Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban secara akrual dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban secara akrual akan dilaksanakan paling lambat pada tahun anggaran 2008.
SAP Accrual dikembangkan berdasarkan SAP sebagaimana diatur dalam PP 24/2005 dengan mengacu pada Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSAS) dan memperhatikan hukum dan ketentuan Indonesia. Berlaku sejak tanggal adopsi dan dapat langsung digunakan. Memuat Kerangka Konseptual Akuntabilitas Pemerintah dan 12 PSAP. Berlaku paling lambat pada tahun anggaran 2015. Sistem Akuntabilitas Nasional Pemerintah Pusat dan Sistem Akuntabilitas Daerah Pemerintah Pusat disusun berdasarkan pedoman umum sistem akuntansi pemerintahan.
Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri. PERATURAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013 PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAHAN DAERAH. Mobilitas dalam keahlian pelaporan keuangan .. mendorong penerapan basis akrual .. menerima penggunaan basis tunai secara luas dan mengembangkan standar basis tunai .. panduan untuk transisi ke basis akrual .. mencakup pelaporan keuangan, penganggaran, GFS komunitas setidaknya 4 bulan paparan untuk umpan balik).
By developing IPSASs that have converged with IFRSs by adapting them to the public sector context.
IPSAS
IPSAS 1
IPSAS 2
IPSAS 3
IPSAS 4
IAS 21
23 IPSAS
IAS 27
IPSAS 7
IAS 28
IPSAS 8
IAS 31
IAS 18
IAS 29
IPSAS 13
IPSAS 14
IAS 10
IAS 32
IPSAS 16
IAS 16
14 IPSAS
IAS 37
IPSAS 20
IAS 36
IPSAS 23
IPSAS 24
IPSAS 25
19 IPSAS
IPSAS 27
41 IPSAS
IAS 39
IPSAS 30
IFRS 7
IFRIS 12
IFRS 1
IFRS 10
IFRS
IPSAS 37
11 IPSAS
IFRS 12
KERANGKA KONSEPTUAL
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL
Suatu unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelapor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menyajikan informasi yang berguna bagi pengguna dalam menilai tanggung jawab dan membuat keputusan ekonomi, sosial dan politik. Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan kas, maka LRA disusun berdasarkan kas.
Aset dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang dibayarkan atau sebesar nilai wajar imbalan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa depan. Untuk membiayai hutang dan pengeluaran yang timbul selama periode ini, akan digunakan pendapatan dasar moneter yang tersedia, yang disetujui oleh anggaran negara selama periode akuntansi.
Perlakuan akuntansi yang sama harus diterapkan pada peristiwa serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas ekonomi (prinsip konsistensi internal). Metode akuntansi yang digunakan dapat diubah asalkan metode baru yang diterapkan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan metode lama. Aktivitas akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pemerintah harus dibagi berdasarkan periode pelaporan untuk mengukur kinerja entitas dan menentukan posisi sumber dayanya.
Dalam menyajikan posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas secara wajar, diperlukan pertimbangan yang matang, yang mencakup unsur kehati-hatian dalam membuat prakiraan dalam kondisi ketidakpastian agar aset atau pendapatan tidak dilebih-lebihkan dan liabilitas tidak dinilai terlalu rendah. Aset diakui ketika potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai yang dapat diukur secara andal; Aset dalam bentuk piutang diakui ketika klaim untuk memperoleh arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lain telah atau terus dipenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat ditentukan atau diestimasi.
Pendapatan LO diakui pada saat hak atas pendapatan tersebut timbul atau terdapat aliran masuk sumber daya ekonomi. Beban diakui pada saat timbul liabilitas, aset dikonsumsi, atau terjadi penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Pengukuran adalah proses menentukan nilai moneter untuk mengakui dan memasukkan setiap item dalam laporan keuangan dengan menggunakan biaya historis.
Aset dicatat sebesar biaya/konsumsi sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar imbalan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan negara untuk memenuhi kewajiban terkait.
PSAP NO. 01
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Belanja: seluruh pengeluaran dari Rekening Kas Negara/Daerah yang mengurangi kelebihan saldo anggaran pada periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak mendapat penggantian dari Pemerintah. Beban: penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa selama periode pelaporan yang mengurangi ekuitas, yang dapat berupa beban atau konsumsi aset atau liabilitas yang timbul. LRA surplus/defisit: selisih antara lebih/kurang pendapatan LRA dan beban dalam suatu periode pelaporan.
