TUGAS MAKALAH
BIOLOGI REPRODUKSI DAN GENETIKA
Disusun Guna MemenuhiBiologi Reproduksi Dan Genetika Dosen Pengampu :Riny Natalina,SST., M.Keb
Disusun oleh Kelompok 2 :
Aida Fradila Wulanda PO62242231030
Anthony Sosyawati PO62242231031
Deny Yusvita
PO62242231034 Een Farlina Rahmawati PO62242231036
NauliSianturi PO62242231047
Nurhayatun Nisa PO62242231048
RabiatulAdawiah PO62242231050
Tia noviana PO62242231058
Yohana Berliani Pakpahan PO62242231062 Yosi Olivia Simarmata PO62242231061
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES
PALANGKARAYA
2024-2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah tumbuh kembang fetus “Proses pertumbuhan embryogenesis dan air ketuban faal dan ciri-ciri ”. dapat selesai pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi reproduksi dan genetika yang bertujuan agar pembaca dapat mengetahui tumbuh kembang fetus dalam “Proses pertumbuhan embryogenesis dan air ketuban, faal dan ciri-ciri”. Pada kesempatan ini juga, penulis menyampaikan ucapakan terimakasih yang ditujukan kepada:
1. Tuhan yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
3. Riny Natalina,SST., M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah biologi reproduksi dan genetika di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangkaraya
Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran.
Oleh karena itu arahan, koreksi, dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Palangkaraya, 16 Februari 2024
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL... 1
KATA PENGANTAR ...1
DAFTAR ISI... 2
BAB I PENDAHULUAN... 3
A. Latar Belakang Masalah... 3-4 B. Rumusan Masalah...5
C. Tujuan... 5
BAB II PEMBAHASAN... 6
A. Proses Tumbuh Kembang Fetus... 6
1.Proses Pertumbuhan Embryogenesis...6-22 B. Air Ketuban (Faal dan Ciri-ciri)...23-26 BAB III PENUTUP... 27
A. Kesimpulan... 27
B. SARAN... 28
DAFTRA PUSTAKA... 29
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan manusia dimulai ketika masa prenatal atau dimulai dari masa sebelum kelahiran sampai dilahirkan di dunia. Pada masa pranatal inilah, manusia mulai mengalami masa perkembangan.(Santrock 2007).
Tahap pranatal inilah yang nantinya awal dan penentu tahapan perkembangan berikutnya. Manusia adalah mahluk yang komplek. Baik fisik maupun psikis pada manusia pertumbuhan dan perkembangan dapat dilihat. Dengan ilmu psikologi dapat dilihatdari awal kehidupan sampai akhir hayat. Secara biologis dimulainya hidup pada mahluk hidup yaitu dari konsepsi (pembuahan). Pada masa kehamilan akibat peningkatan hormol kehamilan tubuh seorang ibu hamil mengalami perubahan fisik dan perubahan psikologis.(Sulistyorini,2007). Pertumbuhan janin dalam kandungan adalah hasil interaksi antara potensi genetic dari ayah maupun ibu dan lingkungan intrauterin. Sakit berat, komplikasi kehamilan, kurang gizi, dan keadaan stress pada ibu hamil merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin.(Soetjiningsih,2012).
Untuk menghasilkan bayi yang sehat, setiap hari selama 9 bulan 10 hari perkembangan prenatal sangatlah penting. Semua cirri-ciri fisik dan juga kelainan ditentukan oleh gen yang diturunkan ayah dan ibu bayi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa watak mungkin mempunyai dasar biologis.
Kelahiran bayi yang sehat sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu dan asupan gizinya, baik sebelum dan selama kehamilan.
Dukungan perhatian dari kedua orang tua dalam masa kehamilan juga berpengaruh pada perkembangan calon bayi. Oleh karena itu, Selama proses
kehamilan, sangatlah penting bagi setiap calon Ibu dan Ayah mengetahui pola perkembangan pra kelahiran yang normal.(Allen dan Marotz 2010).
Embriologi merupakan bagian dari kajian biologi perkembangan (developmental of biology). Ilmu yang mempelajari tentang perubahan progresif struktur dan funsi tubuh dalam hidup mahluk hidup disebut biologi perkembangan. Sedangkan studi mengenai embrio dengan penekanan kepada pola-pola perkembangan embrio disebut embriologi. Untuk membedakan pemahaman anda tentang embriologi dengan biologi perkembangan dibagian berikut ini akan dituliskan beberapa pemikirandan pendapat ahli embriologi.
Definisi perkembangan adalah suatu aksi gen dalam : (1) pembentukan organisme baru dari beberapa bagian organisme induk, (2) pemeliharaan atau peningkatan ukuran dari organisme dewasa yang terbentuk secara sempurna, dan (3) perbaikan terhadap kerusakan akibat kecelakaan atau kehilangan bagian anggota tubuh dari suatu organisme. Sehingga bisa di simpulkan bahwa suatu perubahan (transformasi)dari suatu keadaan, komposisi atau fungsi dari bagian atau keseluruhan organisme yang terjadi secara progresif danc relatif permanen pada kondisi alami disebut perkembangan (Spratt, 1971) dalam Lufri dan Helendra ,2009).
Bagian paling penting dala masa kehamilan adalah air ketuban, air ketuban melindungi bayi dari trauma, memberikan ruang untuk pertumbuhan janin dan mencegah tali pusat mengalami kompresi dari luar,(Pilliod et al., 2015). Cairan ketuban juga berfungsi melawan infeksi bakteri dari luar yang disebut sifat bakteriostatik.(Luo et al., 2018).
Air ketuban terletak di dalam ruang yang dibungkus oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion. Cairan berwarna putih, sedikit keruh, serta memiliki bau yang khas, sedikit amis dan manis merupakan ciri- ciri air ketuban (Prawirohardjo, 2011). Air ketuban keruh merupakan air ketuban yang tidak jernih atau mengalami pewarnaan yang disebabkan adanya darah jika terdapat warna merah atau merah jambu atau disebabkan karena mekonium jika didapatkan warna amber sampai hijau gelap. Air ketuban keruh yang bercampur dengan mekonium (kotoran pertama yang
dikeluarkan bayi dan mengandung empedu) mempunyai dampak terhadap outcome bayi antara lain yaitu infeksi, perawatan di unit intensif neonatus dan kelainan paru khususnya SAM (Sindrom Aspirasi Mekonium) (Williams, 2006).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas di temukan berbagai masalh yaitu : 1. Bagaimana Proses Tumbuh Kembang Fetus ?
2. Bagaimana Proses Pertumbuhan Embryogenesis ? 3. Apa saja Faal dan Ciri-Ciri dari Air ketuban ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan Bagaimana Proses Tumbuh Kembang Fetus.
