• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Prosa Jepang Mochammad Ridho Ramadhan

N/A
N/A
M Ridho ramadhan

Academic year: 2025

Membagikan "Tugas Prosa Jepang Mochammad Ridho Ramadhan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Mochammad Ridho Ramadhan NIM : 13020222140153

Kelas : Prosa Jepang A

Tentang Pembaca dan Perspektif dalam Cerita

Bukan hanya kalian yang membaca (teks ini). Banyak pembaca lainnya juga, termasuk orang- orang dari luar negeri yang jauh dari Jepang seperti di Indonesia.

Karena perbedaan tempat dan waktu, tentu saja cara membaca orang-orang juga berbeda.

Misalnya, cara saya membaca saat saya masih SMA—sekitar 40 tahun yang lalu—tentu berbeda dengan cara para siswa SMA zaman sekarang membaca.

Dengan kata lain, pembaca itu sangat beragam. Dan kalian, saat membaca ke depannya, akan menjadi salah satu dari pembaca itu. Kalian akan membuat berbagai penemuan saat

membaca.

Lalu, kita juga akan membahas soal judul dan perspektif (point of view). Dalam bahasa Inggris disebut “perspective”. Kita akan membicarakan bagaimana si pencerita memandang karakter dan tempat dalam cerita.

Jenis Perspektif dalam Cerita

Kalian mungkin pernah mendengar tentang "sudut pandang orang pertama" (first person) dan

"sudut pandang orang ketiga" (third person). Misalnya:

Orang pertama: menggunakan kata “saya”, “aku”, “gue” (misalnya, "Saya pergi ke pasar").

Orang ketiga: menggunakan “dia”, “mereka”, “ia” (misalnya, "Dia sedang membaca buku").

Ketika cerita disampaikan dengan orang pertama, kita sebagai pembaca akan merasa lebih terlibat langsung. Sedangkan orang ketiga terasa seperti ada narator yang mengamati dari luar.

Penjelasan tentang Sudut Pandang Orang Pertama dan Orang Ketiga

Untuk menjelaskan lebih mudah, penceramah menggunakan ilustrasi selfie dan drone:

1. Orang Pertama = Seperti Selfie

Bayangkan kamu mengambil selfie pakai HP. Kamu bisa menangkap gambar dirimu sendiri dan orang di sekitarmu. Nah, dalam cerita orang pertama, tokoh utama juga menceritakan dirinya sendiri—dia adalah pelaku sekaligus pencerita. Kita bisa tahu apa yang dia lihat, pikir, dan rasakan.

(2)

2. Orang Ketiga = Seperti Drone

Sekarang bayangkan drone yang terbang di atas dan mengambil gambar semua orang. Itulah orang ketiga—pencerita tidak muncul dalam cerita, hanya mengamati dari luar. Tapi:

Kalau dronenya dekat banget dengan satu karakter, itu disebut orang ketiga terbatas (limited third-person). Kita hanya tahu pikiran satu karakter saja.

Kalau dronenya jauh dan netral, hanya mencatat kejadian tanpa tahu isi hati karakter, itu disebut orang ketiga objektif (objective third-person).

Kalau dronenya bisa tahu semuanya, bahkan pikiran semua karakter, itu disebut orang ketiga serba tahu (omniscient third-person).

Sudut Pandang dalam Buku Teks

Dalam buku pelajaran Bahasa Jepang di sekolah, kita sering membaca cerita-cerita yang memakai berbagai macam sudut pandang. Contohnya:

📘 Cerita "Botchan" karya Natsume Sōseki

Menggunakan sudut pandang orang pertama. Tokoh utama "aku" menceritakan kehidupannya sebagai guru muda di kota kecil. Karena penceritanya adalah tokoh utama sendiri, kita sebagai pembaca merasa dekat dan bisa ikut merasakan emosi serta cara berpikirnya.

📘 Cerita "Yuki no Hi" (Hari Bersalju)

Menggunakan sudut pandang orang ketiga terbatas. Ceritanya dilihat dari perspektif seorang anak kecil, tapi diceritakan oleh narator luar. Jadi meski penceritanya bukan si anak, kita bisa merasakan apa yang si anak lihat dan rasakan.

📘 Cerita dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu

Dalam cerita jenis ini, narator tahu segala hal tentang semua karakter. Misalnya, dia bisa menjelaskan apa yang dirasakan oleh karakter A dan karakter B, meskipun mereka tidak saling mengungkapkan pikiran mereka dalam cerita.

Mengapa Sudut Pandang Penting?

Sudut pandang sangat penting dalam cerita karena:

1. Mempengaruhi cara pembaca merasakan cerita.

Apakah pembaca merasa "aku banget" (jika orang pertama), atau merasa seperti pengamat luar (jika orang ketiga).

(3)

2. Mengubah informasi yang tersedia.

Kadang kita hanya tahu apa yang satu tokoh pikirkan, tapi tidak tahu pikiran tokoh lain. Ini bisa menimbulkan ketegangan, kejutan, atau misteri.

3. Membentuk hubungan emosional dengan pembaca.

Jika cerita dari sudut pandang orang pertama, kita lebih mudah merasa simpati atau empati terhadap tokohnya.

Tips Membaca Cerita di Buku Teks

Ketika membaca cerita di buku pelajaran, cobalah perhatikan:

Siapa yang bercerita?

Dari sudut pandang mana cerita disampaikan?

Apakah kita tahu perasaan semua karakter atau hanya satu orang?

Apakah penceritanya netral, atau punya pendapat pribadi?

Dengan begitu, kamu bisa lebih memahami struktur cerita dan maknanya lebih dalam.

Referensi

Dokumen terkait