• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Makalah Klasifikasi dan Pelapukan Batuan ( Poin 3 )

N/A
N/A
Novia Nov

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas Makalah Klasifikasi dan Pelapukan Batuan ( Poin 3 ) "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen : Indriyanti, ST., MT

Tugas Makalah

Klasifikasi dan Pelapukan Batuan ( Poin 3 )

Nama : Novianingsih Hasanuddin

Nim :105811121618

Kelas : 3A Geologi Teknik

PRODI TEKNIK PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2023/2024

(2)

Klasifikasi dan Pelapukan Batuan

A. Pengertian Pelapukan

Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis. Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:

1. Sinar matahari 2. Air

3. Gletser

4. Reaksi kimiawi

5. Kegiatan makhluk hidup (organisme)

Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan fisik atau mekanik, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis

B. Macam-macam Pelapukan 1. Pelapukan Mekanik atau Fisik

Pelapukan mekanik atau sering disebut pelapukan fisik adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam.

Pelapukan fisika (pelapukan mekanik) merupakan proses perubahan batuan menjadi fragmen batuan yang berukuran lebih kecil, tanpa merubah komposisi kimia atau mineralnya. Proses pelapukan fisika biasanya terjadi bersama-sama dengan pelapukan kimia, kecuali pada daerah beriklim dingin dan sangat kering. Adapun yang termasuk proses pelapukan fisika antara lain frost wedging, pengembangan dan penyusutan, dan pelepasan beban pada batuan.

 Frost Wedging, disebabkan oleh pembekuan air di dalam rekahan batuan. Proses ini merupakan proses pelapukan fisika yang terpenting pada daerah yang iklimnya memungkinkan adanya proses pencairan dan pembekuan batuan yang berulang-ulang. Volume air akan meningkat sekitar 9% apabila mengalami pembekuan. Peningkatan volume ini memungkinkan untuk menjadikan rekahan batuan menjadi lebih besar.

(3)

 Pengembangan dan penyusutan, Proses ini sering terjadi pada daerah yang perbedaan temperatur antara siang dan malam relatif besar. Pada siang hari, karena panas, batuan akan mengembang, sedang pada malam hari temperatur turun dan batuan mengalami penyusutan.

Proses pengembangan dan penyusutan yang terjadi berulang kali menyebabkan batuan akan pecah. Pelepasan beban.

 Proses ini terjadi karena adanya pengikisan lapisan penutup batuan (overburden). Pelepasan beban ini menyebabkan terjadi rekahan pada batuan yang sejajar dengan topografi. Proses ini akan membentuk rekahan batuan seperti perlapisan, sehingga sering disebut sheeting. Proses ini sering terjadi pada batuan yang homogen seperti granit.

 Pelapukan mekanik juga merupakan penghancuran masa batuan yang disebabkan oleh faktor fisik. Faktor penyebabnya antara lain perubahan suhu, insolasi, perbedaan warna, mineral, pengisian celah batuan oleh air, dan pengelupasan.

Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:

1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi. Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.

2. Pembekuan air di dalam batuan Jika air membeku maka volumenya akan mengembang.

Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.

3. Berubahnya air garam menjadi kristal Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah Pantai

4. Pembasahan dan pengeringan Batuan yang berada dipermukaan basah terkena hujan dan kemudian dikeringkan oleh panas sinar matahari, proses tersebut berulang secara kontinyu sehingga batuan menjadi terlapuk.

5. Pelepasan beban Batuan yang terkubur dibawah permukaan terkena tekanan yang tinggi oleh lapisan batuan diatasnya. Jika batuan yang diatasnya tererosi maka tekanan yang dialami oleh batuan tadi akan berkurang dan batuan akan “melambung” ke atas.

6. Pelapukan Kulit Bawang Pelapukan berskala kecil pada masa batuan yang berbentuk kubik, dipotong oleh rekahan2 yang saling berhubungan, yang menyebabkan lapisan-lapisan atau

"kulit"-nya terkelupas sehingga menghasilkan inti spheriodal/bagian tengahnya berbentuk

(4)

spheroidal. Perubahan dari dingin menjadi panas menyebabkan retak mendatar. Sebaliknya, dari panas menjadi dingin menyebabkan retak-retak menyebar pada batuan.

2. Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia. Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau karst. Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celah yang arahnya tidak beraturan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmit, atau gua kapur. Berikut ini adalah contoh gambar dari pelapukan kimiawi

Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pelarutan.

Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.

Proses pelapukan kimia adalah proses pelapukan yang dapat merubah komposisi kimia dan mineral dari batuan. Mineral penyusun batuan akan mengalami perubahan karena persentuhannya dengan air, oksigen dan karbon dioksida yang terdapat dalam atmosfer. Beberapa unsur penyusun mineral akan bereaksi dan berubah menjadi larutan. Larutan tersebut dapat mengkristal kembali dan membentuk mineral sekunder. Jenis – jenis pelapukan kimiawi :

 Hidrolisis, merupakan reaksi kimia yang penting antara mineral silikat dengan air yang menyebabkan terlepasnya kation logam dan silikat. Mineral yang mengandung aluminium akan menghasilkan mineral lempung selain ion logam dan silikat. Mineral ortoklas akan menghasilkan kaolinit, sedang albit akan menghasilkan mineral kaolinit atau montmorilonit.

 Hidrasi, adalah proses penambahan molekul air pada mineral untuk membentuk mineral baru.

Contohnya adalah penambahan molekul air pada hematit yang membentuk gutit, atau pada anhidrit yang membentuk gipsum.

 Oksidasi, terutama terjadi pada mineral silikat yang mengandung besi seperti biotit dan piroksin. Proses ini akan membentuk mineral oksida besi.

(5)

 Pelarutan, Proses ini terutama terjadi pada mineral yang mudah larut oleh air yang mengandung CO2 seperti kalsit, dolomit, dan gipsum.

 Pertukaran ion, Proses pelapukan ini sangat penting pada perubahan jenis mineral lempung menjadi jenis yang berbeda. Proses ini merupakan pertukaran antara ion-ion di dalam mineral. Contohnya adalah pertukaran antara ion Na dan Ca yang terdapat dalam mineral.

 Chelation, merupakan pengabungan ion logam dengan molekul organik yang mempunyai struktur cincin.

(6)

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil pembahasan adalah :

1. Pelapukan atau weathering (weather) merupakan pengerusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air.

2. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

3. Pelapukan batuan disebabkan 3 faktor :

 Pelapukan biologi : pelapukan yg disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup, misalnya oleh lumut, akar tanaman.

 Pelapukan kimia : proses pelapukan yg disertai perubahan struktur kimia batuan, misalnya proses oksidasi (oleh oksigen) dan proses hidrolis (oleh air).

 Pelapukan fisika : proses pelapukan tanpa disertai perubahan komposisi, misalnya pengaruh sinar matahari, perubahan temperatur (pemanasan & pendinginan).

Saran

Saran kepada para pembaca agar dapat memahami isi dari makalah ini secara mnyeluruh dan tersistematis agar ilmu yang didapatkan lebih baik, serta bermanfaat bagi orang lain

Referensi

Dokumen terkait