2. Menjelaskan Bagaimana Proses Pertumbuhan Embryogenesis.
3. Menjelaskan Faal dan Ciri-Ciri dari Air Ketuban.
BAB II PEMBAHASAN
A. Tumbuh kembang fetus
Fetus artinya mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran. Dalam bahasa Latin, fetus secara harfiah bisa diartikan berisi bibit muda. Janin berkembang pada akhir minggu kedelapan, sewaktu struktur utama serta sistem organ terbentuk, sampai kelahiran. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, ialah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dikatagorikan menjadi 3 trimester, trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, trimester kedua dari 12 hingga 28 minggu dan trimester ketiga dari 28 sampai 40 minggu.(Sri Rahayu,dkk.2020).
1. Proses pertumbuhan Embriogenesis
Embriogenesis adalah proses pembentukan embrio dari zigot setelah pembuahan terjadi. Sel-sel zigot mengalami pembelahan dan diferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang membentuk berbagai jaringan dan organ dalam tubuh yang berkembang. Embriogenesis biasanya terdiri dari beberapa tahap, termasuk tahap pembelahan awal, morula (berbentuk bola), blastula (berbentuk bola berongga), gastrula (membentuk lapisan dasar), dan tahap organogenesis (pembentukan organ dan jaringan). (Murti Ani,dkk.2021).
a. Cleavage (pembelahan)
Dalam 24 jam setelah fertilisasi, zigot akan memulai serangkaian pembelahan. Pembelahan ini tidak disertai oleh pertumbuhan sel, sehingga zigot akan terbagi menjadi banyak sel yang lebih kecil disebut
blastomer.Pembelahan pertama zigot akan menghasilkan dua sel.
Pembelahan kedua akan selesai dalam waktu sekitar 48 jam akan menghasilkan 4 blastomer yang sama. Pada hari ketiga menghasilkan, embrio terdiri dari 6 hingga 12 sel, dan pada hari keempat embrio terdiri dari 16 sampai 32 sel. Embrio pada tahap ini disebut morula. Sel- sel morula tidak hanya embrio dan bagian ekstraembrionik tetapi juga menjadi bagian dari plasenta dan struktur-struktur lain yang terkait.
Ketika blastomer terdiri dari 8 sel, blastomer awalnya bulat dan memiliki ikatan yang longgar. Berangsur-angsur permukaan luar sel akan menjadi cembung dan permukaan dalam menjadi cekung. (Murti Ani,dkk.2021)
GambarProses pembelahan zigot menjadi blastokista b. Gastrulasi
Pada minggu ketiga perkembangan terjadi proses gastrulasi. Gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan germinativum, yaitu lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm. Lapisan ini akan membentuk cakram trilaminar pada hari ke-21. Ketiga lapisan inilah yang nantinya akan menjadi organ-organ. Awal mula gastrulasi adalah pembentukan primitive streak yang disebabkan proliferasi sel epiblas.
Primitive streak terletak di ujung kaudal diskus bilaminar dan
merupakan garis yang terdiri dari primitive node, primitive pit dan primitive groove. Awalnya garis ini tidak terlalu terlihat jelas, namun pada mudigah berusia 15 sampai 16 hari, garis ini terlihat sebagai alur yang sempit dengan bagian menonjol di kedua sisi. Ujung kranial garis ini merupakan primitive node, terdiri dari daerah yang meninggi yang mengelilingi disebut primitive pit dan garis yang terus menyusuri kearah kaudal dengan depresi mirip parung disebut primitive groove.
Primitive pit dan primitive groove mewakili area tempat sel meninggalkan primitive streak dan bergerak ke bagian dalam cakram embrionik. Beberapa dari sel-sel epiblast menggeser sel-sel hipoblas asli dan menggantinya dengan lapisan endoderm embrional. Sedangkan yang lain bermigrasi secara bilateral dari lapisan primitif dan kemudian secara kranial atau lateral antara endoderm dan epiblas menyatu untuk membentuk mesoderm intraembrionik. Setelah gastrulasi selesai, epiblas disebut ektoderm. Karena itu, epiblas melalui proses gastrulasi merupakan sumber dari semua lapisan germinativum. Pembentukan primitive streak juga menentukan untuk sumbu tubuh utama. Sumbu tubuh terdiri dari kranial-kaudal (kepala-ekor), dorsal-ventral, sumbu medial-lateral, dan sumbu kiri-kanan. Sebelum diskus embrionik terlipat menjadi tabung tiga dimensi, sumbu ini tidak dapat sepenuhnya dibatasi. Pembentukan primitive streak terjadi di garis tengah ketika epiblas dilihat dari bawah dari dalam rongga amnion. Sehingga yang terletak disebelah kanan embrio menjadi sisi kanan dan yang terletak disebelah kiri akan menjadi sisi kiri.
c. Proses Notokordal
Proses notokordal tumbuh secara kranial antara ektoderm dan endoderm sampai mencapai lempeng prekordal, area melingkar kecil yang penting untuk pembentukan region kepala. Penggabungan dari ektoderm dan endoderm akan menjadi membran orofaringeal, yang terletak di lokasi rongga mulut di masa depan. -sel mesenkim dari garis primitif dan proses notokordal bermigrasi secara lateral dan kranial, di
antara sel-sel mesodermal lainnya antara ektoderm dan endoderm, sampai mereka mencapai margin diskus embrional. Mereka bertemu secara kranial untuk membentuk mesoderm kardiogenik di daerah kardiogenik, tempat primordium jantung mulai berkembang pada akhir minggu ketiga. Ke kaudal, membentuk membran kloaka yang akan menjadi masa depan anus. Ketika membran kloakalis muncul, dinding posterior yolk sac membentuk suatu divertikulum kecil yang meluas ke dalam tangkai penghubung. Divertikulum ini, divertikulum alantoenterik atau alantosis yang akan muncul pada hari ke-16 perkembangan. Sewaktu hipoblas digantikan oleh sel-sel endoderm yang bergerak di primitive streak, sel-sel lempeng notokord berproliferasai dan terlepas dari endoderm. Sel-sel ini kemudian membentuk korda yang disebut notokord definitif. Notokord terletak di bawah tabung saraf dan berfungsi sebagai dasar untuk tulang-tulang aksial. Untuk perkembangan trofoblas lebih lanjut adalah pada awal minggu ketiga, trofoblas ditandai oleh vilus primer yang terdiri dari inti sitotrofoblastik yang dilapisi oleh satu lapisan sinsitium. Selama perkembangan lebih lanjut, sel-sel mesoderm menembus inti vilus primer dan tumbuh ke arah desidua. Struktur yang baru terbentuk ini dikenal sebagai vilus sekunder. Pada akhir minggu ketiga, sel-sel mesoderm di inti vilus mulai berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh darah halus, membentuk sistem kapiler vilus. Vilus kini dikenal sebagai vilus tersier atau vilus plasenta definitif. Kapiler di vilus tersier akan berkontak dengan kapiler yang terbentuk di mesoderm lempeng korion dan di tangkai penghubung. Pembuluh-pembuluh darah ini, pada akhirnya akan membentuk kontak dengan sirkulasi intraembrional, menghubungkan plasenta dan mudigah. Gas, nutrisi, dan limbah berdifusi antara darah ibu dan janin harus melewati empat lapisan jaringan yaitu endotelium kapiler vilus, jaringan ikat longgar di inti vilus (mesoderm ekstraembrionik), lapisan sitotrofoblas dan lapisan sinsiotrofoblas. Sementara itu, rongga korion menjadi semakin besar
dan pada hari ke-19 mudigah akan melekat ke selebung sitotrofoblasnya melalui sebuah tangkai penghubung. Tangkai penghubung kemudian berkembang menjadi tali pusat (korda umbilikalis) yang membentuk hubungan antara plasenta dan mudigah.
