TUGAS ASSESMENT SAINS
Dosen Pengampu
1. Prof. Dr. Jusman Mansyur, S.Pd., M.Si.
2. Dr. Mohammad Jamhari, M.Pd.
3. Drs. Wachju Subchan, M.S., Ph.D.
4. Bevo Wahono, S.Pd., M.Pd., Ph.D.
Oleh:
REZY A20223001
PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2023
1. (a) Sebagai seorang guru hal-hal apa saja yang seyogyanya ditindaklanjuti dari hasil AKM dan kajian substansi terkait NSES.
2. (b) Jika kita tengok hasil asesmen lembaga internasional seperti hasil ukur Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik Indonesia hanya mampu dengan capaian yang rendah, sebagai guru, bapak /ibu dituntut untuk mampu menganalisis apa saja faktor yang menyebabkan hasil tersebut.
(c ) Deskripsikan langkah-langkah dalam rangka penyelesaian atas permasalahan butir tersebut!
Jawab:
a. Kita ketahui bersama bahwa Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah kompetensi yang benar-benar minimum, dimana melalui AKM kita bisa memetakan sekolah-sekolah di daerah berdasarkan kompetensi minimum yang harus dipersiapkan,” (Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd) Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu, 10 Oktober 2020 dan AKM secara esensial mengukur kompetensi minimal pada unsur kelembagaan, personil, dan kepribadian/karakter.
AKM adalah penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua pesertadidik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif dalam masyarakat yang diukur melalui kemampuan literasi membaca dan literasi numerasi.
Menindaklanjuti dari penjelasan di atas untuk guru, pertama dapat kita lakukan berupa analisa hasil AKM guna untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa dalam memahami materi pelajaran. Sehingga guru dapat menyesuaikan metode pengajaran dan strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk membantu siswa memahami materi pelajaran. Kedua, Menyesuaikan kurikulum dengan hasil AKM dan kajian substansi terkait NSES. Hal ini dapat membantu guru untuk memilih materi pelajaran yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Ketiga, guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif berdasarkan hasil AKM dan kajian substansi terkait NSES. Hal ini dapat membantu guru untuk memilih metode pengajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa dan membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Keempat, Adanya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pengajaran dan pemahaman tentang NSES. Hal ini dapat membantu guru untuk memahami konsep NSES dengan lebih baik dan mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif. Kelima, Guru dapat menggunakan referensi dan fasilitas pembelajaran untuk mendukung sumber daya yang tepat untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Hal ini dapat berupa penggunaan buku teks, video, dan sumber daya lainnya yang sesuai dengan kebutuhan siswa, Keenam, guru dapat mengadakan program-program yang dapat meningkatkan kualitas literasi siswa baik dalam membaca ataupun juga pada mnghitung dalam angka. Seperti memaksimalkan
perpustakaan, mading sekolah, dan mengadakan lomba-lomba atau aktifitas yang mengarah pada peningkatan literasi siswa.
b. Pada Pusat Penelitian Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang didalam Risalah Kebijakan No.3 April 2021 dengan konteks Meningkatkan Kemampuan Literasi Dasar Siswa Indonesia Berdasarkan Analisis Data PISA 2018, PISA 2018 menunjukkan, Indonesia menduduki posisi 10 terbawah dari 79 negara yang berpartisipasi. Kemampuan rata-rata membaca siswa Indonesia adalah 80 poin di bawah rata-rata OECD. Kemampuan siswa Indonesia juga masih berada di bawah capaian siswa di negara-negara ASEAN. Kemampuan rata-rata membaca, matematika, dan sains siswa Indonesia secara berturut-turut adalah 42 poin, 52 poin, dan 37 poin di bawah rerata siswa ASEAN seperti tabel dibawah;
Namun, dari data diatas kita dapat menganalisis faktor apa saja yang menyebabkan hal tersebut, diantaranya:
1) Kemampuan literasi dasar dipengaruhi oleh rasa senang membaca siswa
Maksudnya, bahwa kemampuan membaca siswa salah satunya dapat dikarenakan hobi atau kesenangan mereka. Tetapi ada juga siswa membaca hanya jika diharuskan oleh guru mereka. Semisal, nanti diberikan tugas baru membaca.
