• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas MK Komunikasi- Dela Zulianda Kelas F

N/A
N/A
Dela Zulianda

Academic year: 2024

Membagikan "Tugas MK Komunikasi- Dela Zulianda Kelas F"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KOMUNIKASI EFEKTIF

Oleh :

DELA ZULIANDA PUTRIANI

NIM:

0 Kelas F

Dosen Pengampu : Mira Susanti, S.ST .Bd. MM

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEBIDANAN

UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

TAHUN AJARAN 2023/2024

(2)

Contoh berita kasus kebidanan

(3)
(4)

Analisa Masalah

Dari berita diatas terlihat, disaat kondisi pasien dalam fase awal persalinan dimana butuh rasa empati dan dukungan dari lingkungan selain dari keluarga tentu juga dari bidan sebagai provider nya.Akan tetapi yang terjadi bidan sebagai provider melontarkan Bahasa yang tidak elok,tidak simpatik, sehingga menimbulkan ketidaknyaman pada pasien dan merasa tidak dihargai.Akibat Bahasa yang digunakan petugas terhadap ibu bersalin yang tidak sopan dan cenderung menghina, membuat pasien menjadi tidak nyaman dan kecewa. Semetara pasien dalam kondisi kesakitan.

Privasi pasien menjadi tidak terjaga,merasa dilecehkan sebagai klien. Tidak ada rasa empati, dan respek dalam sikap dan komunikasi bidan tersebut.

Sementara sebagai seorang bidan , kita dituntut untuk mampu berkomunikasi dan menjalin hubungan terapeutik, sehingga pasien menjadi nyaman, terbuka dan kita bisa menemukan solusi dari keluhan yang pasien sampaikan .

Dimana konsep Teknik komunikasi terapeutik meliputi:

a) Mendengar aktif dengan penuh perhatian b) Menunjukkan penerimaan

c) Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan keluhan d) Mengajukan pertanyaan terbuka

(5)

e) Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.

f) Mengajukan pertanyaan klarifikasi g) Menfokuskan pertanyaan

h) Menyampaikan hasil observasi i) Menawarkan informasi

j) Diam k) Meringkas

l) Memberikan penghargaan m) Menawarkan diri

n) Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan o) Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

p) Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong bidan dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif

q) Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi r) Refleksi

s) Asertif t) Humor

Sedangkan hubungan terapeutik menurut Rogers (1961), delapan kondisi penting untuk terjadinya hubungan terapeutik. mereka termasuk sebagai berikut:

1. Empati : adalah kemampuan petugas untuk membidik perasaan orang lain atau berjalan di atas sepatu orang lain.

2. Respek : petugas menganggap klien pantas mendapatkan respek yang tinggi

3. Genuinness : petugas bersikap tulus, jujur, dan otentik saat berinteraksi dengan klien.

4. Pengungkapan diri : petugas berbagi sikap, perasaan, dan keyakinan yang sesuai dan berfungsi sebagai panutan bagi klien (tetapi tidak memaksakan pendapatnya pada klien)

5. Keterpaduan dan kekhususan: petugas mengidentifikasi perasaan klien dengan mendengarkan dengan terampil dan mempertahankan respons yang realistis, bukan teoretis, terhadap klinis

6. Kedekatan hubungan: petugas berbagi perasaan spontan ketika dia yakin klien akan mendapat manfaat dari diskusi semacam itu.

7. Eksplorasi diri klien : petugas mendorong klien untuk mempelajari keterampilan adaptif atau koping yang positif.

(6)

Komunikasi dan sikap yang harus diterapkan petugas dalam menghadapi pasien, terutama pasien dalam kala 1 persalinan

1. Memperkenalkan diri ,jika ini pertemuan pertama

2. Mendengarkan aktif keluhan ibu dengan penuh perhatian . 3. Menyampaikan hasil observasi

4. Bersikap empati terhadap rasa nyeri pasien

5. REspek dengan pasien ,bagaimana pun kondisi pasien saat ditemui, tidak memberikan komentar yang tidak sopan

6. Bersikap tulus, dan berinteraksi dengan ramah dan sopan.

Pemecahan masalah

Yang mesti dilakukan petugas setelah masalah ini timbul adalah meminta maaf dengan tulus, tunjukan sikap empati dan respek terhadap pasien dan keluarga. Berusaha menjelaskan dengan baik kondisi pasien dan memunculkan kembali rasa nyaman pasien.

Pihak puskesmas harus berlegowo mengeluarkan permintaan maaf secara resmi , demi menjaga mutu layanan puskesmas tersebut, untuk memperoleh kembali kepercayaan pasien terhadap layanan dan service yang diterima pasien saat dirawat di puskesmas tersebut.

Referensi

Dokumen terkait