d. Periode Organogenesis
Periode organogenesis atau biasa dikenal dengan periode mudigah berlangsung dari minggu ketiga hingga minggu kedelapan perkembangan dan merupakan waktu masing-masing dari ketiga lapisan germinativum, ektoderm, mesoderm dan endoderm menghasilkan sejumlah jaringan dan organ spesifik. Sehingga pada akhir minggu kedua bagian eksternal tubuh sudah dapat dipahami.
e. Neurulasi
Neurulasi merupakan proses yang terlibat dalam pembentukan lempeng saraf dan lipatan saraf (neural fold), dan penutupan lipatan untuk membentuk tabung saraf (neural tube) yang merupakan prekursor sistem saraf pusat. Neurulasi selesai pada akhir minggu keempat, ketika penutupan neuroporus kaudal terbentuk. Jika induksi telah dimulai, lempeng saraf yang memanjang seperti sandal secara bertahap meluas ke arah primitive streak. Pada akhir minggu ketiga, tepi lateral lempeng saraf meninggi untuk membentuk lipatan saraf dan bagian tengah yang cekung membentuk alur saraf (neural groove). Secara bertahap, lipatan saraf akan saling mendekati garis tengah dan menyatu. Penyatuan dimulai di region servikal dan meluas ke arah kaudal dan kranial.
Akibatnya terbentuk tabung saraf, sumsum tulang belakang dan primordium vesikula otak. Pada tahap awal ini otak sudah dapat dibagi menjadi tiga bagian: forebrain (prosencephalon), midbrain (mesencephalon), dan hindbrain (rhombencephalon). Sampai penyatuan tersebut selesai, ujung sefalik dan kaudal tabung saraf berhubungan langsung dengan rongga amnion melalui neuroporus (lubang saraf) kranialis dan kaudalis. Penutupan neuroporus kranialis terjadi pada
sekitar hari ke-25 (stadium 18-20 somit), sedangkan neuroporus posterior menutup pada hari ke-27 (stadium 25 somit). Dengan demikian neurulasi menjadi selesai, dan sistem saraf pusat diwakili oleh suatu struktur tubular tertutup dengan bagian kaudal sempit, korda spinalis dan bagian sefalik yang jauh lebih lebar dan ditandai oleh sejumlah dilatasi vesikel otak. Sewaktu lipatan saraf meninggi dan menyatu, selsel di batas lateral krista neuroektoderm mulai memisahkan diri dari sel sekitarnya. Sel ini adalah krista neuralis. Krista neuralis akan mengalami transisi epitel menjadi mesoderm. Sel-sel krista neuralis dari region badan meninggalkan lipatan saraf setelah tabung saraf menutup dan bermigrasi di sepanjang satu dari dua jalur: 1. Jalur dorsal melalui dermis, tempat sel-sel ini akan masuk ektoderm melalui lubang-lubang lamina basalis untuk membentuk melanosit di kulit dan folikel rambut, 2. Jalur ventral melalui separuh anterior masing-masing somit menjadi ganglion sensorik neuron enteric dan simpatis, sel Schwann, dan sel medulla adrenal. Sel-sel krista neuralis juga membentuk dan bermigrasi dari lipatan saraf kranial, meninggalkan tabung saraf sebelum penutupan region ini. Sel-sel ini ikut membentuk kerangka kraniofasial, serta neuron untuk ganglion kranial, sel glia, melanosit, dan sel-sel lainnya. Pada saat tabung saraf menutup, dua penebalan ektoderm bilateral, plakoda otika (lempeng telinga) dan plakoda lentis (lempeng lensa) mulai terbentuk di bagian kepala mudigah. Selama perkembangan lebih lanjut, plakoda otika ini akan mengalami invaginasi menjadi vesikula otika yang akan berkembang menjadi strukturstruktur pendengaran dan keseimbangan. Pada sekitar waktu yang sama, plakoda lentis muncul. Lempeng ini juga mengalami invaginasi dan membentuk lensa mata selama minggu kelima.
GambarPandangan Lateral Mudigah.
f. Turunan Lapisan Mesodern
Pada awalnya, sel-sel lapisan mesoderm membentuk suatu lapisan tipis anyaman jaringan yang longgar di kedua sisi garis tengah. Namun, pada sekitar hari ke-17, sel-sel yang terletak dekat dengan garis tengah berproliferasi dan membentuk suatu lempeng jaringan tebal yang disebut mesoderm paraksial. Ke arah lateral, mesoderm tetap tipis dan dikenal sebagai lempeng lateral. Dengan kemunculan dan penyatuan rongga- rongga antarsel dua lempeng lateral maka jaringan ini terbagi menjadi dua lapisan: 1. Lapisan mesoderm parietal atau somatik dan 2. Lapisan mesoderm visceral atau splanknik. Bersama-sama lapisan ini melapisi suatu rongga yang baru terbentuk yaitu rongga intraembrional.