2) Kemampuan literasi dasar siswa dipengaruhi oleh strategi metakognisi membaca Diketahui bahwa strategi yang paling sering digunakan guru adalah merangkum bab dalam buku (90,8%) yang diikuti dengan menjawab pertanyaan terkait bab buku (90,4%) dan mendiskusikannya dengan teman (87,6%). Strategi yang menurut siswa paling jarang digunakan guru adalah membandingkan isi buku yang dibaca (60%). Hal ini menunjukkan bahwa guru masih belum membiasakan siswa untuk menggunakan bermacam-macam strategi metakognisi.
3) Kemampuan literasi dasar siswa dipengaruhi oleh iklim kedisiplinan kelas.
Pada faktor ini diperlukan konsistensi kedisiplinan kelas. Artinya terkadang di dalam pembelajaran itu baik di kelas atau pun di luar kelas atau fakta di lapangan kita menemukan kasus dimana ada susana tidak disiplin pada pembelajaran.
Sehingga perlu seorang guru dapat memaksimalkan disemua pembelajaran baik dikelas ataupun di luar kelas itu bisa konsistensi dalam kedisiplinan kelas.
4) Praktik pengajaran guru mempengaruhi rasa senang membaca siswa
Disini perlu adanya dukungan kepada siswa dan umpan balik yang positif. Karena siswa memang perlu dimotivasi dalam meningkatkan kualitas lietrasi dan numerasi mereka.
c. Langkah-langkah yang dapat kita lakukan ialah:
1) Menggalakkan aktivitas literasi siswa a. Metode Pembelajaran
Kadang proses pembelajaran seorang guru selalu berceramah. Maka, hal ini perlu diubah agar bagaimana siswa dapat belajar dengan pengalaman mereka sendiri. Artinya mata pelajaran yang ada selalu dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa yang selalu elibatkan konten literasi dengan bertujuan agar mereka berliterasi dengan pengalaman mereka sendiri.
b. Kontroling Pojok baca.
Hampir disetiap sekolah memiliki pojok baca. Jika ini dimaksimalkan ini dapat meningkatkan laju minat lietrasi siswa. Caranya perlu adanya kontroling, evaluasi dan yang tak kalah penting adalah memberikan pemahaman kepada siswa pentingnya literasi. Sehingga, Pojok Baca yag ada bukan hanya menjadi tempat bertumpuknya buku-buku akan Tetapi menjadi tempat Rekreasi Literasi siswa. Artinya Lietrasi adalah tempat yang selalu membuat mereka senang dan kegiatan positif lainnya.
c. Kontroling Perpustakaan dan Mading Sekolah
Pada kasus ini seharusnya ada nya kontroling dan evaluasi juga. Jangan sampai fasilitas yang dapat meningkatkan kemampuan lietrasi dan numerasi siswa tidak adanya pengkontrolan dan evaluasi. Sehingga sekolah dapat mengukur sendiri kemampuan literasi siswanya.
d. Program Literasi
- Mengadakan Lomba-lomba disetiap hari besar dengan konten-konten yang dapat meningkatkan literasi. Contoh, pada hari kemerdekaan Indonesia 17 agustus buatlah lomba-lomba yang dapat meningkatkan literasi. Seperti, Lomba Menulis Puisi kemerdekaan, Orasi Kemerdekaan, Membaca Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia yang intinya dapat meningkatkan literasi siswa. Bukan hanya berfokus pada lomba Lari Kelereng, Balap karung dan semisalnya. Dan berbagai maca hari-hari besar lainnya yang dapat kita manfaatkan sebagai ranah peningkatkan kemampuan lietrasi numerasi siswa.
