• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN AVIATION KNOWLEDGE

N/A
N/A
Cessna Cadullah

Academic year: 2024

Membagikan " TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN AVIATION KNOWLEDGE "

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN AVIATION KNOWLEDGE

DISUSUN OLEH:

CESSNA ALIFIANTARA CADULLAH (10223396)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, April 2024

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

BAB II...5

LANDASAN TEORI...5

2.1 Teori Umum...5

BAB III...6

PEMBAHASAN...6

3.1 Pesawat Terbang...6

3.2 Organisasi Penerbangan...10

3.3 Petugas Penerbagan...12

3.4 Struktur Organisasi...14

3.5 Istilah Penerbangan...15

3.6 Three Letter Code...17

3.7 Bandar Udara...18

3.8 Kondisi Geografis Indonesia Terhadap Penerbangan...22

BAB IV...24

PENUTUP...24

DAFTAR PUSTAKA...25

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keamanan dan keselamatan dalam sebuah penerbangan sipil sangatlah

tergantung pula pada keamanan dari bandar udara yang memberangkatkan pesawat tersebut.

Mengingat banyaknya ancaman dari tindakan gangguan melawan hukum baik saat pesawat di darat maupun di udara. Juga instalasi instalasi pendukung lainnya di sebuah bandar udara.

Meningkatnya keselamatan penerbangan di dalam negeri akan mendorong peningkatan demand transportasi udara yang pada gilirannya nanti akan mendukung terciptanya pertumbuhan perekonomian bangsa. Dengan dasar kekuatan penerbangan dalam negeri yang senantiasa menjamin tingkat keselamatan yang tinggi, kita harus yakin bahwa suatu saat nanti Indonesia juga dapat menjadi pelaku yang diandalkan di pasar penerbangan internasional.

Dengan menimbang berbagai alasan tersebut, maka organisasi penerbangan dunia yang termasuk di dalam PBB yang disebut ICAO mengeluarkan beberapa aturan untuk menjaga keamanan serta keselamatan sebuah penerbangan juga bandar udara sipil dari tindakan melawan hukum. Selain itu mengingat betapa pentingnya sebuah keamanan dan keselamatan sebuah penerbangan khususnya dan sebuah bandar udara pada umumnya, sangatlah penting pula dari kesadaran masyarakat itu sendiri untuk turut mendukung dan mematuhi aturan - aturan tersebut.

Sehingga sebuah penerbangan dan bandar udara dapat beroperasi dengan aman, nyaman, efesien yang dapat menunjang pula pertumbuhan ekonomi dari berbagai daerah. Serta sebuah penerbangan dapat memberikan rasa aman dan nyaman setiap masyarakat yang menggunakannya.

Berikut adalah berbagai penjelasan tentang organisasi penerbangan yang ada di dunia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja bagian – bagian yang ada didalam pesawat terbang?

2. Apakah yang dimaksud dengan organisasi penerbangan?

3. Apa saja peran petugas penerbangan?

4. Bagaimana struktur organisasi dalam penerbangan?

5. Apa saja istilah yang terdapat dalam penerbangan?

6. Apa saja Three Letter Code yang ada di Indonesia?

7. Apa saja bagian yang terdapat dalam Bandar Udara?

8. Bagaimana Kondisi Geografis Indonesia dan Cuaca Terhadap Penerbangan?

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

1. Prinsip Aerodinamika: Prinsip ini menjelaskan bagaimana pesawat terbang di udara. Salah satu contohnya adalah Prinsip Bernoulli, yang menyatakan bahwa ketika kecepatan udara di sekitar sayap pesawat meningkat, tekanan udara di sekitar sayap akan berkurang, menciptakan gaya angkat yang diperlukan untuk mengangkat pesawat dari tanah.

2. Sistem Pesawat: Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana berbagai sistem di dalam pesawat bekerja, seperti sistem avionik, sistem bahan bakar, dan sistem hidrolik. Contoh landasan teori dalam hal ini adalah pemahaman tentang bagaimana sistem hidrolik menggerakkan kemudi pesawat atau bagaimana sistem avionik memproses data navigasi.

3. Meteorologi: Pengetahuan tentang kondisi cuaca dan atmosfer sangat penting dalam penerbangan. Misalnya, pemahaman tentang pola angin dan awan membantu pilot dalam merencanakan rute penerbangan yang aman dan efisien.

4. Navigasi: Navigasi adalah kemampuan untuk menentukan posisi dan arah gerakan pesawat di udara. Ini melibatkan penggunaan peta udara, alat navigasi, dan teknologi GPS. Contoh landasan teori dalam navigasi termasuk pemahaman tentang prinsip triangulasi dan penggunaan peralatan navigasi seperti VOR (VHF Omnidirectional Range) atau GPS.

5. Hukum dan Regulasi Penerbangan: Pengetahuan tentang hukum dan regulasi penerbangan penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan dalam operasi penerbangan. Ini termasuk pemahaman tentang aturan penerbangan yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan, seperti Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat atau European Aviation Safety Agency (EASA) di Uni Eropa.