Mesoderm paraksial akan tersusun membentuk segmen-segmen, somitomer pada awal minggu ketiga. Somitomer mula-mula muncul dibagian kepala mudigah, dan pembentukan segmen ini berlangsung dengan arah sefalokaudal. Setiap somitomer terdiri dari sel-sel mesoderm yang tersusun dalam gabungan konsentrik mengelilingi bagian tengah unit tersebut. Di daerah kepala somitomer bersama dengan segmentasi lempeng saraf membentuk neruomer dan ikut berperan dalam pembentukan mesenkim kepala. Dari daerah oksipital ke kaudal, somitomer tersusun menjadi somit-somit. Pasangan pertama somit timbul di bagian oksipital mudigah pada hari ke-20. Dari sini somit-somit baru muncul berurutan dari kranial ke kaudal dengan kecepatan sekitar tiga pasangan somit per hari sampai pada akhir minggu kelima, terdapat 42 sampai 44 pasang. Terdapat 4 pasang somit oksipital, 8 pasang servikal, 12 pasang torakal, 5 pasang lumbang, 5 pasang sakral, dan 8 sampai 10
pasang koksigeal. Somit oksipital pertama dan lima sampai tujuh somit koksigeal terakhir kemudian lenyap, sedangkan sisanya membentuk kerangka sumbu badan. Karena somit muncul dengan periodisitas yang spesifik, usia mudigah dapat ditentukan secara akurat selama periode awal ini dengan menghitung jumlah somit. Somit lebih jauh dibedakan ke dalam komponen-komponen berikut:
a. Sklerotom membentuk komponen tulang rawan dan tulang dari kolumna vertebral,
b. Myotome membentuk otot epimerik dan hipomer, c. Dermatome membentuk dermis dan area subkutan kulit.
Ketika sklerotom berkembang, ia dapat dibagi lagi menjadi banyak kompartemen, yang masing-masing menimbulkan derivat spesifik. Sel- sel dari beberapa kompartemen somit ventral, sentral, dan dorsal akan bergabung bersama untuk membentuk vertebra, sedangkan sel-sel dari kompartemen sentral dan lateral membentuk tulang rusuk. Di akhir perkembangan sklerotom, sel-sel dari tepi medialnya (meningotom) mengelilingi sumsum tulang belakang yang berkembang untuk membentuk meningen dan pembuluh darahnya. Sel somitocoel (arthrotome) bergabung dengan beberapa sel ventral untuk membentuk cakram intervertebralis dan permukaan sendi vertebral. Sinyal dari miotom akan menginduksi lapisan sel sepanjang tepi lateral sklerotom untuk menghasilkan skleraksis, faktor transkripsi yang ditemukan pada tendon. Sel-sel ini membentuk lapisan diskrit yang disebut sindotom, dan mereka mewakili prekursor tendon yang menghubungkan otot-otot epaxial dengan asal dan penyisipan kerangka mereka. Mesoderm intermediet yang berguna untuk menghubungkan mesoderm paraksial dengan lempeng lateral secara sementara, akan berdiferensiasi menjadi struktur urogenital. Di daerah servikal dan torakal atas, bagian ini membentuk sekelompok sel-sel segmental sebagai cikal bakal nefrotom, sedangkan di bagian yang lebih kaudal, mesoderm ini membentuk massa jaringan yang tidak bersegmen, korda nefrogenik. Mesoderm lempeng
lateral terpisah menjadi lapisan parietal dan visceral yang masing-masing melapisi rongga intraembrional dan mengelilingi organorgan. Mesoderm dari lapisan parietal, bersama dengan ektoderm diatasnya akan membentuk dinding tubuh lateral dan ventral. Lapisan visceral dan endoderm embrional akan membentuk dinding usus. Sel mesoderm lapisan parietal yang mengelilingi rongga intraembrional akan membentuk membran tipis, membran mesotelial atau membran serosa yang akan melapisi rongga peritoneum, pleura dan perikardium, serta mensekresikan cairan serosa. Sel mesoderm lapisan visceral akan membentuk membran serosa tipis yang membungkus semua organ.
g. Pembentukan Darah, Pembuluh Darah dan Jantung
Pembuluh darah terbentuk dalam dua cara yaitu: vaskulogenesis dan angiogenesis. Vaskulogenesis merupakan pembentukan pembuluh darah dari pulaupulau darah. Sedangkan angiogenesis adalah pembentukan tunas dari pembuluh darah yang sudah ada. Pulau-pulau darah pertama kali muncul di mesoderm mengelilingi yolk sac pada minggu ke-3 perkembangan dan sedikit lebih lambat di mesoderm lempeng lateral dan bagian lain. Pulau-pulau ini berasal dari sel-sel mesoderm yang terinduksi untuk membentuk hemangioblas. Hemangioblas merupakan suatu precursor umum untuk pembentukan pembuluh darah dan sel darah. Hemangioblas diinduksi oleh faktor pertumbuhan endotel vascular atau vascular endothelial growth factor (VGEF), yang disekresikan oleh sel-sel mesoderm disekitarnya.Hemangioblas dibagian tengah pulau darah membentuk sel tunas hematopoietic, prekursor bagi semua sel darah. Sedangkan hemangioblas perifer berdiferensiasi menjadi angioblast, prekursor pembuluh darah. Angioblast berproliferasi dan akhirnya terinduksi untuk membentuk sel endotel oleh VGEF yang dikeluarkan oleh sel mesoderm sekitar agar terbentuk pembuluh darah primitif.Setelah proses vaskulogenesis membentuk jaringan vascular primer yang mencakup aorta dorsalis dan vena-vena kardinalis, pembentukan pembuluh darah selanjutnya adalah angiogenesis.
Angiogenesis merupakan pembentukan tunas pembuluh baru. Proses ini juga diperantarai oleh VGEF yang merangsang proliferasi sel endotel di titik-titik tempat pembentukan pembuluh darah baru.Sel-sel darah pertama kali terbentuk di pulaupulau darah yolk sac, tetapi ini hanya bersifat sementara. Sel tunas hematopoietik definitif berasal dari mesoderm yang mengelilingi aorta di suatu tempat yang disebut regional aorta-gonad-mesonefron (AGM). Sel-sel ini akan mengkoloni hati yang kemudian menjadi organ hematopoetik utama pada janin. Kemudian, sel- sel tunas dari hati akan mengkoloni sumsum tulang, jaringan pembentuk darah yang definitif. Pada pertengahan minggu ke-3 kelompok angiogenik mulai terbentuk mesoderm di ujung rostral embrio.
Kelompok-kelompok ini berkumpul untuk membentuk pulau-pulau darah di wilayah kardiogenik berbentuk tapal kuda. Embrio kemudian mengalami serangkaian pelipatan. Ujung rostral dari embrio terlipat secara kranial sehingga jantung berakhir di daerah thoraks di masa depan, sementara pelipatan lateral menyatukan daerah jantung di garis tengah.