- Cerdas cermat sekolah juga perlu diadakan.
2) Meningkatkan kegemaran membaca siswa dengan meningkatkan kapasitas guru a. Teladan
Untuk meningkatkan kemampuan lietrasi numerasi siswa, guru juga perlu sebagai titik awal untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa atau kata lain adalah Contoh, teladan yang dapat mereka jadikan landasan atau latar belakang kenapa siswa harus meningkatkan kemampuan lietrasi numerasi nya.
Jangan sampai pertanyaan-pertanyaan siswa guru tidak bisa menjawab.
Karena dibenak siswa guru yang tidak bisa menjawab tentu tidak tahu apa jawabannya.
b. Sharing
Guru sebgai tempat sharing, tukar pikiran bagi siswa. Artinya jangan sampai seorang guru kaku dengan siswanya. Sehingga yang seharusnya proses sharing dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa, akibat kekauan seorang guru proses tersebut tidak berjalan dengan baik.
3. (a) Kembangkan satu rubrik asesmen analitik, disertai deskripsi apa dasar pengembangan rubrik tersebut, serta langkah-langkah yang dilakukan guru dalam mengembangkan rubrik tersebut.
(b) Lakukan analisis kualitas hasil rubrik yang dikembangkan (butir 2.a) masuk ke dalam kategori baik atau jelek, deskripsikan alasannya.
Jawab:
Bagian (a) N
o
Aspek yang dinilai
Kriteria Penilaian
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak
1
Pemaham an Konsep
Siswa menjelaskan konsep getaran dan gelombang dengan tepat dan
jelas, dengan sangat sedikit atau tanpa kesalahan.
Siswa mampu menjelaskan konsep getaran dan gelombang dengan baik, namun masih ada
beberapa kesalahan atau ketidaklengkapa
n.
Siswa memiliki pemahaman yang
sangat terbatas tentang konsep getaran dan gelombang dan sering membuat
kesalahan mendasar.
Siswa tidak dapat menjelaskan konsep getaran dan gelombang.
2 Metode
Penelitian Siswa mengikuti metode penelitian dengan sangat baik, tepat, dan
teliti, dengan sedikit atau tanpa
kesalahan.
Siswa mengikuti metode penelitian dengan baik, namun mungkin
ada beberapa kesalahan atau ketidaklengkapa
n.
Siswa mencoba mengikuti
metode penelitian, tetapi
metodenya kurang jelas atau
tidak tepat.
Siswa tidak mengikuti
metode penelitian yang
jelas atau tidak ada bukti metode
penelitian yang digunakan.
3 Analisa
Data Siswa
menyajikan data dengan baik dan
melakukan analisis yang
mendalam,
Siswa dapat menyajikan data
dan melakukan analisis dasar,
meskipun mungkin ada
Siswa mencoba menyajikan data, tetapi analisisnya sangat terbatas atau tidak sesuai
dengan tujuan
Siswa tidak menyajikan atau
menganalisis data.
dengan sangat sedikit atau tanpa
kesalahan.
beberapa
kesalahan. penelitian.
4 Kemampu
an
Komunika si Ilmiah
Siswa mengkomunikasi
kan hasil dan penjelasan konsep dengan
sangat baik, jelas, terstruktur,
dan ilmiah, dengan sedikit
atau tanpa kesalahan.
Siswa mampu mengkomunikasi
kan hasil dan penjelasan konsep dengan baik, meskipun
masih ada beberapa ketidaklengkapa
n.
Siswa mencoba mengkomunikasi
kan hasil atau penjelasan konsep, tetapi kurang jelas atau tidak terstruktur.
Siswa tidak dapat mengkomunikasi
kan hasil penelitian atau
penjelasan konsep secara
jelas.