(6)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pesawat Terbang

Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Secara umum istilah pesawat terbang sering juga disebut dengan pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat dengan tujuan pendefenisian yang sama sebagai kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Namun dalam dunia penerbangan, istilah pesawat terbang berbeda dengan pesawat udara, istilah pesawat udara jauh lebih luas pengertiannya karena telah mencakup pesawat terbang dan helikopter.

Ada dua klasifikasi pesawat terbang. Pertama, pesawat yang lebih berat daripada udara (aerodin). Pesawat yang termasuk jenis ini, yaitu autogiro, helikopter, dan pesawat bersayap tetap.

Kedua, pesawat yang lebih ringan daripada udara (aerostat). Pesawat yang termasuk dalam jenis ini di antaranya kapal udara.

Pesawat terbang adalah sistem yang kompleks. Pada tahap desain dan dalam manual penerbangan dan pemeliharaan (digunakan oleh teknisi pilot dan pemeliharaan) itu terbagi menjadi sistem sederhana yang melaksanakan fungsinya masing-masing.

Berikut ini adalah beberapa sistem dalam pesawat terbang:

 Power plant/Engine

 Electrical system

 Hydraulics system

 Navigation system

 Flight control system

 Ice protection system (anti icing and deicing) system

 Cooling system

Komponen Utama Pesawat Terbang

Sayap

Sebuah pesawat terbang memberikan gaya angkat yang dibutuhkan untuk terbang. Gaya angkat terjadi oleh aliran udara dari bagian depan di sekitar sayap. Kuncinya terletak pada bentuk dari sayap: yang melengkung pada bagian atas dan relatif rata pada bagian bawah. Ini artinya aliran udara yang melintas pada bagian atas berbeda dengan bagian bawah dari sayap. Saat udara menerpa bagian atas sayap, menyebabkan aliran melintas menjauhi sayap. Karena bentuk lengkungan pada sayap pada bagian atas menyebabkan daerah tekanan rendah tercipta. Perbedaan tekanan bagian atas dan bagian bawah akan menciptakan gaya angkat pada sayap.

(7)

by Unknown Author is licensed under

Mesin

Untuk bergerak ke depan melintasi udara pesawat terbang menggunakan daya dorong yang dihasilkan mesin. Hampir semua pesawat terbang komersial menggunakan mesin jet yang biasa disebut turbofans. Turbofans adalah salah satu dari keluarga mesin yang disebut mesin turbin gas.

Udara dingin dimasukkan pada bagian depan dengan menggunakan sudut-sudut besar (biasanya berdiameter lebih dari 3 meter). Udara yang dimasukkan ke dalam mesin dan menekan ke luar akan menghasilkan gaya dorong.

Udara mengalir melalui sudut-sudut pada mesin yang biasa disebut kompresor. Kompresor menekan udara dan mengalir ke ruang pembakaran dengan menaikan tekanannya terlebih dahulu. Di dalam ruang pembakaran, udara dicampur dengan bahan bakar kemudian dibakar menyebabkan letupan yang terkendali. Panas yang terjadi pada ruang pembakaran menyebabkan adanya ekspansi termal yang sangat cepat dan keluar ke bagian belakang mesin. Saat keluar dari ruang pembakaran udara panas melintasi turbin menghasilkan gaya dorong. Turbin yang terhubung akan berputar agar kompresor dapat bekerja memasukkan udara dingin pada bagian depan, sehingga proses tersebut dapat dilakukan berulang-ulang secara terus-menerus.

Pengendalian Pesawat Terbang

Pada saat terbang pilot harus mengubah bentuk sayap agar pesawat dapat dikendalikan. Untuk melakukan ini dia memakai bagian sayap yang dapat digerakan yang biasa disebut permukaan kontrol. Ini akan mengubah pergerakan udara yang melintas pada permukaan sayap dan juga mengubah arah penerbangan.

Untuk melakukan gerakan ke turun atau naik, tuas pilot menggerakkan panel pada bagian ekor yang biasa disebut elevator. Jika tuas pilot digerakkan ke belakang maka panel pada bagian depan elevator akan naik dan menyebabkan aliran udara menekan bagian ekor ke atas sehingga pesawat akan naik. Jika tuas pilot digerakkan ke depan maka panel pada bagian depan elevator akan turun dan menyebabkan aliran udara menekan bagian ekor ke bawah schingga pesawat akan turun.

(8)

by Unknown Author is licensed under

by Unknown Author is licensed under

Saat membelok, pilot juga menggunakan stabiliser vertikal pada bagian ekor pesawat. Saat belok ke kiri, stabiliser bergerak ke kiri. Bagian ekor ini berbentuk seperti sebuah sayap terletak pada vertikal terhadap bidang pesawat, yang dapat digerakan ke kanan dan ke kiri. Sehingga dapat membantu pembelokan pesawat ke kanan dan ke kiri.

Saat melakukan lepas landas bagian flaps membuat daerah permukaan sayap lebh besar dan lebih lengkung, sehingga memberikan daya angkat lebih pada sayap.