Tabung jantung endotelial kemudian bergabung membentuk tabung jantung primitif tunggal dengan ujung kranial dan kaudal. Tabung jantung primitif dibagi menjadi sejumlah ruang primitif yang dipisahkan oleh alur. Dalam arah kaudal ke rostral, ruangan tersebut: (a) sinus venosus yang terdiri dari tanduk kanan dan kiri, yang menimbulkan atrium dan vena kanan; (b) atrium primitif yang berkembang menjadi beberapa atrium kanan dan semua atrium kiri; (c) ventrikel primitif yang akan membentuk ventrikel kiri; (d) bulbus kordis, yang menimbulkan ventrikel kanan dan beberapa saluran keluar; dan (e) sepasang aorta dorsal.Selama minggu ketiga, jantung menjalani serangkaian gerakan pelipatan, yang mengubah bentuk jantung sehingga memungkinkan empat ruang dugaan jantung dibawa ke posisi definitif. Bentuk jantung dasar, tetapi tidak tersegmentasi, dicapai dalam empat setengah minggu.
Jantung kemudian diatur lebih lanjut untuk mencapai: (a) pembentukan septum dari atrium umum ke kiri dan kanan, (b) septum kanal
atrioventrikular yang umum, (c) pembagian saluran keluar, dan (d) pemisahan ventrikel ke kiri dan kanan. Walaupun jantung terus berkembang, pada sekitar hari 21 atau 22, jantung mulai berdetak dan memompa darah.. Lapisan ini melapisi permukaan ventral mudigah dan membentuk atap yolk sac. Dengan terbentuknya dan tumbuhnya vesikel- vesikel otak, diskus embrional mulai menggembung ke dalam rongga amnion dan melipat secara sefalokaudal. Pelipatan paling jelas di daerah kepala dan ekor, tempat lipatan kepala dan lipatan ekor terbentuk. Akibat pelipatan sefalokaudal, semakin banyak bagian rongga yang dilapisi oleh endoderm yang masuk ke dalam tubuh mudigah. Di bagian anterior, endoderm membentuk foregut (usus depan), di bagian ekor endoderm membentuk hindgut (usus belakang). Bagian antara usus depan dengan usus belakang adalah midgut (usus tengah). Usus tengah sementara berhubungan dengan yolk sac melalui suatu tangkai yaitu duktus vitelinus atau omphalomesenterik. Diujung sebaliknya, usus depan untuk sementara diikat oleh suatu membran ektoderm-endoderm yang disebut membran bukofaringealis. Pada minggu keempat, membran bukofaringealis pecah untuk membentuk suatu hubungan langsung antara rongga amnion dengan usus primitif. Usus belakang berakhir untuk sementara di suatu membran ektoderm-endoderm yaitu membran kloakalis, yang akan pecah pada minggu ketujuh untuk membentuk lubang anus. Akibat pertumbuhan pesat somit, diskus embrional yang semula datar akan melipat kearah lateral, dan mudigah tampak bulat.
Sementara usus depan dan usus belakang sedang dibentuk, usus tengah tetap berhubungan dengan yolk sac. Pada awalnya hubungan ini lebar, tetapi akibat pelipatan tubuh akan menjadi panjang dan sempit untuk membentuk duktus vitelinus. Baru setelah beberapa lama, duktus vitelinus mengalami obliterasi, usus tengah akan kehilangan hubungannya dengan rongga yang semula dilapisi endoderm dan memperoleh posisi bebasnya di dalam rongga abdomen. Hasil penting lain dari pelipatan sefalokaudal dan lateral adalah masuknya sebagian
alantois ke dalam tubuh mudigah, tempat struktur ini membentuk kloaka.
Sementara usus menjadi semakin berbentuk tabung, serangkaian interaksi induktif lokal antara epitel saluran pencernaan dan mesenkim sekitarnya memulai pembentukan sebagian besar kelenjar pencernaan dan endokrin utama (misalnya, kelenjar tiroid, kelenjar ludah, pancreas), sistem pernapasan, dan hati.
h. Penampakan Eksternal
Pada akhir minggu keempat, ketika mudigah memiliki sekitar 28 somit, gambaran utama adalah somit dan arkus faring. Karena itu, usia mudigah bisa dilihat berdasarkan jumlah somit. Karena menghitung somit menjadi sulit selama bulan kedua perkembangan. Karena sulit maka perkembangan mudigah ditunjukkan dengan panjang puncak kepala- bokong (PPB; crown-rump length) dan dinyatakan dalam millimeter.
PPB adalah ukuran dari verteks tengkorak ke titik tengah antara puncak bokong. PPB paling sering digunakan untuk embrio yang lebih tua (14 hingga 18 minggu). Karena tidak ada penanda anatomis yang secara jelas menunjukkan PPB, orang mengasumsikan bahwa PPB terpanjang adalah yang paling akurat. Tinggi berdiri, atau panjang mahkota-tumit, kadang- kadang diukur. Panjang embrio hanyalah satu kriteria untuk menentukan usia. Carnegie Embryonic Staging System digunakan secara internasional; penggunaannya memungkinkan perbandingan dibuat antara temuan satu orang dan orang lain. Selama bulan kedua, penampakan eksternal mudigah berubah akibat meningkatnya ukuran kepala dan pembentukan ekstremitas, wajah, telinga, hidung dan mata.
Pada awal minggu kelima, ekstermitas atas dan bawah muncul sebagai tunas berbentuk dayung. Ekstremitas atas terletak dorsal dari penebalan pericardium setinggi somit servikal keempat hingga torakal pertama yang menjelaskan persarafannya oleh pleksus brakialis. Tunas ekstremitas bawah muncul agak belakangan tepat kaudal dari perlekatan tangkai umbilikus setinggi somit lumbal dan sakral atas. Seiring dengan pertumbuhan lebih lanjut, bagian terminal tunastunas tersebut
menggepeng, dan muncul konstriksi sirkular yang memisahkan tunas dari segmen silindris yang lebih proksimal. Tidak lama kemudian, muncul empat alur radial yang memisahkan lima daerah yang sedikit menebal di bagian distal tunas, menandakan pembentukan jari. Alur-alur ini, yang dikenal sebagai pancaran (rays), mula-mula muncul di region tangan dan segera sesudahnya di kaki, karena ekstremitas atas berkembang sedikit lebih cepat daripada ekstremitas bawah. Selagi jari tangan dan kaki terbentuk, terbentuk juga konstriksi kedua yang membagi proksimal tunas menjadi dua segmen, dan kini dapat dikenali tiga bagian ekstremitas khas seperti dewasa.