Langkah-langkah mengembangkan rubrik (1) Tentukan Tujuan Penilaian:
Identifikasi tujuan penilaian, yakni apa yang ingin Anda ukur pada siswa dalam konteks keterampilan komunikasi ilmiah pada materi getaran dan gelombang. Apakah Anda ingin mengukur pemahaman konsep, penggunaan bahasa ilmiah, kejelasan, atau aspek lainnya?
(2) Identifikasi Kriteria Penilaian:
Tentukan kriteria penilaian yang akan digunakan dalam rubrik. Misalnya, jika Anda ingin menilai penggunaan bahasa ilmiah, ciptakan kriteria seperti "Penggunaan bahasa ilmiah yang tepat" dan "Menghindari bahasa sehari-hari."
(3) Buat Level Penilaian:
Bagi setiap kriteria penilaian ke dalam level-level penilaian yang berkisar dari level tertinggi hingga level terendah. Sebagai contoh:
Level 4: Penggunaan bahasa ilmiah sangat tepat, tanpa kesalahan.
Level 3: Penggunaan bahasa ilmiah sebagian besar tepat, dengan sedikit kesalahan.
Level 2: Penggunaan bahasa ilmiah terbatas dan sering salah.
Level 1: Tidak ada penggunaan bahasa ilmiah yang tepat.
(4) Deskripsikan Setiap Level:
Untuk setiap level penilaian, berikan deskripsi yang jelas dan konkret tentang apa yang diharapkan dari siswa pada level tersebut. Misalnya, pada Level 4, deskripsi dapat mencakup: "Siswa dapat menggunakan bahasa ilmiah dengan sangat tepat dan tanpa kesalahan."
(5) Ujicoba Rubrik:
Ujicoba rubrik pada contoh tugas siswa atau demonstrasi. Pastikan rubrik dapat memberikan hasil yang konsisten dan objektif.
(6) Revisi dan Koreksi:
Berdasarkan hasil ujicoba, revisi rubrik jika diperlukan. Pastikan rubrik mencerminkan dengan baik kriteria penilaian dan tujuan penilaian.
(7) Berikan Umpan Balik:
Sampaikan rubrik kepada siswa sehingga mereka tahu kriteria penilaian yang akan digunakan. Berikan umpan balik yang konstruktif sesuai dengan rubrik setelah penilaian selesai.
Bagian (b)
Rubrik ini memiliki potensi untuk menjadi rubrik asesmen yang baik karena memiliki tujuan dan kriteria yang jelas, level penilaian yang bersifat informatif, serta deskripsi level yang memandu guru dalam memberikan penilaian yang konsisten. Namun, untuk informasi tambahan tentang ujicoba, revisi, koreksi, dan penggunaan rubrik dalam praktik adalah penting untuk menilai kualitasnya secara lebih mendalam dan komprehensif.
4. Sebuah ungkapan menyatakan bahwa "authentic assessment drives the curriculum". Posisikan anda terhadap pernyataan tersebut, jelaskan dengan bahasa dan contoh yang mudah dipahami!
5.
Jawab:
“Authentic assessment drives the curriculum" dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai "Asesmen otentik mengarahkan kurikulum". Artinya, pendekatan asesmen otentik harus digunakan dalam menentukan kurikulum yang akan diajarkan kepada siswa.