Gambaran maneuver pesawat terbang dengan gerakan control surface

(9)

by Unknown Author is licensed under

Stabilitas Pesawat

Stabilitas pesawat atau model adalah kemampuan untuk kembali ke posisi tertentu dalam suatu penerbangan (setelah mendapat gangguan atau kondisi yang tidak normal). Pesawat atau model dapat menjadi stabil dalam keadaan tertentu dan tidak karena kondisi lainnya. Sebagai contoh suatu pesawat dapat stabil dalam keadaan terbang normal, tetapi menjadi tidak stabil dalam keadaan posisi terbang terbalik, demikian sebaliknya.

Seringkali terjadi kerancuan antara stabilitas dengan keseimbangan atau trim. Pengujian keseimbangan dan trim dilakukan agar pesawat dapat mencapai kondisi yang stabil yang berhubungan erat dengan faktor keselamatan.

Keseimbangan adalah hal yang paling penting, dan harus yang diperiksa pertama kali. Untuk model yang telah dipublikasikan atau model yang telah dijual dalam bentuk kit, biasanya titik keseimbangan ini diberi tanda dengan CG (Centre of Gravity).

Aerodinamika

Pada prinsipnya, pada saat pesawat mengudara, terdapat 4 gaya utama yang bekerja pada pesawat, yakni gaya dorong (thrust T), hambat (drag D), angkat (lift L), dan berat pesawat (weight W). Pada saat pesawat sedang menjelajah (cruise) pada kecepatan dan ketinggian konstan, ke-4 gaya tersebut berada dalam

kesetimbangan: dan L = W. Sedangkan pada saat pesawat lepas landas dan mendarat, terjadi akselerasi dan deselerasi yang dapat dijelaskan menggunakan Hukum II Newton (total gaya adalah sama dengan massa dikalikan dengan percepatan)

Pada saat take off, pesawat mengalami akselerasi dalam arah horizontal dan vertikal. Pada saat ini, L harus lebih besar dari W, demikian juga T lebih besar dari D. Dengan demikian diperlukan daya mesin yang besar pada saat lepas landas. Gagal lepas landas bisa disebabkan karena kurangnya daya mesin (karena berbagai hal: kerusakan mekanik, human error. gangguan eksternal, dan sebagainya). atau gangguan pada sistem kontrol pesawat.

Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Pesawat

Dari beberapa hal, bagusnya kinerja penerbang dalam sebuah penerbangan bergantung pada kemampuan untuk merencanakan dan berkordinasi dengan penggunaan tenaga (power) dan kendali pesawat untuk mengubah gaya dari gaya dorong (thrust), gaya tahan (drag), gaya angkat (lift) dan berat pesawat (weight). Keseimbangan dari gaya-gaya tersebutlah yang harus dikendalikan oleh penerbang. Makin baik pemahaman dari gaya-gaya dan cara mengendalikannya, makin baik pula ketrampilan seorang penerbang.

Berikut ini hal-hal yang mendefinisikan gaya-gaya tersebut dalam sebuah penerbangan yang lurus dan datar, tidak berakselerasi (stright and level, unaccelerated).

(10)

A. Thrust, adalah gaya dorong, yang dihasilkan oleh mesin (powerplant)/baling-baling. Gaya ini kebalikan dari gaya tahan (drag). Sebagai aturan umum, thrust beraksi paralel dengan sumbu longitudinal. Tapi sebenarnya hal ini tidak selalu terjadi, seperti yang akan dijelaskan kemudian

B. Drag, adalah gaya ke belakang, menarik mundur, dan discbabkan olch gangguan aliran udara oleh sayap, badan pesawat, dan objek-objek lain. Drag kebalikan dari 'thrust', dan beraksi ke belakang paralel dengan arah angin relatif (relative wind)

C. Weight, gaya berat adalah kombinasi berat dari muatan pesawat itu sendiri, awak pesawat, bahan bakar, dan kargo atau bagasi. Weight menarik pesawat ke bawah karena gaya gravitasi.

Weight melawan 'lift' (gaya angkat) dan beraksi secara vertikal ke bawah melalui pusat gravitasi pesawat

D. Lift, (gaya angkat) melawan gaya dari weight, dan dihasilkan oleh efek dinamis dari udara yang beraksi di sayap, dan beraksi tegak lurus pada arah penerbangan melalui center of lift' dari sayap.

Pada penerbangan yang stabil, jumlah dari gaya yang saling berlawanan adalah sama dengan nol. Tidak akan ada ketidakseimbangan dalam penerbangan yang stabil dan lurus (Hukum ketiga Newton). Hal ini berlaku pada penerbangan vang mendatar atau mendaki atau menurun

Hal ini tidak sama dengan mengatakan seluruh keempat gaya adalah sama. Secara sederhana semua gaya yang berlawanan adalah sama besar dan membatalkan efek dari masing-masing gaya.

