• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas CPL7 CPMK1 Kelas F 20210110231 20210110233 20210110250

N/A
N/A
Dopris Purnama

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas CPL7 CPMK1 Kelas F 20210110231 20210110233 20210110250"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Aspal porus atau aspal berpori adalah campuran aspal dengan kadar pasir rendah untuk mendapatkan ruang pori yang tinggi. Hal tersebut memungkinkan air lebih mudah dialirkan dari permukaan jalan menuju lapisan dalam aspal. Penyerapan air hujan tersebut melalui celah agregat. Celah pori agegat yang besar bisa menunpuk air di dalam aspal dan memungkinkan menyebabkan banjir. Banjir yang terus meningkat karena curah hujan yang tinggi mengakibatkan molekul aspal menjadi pecah dan mengubah bentuknya menjadi lebih kecil. Sehingga daya rekat aspal menjadi berkurang, oleh sebab itu kaca menjadi salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk menambah kekuatan atau bahkan lebih baik dari pada aspal campuran.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kadar substitusi kaca pada karakteristik Marshall, keawetan, nilai kuat tarik tidak langsung, ketahanan abrasi dan permeabilitas sesuai spesifikasi Australia Asphalt Pavement Asociation (AAPA) 2004.

B. Novelty

Penggunaan bahan tambahan pada aspal kini semakin bervariasi. Tidak hanya bahan tambahan, jenis aspal yang digunakan juga semakin beragam dengan tujuan yang lebih mengutamakan aksessibilitas dan ramah lingkungan. Peningkatan dan pengembangan aksessibilitas transportasi jalan adalah suatu hal yang sangat penting untuk menunjang aktivitas sosial dan perekonomian suatu daerah Salah satu faktor pendukung aksessibilitas suatu jaringan jalan menjadi aman dan nyaman bagi pengguna jalan yaitu dengan mendesain suatu lapis permukaan perkerasan jalan yang akan tetap memuaskan selama masa layanannya. Desain lapisan permukaan jalan yang kini berkembang dalam menangani beberapa permasalahan yang sering terjadi yaitu lapisan perkerasan aspal porus (porous asphalt). Dengan adanya penelitian lapisan perkerasan dapat mengatasi permasalahan yang ada di Indonesia yaitu hujan yang menyebabkan banjir. Selain itu, penggunaan bahan tambahan dalam campuran aspal dapat melahirkan pembaharuan. Penggunaan limbah kaca dalam penambahan campuran aspal dapat menjadi solusi dalam pemanfaatan limbah sehingga lebih ramah lingkungan dengan mengurangi penumpukan limbah yang ada. Pemanfaatan bahan tambahan dan penggunaan jenis aspal pada penelitian ini dapat memberikan dampak baik bagi kehidupan yang mendatang.

C. Material dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan material aditif yaitu Gilsonite HMA Modifer Grade dan Lateks. Campuran aspal porous dan menggunakan jenis aspal keras dengan penetrasi 60/70 dari PT Pertamina Aspal Cilacap. Agregat yang digunakan berasal dari Clereng, sedangkan material alternatif yang digunakan adalah limbah kaca dari botol bekas. Tidak ada pengujian kimia dan analisis kaca yang dilakukan. Kadar limbah kaca yang digunakan adalah 0%, 10%, 20%, 30% dan 40% dari berat total agregat halus dalam campuran yang lolos saringan no.4 dan tertahan pada saringan no.8. Pada campuran ini, grading yang digunakan telah sesuai dengan standar Australian Asphalt Pavement Association (AAPA) 2004.

Penelitian ini menggunakan 3 standar gradasi porous yaitu Australia (AAPA), California (CalAPA) dan British (BS). Spesifikasi karakteristik Marshall mengacu pada

(2)

standar Australia (AAPA), dari masing-masing standar gradasi dibuat 12 benda uji dengan variasi kadar aspal 4%-7%. Uji permeabilitas pada penelitian ini menggunakan uji Falling Head, yaitu dengan menghitung waktu yang diperlukan air untuk mengalir dari h1 menuju h2.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini menggunakan limbah kaca sebagai substitusi agregat halus dengan jenis campurannya adalah aspal porus dan peraturan spesifikasi yang dipakai adalah Australia Asphalt Pavement Asociation (AAPA) 2004.

Marshall Quotient yang memenuhi spesifikasi hanya pada kadar wetfix-be 0,2%

- 0,31% dan pengujian Cantabro nilai memenuhi spesifikasi hanya pada kadar wetfix- be 0,34% - 0,4%, sedangkan untuk pengujian VIM, Stabilitas, Flow, Porositas, Permeabilitas, dan Drain-Down secara keseluruhan nilai kadar wetfix-be 0,2% - 0,4%

memenuhi standar spesifikasi.

D. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian yang akan dibahas yaitu karakteristik bahan, hasil pengujian untuk kadar aspal optimum dan hasil pengujian pada kadar aspal optimum dengan menggunakan limbah kaca.

a. Hasil Pengujian Karakteristik Bahan

Pengujian karakteristik bahan yang dilakukan adalah pengujian aspal AC 60/70 pada Tabel 1, pengujian agregat halus dari limbah kaca pada Tabel 2 dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil pengujian AC 60/70

Tabel 2. Hasil pengujian Agregat Halus dari Limbah Kaca

No. Jenis Pengujian Nilai

Persyaratan Hasil

1 Berat Jenis > 1,0 1,09

2 Penetrasi (0,1

mm) 60 – 70 68,3

3 Daktilitas (cm) > 100 165

4 Titik Nyala (°C) > 232 312

5 Kelarutan TCE

(%) > 99 99,5

6 Titik

Lembek

(°C) > 48 48

No. Jenis Pengujian Nilai

Persyaratan Hasil

1 Berat Jenis >2,5 2,837

2 Penyerapan Air oleh Agregat (%)

< 3 2,51

3 Sand Equivalent (%)

> 50 78,38

(3)

b. Hasil Pengujian untuk Kadar Aspal Optimum

Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum dari hasil pengujian Marshall, Cantabro dan Asphalt Flow Down.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Kadar Aspal Optimum

Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Cantabro Loss pada 35% untuk mendapatkan batas kadar aspal minimum yang dapat digunakan yaitu dengan nilai 4,60. Selanjutnya nilai VITM pada 18% digunakan untuk mendapatkan batas maksimum kadar aspal didapatkan hasil 5,01. Nilai rata-rata dari kedua hasil grafik didapatkan 4,81 yang kemudian nilai tersebut diplot pada grafik Asphalt Flow Down dan mendapatkan hasil 0,17. Sehingga dapat diketahui aspal optimum yang dapat digunakan adalah 5,0.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan dari karakteristik campuran porus aspal dengan limbah kaca sebagai substitusi agregat halus No.8 dapat disimpulkan bahwa campuran dengan menggunakan limbah kaca sebagai substitusi agregat halus baik digunakan hingga kurang dari 30% dari total campuran agregat halus No.8 dan mengalami perubahan karakteristik Marshall yaitu pada kemampuan campuran menahan beban yang semakin meningkat hingga batas optimum dan menurun setelahnya yaitu pada nilai stabilitas, kemudian nilai flow, MQ, VITM, VMA yang mengalami kenaikan hingga batas nilai optimumnya kemudian mengalami penurunan setelahnya, dan nilai VFWA dan density yang mengalami penurunan namun hingga nilai tertentu mengalami kenaikan setelahnya. Nilai Cantabro mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak signifikan secara keseluruhan seiring dengan penambahan substitusi kaca kedalam campuran aspal porus. Hal ini menunjukkan bahwa campuran tersebut tahan terhadap campuran hingga mencapai nilai optimalnya dan akan kurang tahan terhadap benturan setelah melewati nilai optimumnya. Dan Nilai AFD (Asphalt Flow Down) mengalami penurunan yang signifikan seiring dengan penambahan proporsi substitusi kaca kedalam campuran aspal porus. Hal ini menunjukkan bahwa campuran tersebut tercampur himogen.

No Pengujian Nilai

1 Cantabro Loss 4,60

2 VITM 5,01

3 Rata-Rata Cantabro dan VITM 4,81

4 AFD 0,17

5 Aspal Optimum 5,0

(4)

Nama Kelompok:

1. Damarwari Laura Anjani 20210110250 2. M. Dopris Purnama 20210110231 3. Muhammad Akbar Affandy Pane 20210110233

Referensi

Dokumen terkait

Campuran Aspal Panas (Hotmix) adalah suatu campuran perkerasan jalan lentur yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan bahan pengikat aspal dengan

Dari uraian di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pengaruh substitusi sebagian agregat halus dengan limbah butiran kaca dan penambahan serbuk

Perbandingan Kuat Tekan Beton Subtitusi Zeolite dan Serbuk Kaca Terhadap Semen dan Agregat Halus .... Perbandingan Kuat Tekan Beton Akibat Substitusi Serbuk Kaca Terhadap

Campuran aspal beton yang menghasilkan nilai stabilitas Marshall terbaik adalah campuran dengan variasi agregat halus pasir (50%) dicampur dengan limbah pecahan keramik

Nilai Rongga Terisi Aspal (VFB) campuran yang menggunakan agregat halus pasir besi lebih tinggi daripada VFB campuran yang menggunakan agregat halus pasir sungai, seperti

Campuran aspal panas adalah campuran perkerasan lentur yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan bahan pengikat aspal yang dibuat dengan perbandingan

9 Pengaruh Penggunaan Pecahan Keramik Sebagai Bahan Campuran Agregat Halus Terhadap Karakteristik Aspal Beton.. Skripsi 2003 T Sipil, FT,

Metodologi dalam penelitian ini adalah melakukan serangkaian pengujian karakteristik berupa agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal lalu merancang komposisi campuran