Maksudnya, Sebagai seorang guru, saya hendak mengajarkan siswa tentang bagaimana membuat presentasi yang baik. Tentu dalam hal ini saya bisa memutuskan untuk menggunakan pendekatan asesmen otentik untuk menilai kemampuan siswa dalam membuat sebuah presentasi atau project. Kemudian saya memberikan tugas kepada siswa untuk membuat presentasi semisal tentang topik tertentu dan memberikan rubrik untuk menilai presentasi siswa. Kemudian, dari hasil asesmen otentik ini saya gunakan untuk menentukan kurikulum yang akan saya diajarkan kepada siswa selanjutnya. Misalnya saya mungkin menemukan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam membuat presentasi atau project yang baik, sehingga dari temuan tersebut saya bisa memutuskan untuk menambahkan lebih banyak pelajaran tentang teknik presentasi dalam kurikulum saya sendiri. Dan dengan menggunakan pendekatan asesmen otentik, saya dapat menilai kemampuan siswa secara lebih akurat dan menyesuaikan kurikulum saya untuk memenuhi kebutuhan siswa. Dari penjelasan saya tersebut kita bisa koneksikan dengan prinsip dari Autentic Assesment itu sendiri yakni yang Menurut Wulan dan Rusdiana (2015), prinsip-prinsip dalam penilaian autentik adalah sebagai berikut:
Keeping track, yaitu penilaian harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan peserta didik sesuai rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
Checking up, yaitu penilaian harus mampu mengecek kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam pembelajaran.
Summing up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.
6. Buat satu soal berbentuk esay dalam kategori C5 berdasarkan revised-Bloom's taxonomy. Sebutkan proses kognitif dan jenis pengetahuan yg digunakan. Sertakan kunci jawaban. Konteks sesuai latar belakang Anda.
Jawab:
Seorang siswa ingin mengetahui bagaimana suatu benda dapat mengapung di atas air.
Jelaskan dengan menggunakan prinsip Archimedes dan berikan contoh sederhana dari penerapannya dalam kehidupan sehari-hari!
Kunci Jawaban:
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa suatu benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan mengalami gaya apung yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Dengan kata lain, jika berat benda lebih kecil dari berat fluida yang dipindahkan, maka benda tersebut akan mengapung di atas air.
Contoh sederhana dari penerapannya adalah kapal laut yang dapat mengapung di atas air karena berat kapal lebih kecil dari berat air yang dipindahkan oleh kapal tersebut. Selain itu, balon udara juga dapat mengapung di udara karena berat balon lebih kecil dari berat udara yang dipindahkan oleh balon tersebut.
Dimensi Pengetahua n
Dimensi Proses Kognitif Menginga
t Memahami Menerapka
n
Menganalisi s
Mengevaluas
i Mencipta
Pengetahuan Faktual Pengetahuan
Konseptual X
Pengetahuan
Prosedural X
Pengetahuan Metakognitif
7. Keterampilan proses sain meliputi 8 kemampuan yaitu: melakukan pengamatan (observasi), menginferensi, mengidentifikasi variabel, memprediksi, merumuskan hipotesis, menginterpretasikan, menerapkan konsep dan bekomunikasi.
Kembangkan instrumen tes dan non tes (disertai rubrik) untuk menilai keterampilan proses berdasarkan 3 kemampuan yang anda pilih. Materi disesuikan dengan bidang studi anda.
Jawab:
INSTRUMEN TES Soal
Observasi
(1) Dena melakukan pengamatan pada gambar gelombang yang dihasilkan oleh cathode ray oscilloscope (CRO). Selanjutnya Dena menggambar kembali pada kertas grafik agar lebih mudah untuk mengamati data yang diberikan oleh CRO. Gambar yang
berhasil dibuat Dena sebagai berikut.
Tulislah empat hasil pengamatan Dena sesuai dengan gambar tersebut!
Prediksi
(2) Anom melakukan percobaan terhadap salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Bali yaitu Gangsa untuk mengetahui tinggi rendahnya nada. Alat musik ini memiliki bilah yang berbeda-beda dari paling panjang ke yang paling kecil.
(3)
Anom mengetahui bahwa bilah yang paling pendek memiliki luas penampang yang paling kecil, dan paling tipis. Jika Anom memukul bilah yang pendek maka akan …
Berkomunikasi:
(4) Surya ingin membuktikan teori mengenai sistem sonar dapat digunakan untuk mengukur suatu kedalaman. Surya membeli sensor sonar MB7060 untuk mengukur kedalaman sebuah penampungan air. Surya melakukan 5 percobaan dengan penampung air yang berbeda-beda. Pertama, pengukuran menggunakan mistar 87 cm, saat menggunakan sensor 86,20 cm, dengan waktu 1157 𝜇� dan tingkat eror 0,92.