Gambar Perkembangan Embrio
Berikut Tahapan perkembangan janin per trimester kehamilan (Murti ani,dkk.2021):
1. Tahapan perkembangan janin pada Trimester Pertama
Trimester pertama adalah waktu pembentukan dan perkembangan yang sangat cepat dari semua sistem dan organ tubuh bayi. Organ penting dari janin terbentuk pada saat trimester ini. Saat ini merupakan periode yang sangat rawan terhadap kemungkinan terjadi cacat fatal.
a. Bulan pertama Pada minggu pertama merupakan tahap perkembangan awal janin. Kurang lebih satu jam setelah terjadinya proses peleburan sel telur dan sel sperma, segala hal yang mendukung tentang kehidupan berupa materi genetik yang disebut sebagai gen dan saling
dipertukarkan. Pada minggu ini masih dalam masa menstruasi, bahkan pembuahan juga belum terjadi. Tanggal perkiraan kelahiran bayi dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir. Peroses pembentukan sel sperma dan sel telur memberikan respon kepada tubuh bahwa sudah ada calon bayi di dalam rahim. Selama masa ini yang paling dibutuhkan adalah nutrisi dan oksigen yang didapat dari ibu. Sel- sel telur yang berada di dalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yang mengelilingi matahari. Sel-sel ini yang nantinya bertemu dengan sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun jumlah sel sperma sangat banyak hanya ada 1 sel saja yang dapat menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah masuk serta bagian tengah dan belakang sel sperma tidak berhenti menerobos dinding indung telur. Minggu ke 2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30 jam setelah dibuahi sel telur dan membelah menjadi dua. Pada fase ini sel telur terus membelah dan bergerak ke dalam lubang tuba falopi menuju ke rahim. Setelah membelah menjadi 32 sel telur disebut sebagai morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi menjadi dua kali sehari dan pada hari ke 12 jumlahnya terus bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium. Minggu ke 3 sampai umur kehamilan 3 minggu ibu belum menyadari bahwa dirinya sedang hamil. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan menempel pada dinding rahim yang disebut sebagai blastosit. Memiliki ukuran sangat kecil dan memiliki diameter 0,1-0,2 mm. Minggu ke 4 darah mulai mengalir dari plasenta ke janin.
Plasenta merupakan organ penting sirkulasi antara ibu dan embrio.
Melalui plasenta ibu dapat memberikan nutrisi dan oksigen ke embrio.
Di minggu ini jari-jari pada tangan, terbentuk kaki, paha, dan organ dalam mulai tumbuh seperti lidah, lambung, pankreas akan berkembang kemudian. Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid dan lainnya terbentuk. Wajah, organ indera dan organ reproduksi mulai terbentuk
dengan ukuran embrio sekitar 2 sampai 3,5 mm, jantung mulai berdetak dan sistem peredaran darah telah melaksanakan fungsi meskipun masih dalama taraf yang sangat sederhana. Fungsi plasenta 28 Biologi Reproduksi dan Mikrobiologi bagi janin sangat penting. Mulai dari penyediakan hormon-hormon yang diperlukan untuk tumbuh kembang dan proses pembedahan sesuai jenis kelamin janin, sampai menyediakan nutrisi dan oksigen. Selain itu juga memiliki fungsi sebagai alat pernapasan dan pembuangan sisa metabolisme janin. Fase ini merupakan fase grastul, di mana tahap pertumbuhan embrio memiliki bentuk seperti mangkok yang terdiri dari dua sel atau masa embrio dini setalah masa blastula yaitu struktur berbentuk bulat yang merupakan hasil pembelahan dari zigot. Tahap kedua disebut sebagai tahap embrio yang berlangsung selama 5 sampai 6 minggu. Tahap embrio dimulai saat zigot tertanam dengan baik pada dinding rahim.
Pada tahap ini sistem organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Meskipun bentuk dari luar masih jauh berbeda dibandingkan dengan manusia dewasa, bentuk organ seperti mata dan tangan bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali.
b. Bulan kedua Pada minggu 5 embrio berukuran antara 5 sampai 7 mm.
organ tubuh seperti telinga dan alat pencernaan terbentuk secara sempurna. Pada minggu ke 6 jumlah presentasi perkembangan embrio lebih besar dibandingkan dengan minggu sebelumnya yaitu 5 mm dan berbentuk melengkung seperti udang. Pada saat ini kepala dan leher mulai terbentuk dan letak mata masih berjauhan. Organ hidung berbentuk seperti tonjolan dan sudah terlihat walaupun masih kecil.
Pada minggu ini peredaran darah dan organ tubuh seperti ginjal, hati dan sistem pencernaan sudah terbentuk. Pada minggu ke 7 embrio memiliki ukuran sebesar jari kelingking atau 1cm, tangan mulai berkembang dengan cepat. Tonjolan pada minggu sebelumnya masih tampak dan lebih jelas pada minggu ini. Pada minggu ke 8 embrio memiliki ukuran kurang lebih 2731 mm. Embrio sudah menyerupai
bayi dan memiliki taksiran berat sekitar 13- 15 gr. Organ tubuh mulai bekerja walaupun belum sempurna dan mulai bergerak secara tak teratur, dia bergerak kurang lebih sebanyak 60 kali dalam satu jam.
Embrio semakin menyerupai janin dan telah memiliki dua bintik hitam.
Bab 3 Proses Kehamilan, Tumbuh Kembang Fetus, Pertumbuhan Plasenta 29
c. Bulan ketiga Pada minggu ke 9 embrio sudah berubah menjadi janin dan memiliki panjang 3 cm. Telah memiliki tangan sebesar kacang kapri dan jari mulai terbentuk. Kaki membentuk lutut dan jari. Pada minggu ini organ genital terlihat jelas. Pada minggu ke 10 panjang janin yaitu 4,5 cm. Rahang atas dan bawah telah terbentuk dan muli memproduksi air seni. Janin semakin menyerupai manusia. Darah dan sel-sel tulang mulai terbentuk. Pada minggu ke 11 organ tubuh terbentuk dengan lengkap dan berfungsi serta memiliki panjang kira- kira 6 cm. Rambut, kuku pada jari tangan dan kaki telah tumbuh. Janin mulai bergerak dan meluruskan badan bahkan merubah posisi. Pada minggu ke 12 organ dan struktur yang belum terbentuk akan terus berkembang dan tumbuh semakin sempurna. Pada bulan ini sistem syaraf dan otot janin telah mencapai tingkat kematangan. Selain mampu bernapas janin juga mampu mencerna makanan.
2. Pertumbuhan Janin pada Trimester Kedua
Pertumbuhan janin pada trimester kedua ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh.
