, Yₙ

Pengumpulan Data

Analisa Data

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan mencari informasi dari instansi atau lembaga yang terlibat dalam perencanaan normalisasi sungai. Kajian ini menggunakan data curah hujan sepuluh tahun yang tercatat antara tahun 2011 hingga 2020 yang dikumpulkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Berdasarkan data curah hujan tersebut dilakukan perhitungan untuk mengetahui rata-rata curah hujan harian maksimum per tahun di desa Suka Raja kecamatan Medan Maimun.

Tabel 4.1 Data Curah Hujan
Tabel 4.1 Data Curah Hujan

Analisis Hidrologi

Kesimpulan: Hasil perhitungan curah hujan untuk periode ulang 2 tahun tidak dapat diterima, sedangkan untuk periode ulang 5-100 tahun dapat diterima. Plot nilai curah hujan sebagai sumbu y dan nilai probabilitas sebagai nilai x pada sumbu skala logaritmik. Berdasarkan Tabel 4.16, hasil perhitungan curah hujan periode ulang tetap berkurang 0,076 untuk semua derajat kepercayaan.

Tabel 4.4 Pemilihan Distribusi yang Memenuhi Syarat  Distribusi Normal  Distribusi Gumbel
Tabel 4.4 Pemilihan Distribusi yang Memenuhi Syarat Distribusi Normal Distribusi Gumbel

Intensitas Curah Hujan

  • Metode Rasional

Analisa Hidrolika

  • Perhitungan Kapasitas Tampung Saluran Drainase
  • Perhitungan Perencanaan Kapasitas Tampungan Saluran Drainase Saluran Perencanaan

Dari hasil desain debit banjir Q dan analisis kapasitas tampung Q di atas, dilakukan perbandingan hasil perhitungan untuk mengetahui kondisi saluran drainase, seperti terlihat pada Tabel 4.19. Dari hasil Q debit banjir rencana dan analisis Q kapasitas tampung bagian atas, dilakukan perbandingan hasil perhitungan untuk mengetahui kondisi saluran drainase seperti terlihat pada Tabel 4.21. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyebarkan kuisioner kepada masyarakat di Jalan Warna Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun sebanyak 30 KK (Kartu Keluarga).

Penyebaran kuesioner nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah terkait jika melakukan perubahan terhadap drainase di wilayah tersebut.

Gambar 4.3 Drainase Awal
Gambar 4.3 Drainase Awal

Kesimpulan

Harus ada kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara saluran air agar tetap bersih sehingga dapat berfungsi normal. Ciptakan sistem dan lokasi pembuangan limbah yang efektif untuk mencegah limbah dibuang ke saluran pembuangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para pemangku kepentingan dalam perencanaan sistem drainase di wilayah penelitian ini di masa yang akan datang.

Kajian Mitigasi Banjir pada Drainase Sungai Serang Welahan (SWD) 2 di Kabupaten Kudus dan Jepara Provinsi Jawa Tengah.

Foto 1. Saluran Drainase
Foto 1. Saluran Drainase

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Referensi

Dokumen terkait