3.2 Organisasi Penerbangan

ICAO singkatan dari International Civil Aviation Organization/Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, merupakan salah satu badan khusus yang berada di bawah naungan organisasi

internasional United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebagai sebuah badan khusus, ICAO didirikan tanggal 4 April 1947 sebagai kelanjutan dari Konvensi Penerbangan Sipil Internasional (Konvensi Chicago) yang ditandatangani di Chicago pada 1944 oleh awalnya 52 negara (anggota pendiri).

Pembentukkan Konvensi Chicago sendiri memiliki latar belakang di tengah situasi perang dunia kedua. Amerika Serikat beserta aliansinya yang menginisiasi pembentukan konvensi itu, untuk menciptakan kondisi perdamaian dunia lewat pembangunan penerbangan sipil. Pada pembukaan Konvensi Chicago, tertulis bahwa kerjasama pembangunan penerbangan sipil mampu membantu menjaga persahabatan dan kesepahaman antar negara, misalya seperti adanya pengakuan kedaulatan wilayah udara dari sebuah negara..

Kini, Konvensi tersebut telah diratifikasi oleh 193 negara. Adapun mandat dari Konvensi Chicago untuk menciptakan tujuan damai bagi dunia adalah dengan membentuk organisasi khusus yang dapat mengelola pembangunan penerbangan sipil

(11)

Tugas Icao

1. Melanjutkan mandat Konvensi Chicago, tugas ICAO adalah menjadi badan yang mengelola pembangunan penerbangan sipil untuk tujuan damai. ICAO memiliki tugas untuk memelihara hubungan diplomatik antar anggota, menganalisis dan mengevaluasi kebijakan penerbangan, serta membuat standarisasi penerbangan yang disahkan oleh anggota dewan.

2. Dalam menjalankan tugas untuk membuat standarisasi penerbangan, ICAO melakukan yang namanya Standards and Recommended Practices (SARPs) and Procedures for Air Navigation Services (PANS). Dua proses tersebut intinya dilakukan untuk membuat standar kelayakan keselamatan penerbangan. Standar tersebut dibuat dengan melibatkan tinjauan dari berbagai pakar dan akhirnya menghasilkan sebuah rekomendasi kebijakan baru.

3. Tinjauan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan kelayakan penerbangan itu bersumber juga dari laporan investigasi kecelakaan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu, rekomendasi bakal dipertimbangkan oleh dewan ICAO untuk kemungkinan pengadopsian menjadi sebuah kebijakan kelayakan penerbangan yang baru. Rekomendasi tak selalu bersifat teknis, melainkan juga bersifat non-teknis. Beberapa kali ICAO mengadopsi peraturan yang bisa mencegah perpecahan antar negara, misal seperti peraturan anti-diskriminasi.

Peraturan ICAO tersebut diadaptasi agar tidak ada diskriminasi berdasar ras, warna kulit, dan sebagainya, yang terjadi di penerbangan sipil, schingga bisa bisa mencegah konflik yang lebih besar. Untuk keberlangsungan penerapan kebijakan keselamatan penerbangan, baik yang bersifat teknis atau non-teknis, anggota dewan ICAO memegang peranan penuing.

4. Dewan ICAO bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan kelayakan penerbangan dari tiap negara anggota. Dalam menjalankan fungsi pengawasan, anggota Dewan ICAO rutin memberikan laporan evaluasi ke majelis. Didapuk memiliki tugas seperti itu, anggota dewan ICAO bukan dipilih secara sembarangan. Negara yang jadi anggota dewan ICAO dipilih salah satunya karena memiliki catatan yang baik dalam menyelenggarakan kebijakan keselamatan penerbangan.

(12)

3.3 Petugas Penerbagan

A. Airline Ground Staff

Staff penerbangan adalah staff maskapai yang memiliki tugas di bandar udara, dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang berada di bandara. Airline ground staff ini harus melayani penumpang dengan baik sebelum pre flight service atau after flight service. Tugas umum Airline Ground Staff sebagai berikut:

Ticketing, ini bertugas untuk melayani penumpang mengenai issued ticket. Selain itu.

Ticketing juga melavani vesanan tiket melalui media sosial atau via telepon

• Checking Counter, pada bagian ini airline ground staff memiliki tugas mencetak boarding pass dari penumpang yang telah tertera nama, kode sesuai dengan identitas yang digunakan, jadwal, ruangan boarding, serta nomor tempat duduk.

• Service, pada bagian ini staff tersebut harus mendampingi atau melayani penumpang yang berkebutuhan khusus, anak-anak yang masih kecil dan tidak bersama orang tuanya serta orang tua yang sakit juga menjadi tanggung jawab bagian ini, di mulai dari bandara hingga masuk ke dalam pesawat.

• Transfer Desk, bagian selanjutnya merupakan staff bandara yang memiliki tugas membatu atau melayani penumpang yang sedang transit di bandara, mereka juga akan menghandle bagasi penumpang yang melanjutkan perjalanannya.