LO-Surplus/defisit: selisih antara pendapatan dan beban LO pada periode pelaporan, setelah memperhitungkan surplus/defisit aktivitas non-operasional dan pos-pos luar biasa. Penyusutan adalah alokasi sistematis nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan selama masa manfaat aset tersebut. Pos luar biasa: penghasilan/beban luar biasa yang timbul dari peristiwa atau transaksi yang tidak terjadi dalam kegiatan usaha sehari-hari, tidak diharapkan sering terjadi atau rutin, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas yang bersangkutan.
Kelebihan saldo anggaran adalah kelebihan saldo yang timbul akibat akumulasi SiLPA/SiKPA tahun anggaran sebelumnya dan tahun anggaran berjalan serta penyesuaian lain yang diperbolehkan. Laporan Perubahan SAA hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara/Daerah dan entitas pelapor yang menyusun laporan keuangan konsolidasinya. Setiap pos dalam LRA, Laporan Perubahan SAA, Neraca, LO, LAK dan LPE harus direferensikan silang dengan informasi terkait pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan rinci atau pencatatan atau analisa nilai suatu barang yang disajikan dalam LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK dan LPE.
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Akun-akun konsolidasi disajikan untuk periode akuntansi yang sama dengan periode akuntansi perusahaan pelapor dan memuat angka perbandingan dengan periode sebelumnya (pasal 9). Entitas pelapor adalah entitas pemerintah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang diwajibkan oleh undang-undang untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan. Pengguna anggaran/pengguna catatan sebagai entitas akuntansi melakukan akuntansi dan menyampaikan laporan akuntansi sehubungan dengan anggaran/barang yang dikelolanya, yang ditujukan kepada entitas pelapor.
Konsolidasi adalah proses penggabungan akun-akun suatu entitas pelapor dengan entitas pelapor lainnya, atau suatu entitas akuntansi dengan entitas pelapor lainnya, dengan cara menghilangkan lintas akun sehingga dapat disajikan sebagai satu entitas pelapor yang dikonsolidasi. Sebagai penerima anggaran pemerintah (APBN/APBD), BLU/BLUD merupakan entitas akuntansi yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada entitas pelapor yang mempunyai pengawasan organisasi terhadapnya. Sebagai unit pelayanan yang berbentuk badan, BLU/BLUD merupakan badan pelapor meskipun bukan badan hukum yang mengelola sumber daya negara tersendiri.
Pengumpulan dan penggabungan rekening-rekening yang dimiliki entitas pelapor dengan entitas pelapor lain atau entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lain dengan atau tanpa eliminasi rekening bersama. Pelapor menyiapkan laporan akuntansi dengan menggabungkan laporan akuntansi seluruh entitas akuntansi yang secara organisasi berada di bawahnya. Dalam hal peleburan dilakukan tanpa eliminasi rekening reksa dana, maka nama rekening reksa dana dan perkiraan jumlah rekening reksa dana tersebut dicantumkan dalam CaLK.
KONSOLIDASI DAN PENGGABUNGAN
Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun laporan keuangan gabungan satuan kerja di lingkungan SKPD dan menyampaikannya kepada gubernur/bupati/walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sebagai badan pelapor untuk proses konsolidasi. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku BUD menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan kas daerah yang selanjutnya akan dipadukan dengan laporan keuangan dari SKPD. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sebagai entitas pelapor melakukan proses konsolidasi dan menyusun laporan keuangan Pemerintah Daerah berdasarkan laporan keuangan SKPD serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah dan menyampaikan kepada gubernur/bupati/walikota untuk selanjutnya disampaikan kepada LPK dan DPRD.
TRANSAKSI ANGGARAN
KDP 1.000.000.000
LAPORAN OPERASIONAL
Pembiayaan tidak diperhitungkan dalam perhitungan surplus/defisit LO karena transaksi keuangan tersebut tidak berkaitan dengan operasi pada periode pelaporan. Operasi keuangan umum yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas dan keekonomian dalam perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi. Perkirakan pendapatan LO yang akan diterima untuk membiayai kegiatan pemerintah pada periode berikutnya dengan menyajikan laporan perbandingan.
Laporan bisnis menyajikan data biaya yang telah dibebankan sebelumnya yang dapat digunakan untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas program/layanan.
GFS (GOVERNMENT FINANCE STATISTIC) 2014