Bulan ke empat Pada minggu ke 13 janin memiliki panjang (dari kepala sampai bokong) 65-78 mm. pada minggu ini seluruh tubuh janin ditutupi oleh bulu halus yang disebut sebagai lanugo. Pada minggu ke 16 panjang janin 12 cm dan memiliki berat kira-kira 100 gr. Refleks gerak sudah dapat dirasakan oleh ibu walau sangat sederhana biasanya seperti kedutan. Pada usia kehamilan ini janin mampu mengenali dan mendengar suara dari luar kantong ketuban termasuk detak jantung ibu bahkan dapat mendengar suara dari luar seperti gaduh atau teriakan maupun sapaan lembut. Bulan ke lima
Pada bulan kelima berat dan panjang janin akan meningkat. Pada minggu ke 18 taksiran panjang janin 14 cm dan berat janin 150 gram. 30 Biologi Reproduksi dan Mikrobiologi Pada minggu ke 21 berat janin kurang lebih 350 gram dengan panjang 18 cm. Pada minggu ini sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan perkembangan. Pada bulan kelima janin mulai aktif mencari tahu tentang sekeliling bahkan bagian dari kehidupannya. Janin sering meraba-raba kantong amnion dengan kedua tangan mungilnya. Namun apabila janin bosan bermain dengan kantong amnion janin mencoba menyentuh tubuhnya sendiri.
3. Pertumbuhan Janin Trimester Ketiga
Pada trimester ketiga fungsi organ tubuh semakin matang. Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang sering dan denyut jantung lebih mudah didengar. Bulan ke tujuh Pada minggu ke 29, berat janin sekitar 1250 gram dengan panjang ratarata 37 cm. kelahiran bayi prematur perlu diwaspadai karena umumnya akan meningkatkan keterlambatan perkembangan pada fisik maupun mental. Pada minggu ke 32, tafsiran berat janin 1800-2000 gram dengan panjang 42 cm. Bulan ke delapan Pada minggu ke 33 berat janin lebih dari 2000 gram dan memiliki panjang badan sekitar 43 cm. Pada minggu ke 35 secara fisik, bayi berukuran kurang lebih 45 cm dengan berat 2450 gram. Pada minggu ini bayi sudah matang fungsi paru-parunya.
Kematangan paru-paru sangat menentukan kemampuan bayi untuk bertahan hidup. Bulan kesembilan Pada minggu ke 36 berat janin mencapai 2500 gram dengan panjang 46 cm. Pada minggu ke 37 berat janin 2950 gram dan panjang janin 47 cm. Pada usia ini bayi siap untuk dilahirkan karena seluruh fungsi organ tubuhnya siap untuk bekerja sendiri. Kepala janin sudah masuk ke panggul dengan posisi siap untuk dilahirkan, namun sebagian kecil dilahirkan dengan posisi sungsang. Pada minggu ke 39 berat janin sekitar 3100 gram dengan panjang janin 48 cm. Pada usia kehamilan ini bayi mencapai berat 3250 gram dengan panjang sekitar 49 cm. Pada Bab 3 Proses Kehamilan, Tumbuh Kembang Fetus, Pertumbuhan Plasenta
31 minggu ke 40 panjang janin mencapai 45-55 cm dan berat janin sekitar 3300 gram dan siap untuk dilahirkan.
B. Air ketuban
Ketuban adalah suatu membran yang membungkus fetus, termasuk golongan membran ekstra-embrional, strukturnya tipis, namun cukup kuat untuk melapisi korion dan berisi embrio yang kelak akan tumbuh menjadi fetus, dengan cairan amnion di sekitarnya. (Harjono, 2020).
Fisiologi :
1. Selaput ketuban atau Amniokorion
Selaput ketuban terdiri atas 2 lapisan besar, amnion dan korion.
Amnion adalah membran janin yang paling dalam dan berdampingan langsung dengan cairan amnion (Likuor Amnii). Amnion sendiri merupakan jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin. Sehingga, pembentukan komponen-komponen amnion yang mencegah ruptur atau robekan sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan. Pada uji kekuatan peregangan, resistensi terhadap robekan dan ruptur, didapatkan bahwa lapisan desidua dan korion laeve sudah robek terlebih dahulu daripada amnion. Selain itu, daya regang amnion hampir seluruhnya terletak pada lapisan kompak, yang terdiri dari kolagen interstitium tipe I, III, V, dan VI (dalam jumlah lebih sedikit) yang saling berikatan. Fungsi dari selaput ketuban adalah sebagai pembungkus ketuban dan menutupi pembukaan dorsal janin. Sedangkan korion merupakan membran eksternal yang berwarna putih dan terbentuk dari vili-vili sel telur yang berhubungan dengan desidua kapsularis. Korion akan berlanjut dengan tepi plasenta dan melekat pada lapisan uterus. Amnion dan korion mulai berkembang dan akan tumbuh terus sampai kira-kira 28 minggu. (Siswosudarmo, 2019).
2. Cairan Ketuban (Likuor Amnii)
Merupakan cairan yang terdapat di dalam rongga amnion yang diliputi oleh selaput janin. Rongga amnion sendiri mulai terbentuk pada hari ke 10-20 setelah pembuahan. Cairan ini akan menumpuk di dalam rongga amnion yang jumlahnya meningkat seiring dengan perkembangan kehamilan sampai menjelang aterm, dimana terjadi penurunan volume cairan amnion pada banyak kehamilan normal.
Volume air ketuban bertambah banyak dengan makin tuanya usia kehamilan. Pada usia kehamilan 12 minggu volumenya ± 50 ml, pada usia 20 minggu antara 350-400 ml, dan pada saat usia kehamian mencapai 36-38 minggu kira-kira 1000 ml. Selanjutnya volumenya menjadi berkurang pada kehamilan posterm, tidak jarang mencapai kurang dari 500 ml. Air ketuban sendiri berwarna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Cairan ini mempunyai berat jenis 1,008, yang akan menurun seiring bertambahnya usia kehamilan. Air ketuban terdiri atas 98% air, sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan organik dan bila diteliti benar, terdapat rambut lanugo (rambut halus berasal dari bayi), (Nugraha, 2020).
Gambar Komponen Korion dan Amnion
3. Komposisi Selaput Ketuban
Secara morfologi selaput ketuban terdiri dari beberapa lapisan.
Lapisan terdekat dengan fetus yaitu sel epitel amnion yang tersusun di atas membran basal yang kaya kolagen IV dan glikoprotein nonkolagen. Selanjutnya lapisan kompakta berada dibawah membrane basal tersusun atas kolagen tipe I, III dan V yang dihasilkan oleh sel mesenkim pada lapisan fibroblas. Di bawah lapisan fibroblas terdapat lapisan berongga (spongy), terdiri dari proteoglikan dan glikoprotein serta kolagen tipe III. Lapisan ini memisahkan amnion dengan korion.
Lapisan korion terdiri dari sitotrofoblas yang terbenam dalam matriks kolagen tipe IV dan V, melekat erat dengan jaringan desidua uterus (Strauss, 2020).