• Boarding Gate, tugas staff yang satu ini berada dibagian depan pintu boarding dan di dalam ruangan boarding. Mereka juga memantau penumpang yang akan melakukan penerbangan dan staff ini akan mengecek kembali boarding pass pada setiap penumpang agar tetap di dalam ruangan dan tidak ada yang tertinggal.

• Lost and foud, pada bagian ini memiliki tugas pada terminal kedatangan yang melakukan pengecekan bagasi penumpang setelah melakukan penerbangan. Staff tersebut akan mencocokan barang-barang penumpang dan mengembalikannya.

B. Aviation Security (AVSEC)

Secara umum tugas dan tanggung lawabnya adalah menjamin keamanan, keselamatan serta ketertiban segala hal yang berkaitan dengan penerbangan, memberikan perlindungan terhadap awak pesawat, penumpang, masyarakat dan instansi yang ada di bandara dari tindakan yang bertentangan dengan hukum. Tugas dan tanggung jawabnya seperti:

(13)

1. Pemeriksaan penumpang

2. Pemeriksaan awak pesawat dan kabin crew 3. Pemeriksaan kabin dan bagasi

4. Pemeriksaan access kontrol ke sisi udara 5. Pemeriksaan penumpang transit dan transfer

6. Pemeriksaan senjata api, senjata tajam dan benda lainnya yang berbahaya 7. Pengawasan jalur menuju pesawat udara

8. Penertiban kargo

9. Pengawasan kiriman pos dan diplomatik 10. Penanganan penumpang khusus 11. Pemeriksaan barang ilegal

C. Aircraft Marshaller

Yang terakhir adalah Aircarft Marshaller yang dimaksud adalah tukang parkir pesawat atau disebut sebagai marshaller. Marshaller sendiri diklaim memberikan peran penting dalam industri penerbangan. Di mana, dia akan membantu pilot dan co-pilot untuk memarkirkan pesawat ke tempat yang sudah disediakan agar pesawat bisa parkir atau berhenti secara sempurna.

(14)

3.4 Struktur Organisasi

Sumber : https://www.garuda-indonesia.com/content/dam/garuda/ppid/Struktur%20Organisasi

%20Garuda%20Indonesia.pdf

(15)
(16)

3.5 Istilah Penerbangan

Di dalam dunia penerbangan banyak sekali istilah penerbangan yang masih dalam Bahasa Inggris yang umumnya tersebut sudah baku.

Berikut istilah nya, yaitu:

 Aeronautic: Ilmu penerbangan atau informasi tentang penerbangan.

 Airman : Penerbang/Udarawan

 Airmanship : Tatakrama Penerbang

 Alternate Aerodrome: Bandara alternatif, yaitu bandara lain yang akan dipilih jika tidak bisa mendarat di bandara tujuan

 Apron: Tempat parkir pesawat

 Arrival: Bagian kedatangan

 Aviation: Institusi atau suatu lembaga penerbangan

 Baggage: Bagasi yaitu barang barang bawaan

 Boarding: Pemapanan

 Cabin Attendant: Penjaga Kabin atau lebih dikenal dengan Pramugari atau Pramugara

 Cabin Crew: Pramugari atau Pramugara

 Climbing: Penerbangan naik

 Connecting Flight (Penerbangan Tertaut) : Pergantian pesawat lain atau menggunakan airline lain biasanya saat transit

 Crash: Kecelakaan

 Cruising: Penerbangan datar

 Dangerous Goods: Barang-barang berbahaya

 Departure: Keberangkatan

 Descending: Penerbangan turun

 Destination: Tujuan akhir suatu penerbangan

 Ditching : Pendaratan Air

 Divert: Mendarat di bandara yang bukan tujuan – dialihkan ke bandara

 Emergency Landing: Pendaratan Darurat

 Flight: Penerbangan

 Force Landing: Pendaratan Kahar

 Holding Area (Wilayah Penanganan Pendaratan) : Tempat pesawat menunggu di udara, dengan cara berputar-putar biasanya menunggu antrean untuk landing

(17)

 Holding Bay (Wilayah Penangan Lepas Landas) Tempat pesawat menunggu di darat biasanya menunggu antrean untuk takeoff

 Leaving for: Akan berangkat ke

 Pax (Passenger): Penumpang pesawat udara

 RON (Remain Over Night): Pesawat tinggal untuk bermalam

 Runway: Tempat pesawat mengambil ancang-ancang dalam takeoff atau juga sebagai tempat pendaratan (landing)

 Taxi (Taxiing): Sedang jalan di darat, dari / ke runway

 Taxi way: Jalan penghubung antara Apron dengan Runway

 Taxi-holding position: Posisi yang ditentukan tempat pesawat udara yang sedang taxi dan kendaraan dapat diminta berhenti agar berada pada jarak yang cukup kepada suatu runway

 Transit: Melewati bandara lain sebelum bandara tujuan. Dalam transit tidak ganti pesawat atau bisa juga ganti pesawat

 ADC: Arodrome Controll – Control yang berada di tower

 APP: Approach Controll – Control sesudah/sebelum ADC

 Kespen: Keselamatan Penerbangan

 KNKT: Komite Nasional Keselamatan Transportasi

 RNAV: Area Navigation atau Wilayah Pandu Arah

 TCA: Terminal Control Area

 RVSM: Reduced Vertical Separate Minima (Pengurangan Jarak Vertikal Minimum)

 Air Space: Ruang udara

 Controlled Air Space: Ruang Udara Terkendali

 FIR: Flight Information Region (Wilayah Warta Penerbangan)

 UIR: Upper Information Region (Wilayah Warta Atas)

 MATS: Makassar Advanced Air Traffic System

 Route: Jalur penerbangan di dalam ruang udara (A576, W13, W53, dll.)