Kedua, pengukuran menggunakan mistar 89 cm, saat menggunakan sensor 89,70 cm, dengan waktu 1204 𝜇� dan tingkat eror - 0,79. Ketiga, pengukuran menggunakan mistar 91 cm, saat menggunakan sensor 90,22 cm, dengan waktu 1211 𝜇� dan tingkat eror 0,86. Keempat, pengukuran menggunakan mistar 93 cm, saat menggunakan sensor 93,50 cm, dengan waktu 1250 𝜇� dan tingkat eror -0,54. Kelima, pengukuran menggunakan mistar 95 cm, saat menggunakan sensor 94,09 cm, dengan waktu 1263 𝜇� dan tingkat eror 0,96. Bantulah Surya dalam menyajikan data ke dalam bentuk tabel agar informasi menjadi lebih jelas dan menarik dibaca!
RUBRIK TES N
o Dimensi Materi Indikator Kriteria Jawaban Skor
1 Observasi
Gambar gelombang tranversal pada Osiloscop
Panjang gelombang
Amplitudo
Jumlah gelombang
Jumlah bukit dan jumlah lembah
Menjelaskan empat hasil observasi dengan benar.
4
Menjelaskan tiga hasil observasi dengan benar
3
Menjelaskan dua hasil observasi dengan benar
2
Menjelaskan satu hasil observasi dengan benar
1
Tidak menjawab atau menjawab namun salah semua
0
2 Prediksi Gambar musik tradisional bali yaitu gangsa yang memiliki bilah yang panjangnya berbeda-beda dan menghasilkan nada yang berbeda pula
Karakteristik bunyi
Karakteristik bahan (gangsa)
Nada
Menulis hasil prediksi dengan benar disertai dengan alasan
yang tepat
4
Menulis hasil prediksi dengan benar
disertasi dengan alasan yang keliru
3
Menulis hasil
prediksi dengan benar 2
namun tidak disertasi dengan alasan
Menulis hasil
prediksi yang salah 1 Tidak menulis hasil
prediksi
0
3 Berkomunikas i
Narasi tentang data hasil percobaan perbedaan sistem sonar dan
pengukuran manual untuk mengukur
kedalaman tempat penampungan air
Penerapan getaran dan gelombang pada teknologi sonar
Pengukuran kedalaman tempat menggunakan gelombang bunyi
Membuat tabel dengan lengkap dan benar
4
Membuat tabel namun tidak lengkap
3 Membuat tabel
namun tidak disertai keterangan
2
Membuat tabel yang salah
1 Tidak membuat tabel 0 Nilai dapat diperoleh melalui perhitungan rumus berikut:
Skor Perole h an
Skor Maksimum×100=Skor Perole h an
3×4 ×100=Skor Perole h an
12 ×100=Nilai Ak hir KUNCI JAWABAN
N o
Alternatif Jawaban
1 Hasil observasi terhadap temuan yang diperoleh Dena sebagai berikut.
a. Terdapat 1,5 gelombang
b. Terdiri atas dua bukit dan satu lembah.
c. Amplitudo gelombang tersebut adalah 0,25 m.
d. Jarak gelombang adalah 0,75 m dan panjang gelombang adalah 0,5 m
2 Nada yang dihasilkan paling tinggi atau nyaring diantara yang lainnya. Dasar Teori yang Mendukung: Semakin pendek bilah maka semakin kecil luas penampangnya, dan paling tipis pada alat musik gangsa, semakin tinggi nada yang dihasilkan
3
Pengukuran Manual (Menggunakan
mistar)
Hasil Pengukuran dengan Sensor Sonar
MB7060
Waktu (𝜇�) Eror (%)
87 86,20 cm 1157 0,92
89 cm 89,70 cm 1204 -0,79
91 cm 90,22 cm 1211 0,86
93 cm 93,50 cm 1250 -0,54
95 cm 94,09 cm 1263 0,96
INSTRUMEN NON-TES (Kuisioner) No Keterampilan Proses
Sains Soal Kuis
1 Observasi
Berdasarkan pengamatan Anda, sebutkan beberapa contoh fenomena getaran dan gelombang yang Anda temui sehari-hari, seperti di lingkungan rumah atau sekolah.