4. Pembentukan Cairan Ketuban
Air ketuban merupakan ultrafiltrasi dari plasma maternal dan dibentuk oleh sel amnionnya pada kehamilan sangat muda. Trimester II kehamilan yang membentuk air ketuban adalah; ginjal janin (sehingga dijumpai urea, kreatinin, asam urat), deskuamasi kulit janin (sel kulit, rambut lanugo, vernik kaseosa), sekresi dari paru janin, transudat dari permukaan amnion plasenta, hormonal ataupun zat mirip hormon dalam air ketuban. Setelah trimester II, sebagian besar air ketubannya dibentuk oleh; sel amnionnya, dan air kencing janin akibat pembentukan zat tanduk kulit janin dan menghalangi difusi plasma janin. Urin dikeluarkan ginjal janin mulai sejak usia 12 minggu dan usia minggu sudah dapat mengeluarkan urin sebanyak 7- 14 cc/hari. Janin aterm mengeluarkan urin 27 cc/ jam atau 650 cc dalam sehari. Bertambahnya air ketuban bukan merupakan kenaikan linier, tetapi bervariasi sebagai berikut :
a. Usia 8 minggu bertambah 10 cc b. Usia 21 minggu bertambah 60 cc
c. Usia kehamilan 33 minggu terjadi penurunan produksi
d. Pertambahan tetap sampai usia aterm dan mencapai jumlah sekitar 800 sampai dengan 1500 cc
e. Penurunan sekitar 150 cc/minggu melewati usia kehamilan 42 minggu, cenderung terjadi oligohidramnion.
Terdapat tiga komponen penting agar cairan ketuban jumlahnya tetap yaitu produksi yang dihasilkan oleh sel amnion, jumlah produksi air kencing, serta jumlah air ketuban yang ditelan janin. Lebih jauh regulasi air ketuban pada kehamilan aterm meliputi jumlah yang diminum oleh janin ± 500- 1000 mL, masuk ke dalam paru ± 170 mL, serta dari tali pusat dan amnion
± 200-500 mL. Sedangkan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh janin ke rongga amnion adalah dari sekresi oral ± 25 mL, sekresi dari traktus respiratorius ± 170 mL, urin ± 800-1200 mL, serta transmembran dari amnion ± 10 mL. Dengan demikian tampak bahwa urin janin menjadi dominan dalam produksi cairan ketuban, dan rata-rata regulasi mendekati aterm mencapai 500 cc/ hari (Saiffudin, 2021).
5. Fungsi Cairan Ketuban
Air ketuban berada di dalam kantong ketuban, mempunyai berbagai fungsi antara lain, (Kosim, 2021)
a. Memungkinkan janin untuk bergerak bebas dan perkembangan musculoskeletal.
b. Memelihara janin dalam lingkungan suhu yang relatif stabil, yang meliputi janinsehingga melindungi janin dari kehilangan panas
c. Memungkinkan perkembangan paru janin d. Sebagai bantalan dan melindungi janin.
6. Ciri-ciri Air Ketuban yang Sehat:
a. Jernih dan transparan.
b. Sedikit kental seperti air liur.
c. Tidak berbau atau memiliki bau yang lemah.
d. Warna kuning pucat hingga jernih. (Kosim, 2021)
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fetus artinya mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran.Dalam bahasa Latin, fetus secara harfiah bisa diartikan berisi bibit muda.Janin berkembang pada akhir minggu kedelapan, sewaktu struktur utama serta sistem organ terbentuk, sampai kelahiran.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, ialah kira- kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Sri Rahayu,dkk.2020)..
Embriogenesis adalah proses pembentukan embrio dari zigot setelah pembuahan terjadi. Sel-sel zigot mengalami pembelahan dan diferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang membentuk berbagai jaringan dan organ dalam tubuh yang berkembang.
Embriogenesis biasanya terdiri dari beberapa tahap, termasuk tahap pembelahan awal, morula (berbentuk bola), blastula (berbentuk bola berongga), gastrula (membentuk lapisan dasar), dan tahap organogenesis (pembentukan organ dan jaringan)
Tahapan perkembangan janin pada Trimester Pertama adalah waktu pembentukan dan perkembangan yang sangat cepat dari semua sistem dan organ tubuh bayi.Organ penting dari janin terbentuk pada saat trimester pertama.yang sangat rawan terhadap kemungkinan terjadi cacat
fatal.Pertumbuhan janin pada trimester kedua ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh.Pada trimester ketiga fungsi organ tubuh semakin matang.Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang sering dan denyut jantung lebih mudah didengar.(Murti ani,dkk.2021):
Ketuban atau air ketuban adalah suatu membran yang membungkus fetus, termasuk golongan membran ekstra-embrional, strukturnya tipis, namun cukup kuat untuk melapisi korion dan berisi embrio yang kelak akan tumbuh menjadi fetus, dengan cairan amnion di sekitarnya. (Harjono, 2020).
B. SARAN
Agar ibu hamil memenuhi gizi seimbang semasa kehamilan maka harus mengkonsumsi dengan nutrisi seperti:
- asam folat dan protein dari kacang-kacangan,hati dan sayur - kalsium dari susu dan ikan-ikanan
- protein dari ikan,ayam,dan telor
- zat besi dari daging merah tanpa lemak - vitamin D dari ikan dan jeruk
bagi ibu hamil yang ingin melahirkan normal,maka harus meningkatkan dan menjaga stamina sangatlah penting untuk persalinan,ibu memerlukan banyak tenaga mendorong bayi keluar dari perut. Jika ibu sudah kehabisan tenaga sebelum proses melahirkan selesai,maka persalinan akan menjadi sulit dan semakin lama. Maka dari itu kita harus meningkatkan stamina dengan cara :
- melakukan olahraga ringan - perbanyak karbohidrat - penuhi asupan zat besi - lakukan senam hamil
- rileks dan menenangkan pikiran
DAFTAR PUSTAKA
Murti Ani,dkk (2021). Biologi Reproduksi dan Mikrobiologi. yayasan kita menulis.
Mukhoirotin, dkk (2022).Genetika dan Biologi Reproduksi. Yayasan Kita Menulis.
Sri Rahayu, dkk (2020). Biologi Reproduksi Kajian Seluler dan Molekuler.Malang, UB Press.
Harjono, (2020). Panduan Belajar Asuhan Kebidanan I.Yogyakarta:
Deepublish
Siswosudarmo, (2019). Ilmu Kebidanan. 4th edn. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Nugraha, (2020). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangg Saiffudin, (2021). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Kosim, (2021) "Biologi Reproduksi".Makassar: Alauddin University Pres.