 ILS: Instruments Landing System, peralatan elektronik yang dipakai untuk membantu pesawat melakukan pendaratan

 TCAS (Traffic Collision Avoindance System, Sistem untuk menghindari tabrakan udara):

Sistem dalam pesawat udara berdasarkan sinyal radar pengamat sekunder, yang beroperasi independen lepas dari peralatan yang di darat untuk pemberian petunjuk bagi penerbang adanya potensi konflik dengan pesawat udara yang menggunakan transponder SSR.

 Radar: Radio Detection and Ranging atau Pengesan, suatu alat pendeteksi pancaran radio yang memberikan informasi tentang jarak, azimut dan/atau elevasi suatu objek.

 SSR: Secondary Surveillance Radar atau Pengesan Siaga Kedua, sistem radar apabila sinyal radio yang dipancarkan dari stasiun radar mengawali pancaran sinyal radio dari stasiun lain.

(18)

 PSR: Primary Surveillance Radar atau Pengesan Siaga Utama, sistem radar yang memakai sinyal radio yang direfleksikan.

 Pelayanan Lalu Lintas Udara (LLU): Suatu istilah umum yang arlinya bervasiasi, pelayanan informasi penerbangan pelayanan kesiagaan pelayanan petunjuk/saran bagi lalu lintas udara, pelayanan pemanduan LLU (pelayanan pemanduan ruang udara jelajah, pelayanan pemanduan) ruang udara pendekatan

 NOTAM: Notice to Airmen atau Warta kepada Udarawan (Wartadara), pemberitahuan yang dibagikan menggunakan telekomunikasi berisi informasi berhubungan dengan pembuatan kondisi atau perubahan fasilitas, pelayanan, prosedur atau hal berbahaya, pengetahuan secara tepat waktu diperlukan para personel terkait dengan operasionalnya

3.6 Three Letter Code

(19)

3.7 Bandar Udara

Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas. naik turn penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

Fungsi Bandar Udaara

Berdasarkan fungsinya maka bandar udara merupakan tempat penyelenggaraan kegiatan pemerintahan atau pengusahaan. Sebagai tempat penyelenggaraan pemerintahan maka bandar udara merupakan tempat unit kerja instansi pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya terhadap masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan dalam urusan antara lain:

A. Pembinaan kegiatan pembangunan B. Kepabeanan

C. Keimigrasian D. Kekarantinaan

Bandar udara sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pengusahaan maka bandar udara merupakan tempat usaha bagi:

A. Unit penyelenggaraan bandar udara atau badan usaha bandar udara B. Badan usaha angkutan udara

C. Badan hukum indonesia atau perorangan melalui kerjasama dengan unit pengelenggara bandar udara atau badan usaha bandar udara

Komponen Bandara

Bandara adalah fasilitas trasnportasi yang kompleks, yang dirancang untuk melayani pesawat, penumpang, kargo, dan kendaraan. Komponen bandara biasanya dibagi menjadi dua komponen.

1. Airside (sisi udara)

Airside (sisi udara) dirancang dan dikelola untuk pergerakan pesawat di sekitar bandara, seperti runway, taxiway, dan apron. Wilayah udara di bandara merupakan tempat maneuver pesawat, setelah lepas landas, sebelum mendarat, atau bahkan hanya untuk di lewati oleh pesawat yang sedang melakukan perjalanan kebandara lain

2. Landside (sisi darat)

Landside (sisi darat) dirancang dan di kelola untuk pergerakan kendaraan, penumpang, terminal, dan crub, komponen terminal di bandara dirancang untuk perpindahan penumpang dan barang bawaan dari darat ke pesawat terbang.

Komponen – komponen tersebut diperlukan untuk memindahkan penumpang dan barang dari satu wilayah ke wilayah lain menggunakan transportasi udara. Berikut adalah contoh gambar yang mengidentifikasikan beberapa fasilitas yang terletak di lapangan terbang dan komponen akses darat di bandara.

(20)

1. Runway

Runway atau landasan pacu adalah area yang digunakan pesawat terbang untuk melakukan lepas landas. Panjangnya landasan pacu tergantung pada besarnya pesawat yang dilayani.