2 Prediksi
Dalam konteks getaran dan gelombang, bagaimana Anda memprediksi perilaku suatu objek jika dikenai getaran dengan frekuensi yang semakin tinggi? Apa yang mungkin terjadi pada objek tersebut?"
3 Berkomunikasi
Gambarkan sebuah eksperimen yang melibatkan getaran atau gelombang yang ingin Anda lakukan. Terangkan langkah- langkahnya secara rinci, dan jelaskan apa yang Anda harapkan untuk diamati atau disimpulkan dari eksperimen tersebut."
Skor
RUBRIK NON-TES N
o Dimensi Aspek Penilaian Skor
1 Observasi
Menjelaskan semua hasil observasi dengan benar 4 Menjelaskan tiga hasil observasi dengan benar 3 Menjelaskan dua hasil observasi dengan benar 2 Menjelaskan satu hasil observasi dengan benar 1 Tidak menjawab atau menjawab namun salah semua 0
2 Prediksi
Menulis hasil prediksi dengan benar disertai dengan alasan yang tepat
4 Menulis hasil prediksi dengan benar disertasi dengan alasan
yang keliru
3 Menulis hasil prediksi dengan benar namun tidak disertasi
dengan alasan
2
Menulis hasil prediksi yang salah 1
Tidak menulis hasil prediksi 0
3 Berkomunikas i
Siswa sangat mampu menjelaskan konsep dasar tentang getaran dan gelombang dengan tepat dan jelas.
4
Siswa mampu menjelaskan konsep dasar tentang getaran dan gelombang dengan tepat dan jelas.
3
Siswa cukup mampu menjelaskan konsep dasar tentang getaran dan gelombang dengan tepat dan jelas.
2 Siswa kurang mampu menjelaskan konsep dasar tentang 1
getaran dan gelombang dengan tepat dan jelas.
Siswa tidak mampu menjelaskan konsep dasar tentang getaran dan gelombang dengan tepat dan jelas.
0 Keterangan:
4 = Siswa memiliki pemahaman mendalam tentang konsep getaran dan gelombang dan mampu menjelaskan dengan sangat jelas dan akurat. Penggunaan bahasa ilmiah sangat baik. Percobaan atau analisis data sangat baik dan mampu memberikan wawasan yang mendalam.
3 = Siswa dapat menjelaskan konsep getaran dan gelombang dengan jelas dan akurat menggunakan bahasa ilmiah yang tepat. Percobaan atau analisis data dilakukan dengan baik dan mampu menghasilkan kesimpulan yang sesuai.
2 = Siswa mampu menjelaskan konsep getaran dan gelombang dengan benar, tetapi masih ada beberapa kesalahan atau kekurangan dalam bahasa ilmiah. Percobaan atau analisis data mencapai tingkat dasar.
1 = Siswa memiliki pemahaman yang sangat terbatas tentang konsep getaran dan gelombang dan sering menggunakan bahasa sehari-hari. Percobaan atau analisis data yang dilakukan kurang lengkap atau tidak akurat.
Referensi
OECD. (2019a). Programme for International Students Assessment (PISA)- Results from PISA 2018, Country Note: Indonesia.
Pusat Penilaian Pendidikan. (2019). Pendidikan di Indonesia Belajar dari Hasil PISA 2018.
Balitbang, Kemendikbud.
Wulan, E.R., dan Rusdiana, H.A. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.