Klasifikasi landasan pacu ditentukan berdasarkan:

 Kelengkapan alat-alat bantu navigasi penerbangan pada bandar udara

 Dimensi landasan pacu

Kelengkapan alat-alat bantu navigasi penerbangan Kelengkapan alat-alat bantu navigasi penerbangan meliputi:

 Instrument precision; Alat-alat bantu navigasi penerbangan untuk landasan pacu yang dilengkapi alat bantu pendaratan Instrument Landing System (ILS) dan alat bantu pendaratan visual.

 Instrument non precision; Alat-alat bantu navigasi penerbangan untuk landasan pacu yang dilengkapi dengan alat bantu navigasi penerbangan Doppler Very High Frequency Directional Omni Range (DVOR) dan alat bantu pendaratan visual.

 Non instrument ; Alat-alat bantu navigasi penerbangan untuk landasan pacu yang dilengkapi dengan alat bantu navigasi penerbangan Non Directional Beacon (NDB).

Dimensi landasan pacu

 Code number 1; Panjang landasan pacu kurang dari 800 meter.

 Code number 2; Panjang landasan pacu = 800 meter atau lebih tetapi lebih kecil 1.200 meter.

 Code number 3; Panjang landasan pacu = 1.200 meter atau lebih tetapi lebih kecil 1.800 meter.

 Code number 4; Panjang landasan pacu = 1.800 meter atau lebih tetapi lebih kecil 1.900 meter.

 Code number 6; Panjang landasan pacu = 1.900 atau lebih hingga 4.200 meter.

(21)

2. Taxiway

Taxiway adalah jalan penghubung antara landasan pacu dengan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat (hangar), terminal, atau fasilitas lainnya di sebuah bandar udara.

Sebagian besar jalan rayap mempunyai permukaan keras yang merupakan lapisan aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil terkadang menggunakan batu kerikil atau rumput (grass runway)

3. Apron

Apron adalah bagian dari bandar udara yang digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir, pelataran pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada pada sisi udara (air side) yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal, dan juga dihubungkan dengan jalan rayap (taxiway) yang menuju ke landas pacu.

(22)

4. Terminal

Terminal di bandara udara berfungsi sebagai tempat penumpang melakukan urusan perjalanan udara seperti kegiatan pembelian tiket, pemeriksaan tiket hingga ruang tunggu menunggu jadwal keberangkatan.

5. Crub

Crub adalah bagian dimana penumpang akan naik turun dari kendaraan menuju atau meninggalkan bandara.

(23)

3.8 Kondisi Geografis Indonesia Terhadap Penerbangan

Aktivitas penerbangan sangat berkaitan erat dengan kondisi cuaca dan iklim. Kedua kondisi tersebut ternyata dapat memberikan dampak ekonomis dan dampak pada Keselamatan penerbangan.

Dampak ekonomis dapat berupa efisiensi pada pesawat sedangkan dampak keselamatan berupa ancaman penerbangan saat lepas landas (take off). mengudara dan saat akan mendarat (landing).

Dalam suatu penerbangan. Faktor meteorologi harus masuk dalam pembuatan rencana penerbangan (flight plan).

Oleh sebab itu, informasi meteorologi sangat berguna bagi penerbangan. Informasi meteorologi biasanya disediakan oleh institusi meteorologi, di Indonesia kita memiliki Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk pengguna jasa aeronoutika melalui bandara.

Informasi cuaca yang diberikan oleh aerodrone meliputi Kecepatan angin di permukaan, jarak pandang. cuaca, awan dan suhu. Aerodrome forecasts harus selalu dikaji ulang dan diperbaharui oleh kantor meteorologi setempat.

Pengaruh Kondisi Cuaca

Cuaca menjadi salah satu faktor utama bagi dunia penerbangan. Seperti yang kita ketahui, sudah banyak terjadi kecelakaan pesawat karena faktor cuaca buruk. Kondisi cuaca bisa dikategorikan dalam beberapa situasi. Ada kategori cuaca yang baik (Clear weather) hingga kategori cuaca sangat buruk (bad weather). Berbagai kondisi itu akan sangat menentukan bagi proses penerbangan, apakah penerbangan di lanjutkan, ditunda atau dibatalkan.

Terdapat beberapa unsur-unsur pembentuk cuaca yang berpengaruh terhadap penerbangan antara lain, angin, tekanan udara, awan, serta hujan, kabut dan salju. Angin merupakan faktor cuaca yang mempengaruhi penerbangan. Arah angin menentukan arah pesawat mendarat ataupun lepas landas. Pesawat akan mendarat dan lepas landas pada arah yang berlawanan dengan arah angin. Hal ini untuk mendapatkan gaya angkat yang maksimal. Jika landasan pacu pengarah timur-barat dan angin berasal dari barat maka pesawat akan lepas landas dari arah timur ke arah barat demikian sebaliknya.

Faktor cuaca lainnya yang berperan pada penerbangan adalah tekanan udara. Tekanan udara digunakan untuk estimasi ketinggian pesawat terhadap permukaan dan menjadi sangat vital saat pesawat akan mendarat. Kesalahan pembacaan tekanan udara 1 hPa akan menyebabkan kesalahan estimasi ketinggian sebesar 8.5m. Faktor selanjutnya adalah awan, keberadaan awan merupakan faktor cuaca yang mengganggu penerbangan karena dapat menyebabkan guncangan pada pesawat terbang. Awan cumulonimbus merupakan awan yang harus dihindari pesawat terbang. Dalam awan cumulonimbus terdapat arus udara naik dan turun yang dapat menyedot pesawat bahkan juga menghempaskannya. Selain faktor yang sudah disebutkan sebelumnya ternyata hujan, kabut dan salju juga berpengaruh pada penerbangan. Hujan, kabut dan salju umumnya memberi pengaruh berupa berkurangnya jarak pandang schingga menyulitkan pilot untuk mengarahkan pesawatnya. Landasan yang basah karena hujan atau tertutup salju akan menyebabkan tertundanya pesawat yang akan terbang ataupun akan mendarat

Oleh karena itu keberadaan alat pemantau cuaca atau wearher station menjadi alat yang wajib ada pada otoritas bandara. Alat tersebut penting untuk memastikan kondisi cuaca saat akan melakukan penerbangan. Dengan adanya informasi ini, penerbangan menjadi lebih nyaman, efisien dan aman.

(24)

Perencanaan Rute Penerbagan

Informasi meteorologi yang tepat dan signifikan dapat membantu menentukan rute baru atau menghindari rute dengan kondisi cuaca buruk dalam operasi penerbangan, sehingga jalur penerbangan dapar direncanakan/dirancang dengan tepat. Jalur udara atau rute udara merupakan koridor yang ditentukan untuk menghubungkan satu lokasi tertentu ke lokasi lain pada ketinggian tertentu, di mana sebuah pesawat udara yang memenuhi persyaratan jalan penerbangan dapat diterbangkan. Jalur udara ditentukan dengan segmen dalam blik ketinggian tertentu, lebar koridor dan antara koordinat geografis tetap untuk system navigasi satelit, atau antara alat bantu navigasi pemancar radio berbasis darat (navaids: seperti VOR atau NDB) atau persimpangan radial spesifik dari dua navaid.

Mengingat besarnya pengaruh cuaca terhadap penerbangan, Badar Penelitian dan Pengembangan Perhubuncan melalui Pusat Penelitian dar pengembangan Transportasi Udara melakukan penelitian dan studi terkait pengaruh kondisi meteorologi bagi perencanaan jalur penerbangan.

Penelitian yang dilakukan di Bandara Soekarno Hatta ini menggunakan data periode 5 tahun pada 2015 s.d 2019 yang diperoleh dari PT.Angkasa Pura II (persero), Stasiun Meteorologi Bandara Sockarno Hatta dan Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi meteorologi yang berdampak pada kelancaran penerbangan diruang udara sehingga dapat digunakan sebagai referensi pada perancangan jalur penerbangan untuk fase departure, enrute dan kedatangan (arrival).

Pengaturan jadwal terbang pesawat udara pada saat berada di ruang udara wilayah Indonesia juga perlu diperhatikan untuk menghindari adanya pesawat yang terjebak di atmosfer dengan adanya turbulensi dengan memperhatikan waktu kapan terjadinya dominasi awan Cb atau MSC. Salah satu rekomendasi penting dalam penelitian ini adalah peningkatan pelayanan meteorologi, BMKG agar menyediakan data cuaca musiman yang dapat dimanfaatkan dalam perancangan jalur penerbangan Keberadaan awan Cb. turbulensi, dll) serta peningkatan pelayanan lalu lintas penerbangan, AirNav Indonesia agar mereviu jalur penerbangan yang sudah ada untuk disesuakan dengun Karakteristik cuaca sepanjang jalur penerbangan.

(25)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkar fasilitas yang ada di bandara serta siapa saja yang menjadi personel di dunia penerbangan. Karena kita akan menjadi salah satu personil dalam dunia penerbangan maka para calon Personil Pelayanan Penerbangan perlu memahami semua hal yang berkenaan dengan penerbangan terutama yang berhubungan erat dengan tugas Khusus keseharian mereka dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa pesawat udara, baik dalam keadaan normal, terlebih lagi dalam keadaan darurat/ emergency, serta pencegahan- pencegahan terhadap hal- hal yang scharusnya dapat dicegah

4.2 Saran

Diharapkan pembaca dapat menambah pengetahuan setelah membaca makalah ini.

Pengetahuan yang lebih, akan menyelamatkan kita di berbagai situasi maka dari itu pastikan kita selau menambah pengetahuan baik dari makalah ataupun dari segala sumber yang dapat memberikan informasi baru.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

https://tekno.kompas.com/read/2022/05/19/14150027/apa-itu-icao-organisasi-aviasi-yang-tawari- indonesia-jadi-anggota-dewan?page=all

https://www.aviation.astacademy.or.id/news/58-tugas-dan-tanggung-jawab-staff-penerbangan https://www.garuda-indonesia.com/content/dam/garuda/ppid/Struktur%20Organisasi%20Garuda

%20Indonesia.pdf

Referensi

Dokumen terkait